Anda di halaman 1dari 18

AMANAT

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2018


TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Oleh :
Ir. ZANARIAH, M.Si
DIREKTUR SUPD II DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI

Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Pusat Asistensi dan Supervisi Penerapan SPM
Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Daerah Tertinggal
di Hotel Cipta Jakarta pada tanggal 16 juli 2018
Outline Paparan
1. PENDAHULUAN
2. AMANAT UU 23/2014 TERKAIT SPM
3. SUBSTANSI PENGATURAN SPM DALAM PP 2/2018
a. Kerangka Pengaturan
b. SPM Perumahan Rakyat
c. Penerapan SPM
d. Pelaporan SPM
e. Pembinaan dan Pengawasan
f. Sanksi Administratif
PENDAHULUAN
KEWAJIBAN KONSTITUSIONAL
NEGARA
Tujuan Negara
(Alinea 4 Pembukaan UUD
1945) :
Merupakan Pencerminan Hak KonstitusionalWarga
Negara Mendapatkan Pelayanan Dasar
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yg berdasarkan Standar kemampuan Pemerintah
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. menyediakan Pelayanan Dasar

Presiden RI Pemegang Kekuasaan Pemerintahan Identifikasi ukuran jenis & mutu


pelayanan yang dapat disediakan
(Pasal 4 UUD 1945)
oleh Pemerintah
Wajib menjamin pelayanan
Bertanggungjawab Penetapan Standar
kepada warganya untuk
terhadap Pelayanan Minimal (SPM)
memenuhi hak
penyelenggarakan
konstitusionalnya dalam oleh Pemerintah
Urusan Pemerintahan di
rangka mewujudkan tujuan
pusat maupun daerah
negara

Pemerintah & Pemerintah Daerah wajib menyediakan


pelayanan tsb, sesuai kemampuannya
AMANAT UU 23/2014
TERKAIT SPM
diatur lebih lanjut dengan PP
(amanat Pasal 18 ayat (3) UU
23/2014)
Pasal 18 UU 23/2014
(1) Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan
pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan
dengan Pelayanan Dasar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (3).
(2) Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan
Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada standar
pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal
diatur dengan peraturan pemerintah.

PP 2 Tahun 2018 tentang SPM terbit sebagai amanat UU 23 Tahun 2014


SUBSTANSI PENGATURAN SPM
DALAM PP 2/2018
Kerangka Pengaturan
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II JENIS SPM
Bagian Kesatu : Umum
Bagian Kedua : SPM Pendidikan
Bagian Ketiga : SPM Kesehatan
Bagian Keempat : SPM Pekerjaan Umum
Bagian Kelima : SPM Perumahan Rakyat
Bagian Keenam : SPM Ketenteraman, Ketertiban Umum, dan Pelindungan
Masyarakat
Bagian Ketujuh : SPM Sosial
BAB III PENERAPAN DAN PELAPORAN SPM
Bagian Kesatu : Penerapan SPM
Bagian Kedua : Laporan Penerapan SPM
BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
BAB V KETENTUAN LAIN-LAIN
BAB VI KETENTUAN PENUTUP
SPM Perumahan Rakyat
• mencakup SPM Perumahan rakyat Daerah Provinsi
dan SPM Perumahan Rakyat Daerah
kabupaten/Kota.
• Jenis Pelayanan Dasar :
– Penyediaan dan Rehabilitasi rumah yang layak huni bagi
korban bencana Provinsi/Kabupaten/Kota
– Fasilitasi Penyediaan rumah yang layak huni bagi
masyarakat yang terkena relokasi program Pemerintah
Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota.
SPM Perumahan Rakyat . . .
• Penerima Pelayanan Dasar untuk setiap jenis pelayanan dasar yaitu Warga
Negara dengan ketentuan :
– Korban bencana yang memiliki rumah terkena dampak bencana untuk jenis pelayanan
dasar penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana.
– Masyarakat yang terkena relokasi akibat program Pemerintah Daerah untuk jenis
pelayanan dasar fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang
terkena relokasi program Pemerintah
• Mutu Pelayanan dasar ditetapkan dalam standar teknis yang sekurang kurangnya
memuat :
– Standar jumlah dan kualitas barang dan atau jasa; dan
– Petunjuk teknis atau tata cara pemenuhan standar.
– Korban bencana yang memiliki rumah terkena dampak bencana untuk jenis pelayanan
dasar penyediaan dan rehabilitasi rumah yang layak huni bagi korban bencana.
– Masyarakat yang terkena relokasi akibat program Pemerintah Daerah untuk jenis
pelayanan dasar fasilitasi penyediaan rumah yang layak huni bagi masyarakat yang
terkena relokasi program Pemerintah.
Penerapan SPM
• Penerapan SPM dilakukan dengan tahapan :
– Pengumpulan Data
– Penghitungan kebutuhan pemenuhan pelayanan dasar
– Penyusunan rencana pemenuhan pelayanan dasar
– Pelaksanaan pemenuhan pelayanan dasar
• Penerapan SPM diprioritaskan bagi Warga Negara yang berhak memperoleh
Pelayanan Dasar secara minimal sesuai dengan Jenis Pelayanan Dasar dan
Mutu Pelayanan Dasarnya.
• Penyusunan rencana pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan oleh
Pemerintah Daerah agar Pelayanan Dasar tersedia secara cukup dan
berkesinambungan.
• Rencana pemenuhan Pelayanan Dasar ditetapkan dalam dokumen
perencanaan dan penganggaran pembangunan Daerah sebagai prioritas
belanja Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penerapan SPM . . . .
• Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan sesuai dengan rencana
pemenuhan Pelayanan Dasar.
• Pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar dilakukan oleh Pemerintah
Daerah berupa:
– menyediakan barang dan/atau jasa yang dibutuhkan; dan/atau
– melakukan kerja sama Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
• Dalam pelaksanaan pemenuhan Pelayanan Dasar Pemerintah Daerah dapat:
– membebaskan biaya untuk memenuhi kebutuhan dasar bagi Warga Negara yang
berhak memperoleh Pelayanan Dasar secara minimal, dengan memprioritaskan bagi
masyarakat miskin atau tidak mampu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan/atau
– memberikan bantuan pemenuhan barang dan/jasa kebutuhan dasar yang berhak
diperoleh Warga Negara secara minimal, dengan memprioritaskan bagi masyarakat
miskin atau tidak mampu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelaporan SPM
• Laporan penerapan SPM menjadi bagian
dalam laporan penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (LPPD).
• Substansi laporan penerapan SPM sekurang
kurangnya terdiri atas :
– Hasil penerapan SPM
– Kendala penerapan SPM
– Ketersediaan anggaran dalam penerapan SPM
Pelaporan SPM . . . .
• Selain materi muatan tersebut, laporan penerapan SPM Daerah provinsi
dalam LPPD harus mencantumkan rekapitulasi penerapan SPM Daerah
kabupaten/kota.
• Hasil pelaporan digunakan oleh Pemerintah Pusat untuk perumusan
kebijakan nasional.
• Hasil pelaporan digunakan oleh Pemerintah Pusat untuk pemberian insentif
atau disinsentif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Hasil pelaporan juga digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk:
– penilaian kinerja perangkat Daerah;
– pengembangan kapasitas Daerah dalam peningkatan pelaksanaan pemenuhan
Pelayanan
– Dasar; dan
– penyempurnaan kebijakan penerapan SPM dalam perencanaan dan penganggaran
pembangunan Daerah.
Pembinaan dan Pengawasan
• Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM
daerah provinsi secara umum.
• Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melaksanakan pembinaan dan
pengawasan penerapan SPM daerah provinsi secara teknis
• Gubernur melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penerapan SPM
provinsi oleh perangkat Daerah provinsi.
• Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat melaksanakan pembinaan dan
pengawasan penerapan SPM Daerah kabupaten/kota secara umum dan teknis.
• Bupati melaksanakan pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Daerah
kabupaten oleh perangkat Daerah kabupaten dan wali kota melaksanakan
pembinaan dan pengawasan penerapan SPM Daerah kota oleh perangkat Daerah
kota.
• Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
Sanksi Administratif
• Kepala Daerah dan/atau wakil kepala Daerah yang
tidak melaksanakan SPM dijatuhi sanksi administratif.
• Ketentuan lebih lanjut mengenai sanksi administratif
diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri yang
ditetapkan setelah dikoordinasikan dengan
kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian
terkait.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai