thd antigen limfoid sekunder, depresi respons sel T thd antigen dan sel alogenik, pengurangan sekresi
2. INFEKSI– Infeksi virus, bakteri dapat menekan sistem imun – Malaria dan rubela kon genital defisiensi
antibodi – Kehilangan imunitas seluler terjadi pd penyakit campak, mononukleosis, hepatitis virus, sifilis,
bruselosis, lepra, tuberkulosis milier dan parasit bruselosis, lepra, tuberkulosis milier dan parasit
4. PENYINARAN– Dosis tinggi menekan seluruh jaringan limfosit – Dosis rendah menekan aktivitas sel Ts
5. PENYAKIT BERAT– Menyerang jaringan limfoid : penyakit Hodgkin Menyerang jaringan limfoid : penyakit
6. KEHILANGAN IG/LEUKOSIT – Pada nefrotik sindrom diare luka bakar Pada nefrotik sindrom, diare, luka
7. STRESS
Lebih cepat berubah menjadi AIDS lebih sulit menular dan lebih lambat
berubah menjadi AIDS
Memiliki tiga subtipe berbeda yaitu M Memiliki 6 subtipe yaitu sub tipe A-F
(main), N (New atau non-M, non-O) dan O
(Outlier).
Pemeriksaan Penunjang
1. Uji Imunologi
Uji imunologi untuk menemukan respon antibody
terhadap HIV-1 dan digunakan sebagai test
skrining,meliputi :
• enzyme immunoassays atau enzyme – linked
immunosorbent assay (ELISAs)
• tes serologi cepat (rapid test).
• Uji Western blot atau indirect immunofluorescence
assay (IFA) untuk memperkuat hasil reaktif dari test
krining.
2. Uji Virologi
Tes virologi untuk diagnosis infeksi HIV1
meliputi :
• kultur virus
• tes amplifikasi asam nukleat / nucleic acid amplification
test (NAATs) : untuk menemukan DNA /RNA
• test untuk komponen virus (seperti uji untuk protein
kapsid virus (antigen p24)).
Cara Penularan dan Pencegahan
1. Cara Penularan
• Transmisi melalui kontak seksual Kontak
Virus ini dapat ditemukan dalam cairan semen, cairan vagian, cairan serviks. Transmisi
infeksi HIV melalui hubungan seksual lewat anus lebih mudah karena hanya terdapat
membran mukosa rektum yang tipis dan mudah robek, anus sering terjadi lesi.