Anda di halaman 1dari 49

KIPI CAMPAK dr.

Tri Rahmania Pertiwi

08117381112 @genomebimbel
Respon Imun

• Spesifik dan Non spesifik


• Non Spesifik  Monosit, Makrofag, Sel NK, APC, sel PMN (Basofil,
Eosinofil, Neutrofil,)
• Spesifik  Sel T, Sel B, Limfosit,
Naya, anak perempuan, usia 10 bulan, dibawa ibunya ke Poli rawat jalan RSMP karena demam dan
timbul ruam kemerahan di kulit. Demam timbul sejak 1 hari yang lalu dan 12 jam kemudian timbul
ruam kemerahan hampir diseluruh tubuh. Kejang tidak ada dan batuk pilek tidak ada. Riwayat
imunisasi sebelumnya, Naya sudah mendapatkan imunisasi BCG 1 kali, Hepatitis B 1 kali, DPT 1 kali,
HiB 1 kali dan Polio tetes 2 kali serta baru mendapat imunisasi campak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan Fisik:
• Keadaan Umum : Compos mentis, BB: 9 kg, PB: 90 cm
• Tanda Vital : Nadi 110x/menit, RR: 28x/menit, Temp: 38°C
• Kepala : Konjungtiva pucat (-/-), rinorea (-), faring tenang
• Thoraks
• Paru-Paru : Tidak ada kelainan
• Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, bising tidak ada
• Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba
• Ekstremitas : Dalam batas normal
• Status dermatologikus : Tampak eritema makula papula diskret di hampir seluruh tubuh.
Naya, anak perempuan, usia 10 bulan, dibawa ibunya ke Poli rawat jalan RSMP karena demam dan
timbul ruam kemerahan di kulit. Demam timbul sejak 1 hari yang lalu dan 12 jam kemudian timbul
ruam kemerahan hampir diseluruh tubuh. Kejang tidak ada dan batuk pilek tidak ada. Riwayat
imunisasi sebelumnya, Naya sudah mendapatkan imunisasi BCG 1 kali, Hepatitis B 1 kali, DPT 1 kali,
HiB 1 kali dan Polio tetes 2 kali serta baru mendapat imunisasi campak 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan Fisik:
• Keadaan Umum : Compos mentis, BB: 9 kg, PB: 90 cm
• Tanda Vital : Nadi 110x/menit, RR: 28x/menit, Temp: 38°C
• Kepala : Konjungtiva pucat (-/-), rinorea (-), faring tenang
• Thoraks
• Paru-Paru : Tidak ada kelainan
• Jantung : Bunyi jantung I dan II normal, bising tidak ada
• Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba
• Ekstremitas : Dalam batas normal
• Status dermatologikus : Tampak eritema makula papula diskret di hampir seluruh tubuh.
Analisis
1. An Naya mengalami demam dan timbul ruam kemerahan di kulit.
Demam timbul sejak 1 hari yang lalu dan 12 jam kemudian timbul
ruam kemerahan hampir diseluruh tubuh. Kejang tidaada dan batuk
pilek tidak ada.
2. Riwayat imunisasi sebelumnya, Naya sudah mendapatkan imunisasi
BCG 1 kali, Hepatitis B 1 kali, DPT 1 kali, HiB 1 kali dan Polio tetes 2
kali serta baru mendapat imunisasi campak 3 hari yang lalu.
3. Pemeriksaan Fisik  T:38
Analisis 1
a. Apa makna mengalami demam dan timbul ruam ?
b. Apa makna tidak mengalami batuk dan pilek ?
c. Apa etiologi demam dan timbul ruam ?
d. Bagaimana Mekanisme demam ?
e. Apa saja jenis-jenis demam ?
Analisis 2
a. Apa saja jenis-jenis imunitas ?
b. Bagaimana proses imunitas tubuh ?
c. Sebutkan Jenis-jenis vaksin ?
d. Bagaimana proses penyimpanan vaksin yang baik ?
e. Bagaimana prosedur pemberian imunisasi campak?
f. Apa saja syarat” diberikan imunisasi campak ?
g. Kapan dilakukan imunisasi campak ?
h. Apa kontraindikasi pemberian imunisasi campak ?
i. Apa hubungan 3 hari lalu diberikan imunisasi campak dengan keluhan ?
j. Apa itu KIPI ?
k. Apa Makna jadwal imunisasi pasien ?
l. Bagaimana jadwal imunisasi kemenkes ?
m. Berapa lama efek protektif imunisasi dasar ?
Analisis ke 3
• Apa Interpretasi pemeriksaan fisik ?
• Bagaimana Mekanisme pemeriksaan fisik ?
Analisis ke 4
• Cara mendiagnosis
• DD
• Pem.Penunjang
• Working Diagnosis
• Tatalaksana
• Komplikasi
• Prognosis
• KDU
• NNI
Etiologi Demam
1. Infeksi (Bakteri, virus, jamur)
2. Faktor lingkungan
3. Autoimun
4. Obat-obatan
Mekanisme Demam
• Vaksinasi campak (virus yang dilemahkan) dianggap ada benda toksik
tubuh Naya berespons  menstimulus sel-sel darah putih
(monosit,limfosit dan neutrofil) oleh pirogen eksogen baik berupa
toksin, mediator inflamasi atau reaksi imun mengeluarkan zat kimia
(pirogen endogen)  IL-1, IL-6, TNF-α dan IFN merangsang sel-sel
endotel hipotalamus oleh bantuan enzim fosfolipase A2  asam
arakidonat dengan bantuan enzim sikloosigenase (COX)  memacu
pengeluaran prostaglandin (PGE2)  peningkatan set point
termoregulator di hipotalamus  demam
Mekanisme RUAM (KIPI)
• vaksin yang disuntikan ke dalam tubuh Naya masuk ke jaringan
limfe  masuk ke duktus thorasikus ke pembuluh darah 
menyebar ke jaringan dan organ limfoid (kulit,ginjal,saluran cerna,
hati) terutama pada kulit  virus masuk ke jaringan dan organ kulit
 masuk ke pembuluh darah kulit  pelebaran pembuluh darah
pada kulit  peningkatan permeabilitas pembuluh darah  virus
keluar dari pembuluh darah  menginfeksi sel endothelial epithelial
masuk ke epidermis kulit  pada stratum granulosum terbentuk
keratosit fokal dan edema dan terjadi akumulasi sel epithelial rasaksa
 RUAM
Imunisasi
• Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan.
Jenis Imunitas/Kekebalan
Respon Imun Seluler (Ketika Imunisasi)

Buku Price and wilson


Tujuan Imunisasi
• Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasni
• Melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat
berbahaya bagi bayi dan anak.
• Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan
• Menurunkan morbiditas, mortalitas dan cacat
• Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan
Dampak Tidak Imunisasi
• Tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap suatu penyakit.
• Meningkatkan risiko kesakitan, kecacatan, meminggal
• Meningkatkan wabah penyakit

IDAI 2013
Proteksi Imunisasi
• Daya proteksi BCG  50%
• Daya proteksi BCG  meningitis TB 64% dan milier TB sebesar 78%
• Daya proteksi vaksin difteri cakupan baik yaitu sebesar 80-90 %, daya
proteksi vaksin tetanus 90-95% akan tetapi daya proteksi vaksin
pertusis masih rendah yaitu 50-60 %
• Daya Proteksi Campak  95 % (Makrum 1997)
Jenis Imunisasi
Mekanisme RUAM (KIPI)
• vaksin yang disuntikan ke dalam tubuh Naya masuk ke jaringan
limfe  masuk ke duktus thorasikus ke pembuluh darah 
menyebar ke jaringan dan organ limfoid (kulit,ginjal,saluran cerna,
hati) terutama pada kulit  virus masuk ke jaringan dan organ kulit
 masuk ke pembuluh darah kulit  pelebaran pembuluh darah
pada kulit  peningkatan permeabilitas pembuluh darah  virus
keluar dari pembuluh darah  menginfeksi sel endothelial epithelial
masuk ke epidermis kulit  pada stratum granulosum terbentuk
keratosit fokal dan edema dan terjadi akumulasi sel epithelial rasaksa
 RUAM
Imunisasi
• Suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila
suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau
hanya mengalami sakit ringan.
Jenis Imunitas/Kekebalan
Respon Imun Seluler (Ketika Imunisasi)

Buku Price and wilson


Tujuan Imunisasi
• Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasni
• Melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat
berbahaya bagi bayi dan anak.
• Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat
mengurangi kecacatan
• Menurunkan morbiditas, mortalitas dan cacat
• Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat
membahayakan kesehatan
Dampak Tidak Imunisasi
• Tidak mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap suatu penyakit.
• Meningkatkan risiko kesakitan, kecacatan, meminggal
• Meningkatkan wabah penyakit

IDAI 2013
Proteksi Imunisasi
• Daya proteksi BCG  50%
• Daya proteksi BCG  meningitis TB 64% dan milier TB sebesar 78%
• Daya proteksi vaksin difteri cakupan baik yaitu sebesar 80-90 %, daya
proteksi vaksin tetanus 90-95% akan tetapi daya proteksi vaksin
pertusis masih rendah yaitu 50-60 %
• Daya Proteksi Campak  95 % (Makrum 1997)
Jenis Imunisasi
Lanjutan
Penyimpanan Vaksin
Kontraindikasi Imunisasi
DEFINISI
• KIPI adalah kejadian medik yang berhubungan dengan
imunisasi baik berupa reaksi vaksin, reaksi suntikan, efek
farmakologis, kesalahan prosedur, koinsiden atau hubungan
kausal yang tidak dapat ditentukan. (Akib, 2011; Kemenkes
RI, 2013)
CARA MENDIAGNOSIS
ANAMNESA
 Riwayat imunisasi

P. FISIK
 Demam
 Ruam
DIAGNOSIS BANDING
• Limfadenitis
• Limfoma
• Limfadenopati
TATALAKSANA
• Simptomatis
• Parasetamol 25mg/kgbb
• Edukasi Pasien
KOMPLIKASI
Syok anafilatik
Sepsis
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam

KDU
4
Terima Kasih

08117381112 @genomebimbel

Anda mungkin juga menyukai