Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN KASUS

PREEKLAMPSIA
Oleh:

Dinta Nisainda 150100122


Sryita C P Sembiring 150100128
Agung Hamonangan 150100158

Pembimbing: Dr. dr. Hotma Partogi Pasaribu, M.Ked(OG), Sp.OG


DEPARTEMEN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FK USU
PENDAHULUAN
Latar Belakang
• Preeklampsia merupakan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada

usia kehamilan diatas 20 minggu yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri, dan atau edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi

sampai koma

• Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia.

• Preeklampsia merupakan penyakit yang angka kejadiannya di setiap negara berbeda-beda. Angka kejadian lebih banyak terjadi di

negara berkembang dibanding pada negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena di negara maju perawatan prenatalnya lebih baik.

Kejadian preeklampsia dipengaruhi oleh paritas, ras, faktor genetik dan lingkungan
• Menurut Robson dan Jason terdapat sekitar 10% ibu yang mengalami hipertensi akibat kehamilan diantaranya 3-4%
mengalami preeklampsia, 5% hipertensi dan 1-2% hipertensi kronik

• Terdapat lebih dari 4 juta wanita hamil mengalami preeklampsia setiap tahun. Dan setiap tahun, diperkirakan sebanyak
50.000 sampai 70.000 wanita meninggal karena preeklampsia serta 500.000 bayi meninggal. Preeklampsia merupakan
penyebab 15– 20% kematian wanita hamil di seluruh dunia serta penyebab utama mortalitas dan morbiditas pada janin.

• Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 angka kematian ibu adalah 228/100.000
kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan 28%, preeklampsia/eklampsia 24% dan infeksi 11%. Di Sumatera Utara
di laporkan bahwa kasus preeklampsia terdapat 30 kasus khususnya di RSUP. H. Adam Malik Medan, di tahun 2005-2006
TUJUAN MANFAAT
1. Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis tentang 1. Untuk lebih memahami dan memperdalam secara
Preeklampsia teoritis tentang Preeklampsia.

2. Untuk mengintegrasikan ilmu kedokteran yang 2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi

telah didapat terhadap kasus Preeklampsia serta pembaca tentang Preeklampsia.

melakukan penatalaksanaan yang tepat, cepat, dan


akurat sehingga mendapatkan prognosis yang baik
TINJAUAN PUSTAKA
PREEKLAMPSIA
DEFINISI
Hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan dan disertai dengan
gagngguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu.

Klinis : Hipertensi + proteinuria, +/- edema patologis


FAKTOR RISIKO
• Riwayat preeklampsia • Nullipara
• Kehamilan multipel • Obesitas
• Hipertensi kronis • Riwayat preeklampsia di keluarga
• DM tipe 1 atau 2 • Usia ≥35 tahun
• Penyakit ginjal • Interval kehamilan >10 tahun
• Penyakit autoimun • ART (Assisted Reproductive Technology)
• Riwayat abrupsio plasenta
• Ras kulit hitam
ETIOPATOGENESIS
1. Implantasi plasenta dengan invasi tropblas yang abnormal pada pembuluh darah uteri
2. Toleransi maladaptif imunologis antara ibu, plasenta, dan janin
3. Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau inflamatorik pada kehamilan yang normal
4. Faktor genetik

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. 2014. Hypertensive Disorders in Williams Obstetrics 24 th Ed. McGraw-Hill Education. United States. p. 729.
• Teori kelainan vaskularisasi plasenta
• Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi Endotel
• Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan Janin
• Teori adaptasi kardiovaskular
• Teori Genetik
• Teori Defisiensi Gizi (Teori Diet)
• Teori Stimulus Inflamasi
GEJALA KLINIS
 Gejala klinis pada preeklampsia dapat bervariasi, dan preeklampsia

tanpa kriteria berat dapat terjadi asimptomatik.

 Preeklampsia dengan kriteria berat (Preeklampsia berat) menunjukkan efek

end-organ dan dapat mengeluhkan gejala seperti nyeri kepala, gangguan


pengelihatan, gangguan status mental, sesak, edema, nyeri epigastrium atau nyeri
perut kanan atas, kelemahan atau malaise, serta klonus.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
 PREEKLAMPSIA
Hipertensi ≥140/90 mmHg
Proteinuria >300mg/24 jam, atau dipstick urin >+1
Trombositopenia <100.000/mikroliter
Gangguan ginjal : kreatinin serum >1.1mg/dL, atau didapati peningkatan kreatinin serum
dibandingkan sebelumnya pada kondisi tidak adanya kelainan ginjal lainnya
Gangguan liver : peningkatan konsentrais transaminase 2x normal, atau ada nyeri
epigastrium atau perut kanan atas
Edema paru
Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
Gangguan sirkulasi uteroplasenta: oligohidramnion, fetal growth restriction, atau absent or
reversed end diastolic velocity
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
 PREEKLAMPSIA BERAT
Hipertensi ≥160/110 mmHg
Proteinuria >300mg/24 jam, atau dipstick urin >+1
Trombositopenia <100.000/mikroliter
Gangguan ginjal : kreatinin serum >1.1mg/dL, atau didapati peningkatan
kreatinin serum dibandingkan sebelumnya pada kondisi tidak adanya kelainan
ginjal lainnya
Gangguan liver : peningkatan konsentrais transaminase 2x normal, atau ada
nyeri epigastrium atau perut kanan atas
Edema paru
Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
Gangguan sirkulasi uteroplasenta: oligohidramnion, fetal growth restriction,
atau absent or reversed end diastolic velocity
PENATALAKSANAAN

• Manajemen Ekspektatif
• MgSO4
• Antihipertensi
• Kortikosteroid
MANAJEMEN E KSPEKTATIF PADA
PREEKLAMPSIA TANPA GEJALA BERAT

• Manajemen ekspektatif direkomendasikan pada kasus preeklampsia

tanpa gejala berat dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu

dengan evaluasi maternal dan janin yang. lebih ketat.

Evaluasi ketat yang dilakukan adalah:

• Evaluasi gejala maternal dan gerakan janin setiap hari oleh pasien

• Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara poliklinis

• Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver setiap minggu

• Evaluasi USG dianjurkan 2 kali dalam seminggu


MANAJEMEN EKSPEKTATIF
PADA PREEKLAMPSIA BERAT

• Direkomendasikan pada kasus dengan


UK<34 minggu dengan syarat kondisi IBU
dan JANIN stabil

• Pasien dengan preeklampsia berat


direkomendasikan untuk melakukan rawat
inap selama melakukan perawatan
ekspektatif.

• Bagi wanita yang melakukan perawatan


ekspektatif preekklamsia berat, pemberian
kortikosteroid direkomendasikan untuk
membantu pematangan paru janin.
ANTIHIPERTENSI

• Indikasi utama pemberian anti hipertensi ada kehamilan adalah untuk keselamatan ibu

dan mencegah penyakit serebrovaskuler


• Antihipertensi direkomendasikan pada PE dengan hipertensi berat atau TD sistolik ≥ 160 mmHg

atau diastolik ≥ 110 mmHg


• Target penurunan TD adalah sistolik < 160 mmHg dan diastolik < 110 mmHg

• Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah Nifedipin Oral Short Acting, Hidralazine dan Labetalol parenteral

• Nifedipin dosis 10-20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit; maksimum 120 mg dalam 24 jam

• Alternatif anti hipertensi yang lain adalah : nitrogliserin, metildopa, labetalol


MAGNESIUM SULFAT

• Direkomendasikan sebagai terapi lini pertama preeklampsia / eklamsia


• Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklamsia pada Pasien PE berat
• Merupakan pilihan utama pada Pasien preeklamsia berat dibandingkan
diazepam atau fenitoin untuk mencegah terjadinya kejang atau kejang berulang

Cara pemberian

• Loading dose: 4 gr MgSO4 intravena (40% dalam 10 cc) selama 15 menit

• Maintenance dose: infus 12 gr dalam RL / 12 jam


KORTIKOSTEROID

Diberikan pada usia kehamilan ≤ 34 minggu untuk

menurunkan risiko RDS dan mortalitas janin serta neonatal


EDUKASI
● Kondisi penyakit ibu dan kondisi janin
● Tatacara tindakan medis
● Alternatif tindakan medis dan risikonya
● Rencana perawatan, obat-obatan dan tindakan
● Kemungkinan risiko dan komplikasi yang bisa terjadi pada ibu dan
janinnya
● Prognosis penyakit
KOMPLIKASI
• Berisiko mengalami penyakit kardiovaskular (hipertensi, penyakit
jantung iskemik, stroke, DVT)
• Kematian
• Komplikasi pada bayi :
berat badan lahir rendah, pertumbuhan janin terhambat, serta
peningkatan angka morbiditas dan mortalitas perinatal.
PROGNOSIS
• Risiko kematian pada preeklampsia lebih tinggi terutama jika dialami
pada usia kehamilan <37 minggu
• Rekurensi preeklampsia pada kehamilan selanjutnya, 10% jika dialami
pada near term, 20% jika preeklampsia berat, eklampsia, serta
sindrom HELLP, 40% jika dialami pada usia kehamilan <30 minggu.
Acute Fatty Liver in Pregnancy
(AFLP)
Definisi

Acute fatty liver in pregnancy (AFLP)


acute fatty metamorphosis
acute yellow atrophy

suatu penyakit penyebab gagal hati akut pada kehamilan yang ditandai
dengan akumulasi lemak mikrovesikular dalam sel hepatosit
sehingga mengganggu fungsi hati normal
Epidemiologi

• 1/7000 – 1/16000 kehamilan di Amerika Serikat


• Tidak ada perbedaan insidensi pada jenis ras, etnis, atau daerah
regional tertentu
• Hanya dialami pada wanita hamil pada usia berapapun
Etiologi & Faktor Risiko

• Etiologi  Mutasi G1528C dan E474Q pada kromosom 2


• Faktor risiko :
! Primigravida
! Preeclampsia
! Kehamilan dengan janin berjenis kelamin laki-laki
! Kehamilan multipel
Patofisiologi
Defisiensi enzim metabolik LCHAD (long-chain 3-hydroxyacyl CoA dehydrogenase)

Metabolit toksik dari unit fetoplasental yang terganggu

Gangguan fungsi hati ibu

Infiltrasi
lemak mikrovesikuler
Penurunan metabolisme lemak di mitokondria pada ginjal, pankreas, otak,
Kerusakan mitokondria sel hepatosit dan tulang

Hormon estrogen
Gejala Klinis
• Malaise
• Anoreksia
• Mual dan muntah
• Nyeri epigastrium dan perut kanan atas
• Perdarahan saluran cerna bagian atas
• Gagal ginjal akut
• Infeksi
• Pankreatitis
• Hipoglikemia
• Jaundice yang progresif
Diagnosis

Swansea Criteria
Tatalaksana

Status Janin
Terminasi kehamilan Pemilihan cara persalinan Status Koagulasi Ibu

Kemungkinan
berhasil dengan
induksi persalinan
Komplikasi
Prognosis
• Angka kelahiran premature 70%
• Angka kematian prenatal 15%
• Angka kematian ibu 4% dan bayi 12% (selama 4 decade terakhir)
STATUS ORANG SAKIT
Status Ibu Hamil
S
Anamnesis pribadi
T
Nama : Ny. E
A
Umur : 27 tahun
T
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
U
Pendidikan : Tamat S1
S
Agama : Kristen
Suku/Bangsa : Batak Karo/ Indonesia
P
Tanggal Masuk : 13 Desember 2020
A
Jam Masuk : 01.20 WIB
S Status : G1P0A0
I
E
N
Ny. E, 27 tahun, G1P0A0, Batak Karo, Kristen, Tamat Sarjana,
IRT, menikah dengan Tn. Z, 31 tahun, Batak Karo, Kristen, Tamat
SMA, Wiraswasta. Pasien datang ke RS HAM pada 13 Desember
2020 pukul 01.20 WIB dengan:
Keluhan Utama : Nyeri Kepala
Telaah : Hal ini dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat tekanan darah tinggi selama kehamilan dijumpai dengan tekanan
darah tertinggi 180/110 mmHg. Keluhan lain seperti nyeri epigastric (+) mual
muntah (+), pandangan kabur (-), kejang (-). Riwayat mulas-mulas mau
melahirkan dijumpai sejak 6 jam yang lalu. Riwayat keluar lendir darah dari
kemaluan dijumpai sejak 4 jam yang lalu. Riwayat keluar air-air dari
kemaluan tidak dijumpai. Riwayat batuk-batuk (-), demam (-), sesak nafas (-),
bepergian ke luar kota (-),riwayat kontak dengan pasien Covid-19 (-). BAK
dan BAB dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Terdahulu :


Riwayat Penggunaan Obat :
HPHT : ?/5/2020 (31 minggu)
HPL : ?/2/2021
ANC : Spesialis Kandungan 2x, bidan 3 x

Riwayat Kehamilan
1. Kehamilan saat ini
PEMERIKSAAN FISIK

Status Presens
Sensorium : Compos Mentis Anemia : -
Tekanan Darah : 200/120 mmHg Ikterus : +
Frekuensi Nadi : 100 x/i Sianosis : -
Frekuensi Nafas : 24 x/i Dispnea : -
Suhu : 36,4 ⁰C Edema : +/+ pretibial
Berat Badan : 78 kg
Tinggi Badan : 155 cm
IMT : 32,4 kg/m2
LLA : 27,5 cm
Status Generalisata
Kepala
Mata : Pupil isokor ᴓ 3 mm/3 mm, refleks cahaya (+/+), konjungtiva
palpebra inferior anemis (-/-), sklera ikterik (+/+)
Leher : Trakea medial, pembesaran KGB (-)

Thorax
Inspeksi : simetris fusiformis
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Jantung: S1 (N), S2 (N), S3 (-), S4 (-), 100x/i, reguler, murmur (-)
Paru: vesikuler, wheezing (-/-), ronki (-/-)
Abdomen : dalam status obstetric
Ekstremitas : edema (+) pada ekstremitas inferior
Status Obstetrik
Abdomen : membesar simetris
TFU : ½ Umbilikus – prosesus xipoideus (28 cm)
Teregang : kiri
Terbawah : kepala (4/5)
Gerak :+
His : + 2 X 20”/10’
DJJ : (+) 157 bpm

Status Ginekologi
VT : Serviks sacral Ø 2 cm, Eff 100%, Selaput Ketuban (+) Kepala H-
I,
Minor fontanella (?).
ST :Lendir darah (+), air ketuban (-).
LABORATORIUM
13 Desember 2020
Pemeriksaan Satuan Hasil Rujukan
Darah Lengkap
Hemoglobin g/dL 14,4 12-14
Leukosit /μL 16.380 4.000-11.000
Hematokrit % 42 36-42
Trombosit /μL 203.000 150.000-400.000
Glukosa sewaktu mg/dL 40 < 200
PT detik 25,7 C : 12,9
APTT detik >120 C : 31,2
INR 2,16 C : 0,8-1,3
Fibrinogen Mg/dl 135 150-400
D-dimer ng/ml 7110 <500
Albumin mg/dl 2,8 3,5-5
LABORATORIUM
Faal Ginjal
Ureum mg/dL 49 <50
Kreatinin mg/dL 2,65 0,6-1,3
Elektrolit      
Natrium mEq/L 133 135-155
Kalium mEq/L 4,8 3,6-5,5
Chlorida mEq/L 105 96-106
Urinalisa
pH   5 5-8
Protein +1 Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Positive Negatif
Urobilinogen Normal Negatif
Keton   Negatif Negatif
Nitrit   Negatif Negatif
Warna Kuning Kuning
6 POSITIVE
SIGN
Diagnosis Kerja
Preeklampsia with severe feature + Susp. Acute Fatty Liver in Pregnancy (AFLP)+ preterm Labor + PG + IUP (31
mgg) + Janin Hidup + Presentasi kepala

Tatalaksana
• O2 2-4 lpm via nasal canule
• Inj. MgSO4 20% (20 cc) -> bolus 15 menit (loading dose)
• IVFD Ringer Laktat + MgSO4 40% (30 cc) -> 14 gtt/i (maintenance dose)
• Nifedipine 10 mg/PO, diulangi setelah 30 menit; max 120 mg/24 jam
• Inj. Dextrose 40 % 2 flc
• Inj. Cefazoline 2 gr Profilaksis

Rencana
• Rawat inap
• Pantau tanda- tanda vital
• Rujuk ke spesisal obgyn untuk tindakan SC
KESIMPULAN
Ny. E, 27 tahun, G1P0A0, datang dengan keluhan nyeri kepala yang dialami sejak 1
hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat tekanan darah tinggi saat kehamilan (+)
dengan TD tertinggi 180/110 mmHg. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosis Preeklampsia with severe feature + Susp.
Acute Fatty Liver in Pregnancy (AFLP)+ preterm Labor + PG + IUP (31 mgg) +
Janin Hidup + Presentasi kepala. Tatalaksana berupa hospitalisasi dan pemberian
injeksi MgSO4 20% (20 cc) bolus 15 menit (loading dose), IVFD Ringer Laktat +
MgSO4 40% (30 cc) 14 gtt/i (maintenance dose), dan Nifedipine 10 mg/PO diulangi
setelah 30 menit. Pasien direncanakan untuk dirujuk ke spesialis obgyn untuk
tindakan SC.
THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai