Anda di halaman 1dari 52

SIKAP DAN

PENGUKURAN SIKAP
SIKAP

Terdapat kaitan yang erat antara sikap dan


perilaku manusia, sikap akan mengarahkan
perilaku. Oleh karena itu, dalam hubungan
interpersonal sikap akan berpengaruh pada
pola-pola hubungan interpersonal yang di
kembangkan.
Pengertian Sikap

Sarwono (1997) mengemukakan


beberapa pengertian sikap.

Attitude is a favourable or
unfavourable evaluative
reaction toward somethingor
someone, exhibited in one’s
belief,fellings or ontended
behavior (meyers,1996)
An attitude is a disposition to
responds favourably or
unfavourably to an object,
person, institution or event
(azjeen, 1988)

Attitude is a pychological
tendency that is expressed by
evaluating a perticular entity
with some degree of favor or
disfavor (eagly &
chaiken,1992)
Sikap-sikap lain dapat bersifat impersonal, misalnya
sikap terhadap ganja itu jelek. Akan tetapi sikap yang
paling penting adalah sikap terhadap orang lain
(Soekaji, Sutarlinah, 1986)))
1986).
Menurut Weber, sikap adalah sebuah reaksi evaluatif
(suatu penilaian mengenai kesukaan dan
ketidaksukaan seseorang) terhadap orang,peristiwa
atau aspek lain dalam lingkungannya. Sebagai suatu
evaluasi dari hal yang telah di alami, sikap merupakan
posisi yang tidak netral. Sikap itu pun bervariasi dari
segi intensitasnya, bisa rendah sedang atau banyak.
Dari berbagai definisi tampak
bahwa ciri khas dari sikap
adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai objek
tertentu(orang,perilaku,konsep,situasi,dan benda)

2. Mengandung penilaian (setuju atau tidak setuju,suka


atau tidak suka) (Sarwono,S. 1997)
Sikap berkembang dari
pengalaman dan menuntun
perilaku dimasa datang.

Bagaimana proses terjadinya


sikap? Mengenai proses
terjadinya menurut Sarwono,S.
(1999) sebagian besar pakar
berpendapat bahwa sikap dapat
dapat timbul tanpa ada
pengalaman sebelumnya.
Misalnya, orang yang sejak bayi
tidak suka sayur.
Untuk membedakan sikap dari sifat marilah kita lihat perbedaan yang di buat
oleh ajzen (termuat dalam Sarwono,S 1997) berikut ini:
MODEL-MODEL YANG MENJELASKAN SIKAP

Sikap dapat di jelaskan melalui model-model berikut ini:

Model satu dimensi ( One-Dimensional Model )

Model ini merupakan model yang paling sederhana dalam menjelaskan


sikap secara langsung,dalam arti suka atau tidak suka terhadap objek
tertentu. Sikap disini amat jelas, positif atau negative.
MODEL TIGA KOMPONEN (Three-Componen Model )

Model ini menjelaskan sikap dalam


jangkauan yang lebih luas
berdasarkan pengalaman psikologi.
Disini dijelaskan, sikap menyangkut
3 dimensi, yaitu:
(a)pengalaman kognitif (seperti
kepercayaan),
(b) pengalaman efektif (emosi), dan
(c) perilaku (pilihan dan tindakan).
ASPEK-ASPEK SIKAP
Para ahli psikologi sosial
menyatakan bahwa sikap terdiri
dari tiga bagian (domain):
(1)kognitif,
(2) efektif,
(3) konatif.

Myer (1996) memberikan istilah


yang lebih mudah diingat, yakni
“ABC”, kependekan dari Affective
(perasaan), Behavior (perilaku),
dan Cognitive (kesadaran).
Contoh berikut mnjelaskan bagaimana 3 aspek tersebut
berfungsi.

Ketiga domain ini saling terkait erat sehingga timbul teori


bahwa jika kita dapat mengetahui kognisi dan perasaan
seseorang terhadap suatu objek tertentu, kita akan tahu
pula kecenderungan perilakunya (Sarwono, S. 1997).

Jadi, sikap dapat meramalkan perilaku. Namun, dalam


banyak kasus kita menemukan bahwa sikap tidak selalu
sesuai dengan perilaku.
Macam-Macam Skala Pengukuran
Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian

 Macam-Macam Skala Pengukuran


1. Skala likert
2. Skala Guttman
3. Rating scale
4. Semantic deferential

1. Skala Likert
 Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena.
 Dengan skala likert, variabel dijabarkan sebagai indikator,
kemudian indikator dijadikan item-item pertanyaan.
 Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negatif.
Skala Pengukuran dan Instrumen
Penelitian
 Skala Likert
 Contoh alternatif jawaban dalam sekala likert

 a. Sangat setuju a. Sangat positif


 b. Setuju b. Positif
 c. Ragu-ragu c. Negatif

 d. Tidak Setuju d. Sangat Negatif


 e. Sangat Tidak setuju

 a. Selalu a. Sangat baik


 b. Sering b. Baik
 c. Kadang-kadang c. Tidak baik
 d. Tidak pernah d. Sangat tidak baik
Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian

2. Skala Guttman
 Skala pengukuran dengan dua jawaban yang tegas, data
yang didapat interval atau rasio. Jawaban dibuat skor tertinggi
1 dan terendah 0.

Contoh alternatif jawaban dalam skala Guttman:


 Ya – tidak
 Benar – salah
 Positif – negatif
 Setuju – tidak setuju
 Pernah – tidak pernah
Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian

 Macam-Macam Skala Pengukuran


3. Semantic deferential
 Skala ini untuk mengukur sikap, bentuk tersusun dalam satu garis kontinum,
jawaban “sangat positif” terletak pada sisi kanan, jawaban “sangat negatif” terletak
pada sisi kiri. Data yang terkumpul dengan sekala ini berbentuk data interval.

 Contoh: Gaya Kepemimpinan


 Bersahabat 5 4 3 2 1 Tdk brsahabat
 Tepat janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji
 Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi
 Memberi pujian 5 4 3 2 1 Mencela
 Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi

Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
 Macam-Macam Skala Pengukuran
4. Rating scale
Dari ketiga skala pengukuran sebelumnya, semua datanya
kualitatif yang dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale
data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian
ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Data yang dihasilkan
berupa data interval.

 Jawaban pertanyaan bertingkat.


 Contoh: berkaitan dengan ruang kerja
 4 bila ruangan sangat baik
 3 bila ruangan cukup baik
 2 bila ruangan kurang baik
 1 bila ruangan sangat kurang baik
Skala Pengukuran dan Instrumen Penelitian
 Macam-Macam Skala Pengukuran
4. Rating scale
Data yang dihasilkan berupa data interval, tetapi jika instrumen
dirubah untuk mencari hasil pengetahuan sebelum dan
sesudah, akan menghasilkan data rasio.

 Contoh: berkaitan dengan pengetahuan sebelum dan


sesudah diklat

 Sebelum diklat Mata Pelajaran Sesudah diklat


 0 1 2 3 4 Komunikasi 0 1 2 3 4
 0 1 2 3 4 Tata ruang 0 1 2 3 4
 0 1 2 3 4 Pemasaran 0 1 2 3 4
 0 1 2 3 4 Akuntansi 0 1 2 3 4
DIMENSI SIKAP

Mempunyai arah  terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak

Orang yang setuju, mendukung atau memihak, terhadap suatu objek sikap  memiliki sikap
positif
Sebaliknya mereka yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan sebagai memiliki sikap
yang arahnya negatif
Memiliki intensitas  kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama
walaupun arahnya mungkin tidak berbeda

Misalnya  orang yang sama-sama mempunyai sikap negatif atau tidak mendukung belum tentu
mempunyai intensitas yang sama dalam dukungannya tersebut.
• Memiliki keluasan  kesetujuan atau ketidaksetuan terhadap objek sikap dapat mengenai
hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik. Tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek.

Seseorang dapat mempunyai sikap favorabel terhadap program keluarga berencana secara
menyeluruh yaitu pada semua aspek atau pada semua kegiatan keluarga berencana.
Tetapi orang lain mempunyai sikap yang terbatas dengan setuju pada aspek-aspek tertentu saja
• Memiliki konsistensi  kesesuasian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan
responnya terhadap sikap termaksud

• Spontanitas  sejauhmana kesiapan seseorang untuk menyatakan sikapnya secara spontan


KONSTRUKSI SKALA
SIKAP
PERNYATAAN SIKAP DAN KAIDAH
PENULISAN
• Pengungkapan sikap dengan skala sikap sangat populer dikalangan penelitian
• Suatu skala sikap berwujud kumpulan pernyataan-pernyataan sikap yang ditulis, disusun, dan
dianalisis sedemikian rupa sehingga  respon dapat diskor dan kemudian dapat
diinterpretasikan
• Tidak hanya satu pernyataan  banyak item
• Sejauh mana skala sikap dapat berfungsi sesuai dengan yang diharapkan  tergantung dari
kelayakan pernyataan sikap dalam skala itu sendiri
• Skala sikap harus dirancang dengan hati-hati
• Stimulusnya harus ditulis dan dipilih berdasarkan metode konstruksi yang benar
• Skala sikap dituntut  KUALITAS DASAR ALAT UKUR STANDAR
* Validitas
* Reliabilitas
* dan berbagai karakteristik yang menyangkut masalah administrasi
PERNYATAAN SIKAP

• Attitude statements  rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang
hendak diungkap

MISAL :
MEROKOK DI DALAM BIS  skala tersebut bersisi segala sesuatu yang dikatakan mengenai
perilaku dalam bis.
Pernyataan akan berisi  pernyataan negatif
 pernyataan negatif
“Merokok di dalam bis merupakan hak asasi setiap manusia”  mendukung atau memihak
perilaku perilaku di dalam bis karena bila dilihat dari sudut perilaku merokoknya sebagai objek
sikap, pernyataan ini mengatakan hal yang positif (FAVORABEL)

“Emansipasi wanita bertentangan dengan kodrat kewanitaan”  ini merupakan kalimat yang
tidak mendukung cenderung negatif (UNFAVORABEL)

Dalam sebuah skala sebaiknya terdiri dari kalimat favorabel dan unfavorabel dalam jumlah yang
kurang lebih seimbang
Tujuannya : membuat responden menjadi hati-hati dalam memberikan jawaban
BLUE PRINT

KOMPONEN OBJEK KOMPONEN SIKAP TOTAL %


SIKAP
AFEKTIF KOGNITIF KONATIF

II

III

IV

100% 100%
KAIDAH PENULISAN SKALA

1. Jangan menulis penyataan yang membicarakan mengenai kejadian yang telah lewat kecuali
kalau objek sikapnya berkaitan dengan masa lalu
2. Jangan menuliskan pernyataan yang berupa fakta atau dapat ditafsirkan sebagai fakta
3. Jangan menulis penyataan yang dapat menimbulkan lebih dari satu penafsiran
4. Jangan menulis penyataan yang tidak relevan dengan objek psikologisnya
5. Jangan menulis pernyataan yang sangat besar kemungkinannya akan disetujui oleh hampir
semua orang atau bahkan hampir tidak seorang pun yang akan menyetujui
6. Pilihlah pernyataan-pernyataan yang diperkirakan akan mencakup keseluruhan liputan skala
efektif yangn diinginkan
7. Usahakan agar setiap pernyataan ditulis dalam bahasa yang sederhana, jelas dan langsung
8. Setiap pernyataan hendaknya tidak ditulis ringkasan dengan menghindari kata-kata yang
tidak diperlukan
9. Setiap pernyataan berisi hanya satu ide
10. Pernyataan yang terdiri unsur universal misalnya tidak pernah, semua, selalu tak seorang pun
harus dihindari
11. Penggunaan kata-kata hanya, sekedar, semata-mata, dan semacamnya  digunakan
seperlunya saja
12. Jangan menggunakan istilah yang tidak dipahami oleh responden
13. Hindari pernyataan yang berisi kata negatif ganda
METODE INTERVAL
TAMPAK SETARA

• Disebut juga metode penskalaan Thurstone


• Merupakan metode stimulus  penskalaan dalam pendekatan ini ditujukan
untuk meletakkan stimulus atau penyataan sikap pada suatu kontinum
psikologis yang akan menunjukkan derajad favorabel atau unfavorabelnya
pernyataan yang bersangkutan
• Contoh soal skala :
Merasa dibenci oleh orang lain
Ya Tidak

Mengalami perubahan keadaan ekonomi keluarga


Ya Tidak
METODE RATING YANG DIJUMLAHKAN

• Populer dengan sebutan MODEL LIKERT


• Merupakan metode penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan
distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya
• Pada saat tryout (uji coba)  kelompok memiliki karakteristik yang semirip
mungkin dengan karakteristik individu yang hendak diungkap
• Kelompok uji coba harus  6 sampai 10 kali lipat banyaknya pernyataan
yang akan dianalisis
• Untuk melakukan metode ini terdapat pilihan :
STS (Sangat Tidak Setuju)
TS (Tidak Setuju)
R (Ragu-Ragu)
S (Setuju)
SS (Sangat Setuju)
Menentukan Nilai Skala Secara Sederhana

Alternatif Jawaban Favorabel Unfavorabel


 

Setuju 4 0

Sanagt Setuju 3 1

Ragu-Ragu 2 2

Tidak Setuju 1 3

Sangat Tidak Setuju 0 4


Memilih pernyataan terbaik

• Pernyataan terbai dalam hal ini adalah  pernyataan yang mempunyai


daya beda yang tinggi memisahkan antara mereka yang termasuk dalam
kelompok responden yang mempunyai sikap negatif dan positif
• Pernyataan dengan daya beda yang tinggi  akan memberikan skor yang
rendah pada responden yang sikapnya tidak favorabel dan skor yang tinggi
pada responden yang favorabel
• Sama dengan konsistensi ITEM
• Pengujian daya diskriminasi tersebut menghendaki dilakukan komputasi 
koefisien korelasi aitem total (rix) terkenal dengan sebutan parameter daya
beda item
• Sebagai kriteria pemilihan aitem berdasar korelasi item total digunakan
batasan : rix ≥ 0,30
• Artinya, semua aitem yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 
memuaskan
• Jika kurang  tidak layak
• Batasan ini adalah konvensi  dapat berubah (memenuhi jumlah item)
PENGUJIAN RELIABILITAS

• MENGACU PADA KONSISTENSI ATAU KETERPERCAYAAN HASIL UKUR


YANG MENGANDUNG MAKNA KECERMATAN PENGUKURAN
• Pengukuran yang tidak reliabel  skor yang tidak dapat dipercaya
• Ada error  skor individu tidak dapat dipercaya
• Pengukuran tidak reliabel  hasilnya tidak akan konsisten dari
waktu ke waktu
• Realiabilitas  dinyatakan dalam koefisien reliabilitas (rxx)
• Angkanya bergerak dari rentang 0 sampai dengan 1,00
• Semakin tinggi koefisien reliabilitas  mendekati angka 1,00
• Rxx = 1,00 (jarang ditemukan)
Metode

• Pendekatan Tes Ulang (test Retest)

Adalah salah satu metode yang sering digunakan dalam mengujian


reliabilitas
Yaitu memberikan dua kali penyajian skala pada sekelompok
subjek dengan memberikan tenggat waktu yang cukup diantara ke
dua penyajian tersebut
Tetapi dalam metode ini banyak yang harus dipertimbangkan
• Koefisien Reliabilitas Alpha

Hanya dengan satu penyajian skala saja


Komputasi dapat dilakukan dengan SPSS
Makna koefisien reliabilitas

• Lepas dari teknik atau metoda yang digunakan  menunjuk pada


taraf keterpercayaan
• Karena koefisien reliabilitas mencerminkan hubungan skor skala
yang kita peroleh (X) dengan skor sesungguhnya yang tidak dapat
kita ketahui.
• Dengan rxx 0,900 berarti perbedaan (variasi) yang tampak pada
skor skala mampu mencerminkan 90% dari variasi yang terjadi dan
10% dari perbedaan skor yang ada karena variasi eror
• BAGAIMANA JIKA  rxx= 0,60 ????????
VALIDASI SKALA

• VALIDITAS ADALAH  MENGHASILKAN DATA YANG AKURAT SESUAI


DENGAN TUJUAN UKUR
• SKALA YANG DIRANCANG SEJAK AWAL DENGAN BAIK DAN TEPAT 
VALIDITAS YANG BAIK
KETERKAITAN SIKAP DAN PERILAKU

A. KESESUAIAN ANTARA SIKAP DAN


PERILAKU

Menurut Triandis(1982),
ketidaksesuaian antara perilaku
dan sikap disebabkan karena
40faktor (selain sikap) yang
terpisah-pisah yang
mempengaruhi perilaku. Temuan
ini tidaklah baru karena adanya
ketidaksesuaiian antara sikap
dan perilaku sudah diketahui
para pakar sejak lama. Beberapa
kasus dalam kejadian sehari-hari
juga menunjukan bahwa sikap
bukan lah hal yang selalu di
ekspresikan.
B. SIKAP DAPAT SESUAI DENGAN
PERILAKU

1. Perilaku yang spesifik

Semakin spesifik atau khusus satu sikapterhadap perilaku maka akan semakin
baik dalam memperkirakan perilaku yang terkait. Misalnya, berapa orang
yang akan dating dalam kegiatan gotong royong? Mengukur sikap yang
amat umum, seperti bertanya”apakah anda yakin bahawa daerah lingkungan
kita harus bersih?” , mungkin tidak bisa memperkirakan perilaku gotong
royong secara spesifik. Mungkin banyak orang yang setuju dengan
pertanyaan umum itu, tetapi hal itu belum bisa menunjukan suatu usaha
yang spesifik.
2. Potensi sikap

Semakin kuat satu sikap dalam


pemikiran seseorang maka makin besar
pengaruhnya terhadap perilaku.
Penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa sikap yang di
bentuk melalui pengalaman pribadi akan
semakin kuat daripada sikap yang
dibentuk berdasarkan informasi kedua
atau sumber yang tidak langsung.
3. Penonjolan sikap

Berkaitan dengan potensi sikap adalah adanya


kualitas penonjolan sikap. Sikap akan
semakin terlihat atau menonjol jika lebih
disadari kehadirannya dalam sikap kita.
Penonjolan sikap biasanya akan cenderung
untuk di ingat dan di respons. Sikap bisa di
buat lebih menonjol dengan priming,
menggunakan tanda-tanda atau pengingat
yang bisa menempel dalam pkiran seseorang.

Anda mungkin juga menyukai