Anda di halaman 1dari 11

EVALUASI KEGIATAN PENGENDALIAN

PEMOTONGAN TERNAK RUMINANSIA


BETINA PRODUKTIF TAHUN 2017 &
KEGIATAN TAHUN 2018
Oleh :
H. Shofyan Aripanca, S.Kom, M.Si
Kabid Keswan dan Kesmavet
Dinas Ketahanan Pangan & Peternakan Prov. Sumsel

Disampaikan pada acara Sosialisasi Pengendalian Pemotongan Betina Produktif


di Kota Lubuk Linggau
Tanggal, 26 April 2018
EVALUASI KEGIATAN PENGENDALIAN PEMOTONGAN
BETINA PRODUKTIF TAHUN 2017
- PENGAWASAN HULU
NO. DATA PENGAWASAN HULU LOKASI (CEK POINT, PASAR HEWAN, PETERNAK, JUMLAH
KANDANG JAGAL, KELOMPOK TERNAK)

1. Betina Produktif (BP) Bunting TPH Muara Enim, Kab. Muara Enim 2 ekor
yang diidentifikasi TPH Sungai Lilin, Kab. Musi Banyuasin 2 ekor
berdasarkan SKSR (Surat TPH Pak Zulkarnaen, Kab. Musi Banyuasin 3 ekor
Keterangan Status
Reproduksi )
2. BP tidak Bunting yang
diidentifikasi berdasarkan
SKSR
3. Betina yang mengalami
gangrep (gangguan
reproduksi )tidak permanen
(tidak produktif fausa) yang
diidentifikasi berdasarkan
SKSR .
- PENGAWASAN HILIR

Kota Lubuk Tahun 2016 Tahun 2017*


Linggau
Pemotongan Total Pemotongan Total Penolakan
Prov. Sumsel Betina Pemotongan Betina Pemotongan Pemotongan
Produktif Ternak Produktif Ternak Betina
Produktif
Lokasi Target 1 1.595 14 3.561 0
Lokasi Non 3.680 38.012 1.222 32.856 7 **
Target
Total Provinsi 3.681 39.607 1.236 36.417 7

** Ket : 2 penolakan di Kabupaten Muara Enim, 5 penolakan di Kabupaten Musi Banyuasin


LAPORAN PEMOTONGAN
KABUPATEN/KOTA PROVINSI SUMSEL TAHUN 2017
Jumlah Ternak
No KABUPATEN / KOTA
SPJ SPBP SPBT SPA KRJ KRBP KRBT Total
1 PALEMBANG - - - 5.120 - - - 5.120
2 OGAN KOMERING ILIR 1.138 212 103 1.029 16 - - 2.498
3 MURATARA - - - - 12 - - 12
4 LAHAT 182 2 85 867 94 34 30 1.294
5 LUBUK LINGGAU 654 14 19 2.935 25 4 - 3.651
6 OKU TIMUR 2.026 214 651         2.891
7 PAGAR ALAM 628 48 140 1.179 10 4 6 2.015
8 PALI 118 6 48 - 5 1 2 180
9 MUSI BANYUASIN 479 29 473 64      1.045
10 PRABUMULIH 441 2 724 529 10     1.706
11 OGAN ILIR 1.029 - - 8.891 - -   9.920
12 MUARA ENIM 502 - 40 357 380 - 21 1.300
13 MUSI RAWAS 383 371 224 20 7 3 22 1.030
14 EMPAT LAWANG 648 87 270 - 15 1 26 1.047
15 OKU SELATAN 575 30 19 - 7 - - 631
16 BANYUASIN 357 76 23 - 5     461
17 OGAN KOMERING ULU 442 145 972 - 43 - 14 1.616
JUMLAH 9.602 1.236 3.791 20.991 629 47 121 36.417

Keterangan:
SPJ : Sapi Jantan
SPBP: Sapi Betina Produktif
SPBT : Sapi Betina Tidak Produktif
SPA : Sapi Ex-Impor
KRJ : Kerbau Jantan
KRBP: Kerbau Betina Tidak Produktif
KRBT: Kerbau Betina Tidak Produktif
- KENDALA DAN TINDAK LANJUT

NO. KENDALA TINDAK LANJUT


1. Masih ada pelaku usaha yang memiliki Melakukan sosialisasi tentang
stock sapi betina produktif untuk dipotong pelarangan sapi/kerbau betina
produktif yang melibatkan
Babinkamtibmas kepada pelaku usaha
peternakan
2. Pemilik ternak tidak mau menandatangani Memberikan pemahaman lebih lanjut
Berita Acara Penolakan kepada pemilik ternak tentang
pentingnya penyelamatan betina
produktif

3. Kurangnya koordinasi antara tim dinas Membuat jadwal tertulis tentang


dengan kepolisian setempat jadwal pelaksanaan monitoring dan
rapat evaluasi
Pedoman Kerja Tahun 2018 Antara Dirjen PKH dengan
Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Pengendalian
Pemotongan Ternak Ruminansia Betina Produktif
Nomor : 02.003/PK.210/F4/04/2018
Nomor : B/18/IV/2018

SOP

• Pembinaan yang ditingkatkan berupa :


1. Teguran Lisan
2. Teguran Tertulis
3. Penghentian Sementara Kegiatan Pemotongan
1. Teguran Lisan
No. Prosedur
1. Tim Terpadu melakukan sosialisasi pelarangan pemotongan betina
1. Teguran Lisan
produktif dan pelarangan pemotongan di luar RPH terhadap jagal dan
pelaku usaha.
2. Dinas Kabupaten/Kota melakukan pendataan jagal.
3. Tim Terpadu melakukan pengawasan dan evaluasi kepatuhan
peraturan pelarangan pemotongan betina produktif terhadap jagal
setelah dilakukan sosialisasi.
4. Petugas pemeriksa antemortem melakukan penolakan pemotongan
betina produktif di RPH dengan membuat Berita Acara Penolakan dan
disampaikan kepada jagal/pemilik ternak.
5. Penanggung jawab RPH melaporkan jagal yang sudah mendapatkan
Berita Acara Penolakan tetapi masih melakukan pemotongan betina
produktif kepada Kepala Dinas Kab/Kota dengan tembusan kepada
Kapolres/PPNS.
No. Prosedur
6. Kapolres/PPNS melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap
jagal yang melakukan pelanggaran pemotongan betina produktif serta
memberikan teguran lisan dan/atau dapat diberikan langsung pada
saat pengawasan.
7. Jagal membuat pernyataan bermaterai Rp. 6.000,- untuk tidak
mengulangi memotong betina produktif dan bersedia untuk ditindak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan apabila mengulangi
pelanggaran yang serupa dengan format terlampir.
8. Dinas Kabupaten/Kota mencatat dan melaporkan hasil Pembinaan
Teguran Lisan sesuai kewenangannya secara berjenjang.
2. Teguran Tertulis
No. Prosedur
1. Tim Terpadu melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap jagal yang
1. Teguran Lisan
sudah mendapatkan teguran lisan 3 (tiga) kali.
2. Kapolres/PPNS melakukan pemanggilan jagal yang sudah
mendapatkan teguran lisan 3 (tiga) kali dan masih melakukan
pelanggaran serupa ke kantor Polsek/Polres dan melakukan
pemeriksaan.

3. Kapolres memberikan terguran tertulis terhadap jagal yang sudah


mendapatkan teguran lisan 3 (tiga) kali.
4. Jagal membuat pernyataan bermaterai Rp. 6.000,- untuk tidak
mengulangi memotong betina produktif dan bersedia untuk ditindak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan apabila mengulangi
pelanggaran yang serupa dengan format terlampir.

5. Dinas Kabupaten/Kota mencatat dan melaporkan hasil Pembinaan


Teguran Tertulis sesuai kewenangannya secara berjenjang.
3. Penghentian Sementara Kegiatan
Pemotongan
No. Prosedur
1. Tim Terpadu melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap jagal yang
telah mendapatkan teguran tertulis.
2. Tim Terpadu melaporkan jagal yang melakukan pelanggaran
pemotongan betina produktif oleh jagal yang telah mendapatkan
teguran tertulis tersebut melaporkan kepada Kepala Dinas
Kabupaten/Kota dengan tembusan Kapolres/PPNS.

3. Kapolres/PPNS melakukan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap jagal


yang telah mendapatkan teguran tertulis ke Polsek/Polres.
4. Kapolres/PPNS merekomendasikan kepada Kepala Dinas
Kabupaten/Kota untuk menghentikan sementara kegiatan pemotongan.
5. Kepala Dinas Kabupaten/Kota menerbitkan surat penghentian
sementara kegiatan pemotongan.
6. Dinas Kabupaten/Kota mencatat dan melaporkan penghentian
sementara kegiatan pemotongan sesuai kewenangannya secara
berjenjang.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai