Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

HIV-AIDS

KELOMPOK 5
1. AGUSTINA ACAI PARAMBAN
2. AGUSTINA RUMFAKER
3. YUNIKE INYOMUSI
4. YEROBEAM BONGGOIBO
5. LENORA WINDA A. TRAPEN
LATAR BELAKANG
Disebutkan jika angka pengidap penyakit ini terus naik setiap tahunnya. Bahkan, seseorang yang terserang HIV
memiliki separuh kemungkinan untuk berkembang menjadi AIDS. Namun, hal yang perlu kamu ketahui
adalah HIV dan AIDS adalah dua gangguan yang berbeda. Banyak orang yang menganggap jika HIV dan
AIDS adalah jenis penyakit yang sama. Faktanya, diagnosis dari kedua penyakit ini berbeda, tetapi dapat
berjalan seiringan. Maksudnya adalah HIV adalah virus yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut dengan
AIDS, yang kerap disebut sebagai HIV stadium. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah pada sistem
imunitas seseorang. 2
SEJARAH HIV/AIDS

• Sejarah kemunculan pandemik ini berkilas balik pada tahun 1920. Pada tahun tersebut, diyakini bahwa penyebaran
HIV muncul pertama kalinya di Kinshasa, sebuah pusat dan kota terbesar Republik Demokratik Kongo.
Sebenarnya, virus HIV mulanya terdapat pada hewan. Identifikasi awal yang ditemukan identik dengan HIV adalah
sebuah rangkaian virus yang dimiliki simpanse. Virus ini disebut sebagai SIV atau Simian Immunodeficiency Virus.
Virus itu menyebar dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya melalui perburuan dan hubungan seksual
antar hewan. Dari hewan ke manusia Selanjutnya, virus SIV menyebar ke manusia ketika perburuan terjadi di
Afrika. Simpanse yang memiliki virus mematikan ini dimakan oleh pemburu atau cipratan darah/carian dari tubuh
simpanse masuk ke tubuh pemburu melalui luka. Lalu mulailah terjadinya transmisi virus SIV pertama antara
hewan dan manusia.

• Awal Penyebaran HIV Setelah menghinggapi tubuh manusia, virus SIV berevolusi menjadi HIV. Penyebarannya
terjadi melalui para imigran dan perdagangan manusia (sex trade). Pada tahun 1960-an, virus HIV menyebar dari
Afrika ke Haiti dan orang-orang Kepulauan Karibia. Penyebaran berikutnya terjadi satu dekade setelahnya. Virus
HIV berpindah dari Kepulauan Karibia ke New York City pada sekitar 1970, lalu ke San Francisco. Akhirnya,
virus HIV pun menyebar ke dunia dari Amerika Serikat lewat penerbangan internasional.

3
SEJARAH HIV/AIDS 1. Pengertian HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang
menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh
manusia. Sedangkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah
berbagai kumpulan gejala-gejala penyakit yang timbul karena terjadi penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV. Human
immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang dapat menginfeksi sel darah
putih untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak
fungsinya.
Sedangkan AIDS atau Acquired immunodeficiency syndrome adalah tahapan
peningkatan dari perkembangan akibat terinfeksi virus HIV. Orang yang baru terpapar
HIV belum tentu menderita AIDS. Hanya saja lama kelamaan sistem kekebalan
tubuhnya makin lama semakin lemah, sehingga semua penyakit dapat masuk ke
dalam tubuh. Pada tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS.

4
SEJARAH HIV/AIDS 2. Penyebab HIV/AIDS
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen, dan
sekret vagina. Setelah memasuki tubuh manusia, maka target utama HIV adalah
limfosit CD 4 karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4.
Virus ini akan mengubah informasi genetiknya ke dalam bentuk yang terintegrasi di
dalam informasi genetik dari sel yang diserangnya, yaitu merubah bentuk RNA
(ribonucleic acid) menjadi DNA (deoxyribonucleic acid) menggunakan enzim reverse
transcriptase. DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke dalam sel hospes
dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus. Setiap kali sel yang
dimasuki retrovirus membelah diri, informasi genetik virus juga ikut diturunkan.
Cepat lamanya waktu seseorang yang terinfeksi HIV mengembangkan AIDS dapat
bervariasi antar individu. Dibiarkan tanpa pengobatan, mayoritas orang yang
terinfeksi HIV akan mengembangkan tanda-tanda penyakit terkait HIV dalam 5-10
tahun, meskipun ini bisa lebih pendek. Waktu antara mendapatkan HIV dan diagnosis
AIDS biasanya antara 10–15 tahun, tetapi terkadang lebih lama. Terapi antiretroviral
(ART) dapat memperlambat perkembangan penyakit dengan mencegah virus
bereplikasi dan oleh karena itu mengurangi jumlah virus dalam darah orang yang
terinfeksi (dikenal sebagai 'viral load').

5
SEJARAH HIV/AIDS 3. Tahapan perubahan HIV/AIDS

Terdiri dari 4 fase yaitu :


Fase 1
Fase 2
Fase 3
Fase 4

Menurut WHO menetapkan empat stadium klinis HIV sebagai


berikut:
Stadium 1 : tanpa gejala
Stadium 2 : penyakit ringan
Stadium 3 : penyakit lanjut
Stadium 4 : penyakit berat 6
SEJARAH HIV/AIDS Lanjut….

WHO menetapkan empat stadium klinis HIV sebagai berikut:


a. Stadium 1 : tanpa gejala
b. Stadium 2 : penyakit ringan
c. Stadium 3 : penyakit lanjut
d. Stadium 4 : penyakit berat

7
PREVALENSI &
1. Prevalensi dari HIV/AIDS
PENULARAN
• Presentase terbesar pengidap HIV AIDS ditemukan pada kelompok usia produktif
(15-49 tahun): 82,9%, sedangkan kecenderungan cara penularan yang paling
banyak adalah melalui hubungan seksual berisiko (95.7%), yang terbagi dari
heteroseksual 62,6% dan pria homoseksual/biseksual 33,1%. (Stranas 1994).Jumlah
Kumulatif Kasus HIV dan AIDS menurut Faktor Resiko s/d Desember 1996 Jumlah
kumulatif 1996 Kembali ke atas Periode 1997-2006 Hingga 31 Desember 2006,
jumlah kumulatif ODHA yang dilaporkan mencapai 13.424 kasus. Jumlah tersebut
terdiri dari 5.230 kasus HIV dan 8.194 kasus AIDS.
• Selama 10 tahun, yaitu sejak tahun 1997-2006, jumlah kematian karena AIDS
mencapai 1.871 orang. Jumlah kasus AIDS yang ada yaitu 8.194 kasus, dapat
dibedakan menurut jenis kelamin. Laki-laki dengan AIDS berjumlah 6.604 (82%),
perempuan dengan AIDS berjumlah 1.529 (16%), dan 61 (2%) kasus tidak
diketahui jenis kelaminnya resiko kasus AIDS antara laki-laki dengan perempuan
adalah 4,3 : Meskipun jumlah perempuan penderita HIV/AIDS lebih sedikit,
dampak pada perempuan akan selalu lebih besar, baik dalam masalah kesehatan
maupun sosial ekonomi. Perempuan lebih rentan tertular dan lebih menderita akibat
infeksi ini.

8
PREVALENSI &
1. Prevalensi dari HIV/AIDS
PENULARAN
• Beberapa studi menunjukkan bahwa penularan HIV dari laki-laki ke perempuan
melalui hubungan seks adalah dua kali lipat dibandingkan dari perempuan ke laki-
laki. Penularan pada perempuan akan berlanjut dengan penularan pada bayi pada
masa kehamilan. Risiko penularannya berkisar 15-40%. Selain itu bayi yang lahir
dari seorang ibu dengan HIV mungkin akan terinfeksi HIV sebelum, selama, atau
sesudah proses kelahirannya. Penularan juga dapat terjadi melalui Air Susu Ibu
(ASI). Pelaporan kasus AIDS HIV/AIDS pada tahun 1997 baru dilakukan oleh 22
propinsi, sedangkan pada tahun 2006 pelaporan kasus HIV/AIDS sudah mencapai
33 propinsi. Yang menarik adalah distribusi prevalensi kasus AIDS per 100.000
penduduk berdasarkan propinsi dimana Propinsi Papua menempati urutan pertama
(51,45) diikuti dengan DKI Jakarta (28.15).

9
PREVALENSI &
PENULARAN Lanjut…
• Replikasi HIV setiap hari bisa mencapai miliaran sehingga jumlah sel darah putih
yang rusak ketika banyak sel darah putih yang rusak disebut masa AIDS. Secara
nasional ada 10 privinsi dengan kasus AIDS terbanyak. Ada pada table dibawah ini.

10
PREVALENSI &
2. Penularan HIV/AIDS
PENULARAN
Ada 3 cara Penularan HIV/AIDS Yaitu :

Media penularan HIV/AIDS


Cara penularan HIV/AIDS
Ibu hamil kepada anak yang dikandungnya
Perilaku berisiko yang menularkan HIV/AIDS

11
Tanda mempunyai beberapa tahapan sebagai berikut :

TANDA & GEJALA 1. Tahap Pertama


• Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah
terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
• Dapat tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
• Dapat timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah
bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.

2. Tahap Kedua
• Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
• Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
• Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
• Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.

12
TANDA & GEJALA Lanjutan…
3. Tahap Ketiga
• Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut menjadi
AIDS.
• Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
• Merasa lelah setiap saat.
• Sulit bernapas.
• Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
• Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
• Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
• Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.

13
TANDA & GEJALA Lanjut…
Gejala mempunyai beberapa tahapan sebagai berikut :
• Gejala-gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksi.
• Meskipun orang yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam
beberapa bulan pertama, banyak yang tidak menyadari status mereka sampai
tahap selanjutnya. Beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, individu
mungkin tidak mengalami gejala atau penyakit seperti influenza termasuk
demam, sakit kepala, ruam, atau sakit tenggorokan.
• Ketika infeksi semakin memperlemah sistem kekebalan, seorang individu
dapat mengembangkan tanda dan gejala lain, seperti kelenjar getah bening
yang membengkak, penurunan berat badan, demam, diare dan batuk. Tanpa
pengobatan, mereka juga bisa mengembang kan penyakit berat seperti
tuberkulosis, meningitis kriptokokus, infeksi bakteri berat dan kanker seperti
limfoma dan sarkoma Kaposi.

14
 Tes infeksi HIV/AIDS
TANDA & GEJALA
1. Tes HIV adalah tes yang dilakukan untuk memastikan apakah
individu yang bersangkutan telah dinyatakan terkena HIV atau
tidak.

2. Syarat dan prosedur tes darah HIV/AIDS Syarat tes darah


untuk keperluan HIV
3. Tahapan tes HIV/AIDS Pre tes konseling
4. Tes darah Elisa
5. Pencegahan

15
Individu dapat mengurangi risiko infeksi HIV dengan
membatasi paparan faktor risiko. Pendekatan utama
untuk pencegahan HIV sebagai berikut :
TANDA & GEJALA
 Penggunaan kondom pria dan wanita Penggunaan kondom pria dan wanita yang
benar dan konsisten selama penetrasi vagina atau dubur dapat melindungi terhadap
penyebaran infeksi menular seksual, termasuk HIV.
 Tes dan konseling untuk HIV dan IMS Pengujian untuk HIV dan IMS lainnya
sangat disarankan untuk semua orang yang terpajan salah satu faktor risiko.
 Tes dan konseling, keterkaitan dengan perawatan tuberkulosis Tuberkulos is (TB)
adalah penyakit yang paling umum dan penyebab kematian di antara orang dengan
HIV. Hal ini fatal jika tidak terdeteksi atau tidak diobati, yang bertanggung jawab
untuk lebih dari 1 dari 3 kematian terkait HIV.

16
TANDA & GEJALA Lanjut…..
 Sunat laki-laki oleh medis secara sukarela Sunat laki-laki oleh medis, mengurangi
risiko infeksi HIV sekitar 60% pada pria heteroseksual.
 Penggunaan obat antiretroviral untuk pencegahan Penelitian menunjukkan bahwa
jika orang HIV-positif mematuhi rejimen ARV yang efektif, risiko penularan virus
ke pasangan seksual yang tidak terinfeksi dapat dikurangi sebesar 96%.
 Profilaksis pasca pajanan untuk HIV Profilaksis pasca pajanan adalah penggunaan
obat ARV dalam 72 jam setelah terpapar HIV untuk mencegah infeksi. Profilaksis
pasca pajanan mencakup konseling, pertolongan pertama.
 Bagi remaja Semua orang tanpa kecuali dapat tertular, sehingga remaja tidak
melakukan hubungan seks tidak aman, berisiko IMS karena dapat memperbesar
risiko penularan HIV/AIDS

17
KAPAN HARUS
• Pemeriksaan HIV sejak dini pada kelompok orang berisiko terinfeksi HIV bisa
MENGUNJUNGI menjadi salah satu kunci utama untuk mengurangi penyebaran infeksi virus ini.
YANKES Selain itu, dengan mengetahui status HIV sejak dini, keberhasilan pengobatan dan
langkah pencegahan penyakit pun bisa menjadi lebih efektif.
• Tes deteksi HIV bisa dilakukan siapa saja, terlebih bila Anda dan pasangan
termasuk dalam kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi HIV. Anda bisa
berkonsultasi dengan dokter di klinik, puskesmas, atau rumah sakit untuk
menjalani pemeriksaan dan tes tersebut.
• Berikut ini adalah beberapa jenis tes untuk mendeteksi HIV:
• 1. Tes antibody
• 2.Tes kombinasi antibodi-antigen
• 3. Tes NAT
• 4. Tes VCT

18
TANDA & GEJALA Lanjut…
Virus HIV bisa menginfeksi siapa saja, tetapi ada beberapa kondisi yang dapat
meningkatkan risiko seseorang untuk terinfeksi virus HIV, yaitu:
• Sering berganti-ganti pasangan seksual
• Melakukan hubungan seksual tanpa pengaman, seperti kondom
• Menderita penyakit menular seksual
• Berhubungan seksual dengan pengguna narkoba atau pekerja seks komersial
• Berbagi penggunaan jarum suntik dengan orang lain
• Pernah menerima transfusi darah meskipun penularan melalui cara ini jarang terjadi

19
TANDA & GEJALA
Lanjutan…..
Selain beberapa kondisi di atas, ada pula kelompok orang yang dikategorikan berisiko
tinggi terinfeksi HIV, yaitu:
• Bayi yang lahir dari ibu dengan HIV positif
• Pria yang tidak disunat
• Pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria
• Petugas medis yang sering bersentuhan dengan darah, misalnya petugas
laboratorium

20
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang
KESIMPULAN menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh
manusia. Sedangkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah
berbagai kumpulan gejala-gejala penyakit yang timbul karena terjadi penurunan
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi virus HIV.
Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan virus yang dapat menginfeksi sel
darah putih untuk menurunkan sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak
fungsinya. Sedangkan AIDS atau Acquired immunodeficiency syndrome adalah
tahapan peningkatan dari perkembangan akibat terinfeksi virus HIV.
Pada tahapan itulah penderita disebut sudah terkena AIDS. Prevalensi dari HIV/AIDS
Presentase terbesar pengidap ditemukan pada kelompok usia produktif (15-49 tahun):
82,9%, sedangkan kecenderungan cara penularan yang paling banyak adalah melalui
hubungan seksual berisiko (95.7%), yang terbagi dari heteroseksual 62,6% dan pria
homoseksual/biseksual 33,1%. (Stranas 1994).Jumlah Kumulatif Kasus HIV dan
AIDS menurut Faktor Resiko s/d Desember 1996 Jumlah kumulatif 1996 Kembali ke
atas Periode 1997-2006 Hingga 31 Desember 2006, jumlah kumulatif ODHA yang
dilaporkan mencapai 13.424 kasus. Jumlah tersebut terdiri dari 5.230 kasus HIV dan
8.194 kasus AIDS.

21
SEKIAN &
TERIMAKASIH

22

Anda mungkin juga menyukai