Anda di halaman 1dari 15

ASMA BRONKHIALE

PENGERTIAN
Gangguan inflamasi kronik saluran respirasi dengan banyak sel mast,
eosinofil, dan limfosit T.
Pada orang yang rentan inflamasi hal ini menyebabkan wheezing
berulang, sesak nafas, dada tertekan, dan batuk
•Asma adalah proses obstruksi reversibel ditandai dengan peningkatan
responsivitas dan inflamasi jalan nafas terutama jalan nafas bagian
bawah
PENYEBAB DAN PENCETUS

 secara pasti belum


diketahui dengan jelas,
faktor keturunan dan
lingkungan diduga
berperan sebagai penyebab
terjadinya asma
 Beberapa faktor pencetus
 Aspirasi
 Intoksikasi
 Injure
MANIFESTASI KLINIS
• Wheezing
• Dyspnea dengan lama ekspirasi,
penggunaan otot-otot pernafasan,
PCH
• Batuk kering (tidak produktif),
takipnea, ortopnea, gelisah dan
diaforesis
• Nyeri abdomen karena terlibatnya
otot abdomen dalam pernafasan
• Intoleransi aktivitas : makan,
bermain, berjalan, bahkan bicara
• Kecemasan labil dan perubahan
tingkat kesadaran
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
Riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik
Foto thorax
Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan alergi
Pulse oximetri
Analisa gas darah
Penatalaksanaan Asma

GINA (Global initiative for


Asthma) membagi tatalaksana
serangan asma menjadi dua,
tatalaksana di rumah dan di
rumah sakit. Tatalaksanan di
rumah dilakukan oleh pasien
atau orangtuanya. Hal ini dapat
dilakukan oleh pasien yang
sebelumnya telah menjalani
terapi dengan teratur dan
pendidikan yang cukup
Penatalaksanaan di rumah sakit

1. Pemberian oksigen
2. Pemberian cairan dan koreksi
terhadap acidosis
3. Steroid IV diberikan bolus tiap 6-8
jam, dosis 0,5-1 mg/kgBB/hari
4. Nebulasi β-agonis + antikolinergik
dengan oksigen dilanjutkan tiap 1-2
jam, jika dalam 4-6 kali pemberian
mulai terjadi perbaikan klinis, jarak
pemberian dapat diperlebar menjadi
4-6 jam
5. Bila terjadi perbaikan klinis
nebulasi diteruskan tiap 6 jam
hingga 24 jam dan steroid serta
aminofilin diganti dengan oral
Pedoman Bagi Ortu Pada Anak
Aminofilin diberikan secara IV dengan dosis
1. Bila pasien belum mendapat aminofilin
sebelumnya dosis diberikan dosis awal 6-8
mg/kgBB dilarutkan dalam dextrose atau
NaCL sebanyak 20 cc, diberikan dalam 20-30
menit
2. Jika pasien telah mendapat aminofilin <8 jam
dosis dikurangi separuhnya
3. Selanjutnya aminofilin dosis rumatan
diberikan sebanyak 0,5-1 mg/kgBB/hari
Jika dalam 24 jam pasien tetap stabil, pasien
dapat dipulangkan dengan dibekali obat
β-agonis (hirupan atau oral) diberikan
tiap 4-6 jam selama 24-48 jam. Selain
itu steroid oral dilanjutkan hingga
pasien kontrol ke klinik rawat jalan
dalam 24-48 jam untuk reevaluasi
tatalaksana
Pengkajian Keperawatan

 Identitas : biasanya asma timbul <5 tahun dan lebih


separuhnya pada usia <3 th.
 Keluhan utama : batuk, sesak, mengi, dada tertekan
 Riwayat penyakit sekarang : batuk, bersin, pilek,
mengi, sesak nafas, PCH, retraksi dada, batuk kering,
gelisah, cemas, emosi labil, perubahan tingkat
kesadaran
Riwayat penyakit dahulu : Anak pernah menderita penyakit yang sama
pada usia sebelumnya, karena terpapar dengan alergen seperti debu,
serbuk-serbuk, bulu binatang, infeksi. Dari fisik : cuaca dingin,
perubahan temperatur, iritan, kimia, polusi udara. Emosional :
cemas, takut dan tegang, aktivitas berlebihan
Riwayat penyakit keluarga : ditemukan keluarga yang memilki penyakit
asma baik dari ibu atau ayah, penyakit alergi lain
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
1.Pada asma persisten bisa terjadi penurunan
BB karena frekwensi serangan sering, hampir
sepanjang tahun tanpa remisi
2.Pada anak sekolah sering tidak masuk
sekolah hingga prestasi belajarnya terganggu
dan juga tidak bisa beraktivitas seperti anak
lainnya
6. Riwayat Imunisasi : anak usia pra sekolah
dan sekolah sudah mendapat imunisasi
lengkap, pemberian imunisasi sangat
berguna untuk pencegahan penyakit
•Riwayat nutrisi : diet BSTIK,
sebelum dilakukan tes alergi.
Setelah tes alergi maka diet
disesuaikan dengan faktor
pencetus
•Dampak hospitalisasi:
1. Sumber stressor : perpisahan
1. Protes : menangis,
menendang
2. Menerima : tidak aktif,
menarik diri, depresi, dan
regresi
2. Lingkungan baru, memulai
sosialisasi baru
PEMERIKSAAN FISIK
A. SISTEM RESPIRASI
Sesak, batuk kering, takipnea,
ortopnea, barel chest,
penggunaan otot bantu
pernafasan, PCH, peningkatan
PaCO2, penurunan PaO2,
perkusi hipersonor
B. SISTEM KARDIOVASKULER :
Takikardia, sianosis, bunyi
jantung S1 dan S2 tunggal
C. SISTEM PERSYARAFAN :
pada serangan yang berat dapat
terjadi gangguan kesadaran :
gelisah, rewel, cengeng, apatis →
sopor → koma
D. SISTEM PERKEMIHAN : produksi
urin dapat menurun jika intake minum
yang kurang akibat sesak nafas
E. SISTEM PENCERNAAN : mukosa
mulut kering, terdapat nyeri abdomen,
tidak toleransi terhadap makanan dan
minuman
F. SISTEM INTEGUMEN : berkeringat
akibat usaha pernafasan klien terhadap
sesak
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d
peningkatan sekret/lendir
2. Gangguan pertukaran gas b.d penurunan
suply oksigen sekunder adanya
bronkospasme, oedema mukosa
3. Resiko tinggi kekurangan volume cairan
b.d kesulitan minum, kehilangan cairan
tak terlihat karena hiperventilasi
4. Perubahan proses keluarga b.d
hospitalisasi anak
5. Kecemasan b.d hospitalisasi dan distress
pernafasan
6. Intoleransi aktivitas b.d hipoksia dan
meningkatnya usaha bernafas
7. Kurang pengetahuan orangtua b.d
kurangnya informasi pengobatan dan
perawatan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai