4. Kontaminasi bakteri.
5. Kematian sel.
Etiologi :
• 1. Mekanis/traumatis
• 2. Perubahan suhu.
• 3. Zat kimia.
• 4. Ledakan
• 5. Sengatan listrik
• 6. Gigitan hewan/manusia.
JENIS LUKA :
2. Clean-contamined
4. Dirty atau linfected A.
Berdasarkan wounds (bersih
wounds (kotor atau
infeksi) Sdh ada infeksi. tingkat terkontaminasi)
kontaminasi Infeksi = 3-11%
3. Contamined wounds
(terkontaminasi) Infeksi =
10-17 %
B. Berdasarkan kedalaman dan
1. Stadiumluasnya luka.::yaitu luka yg terjadi pada epidermis kulit.
I : Luka Superfisial
2. Stadium II : Luka Partial Thickness : yaitu
hilangnya lapisan epidermis dan bagian atas`dari dermis.
3. Stadium III : Luka Full Thickness: yaitu hilangnya kulit seluruhnya,
meliputi kerusakan
jar. Subkutan sampai dibawahnya
(epidermis–dermis–fasia), tetapi tidak
sampai otot.
4. Stadium IV : Luka Full Thickness yg sampai lapisan
otot, tendon dan tulang, dengan
kerusakan luas.
C. Berdasarkan waktu
penyembuhan luka :
• 1. Luka Akut : yaitu luka dengan masa
penyembuhan sesuai dengan konsep penyembuhan
yang normal.
V. Excoriation (Abrasi)
• 3. Vulnus Laseratum ( VL =Luka gores), terjadi
karena benda tajam yg menggores, seperti kaca
atau kawat berduri.
• 1. Fase Inflamasi
adalah adanya respn vaskuler dan selluler yg terjadi
akibat adanya cedera jaringan lunak. Tujuan pada fase ini : -
menghentikan perdarahan.
- debridement,.
2. Fase proliferatif.
ditandai dengan proliferasi sel fibroblast yg
bertanggung jawab pada persiapan menghasilkan produk
struktur protein.
• 3. Fase Maturasi .
Fase ini dimulai pada minggu 2-3. dan dapat
berlangsung sampai 12 bulan.
Tujuan fase ini : Menyempurnakan terbentuknya
jarinan baru menjadi jaringan penyembuhan yg kuat
dan berkualias.
Kekuatan jaringan parut akan mencapai puncaknya
pd minggu ke 10.
Faktor yg mempengaruhi
penyembuhan luka :
• 1. Umur
• 2. Infeksi
• 3. Hipovolemia. Kurangnya volume darah
vasokonstriksi periifer oksigenasi & nutrisi berkurang
penyembuhan luka terhambat.
• 4. Hematoma. Hematoma blood cot perlu resorbsi
memperlama peyebuhan.
• 5. Benda asing (corpus alienum = corpal) terbentuk
abses menghambat.
• 6. Iskemia. Keadaan tterdapat penurunan suplai
darah pada daerah tubuh akibat obstruksi pembuluh
darah. Dapat terjadi karena balutan terlalu kencang,
obstruksi pembuluh darah.
• 7. Diabetes.Insulin erkurang gula darah
meningkat nutrisi sulit masuk ke dalam sel
penurunan kalori tubuh mudah infeksi
memperlama penyambuhan.
• 8. Pengobatan .
• - Steroid : menurunkan inflamasi.
• - Antikoagulan : menyebabkan perdarahan.
• - Antibiotika : Effektif bla diberikan sebelum
operasi.
PENATALAKSANAAN.
• 2. V. Excoriativum.
Memersihkan luka dengan NaCL 0,9%, berikan analgetik tetapi
tidak bia dengan anestesi.
Perawatan luka ini TERBUKA. Dan tak perlu menggunakan salep
iodine sarang kuman.
• 3. Vulnus Laseratum.
• Bila ada perdarahan tekan dengan kasa steril
cuci dan bersihkan sekitar luka dg air dan sabun
bersihkan dg kasa steril. Bila dijumpai benda
asing (kayu, kerikil atau benda lain) keluarkan.Bila
terlalu dalam rujuk ke Rumah Sakit.
• 4. Vulnus Punctum (Luka tusuk).
• Perlu diawasi benda yg menusuk dan arahnya.
• Benda penusuk cabut bersihkan dengan H2O2
didesinfektan tutup kasa tetapi tidak rapat.
• 5. Vulnus Contussum (luka memar).
• Kompres es/air dingin, kompresi.
• 6. Vulnus Sclopetorium.
• Jangan langsung mengeluarkan pelurunya.
• Bersihkan luka dengan H2O2, desinfektan dan
tutup luka. Setelah beberapa hari ( 4-7 hr) baru
dibawa ke ruang operasi untuk dikeluarkan
pelurunya. Karena posisi peluru sudah stabil,
karena ada jar. Fibrous .
7. Vulnus Combustion.
• Penanganan awal:
- aliri dengan air yang mengalir utk
perpindahan kalornya
- jangan menggunakan pasta gigi
- Bila berbentuk bula boleh dipecahkan
perawatan luka terbuka dengan tetap
mengingat luka jenis ini sangat mudah terinfeksi
- Ingat kebutuhan cairan pada pasien luka bakar
8. Luka gigitan (Vulnus Morsum)
- Keluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban
dengan cara menekan sekitar luka darah yg tercampur racun
bisa keluar
- Jangan menghisap tempat gigitan bahaya
(apalagi bila tdpt luka di intra oral)
- sambil menekan juga bisa diikat pada bagian proksimal dari
gigitan mencegah semakin tersebarnya racun
- Bawa ke RS penanganan lebih lanjut
9. Vulnus Avulsion
- Lakukan pembersihan dengan NaCl
- Anestesi jaringan sekitar
- Debridemen
- Cuci dengan H2O2 dan bilas dengan NaCl
- Jahit
10. Terpotong atau teriris (vulnus Scissum dalam)
- Atasi perdarahan pressing, ligating,cautering
- Dibalut/dibebat bagian proksimal luka
- Bila mengenai tulang, lakukan fiksasi sementara
- Bila luka lebar, bersihkan spt vulnus avulsi
- Jahit
- Tutup luka dengan kassa steril
- Kirim ke RS
Alat dan Bahan Suturing
Jenis benang
a. Resorbable
- Plain gut (70 hari)
- Cromic gut (90 hari)
Sintesis
- Vicril (60-90 hari)
- Dexon (4 bulan)
b. Non resorbable
- Silk (natural)
- Sintesis : nylon, prolene, marsilene
Komposisi filamen
a. Monofilamen
- Plain gut, cromic gut
- Nylon, prolene
b. Polifilamen
- Silk, marselene
- Dexon, vicryl
Jenis Jahitan
1. InterruptedPattern
• - Simple interrupted
• - Interrupted horizontal mattress
• - Interrupted Vertical mettress
2. Continuous Pattern
• - Simple continuous
• - Continuous lock stitch
• - Continuous horizontal mattress
• - Sub cuticular
Interrupted Suture Techniques
Teknik Kelebihan Kekurangan Gambar
suturing