ASUHAN
KEPERAWATAN
KELUARGA RENTAN
DAN TUMBUH
KEMBANG
Fitriana K.S
Populasi rentan adalah populasi yg lebih besar
kemungkinannya untuk mengalami masalah
kesehatan akibat paparan berbagai resiko.
Pengertian rentan sebagai : (1) mudah terkena
penyakit dan (2) peka, mudah merasa.
Kelompok yang lemah ini lazimnya tidak
sanggup menolong diri sendiri, sehingga
memerlukan bantuan orang lain. Selain itu,
kelompok rentan juga diartikan sebagai
kelompok yang mudah dipengaruhi.
Pengertian Kelompok Rentan tidak dirumuskan
secara eksplisit dalam peraturan perundang-
undangan, seperti tercantum dalam Pasal 5 ayat
(3) Undang-Undang No.39 Tahun 1999 yang
menyatakan bahwa setiap orang yang termasuk
kelompok masyarakat yang rentan berhak
memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih
berkenaan dengan kekhususannya.
Dalam Penjelasan pasal tersebut disebutkan
bahwa yang dimaksud dengan kelompok
masyarakat yang rentan, antara lain, adalah orang
lanjut usia, anak-anak, fakir miskin, wanita hamil
dan penyandang cacat
KELOMPOK ANAK
Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 23 Tahun 2002,
"Anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas tahun) termasuk anak yang
masih dalam kandungan". Sedangkan
menurut Pasal 1 KHA / Keppres No.36 Tahun
1990 "anak adalah setiap orang yang berusia
dibawah 18 tahun kecuali berdasarkan UU
yang berlaku bagi yang ditentukan bahwa
usia dewasa dicapai lebih awal"
KELOMPOK PEREMPUAN
RENTAN
Secara empiris Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT) sudah lama berlangsung dalam
masyarakat, hanya secara kuantitas belum
diketahui jumlahnya, seperti kekerasan suami
terhadap istri atau suami terhadap pembantu
rumah tangga perempuan.
Bentuk kekerasannyapun beragam mulai dari
penganiayaan, pemerkosaan dan sebagainya.
Disamping itu pemenuhan hak kaum perempuan
yang rentan tidak hanya terbatas kepada
perlindungan dalam rumah tangga, tetapi juga
berhubungan dengan reproduksi perempuan.
KELOMPOK PENYANDANG
CACAT
Menurut Undang-undang No.4 tahun 1997 yang
dimaksud dengan penyandang cacat adalah
setiap orang yang mempunyai kelainan fisik
dan atau mental, yang dapat mengganggu
atau merupakan rintangan dan hambatan
baginya untuk melakukan kegiatan secara
selayaknya.
Dari sisi pengelompokkannya, maka
penyandang cacat dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) hal : (a) Penyandang cacat
fisik; (b) Penyandang cacat mental; (c)
Penyandang cacat fisik dan mental.
PENDAHULUAN
ASKEP
Keluarga
Masalah keluarga
Mengatasi masalah
kesehatan secara
mandiri
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Pengkajian
DIAGNOSIS
Evaluasi FAMILY
Perencanaan
Implementasi
PENDEKATAN NURSING PROCESS
ASUHAN KEPERAWATAN
PERAN PERAWAT
PERAN KLIEN
9
I. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahapan terpenting
dalam proses perawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk
mengidentifikasi data-data yang ada pada
keluarga. Oleh karena itu perawat keluarga
diharapkan memahami betul lingkup,
metode, alat bantu, dan format pengkajian
yang digunakan
Data terus dikumpulkan (sifat dinamis,
interaktif dan fleksibel)
SUMBER PENGKAJIAN
WAWANCARA
• Anggota keluarga OBSERVASI
• Mengungkapkan Melihat secara Obyektif
persepsi rumah, interaksi keluarga
• Terfokus, terstruktur
dan bertujuan
• Perawat melihat
interaksi anggota
Informasi
keluarga
lisan & tulis dari
tim kesehatan
Pemeriksaan
Fisik
Anggota keluarga
TAHAPAN….
• Komunikasi
• Tujuan
Penjajakan
• Meyakinkan I • Fokus pada
• Tim ketidakmampua
Kesehatan • Data di unit n keluarga
yankes /kader dalam
menghadapi
Bina Hub. • Masalah
kesehatan
masalah
kesehatan
Baik Penjajakan
II
DATA PENGKAJIAN KELUARGA
1. Data Umum
2. Riwayat & tahap perkembangan keluarga
3. Data lingkungan
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Stres & koping keluarga
7. Pemeriksaan keluarga
8. Harapan keluarga
1. DATA UMUM
kepala keluarga (KK),
Mencakup tentang
umur, alamat, pekerjaan,
pendidikan. Selanjutnya komposisi
keluarga dibuat genogram (genogram
keluarga dalam tiga generasi)
Tipe keluarga
Latar Belakang Budaya (Etnis)
Identifikasi religius
Status Ekonomi
Aktivitas Rekrasi atau waktu luang
2. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN
KELUARGA
Tahap perkembangan keluarga saat
ini
Sejauh mana keluarga memenuhi
belum terpenuhi
Riwayat keluarga inti; Riwayat
Dapur KM/
WC
Kamar
tidur
Utama
Ruang Keluarga
dan Ruang
Makan
Kamar
tidur
Anak
2 jendela
Ruang
Tamu
3 jendela
Kolam
ikan Taman dan
garasi
Pintu
Gerbang
4. STRUKTUR KELUARGA
Struktur peran
Nilai atau norma keluarga
Pola komunikasi keluarga
Struktur kekuatan
keluarga
5. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
2. Fungsi sosialisasi
3. Fingsi perawatan kesehatan
1). Mengenal masalah kesehatan
2). Mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat
3). Merawat anggota keluarga yang
sakit
LANJUTAN FUNGSI KELUARGA….
4). Memelihara, modifikasi lingkungan rumah
yang sehat
5). Menggunakan fasilitas atau pelayanan
kesehatan di masyarakat.
4. Fungsi reproduksi
5. Fungsi ekonomi
6. STRES DAN KOPING
KELUARGA
Stressor jangka pendek
Yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesain dalam waktu ± 6 bulan
dan jangka panjang yang memerlukan
penyelesaian lebih dari 6 bulan.
Kemampuan keluarga berespon terhadap
situasi atau stresor
Strategi koping yang digunakan
Strategi adaptasi disfungsional
7. PEMERIKSAAN KELUARGA
SEMUA ANGGOTA KELUARGA
8. Harapan keluarga
harapan terhadap petugas kesehatan yang
ada
Pemeriksaan fisik
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
KELUARGA
Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil
pengkajian terhadap adanya masalah dalam
perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga,
struktur keluarga,
fungsi keluarga dan
koping keluarga,
baik yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera
dimana perawat memiliki kewanangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan
bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan
kemampuan dan sumber daya keluarga.
PERUMUSAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN
P
• problem
E S
• Masalah • Etiologi • Sign
• Nanda, • Penyebab • Tanda
• 5 tugas klg
NANDA 2012-2014
Domain 7 : Role Relationship
Class 2 : Family Relationship
Dx :
Dysfunctional Family processes
Interupted family Processes
Readiness for enhanced family processes
Tipologi Diagnosis keperawatan :
1). Diagnosis Aktual
“Gangguan pemenuhan kebutuhan
istirahat tidur pada ibu B keluarga Tn. A
yang berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan yang nyaman untuk istirahat
dan tidur lansia”.
2). Diagnosis risiko /risiko tinggi
“Risiko tinggi gangguan perkembangan
balita Y keluarga Tn E yang berhubungan
dengan dengan ketidakmampuan keluarga
melakukan stimulus pada balita”
3). Diagnosis Potensial (keadaan sejahtera atau
Wellness)
Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi
anak G keluarga Tn. M.
Potensial peningkatan status kesehatan pada
pasangan baru menikah keluarga Tn. I
4 Menonjolnya masalah 1
Skala: Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
MENETAPKAN PRIORITAS
MASALAH
KRITERIA STANDART
MENETAPKAN TUJUAN
KEPERAWATAN
A. Tujuan jangka panjang (Umum)
Tujuan yang lebih menekankan pada
pencapaian akhir sebuah masalah. Lebih
mengarah pada kemandirian klien dan keluarga
sebagai sasaran asuhan keperawatan.
Contoh:
1.Setelah dilakukan kunjungan pemenuhan nutrisi
pada An. B (5 Th) dengan malnutrisi kembali
optimal.
2. Setelah dilakukan kunjungan keluarga, bersihan
jalan nafas pada An. B (5TH) kembali normal
B. Tujuan jangka pendek (khusus)
SUMATIF
Formatif
formatif
Evaluasi Kualitatif dan Evaluasi
Kuantitatif
* Evaluasi kuantitatif menekankan pada jumlah
pelayanan atau kegiatan yang telah diberikan,
misalnya jumlah imunisasi, ANC pada ibu hamil
*Evaluasi kualitatif dapat dilihat pada;
1. Evaluasi struktur
Berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan
dalam suatu kegiatan. Contoh ;
penguasaan materi oleh petugas
penyediaan media untuk keluarga
tersedianya tempat
2. Evaluasi proses
Evaluasi selam kegiatan berlangsung
Contoh; - penyuluhan sesuai dengan strategi
penyampaian
- keluarga antusias saat penyuluha
3. Evaluasi hasil
Merupakan hasil dari pemberian askep
Contoh;
keluarga mampu menyebutkan kembali pengertian
ispa dengan menggunakan bahasa sendiri
Keluarga mampu mendemonstrasikan cara
mengompres yang benar.
EVALUASI DISUSUN DENGAN MENGGUNAKAN
SOAP SECARA OPERASIONAL.
1. Subyektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau
sumber lain tentang perubahan yang dirasakan
baik kemajuan ataupun kemunduran setelah
diberikan tindakan keperawatan.
2. Obyektif
Data yang bisa diamati dan di ukur melalui
teknik observasi, palpasi, perkusi dan
auskultasi sehingga dapat dilihat kemajuan
atau kemunduran pada sasaran perawatan
sebelum dan setelah diberikan tindakan.
LANJUTAN…
3. Analisa
Pernyataan yang menunjukan sejauhmana
masalah keperawatan dapat tertanggulangi
4. Planning
Rencana yang ada dalam catatan
perkembangan merupakan rncana tindakan
hasil evaliasi tentang dilanjutkan atau tidak
rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi
dan modifikasi bagi perawat.
GOAL….
50
KRITERIA KELUARGA MANDIRI
PERILAKU KM-I KM-II KM-III KM-IV
MENERIMA PETUGAS V V V V
PUSKESMAS
MENERIMA YANKES SESUAI V V V V
RENCANA
MENYATAKAN MASALAH V V V
SECARA BENAR
MEMANFAATKAN SARKES V V V
SESUAI ANJURAN
MELAKSANAKAN PERAWATAN V V V
SEDERHANA SESUAI
ANJURAN
MELAKSANAKAN TINDAKAN V V
PENCEGAHAN SECARA AKTIF
MELAKSANAKAN TINDAKAN V
PROMOTIF SECARA AKTIF
Ditwat Depkes RI-N@2 51