Anda di halaman 1dari 28

TRAUMA

ABDOMEN
ANATOMI ABDOMEN LUAR
A. Abdomen depan
bag superior : garis antar papila m
bag inferior : lig inguinale & sym pubis
lateral : grs aksilaris anterior
B. Pinggang
- antara grs aksilaris anterior & posterior
- sic 6 dan krista illiaka
- lebih tebal dibanding abd depan
C. Punggung
- belakang g. aksilaris post
- ujung skapula sampai krista illiaka
- tebal
ANATOMI ABDOMEN DALAM
- Abdomen dalam di bagi 3 bagian :
- R. peritoneum
- R. pelvis
- R. retroperitoneal
MEKANISMA CEDERA
a. Trauma tumpul (blunt)
- Pukulan langs sbbkan cedera tekanan
pada isi abdomen (organ padat / rongga)
- Cedera pada tabrakan dapat sbbkan
cedera deceleration
- Organ yg sering terkena lien, hepar dan
hematoma retroperitoneum
b. Trauma tembus
- Luka tusuk/tembak kecepetan rendah menyebablam laserasi/terpotong
- Keceptatan tinggi menyebabkan kerusakan banyak
PENILAIAN
a. Riwayat trauma
- Sangat penting utk anamnesis dengan teliti
meliputi keceptatan kendaraan, posisi jatuh,ditabrak atau menabrak
- Trauma tembus, jenis senjata, jml luka
tusuk, jarak dari penyerang.
b. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
- Pakaian harus dibuka
- Goresan, robekan atau luka tembus
- Benda asing yg ditemukan

2. Auskultasi
- Bising usus (ada / tidak)
3. Perkusi
- Tentukan adanya timpani, hipertimpani
atau redup

4. Palpasi
- Nyeri tekan, defans muskuler
- Massa ada/tidak, ukuran luka
5. Pemeriksaan penis perineal & rektal
- Adanya darah pada MUE tanda ada cedera uretra
- Adanya ekimosis/hematoma
- RT untuk menilai tonus sfinkter, posisi
prostat, darah (perforasi)
- Tentukan adanya tulang panggul yg patah
TRAUMA ABDOMEN
Penyebab trauma

1.Mekanik
2.Kimia
3.Thermis
4.Electric
5.Radiasi

Definisi :
Trauma abdomen adalah kekerasan dari luar yang mengenai abdomen dan
dapat menimbulkan kerusakan dari alat-alat abdomen (dinding atau isi
cavum).
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
1. Trauma tumpul abdomen
- servikal lateral
- toraks anteroposterior (AP)
- abdomen 3 posisi
- pelvis (AP)
2. Trauma tembus abdomen
- Ada cedera torakoabdominal dilkukan
X-foto toraks tegak
- Abdomen supine
ULTRASONOGRAFI
- Untuk mengetahui hemoperitoneum
(cairan bebas)
JENIS TRAUMA
1. Trauma tumpul, Cth : Dilindas Kereta
2. Trauma tajam, Cth : Ditikam, Dibacok

 Trauma tumpul (Blint Trauma)


Dapat menimbulkan robekan pada :
a. Alat-alat intra peritoneal
- Organ padat (hepar, lien)
- Organ berongga (usus, kantung empedu)
b. Alat-alat retroperitoneal
- Organ padat (ginjal)
- Organ berongga (duodenum, calon ascenden, colon desecenden, vesica urinaria)
2. TRAUMA TAJAM
• Luka tusuk yang menembus dinding abdomen (vulnus abdominis
penetrans / penetrating abdominal stab wound).
• Luka Tembak

Keuda hal di atas dapat menyebabkan :


1. Pendarahan
• Luka sayat / robek pada organ-organ padat
• Yang sering : omentum, hati
2. Perforasi
• Luka sayat / robek pada organ-organ berongga
• Yang sering : usus, vesica fellea

3. Peritonitis
• Peradangan rongga peritoneum akibat kontaminasi isi organ/ alat
berongga yang mengalami perpurasi.
Hal diatas mengakibatkan : Akut Abdomen/ Gawat AbdomenAkut Abdomen :
Adalah suatu keadaan gawat Abdomen yang membahayakan jiwa penderita
dan memerlukan tindakan operasi segera laparotomi guna penanggulangan
secara efektif.

Tanda-tanda Akut abdomen : 4P II


•Pendarahan
•Perforasi
•Peritonitis
•Penyumbatan, cth : ileus obstruktif
PENGUMPULAN DATA

Anamnesa Riwayat Trauma


 Kec. Kendaraan
 Jenis tabrakan
 Posisi penderita di dalam kendaraan
 Jenis senjata (pisau, pistol, senapan)
 Jarak dari penyerang → cedera rongga abdomen berkurang bila
jarak > 2 m
 Jumlah luka tusuk/ tembakan
 Jumlah pendarahan saat kejadian
PEMERIKSAAN FISIK

1. Inspeksi
• Distensi abdomen
• Dinding abdomen
• Tidak ikut bergerak pada pernafasan
• Terlihat luka pada vulnus abdominis penetrans kadang
disertai prolapsus omentum.
• Pada trauma tumpul mungkin terlihat jelas
o Hematoma
o Bekas ban mobil

2. Palpasi
• Dapat dijumpai : abdominal rigidity = defanse musculare = tegangan
otot.
• Hal ini o. k : iritasi dari peritoneum.
3. Perkusi
• Pekak hati menghilang pada perforasi usus o.k terkumpulnya udara
antara hati, diafrakma dan dinding abdomen.
• Bunti redup pada hemoperitoneum.
• Nyeri ketok.

4. Auskultasi
• Apakah bising usus ada atau tidak (suara peristaltik normal)
• Adanya darah di indra peritoneal & kebocoran usus dapat menimbulkan
ileus.
5. Rectal Toucher
• Sfincter ani : ketat atau longgar
• Mucosa : licin, keras, berbenjol, teratur/ tidak teratur
• Nyeri tekan : sesuai arah jarum jam
• Ampula recti
• Sarung tangan : feces, darah, lendir, pus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Rontgen Foto
- Plain abdominan photo

• Posisi tegak
• Posisi tidur
• Left lateral decubitus
• Thorax photo : posisi tegak
• IVP : intra venous pyelography, untuk megetahui urinary tract
• Yang hendak di lihat
o Udara bebas di rongga peritoneum
o Udara di ruang retroperitoneal
o Corpus alienum
o Hilangnya gambaran m.psoas
o Fungsi ginjal dan extravasasi
• CT scanning abdomen, untuk megetahui :
o Penumpukan darah
o Kerusakan organ
2. Pemeriksaan laboratorium
• Hb dan lekosit di periksa tiap 1-2 jam
• Pada pendarahan intra peritoneal di jumpai Hb menurun dan lekosit
meninggi sampai >15.000/mm3 di sebut Von Slaeny test.
• Serum amilase meninggi pada troma pankreas.
3. Dieagnostic peritoneal lavago
• Perubahan sensorium,intoksikasi alkohol
• Penggunaan obat terlarang
• Perubahan perasaan –cedera tulang belakang
• Pemeriksaan fisik yang meragukan
• Tidak ada fasilitas USG atau CT scan
Cara DPL
• Dengan kateter kecil dibawah pusat dimasukkan NaCl 0,9 % ringer
Lactat hangat 10 ml/kgBB sampai 1 liter ke dalam rongga peritoneum.
• Biarkan cairan selama 5 – 10 menit.
• Cairan dialirkan keluar abdomen dengan kateter dan dikirim ke lab.
• Dinyatakan ada perdarahan intra peritoneal bila :
o Eritrosit 100.000 / mm3
o Lekosit > 500 / mm3
TINDAKAN DI INSTALASI GAWAT
DARURAT
• Primary Survey berdasarkan ATLS (Advanced Trauma Life
Support)
• Nuchter : Dipuasakan
• IVFD : intra venous fluid drops
• Decompresi : NGT (Naso Gastric Tube) dan
Kateter untuk mengurangi tekanan.
• Antibiotik : Aminoglikoside, metronidazol

Anda mungkin juga menyukai