Anda di halaman 1dari 33

Infus Steril dan Quality Control

Bevinna 1606924505
Chesira Rizki A 1606924373
Dhiyadira Ayu Cendikia 1606924303
Dina Angga Wardani 1606924354
Siska Anjelita 1606924511
INFUS STERIL
Injeksi
Injeksi terbagi menjadi dua jenis (Departemen Kesehatan RI, 1995):
1. Larutan injeksi volume besar (Large Volume Parenteral)
– Larutan injeksi volume besar digunakan untuk intravena dengan dosis tunggal dan
dikemas dalam wadah bertanda volume lebih dari 100 ml.

2. Larutan injeksi volume kecil (Small Volume Parenteral).


– Larutan injeksi volume kecil adalah sediaan parenteral volume kecil yang dikemas dalam
wadah bertanda volume 100 ml atau kurang dan biasa disebut dengan injeksi.
Injeksi Volume Besar: Infus Steril
• Infus adalah sediaan steril, dapat berupa larutan atau emulsi,
bebas pirogen, sedapat mungkin isotonis dengan darah,
disuntikkan langsung ke dalam vena dalam volume yang
relatif besar. Infus intravena harus jernih dan praktis bebas
partikel (The Departement of Health, Social Service and Public
Safety, 2002 – British Pharmacope 2009).
• Kecuali dinyatakan lain, infus intravena tidak boleh
mengandung bakterisida atau dapar (Lachman, 1993).
Syarat Infus
Sediaan steril berupa larutan atau emulsi

Bebas pirogen

Isotonis dan isohidris

Jernih dan praktis bebas partikel

Volume netto/terukur harus sama dengan etiket sediaan

Memenuhi persyaratan lain yang tertera pada injeksi


• Keseragaman volume • Sterilitas
• Keseragaman bobot • Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal
• Pirogenitas • Penandaan: etiket menyatakan konsentrasi
mosmol total dalam satuan mosmol/L
CARA PEMBUATAN
Langkah-langkah
1. Preformulasi zat aktif
2. Perhitungan tonisitas dan osmolaritas sediaan
3. Pendekatan formula
4. Preformulasi bahan tambahan (eksipien)
5. Persiapan alat/wadah/bahan
6. Penimbangan bahan
7. Prosedur pembuatan
Perhitungan Tonisitas
Metode
Penurunan
ekivalensi
Titik Beku
NaCl

Metode Liso
Metode Ekivalensi

• Bila di dapatkan hasil Hipotonis tambahkan NaCl agar larutan isotonis dengan rumus :
 NaCl yang harus ditambahkan = 0,9% - x (hasil perhitungan Tonisitas)
Metode Penurunan Titik Beku
Metode Liso
• Metode ini dipakai jika data E dan ∆Tf tidak diketahui.
• Sehingga harga E atau ∆Tf zat dapat dicari lalu perhitungan
tonisitas dapat dilanjutkan dengan metode sebelumnya
Perhitungan Osmolaritas
• Satuan kadar osmolar = miliosmol (disingkat
mOsm) = zat terlarut per liter larutan.
• Kadar osmolar ideal dapat ditentukan dengan
rumus :
Prosedur Umum Pembuatan
Penyiapan Ruangan  ruangan disterilisasi dengan penyinaran lampu ultraviolet selama 24 jam

Pembuatan infus membutuhkan alat dengan volume besar dan bebas pirogen sehingga semua alat harus
disterilisasikan terlebih dahulu. Sterilisasi alat dan penimbangan bahan dilakukan pada Grey area.

Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukan ke dalam white area melalui transfer box

Setelah itu sediaan dipindahkan kembali ke grey area untuk dilakukan penutupan, sterilisasi akhir, dan evaluasi.
Sterilisasi Peralatan
No. Alat Cara Sterilisasi Keterangan

1. Kaca arloji Oven, 170oC, 1 jam Dibungkus kertas perkamen / aluminium foil

2. Spatel Oven, 170oC, 1 jam Dibungkus kertas perkamen / aluminium foil

3. Pinset Oven, 170oC, 1 jam Dibungkus kertas perkamen / aluminium foil

4. Pipet Oven, 170oC, 1 jam Dibungkus kertas perkamen / aluminium foil

5. Batang pengaduk gelas Oven, 170oC, 1 jam Dibungkus kertas perkamen / aluminium foil

6. Corong gelas Oven, 170oC, 1 jam Dibungkus kertas perkamen / aluminium foil

7. Botol infus Autoklaf, 121oC, 15 menit Mulut dibungkus kertas perkamen / aluminium foil

8. Gelas Piala Autoklaf, 121oC, 15 menit Mulut dibungkus kertas perkamen / aluminium foil
9. Gelas ukur Autoklaf, 121oC, 15 menit Mulut dibungkus kertas perkamen / aluminium foil

10. Labu Erlenmeyer Autoklaf, 121oC, 15 menit Mulut dibungkus kertas perkamen / aluminium foil

11. Karet Pipet Alkohol 70% selama 24 jam Direndam


Prosedur
RUANG PROSEDUR
Grey area 1. Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara masing-
(ruang sterilisasi) masing. Gelas kimia ditara dahulu sebelum disterilisasi.
2. Pembuatan air steril pro injeksi: aquabidest disterilkan dengan
  autoklaf 121C selama 15 menit.
3. Setelah disterilisasi, semua alat dan wadah dimasukkan ke
dalam white area melalui transfer box.

Grey area 1. Zat aktif ditimbang dalam kaca arloji (penimbangan dilebihkan
(ruang penimbangan)
10%) dan zat tambahan lain (jika ada).
  2. Membuat air bebas pirogen dengan cara memindahkan
sejumlah ml air pro injeksi ke dalam erlenmeyer kemudian
tambahkan sejumlah Carbo adsorbens lalu tutup dengan kaca
arloji, sisipi dengan batang pengaduk. Panaskan pada suh u 60-
70C selama 15 menit (gunakan termometer). Saring larutan
dengan kertas saring rangkap 2, lalu disterilisasi membran
melalui kolom G3 dengan membran filter 0,22 μm. Air steril
bebas pirogen ini digunakan untuk membilas alat dan wadah
yang telah disterilisasi dan menggenapkan volume sediaan.
 
RUANG PROSEDUR
White area 1. Zat aktif dimasukkan ke dalam gelas piala steril yang sudah dikalibrasi sejumlah volume
Kelas C
(ruang pencampuran dan pengisian) infus yang akan dibuat.
  2. Tuangkan aqua pro injeksi untuk melarutkan zat aktif dan untuk membilas kaca arloji
(begitu pula dengan zat tambahan).
3. Karbon aktif yang telah ditimbang sebanyak 0,1%b/v dimasukkan ke dalam larutan.
Tambahkan aqua pro injeksi hingga 3⁄4 volume batas (80% volume).
4. Ukur pH larutan. Adjust dengan NaOH atau HCL 1 N bila perlu.
5. Genapkan volume dengan Aqua PI.
6. Gelas piala ditutupi kaca arloji dan disisipi batang pengaduk
7. Panaskan larutan pada suhu 60-70 OC selama 15 menit (waktu dihitung setelah dicapai
suhu 60-70 OC) sambil sesekali diaduk. Cek suhu dengan termometer.
8. Siapkan erlenmeyer steril bebas pirogen, corong, dan kertas saring rangkap 2 yang
telah terlipat dan telah dibasahi air bebas pirogen.
9. Saring larutan hangat-hangat ke dalam erlenmeyer.
10. Tuang larutan ke dalam kolom melalui saringan G5/G3 dengan bantuan pompa
penghisap (pori-pori kertas Whattman 0,45 μm)
11. Filtrat dari kolom ditampung ke dalam botol infus steril yang telah ditara.
RUANG PROSEDUR

Grey area
Botol ditutup dengan flakon steril, kemudian diikat
(Ruang penutupan)
dengan simpul champagne.
 
Grey area
Sterilisasi akhir dalam autoklaf pada suhu 121 C
O
(Ruang sterilisasi)
selama 15 menit.
Grey area 1. Dilakukan evaluasi sediaan.
(Ruang evaluasi) 2. Sediaan diberi etiket yang sesuai.
 
EVALUASI
Evaluasi Infus Intravena
Evaluasi Fisika

Uji bahan partikulat dalam injeksi

Penetapan pH

Uji kejernihan dan warna

Uji kebocoran

Evaluasi Kimia


Identifikasi dan Penetapan kadar

Evaluasi Biologi

Uji sterilitas

Uji Endotoksin bakteri

Uji pirogen

Penetapan dan potensi antibiotik
QUALITY CONTROL SEDIAAN INFUS
QC sediaan Infus

Uji Keseragaman Uji BET (Bacterial Uji Kontaminasi


Massa Endotoxins)
Uji Sterilitas Partikulat
Uji Keseragaman Massa
Uji keseragaman massa ini ditujukan untuk preparasi sediaan single-dose (infus).
Pengujian ini berdasarkan dengan British Pharmacopoeia (BP) 2014:
Lepas label kertas dari Buka tutup wadah dan
wadah dan cuci, timbang wadah beserta
kemudian keringkan isinya

Kosongkan wadah
dengan mengetuk
dengan lembut

bilas jika perlu dengan *Massa dari isinya adalah selisih dari penimbangan awal dengan hasil setelah
didinginkan dalam desikator. Keringkan pada suhu
Uji Keseragaman Massa

Menurut BP, untuk memenuhi persyaratan uji ini:


- Tidak lebih dari 2 massa individu dari sediaan yang menyimpang dari massa
rata-rata dan lebih dari persentase deviasi
- Tidak ada yang menyimpang lebih dari dua kali persentase.
Uji BET (Bacterial Endotoxins)
 mengukur konsentrasi endotoksin bakteri dalam sampel menggunakan lisat yang berasal
dari sel hemolimfe atau amoebosit dari kepiting tapal kuda, Limulus polyphemus.

• Penambahan larutan yang mengandung endotoksin ke dalam larutan lisat


menghasilkan kekeruhan, pengendapan atau pembentukan gel.
• Lisat mengandung enzim kaskade (pembeku) dan protein.
• Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi endotoksin, pH dan suhu.
• Menurut BP, terdapat 3 teknik untuk uji ini:
a. The gel-clot technique, yang didasarkan pada pembentukan gel
b. Teknik turbidimetri, berdasarkan pada kekeruhan setelah pembelahan substrat
endogen
c. Teknik kromogenik, berdasarkan pada pembentukan warna setelah
pembelahan kompleks peptida-kromogen sintetis
Uji BET (Bacterial Endotoxins)

Uji ini dianggap valid ketika


semua pengulangan uji dari
larutan A dan D tidak
menunjukkan reaksi dan hasil
dari larutan C menunjukkan
sensitivitas dari lisat.

Selanjutnya, apabila
sensitivitas lisat larutan B
berkisar antara 0,5λ - 2λ ,
maka dapat disimpulkan
bahwa larutan uji tidak
mengandung faktor * Dimana λ = EU (Endotoxin Unit) /ml
pengganggu
Uji Sterilitas

Menurut BP dan USP, uji sterilitas dapat dilakukan dengan


- Filtrasi dengan membran
 Ukuran pori 0,22 μm
 Peralatan dan membran filtrasi disterilkan
sehingga sampel yang akan diuji dapat dimasukkan
dan disaring dalam kondisi aseptik

- inokulasi langsung dengan media kultur


 Media thioglycollate: bakteri anaerob
 Soybean-Casein Digest Medium: jamur dan
bakteri aerob.
Uji Kontaminasi Partikulat
Menurut BP dan USP terdapat 2 prosedur untuk menentukan partikulat, yaitu uji Light
Obscuration Particle Count (LOPC) dan uji Microscopic Particle Count (MPC).

Light Obscuration Particle Count (LOPC)


Campurkan
Bersihkan permukaan
isi sampel
Hilangkan gelembung gasluar
Untuk sediaan infus,
Campurkan
Bersihkan
dengan
wadah
Hilangkan
dengan permukaan
isi sampel
menggunakan
perlahan luar
membalik
langkah-langkah
gelembung aliran
gasyang
Untuk sediaan 1infus,
dengan
wadah
dengan
tepat menggunakan
perlahan
menggunakan
air murni20 bebas
sepertikaliunit membalik
aliran
berturut-turut.
partikel
langkah-langkah
membiarkan dan
yang
menggunakan 1 unit
wadah
air
Jikamurni
tepat
selama 220 bebas
seperti
singkirkan
perlu, kali
menit berturut-turut.
partikel
membiarkan
atau
lepaskan dapat
penutupnya,
(single-unit).
dan
penutup
selama
menggunakan
Jika
segel 2kontaminasi
singkirkan
perlu,
hindari menit
dengan sonikasi.
atau dapat
lepaskan
penutupnya, penutup
hati-hati.
dari isi.
(single-unit).
menggunakan
segel
hindaridengan sonikasi.
kontaminasi
hati-hati.
dari isi.

Larut
Larut
kan
kan
samp
samp
el
el
deng
deng
an
an 2525
ml
ml air
air
bebas
bebas
partik
partik
el
el
atau
atau
deng
deng
an
an
pelar
pelar
ut
ut
bebas
bebas
konta
konta
mina
mina
n
n
partik
partik
el
el
yang
yang
sesua
sesua
i.i.
Light Obscuration Particle Count (LOPC)

Microscopic Particle Count (MPC).


Uji Kontaminasi Partikulat (Microsopic Particle Count Test)

• Alat : binocular mikroskop yg sesuai, filter assembly


(for retaining contamination), membrane filter.
• Jumlah sampel yg digunakan : infus (LVP), satu unit

Mohammad Abu Sufian Md. Tanjir Islam Tahsin Zahan Kamal Hossain G. M. Sala Uddin Abdullah Al Mamun, M. S. U.
(2017). Quality Control Parameters Of Parenteral Pharmaceuticals Based On Pharmacopoeias. 3(12), 1624–1638.
https://doi.org/10.5281/zenodo.260339
Langkah Kerja (BP)
• Campur konten sampel dengan perlahan membalik wadah 20 kali berturut-turut
• Bersihkan permukaan luar bukaan wadah menggunakan jet air murni bebas partikel
dan menghapus penutupan, untuk menghindari kontaminasi isi
• Basahkan bagian dalam filter holder (yg dilengkapi dengan membrane filter) dengan
air murni bebas partikel
• Saring total volume dari satu unit tunggal yg akan diuji / lakukan penambahan sedikit
demi sedikit volume larutan hingga seluruh volume tersaring
• Setelah larutan terakhir ditambahkan, bilas bagian dalam dinding penahan filter
dengan menggunakan semburan air murni bebas partikel.
• Pertahankan vakum sampai permukaan filter membran bebas dari cairan.Tempatkan
filter ke dalam cawan Petri dan keringkan filter dengan penutup sedikit terbuka.
• Setelah filter sudah kering, letakkan cawan Petri di atas
mikroskop, dan hitung jumlah partikel (>10 μm >25 μm)
• Bandingkan ukuran partikel pada sampel dengan referensi
graticule
• Diameter bagian dalam transparan lingkaran referensi
graticule digunakan untuk partikel putih dan transparan,
sedangkan partikel gelap diukur menggunakan diameter
luar dari lingkaran buram hitam referensi graticule

KRITERIA
PENERIMAA
N
Daftar Pustaka
British Pharmacopoeia Commission. British Pharmacopoeia. 8th ed. Great
Britain: Stationery Office; 2014.
Indian Pharmacopoeia Commission. Indian Pharmacopoeia. Ghaziabad:
Indian Pharmacopoeia Commission; 2007.
Mohammad Abu Sufian Md. Tanjir Islam Tahsin Zahan Kamal Hossain G. M.
Sala Uddin Abdullah Al Mamun, M. S. U. (2017). Quality Control
Parameters Of Parenteral Pharmaceuticals Based On Pharmacopoeias.
3(12), 1624–1638. https://doi.org/10.5281/zenodo.260339
Ayuhastuti, A. (2016). Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai