Anda di halaman 1dari 10

BAB II

HUKUM TANAH NASIONAL

A. Sifat Nasional Formil


• Hukum Tanah secara formil harus dibuat oleh pembentuk Undang-Undang Indonesia,
dibuat di Indonesia, disusun dalam bahasa Indonesia, berlaku di seluruh wilayah
Indonesia dan meliputi semua tanah yang ada di wilayah negara RI.

B. Sifat Nasional Materil


Hukum Tanah dari segi materil harus :
a. didasarkan atas hukum adat tentang tanah
b. sederhana
c. menjamin kepastian hukum
d. tidak mengabaikan unsur-unsur yang bersandar pada agama
e. memberi kemungkinan agar bumi, air kekayaan alam dan ruang angkasa dapat
mencapai fungsinya dalam membangun masyarakat yang adil dan makmur
f. sesuai dengan kepentingan rakyat Indonesia
g. memenuhi keperluan rakyat Indonesia
h. mewujudkan sila-sila dari Pancasila
i. pelaksanaan dari Dekrit 5 Juli 1959
j. melaksanakan ketentuan Pasal 33 UUD 1945.
C. BENTUK NORMA HUKUM TANAH NASIONAL
1. Norma Hukum Tertulis yang dituangkan dalam perundang-
undangan:
a. UUD 1945 Pasal 33 ayat (3)
b. Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960
c. Peraturan Pelaksana dari UUPA
d. Peraturan yang bukan PP dari UUPA misalnya UU 51/Prp/1960
e. Peraturan lama yang masih berlaku berdasarkan Pasal Peralihan.
2. Norma Hukum yang Tidak Tertulis
a. Norma hukum adat yang sudah disaneer
b. Hukum kebiasaan baru (yurisprudensi).
3. Perjanjian berdasarkan Pasal 1338 KUH Perdata selama tidak
melanggar UUPA. 
D. Hukum Adat dalam Hukum Tanah Nasional

• HUKUM TANAH NASIONAL BERLANDASKAN KEPADA HUKUM ADAT


 

 
BUMI
    Hukum Agraria AIR
  KEKAYAAN
 
 
ALAM
  RUANG
 

  1. Azas Nasionalitas
2. Pro kepentingan
  
HUKUM ADAT negara
  PS.5 UUPA 3. Pro Persatuan
  Bangsa
 
4. Pro Pancasila
 
  5. Sesuai dengan UU
6. Unsur agama
 
E.Kedudukan Hukum Adat dalam Hukum Tanah Nasional
1. Sebagai Dasar
-Sesuai dengan kepribadian bangsa
-Hukum asli bangsa Indonesia
Harus disaner/disempurnakan.
2.Hukum adat yang mana yang menjadi dasar? mengingat
negara yang ber -Bhineka Tunggal Ika.
• Hukum adat yang dimaksud dalam hukum tanah nasional
adalah hukum asli bangsa Indonesia.
• Hukum asli golongan rakyat pribumi yang merupakan
hukum yang hidup dalam bentuk tidak tertulis dan
mengandung unsur-unsur nasional yang asli yaitu sifat
kemasyarakatan dan kekeluargaan yang berazaskan
keseimbangan serta diliputi suasana keagamaan.
F. Konsep Hukum Adat:
• Komunalistik religius yang memungkinkan
penguasaan tanah secara individual dengan hak-hak
atas tanah yang bersifat pribadi sekaligus
mengandung unsur kebersamaan.

• Sistem Penguasaan tanah dalam hukum adat


1. Hak ulayat masyarakat hukum adat: beraspek
hukum perdata dan hukum publik.
2. Hak kepala adat dan para tetua adat: beraspek
hukum publik semata bersumber pada hak ulayat.
3. Hak-hak atas tanah sebagai hak individu: beraspek
perdata.
G. Eksistensi Hukum Adat
1. Hak ulayat (Pasal 3 UUPA) masih ada dengan kriteria sbb:
a. Masih ada suatu kelompok orang yang merupakan warga
suatu masyarakat tertentu.
b. Masih ada tanah yang merupakan wilayah persekutuan
c. Masih ada kepala adat yang pada kenyataannya masih
diakui sebagai pengemban tugas kewenangan masyarakat..
2. Wakaf
3. Membuka tanah PMDN no 6 tahun 1972
4. Hak memungut hasil hutan
5. Akan hapus hak-hak pasal 53 UUPA
Gadai, bagi hasil, menumpang, sewa tanah pertanian
 
H. Pengakuan atas Hak Ulayat
1.Dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
Pasal 67 :
Masyarakat hukum adat sepanjang menurut kenyataannya masih
ada dan diakui keberadaannya berhak :
a. Melakukan pemungutan hasil hutan untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari masyarakat yang bersangkutan
b. Melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum adat
yang berlaku dan sesuai dengan undang-undang
c.Mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan.
 
Pasal 68:
Masyarakat hukum adat berhak mendapat konpensasi karena
hilangnya akses dengan hutan sekitarnya sebagai lapangan kerja.
2. Inpres nomor 1 tahun 1976 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan
Tugas Keagrariaan dengan Bidang Tugas
Kehutanan, Pertambanan, Transmigrasi dan Pekerjaan
Umum.
Jika penggunaan tanah yang diperlukan telah dikuasai oleh
masyarakat hukum adat, maka hak tersebut harus dibebaskan
dahulu dengan memberi ganti kerugian kepada pemegag hak.
3. Undang-undang nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Propinsi Papua
Pasal 43 menyebutkan:
Pemerintah Papua wajib mengakui , menghormati,
melindungi, memberdayakan dan mengembangkan hak-hak
masyarakat hukum adat degan berpedoman pada undang-
undang yang berlaku.
• Dalam perkembangan hukum tanah nasional
hukum adat sebagai:
1. Sumber utama untuk memperoleh bahan-
bahannya:
-konsepsi
-azas
-lembaga
-sistem
2. Sumber lain yang tidak bertentangan dengan
agama , Pancasila dan UUD 1945, misalnya ada
lembaga baru seperti pendaftaran tanah, hak
tanggungan, HGB,HGU.
3. Sebagai pelengkap hukum tanah yang tertulis
untuk menjaga kekosongan hukum.
• Pasal 56 dan 58 berupa ketentuan peralihan.
• Pasal 56 menunjuk pada ketentuan hukum
adat setempat.
• Disamping hukum adat ada hukum kebiasaan
baru yang lahir melalui yurisprudensi
pengadilan dan praktek administrasi dalam
melaksanakan dan menafsirkan peraturan
hukum tanah tertulis.

Anda mungkin juga menyukai