Anda di halaman 1dari 65

Matakuliah Pendidikan Agama Islam

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya


Jurusan Komunikasi
Kuliah Ke 2

Umar Hidayat, M.Ag.


N.I.P : 145210502
NIDN : 9905001119
1. Pengertian manusia
2. Proses kejadian manusia
3. Fitrah Manusia itu bertuhan
4. Manusia butuh agama
“ Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqw
a” (QS. Al Baqarah (2) : 2)

Kehadiran manusia
tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia
hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT, yang dalam
dirinya terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan
dan sifat kemakhlukan. Sehingga manusia memiliki tugas dan
tanggungjawab dalam menjalankan perannya;
sebagai hamba Allah dan khalifah di dunia.
Masalah manusia adalah masalah yang tak habis-
habisnya, maka memahami manusia hanya melalui
akal akan menyebabkan kesesatan
tekad hati ruh
ibadah

balasan amah manusia


ilmu akal

khalifah amal jasad tanah


?
?
 Secara bahasa manusia berasal dari kata
“manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk
yang mampu menguasai makhluk lain.
 Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah
gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus)
atau seorang individu.

Secara biologi, manusia diartikan sebagai


sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
 NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia
adalah jasmani dan rohani akan tetapi tunggal karena
jasmani dan rohani merupakan satu barang

 I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa

 OMAR MOHAMMAD AL-


TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia,
manusia adalah mahluk yang berfikir, dan
manusia adalah mahluk yang memiliki 3
dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan
dan lingkungan.
Aris Toteles:
manusia sebagai “Zoon Politicon” Linasus:
makhluk yang memiliki rasa Manusia sebagai
humor dan “Animal Riden” “Homo Sapiens”
makhluk yang bisa bertakwa. makhluk yang
berbudi (berakal)

PAULA J. C & JANET W. K


Manusia adalah mahluk terbuka, bebas Huizinga:
memilih makna dalam situasi, Manusia itu “Homo
mengemban tanggung jawab atas Luden”, manusia yang
keputusan yang hidup secara kontinu
suka bermain
serta turut menyusun pola berhubungan
dan unggul multidimensi dengan
berbagai kemungkinanan.
 Manusia merupakan makhluk Allah yang
paling tinggi derajatnya dibanding
makhluk lain, yang terdiri dari ruh dan
jasad yang dilengkapi dengan potensi
dan kelebihan dibandingkan makhluq
lainnya, yaitu hati, akal dan jasadnya.
 Dengan hati manusia dapat ber’azam,
dengan akal dapat berilmu dan dengan
jasad manusia dapat beramal. Kelebihan
dan kemuliaan manusia ini disediakan
oleh Allah untuk menjalankan amanah
yaitu ‘ibadah dan khilafah di muka bumi.
Peranan dan tugas yang diamalkan ini
akan mendapatkan balasan yang
setimpal.
1. Al Basyr manusia apa adanya/ Biologis

3. Al Nas makhluk sosial/ Sosiologis

Manusia 2. Al Insan manusia cerdas/Kognitif

4. Bani Adam keturunan Adam/ Historis

5. Al Ins Muallaf/Religius
 Istilah ini menunjukkan makna
bahwa manusia adalah makhluk fisik
yang membutuhkan makan, minum,
berjalan dan berusaha memenuhi
kebutuhannya.
 Kata 'basyar‘ disebut 35 kali
 manusia tidak jauh berbeda dengan
makhluk biologis lainnya dan terikat
dengan kaidah prinsip kehidupan
biologis seperti berkembang biak
‫وح ٰى إِلَ َّي أَنَّ َما إِ ٰلَ ُه ُك ْم إِ ٰلَ ٌه‬َ ُ‫ش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم ي‬َ َ‫قُ ْل إِنَّ َما أَنَا ب‬
‫بِّ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل َع َماًل‬Z‫ان يَ ْر ُجو لِقَا َء َر‬ َ ‫اح ٌد ۖ فَ َمنْ َك‬ ِ ‫َو‬
‫بِّ ِه أَ َح ًدا‬Z‫ش ِركْ بِ ِعبَا َد ِة َر‬
ْ ُ‫صالِ ًحا َواَل ي‬ َ
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang
Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
(Qs. Al Kahfi: 110)
 menunjukkan fungsi manusia
sebagai makhluk sosial.
 Manusia harus menjaga
hubungan baik dengan lainnya.
 Dari awal terciptanya, seorang
manusia berawal dari sepasang
laki-laki dan wanita.
 Terdapat 240 kali dalam al
qur’an
(‫بَائِ َل‬Zَ‫وبًا َوق‬Z‫ ُع‬ZZ‫ش‬ ُ Z‫ُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْم‬Z‫ ِم ْن َذ َك ٍر َوأ‬Z‫لَ ْقنَا ُك ْم‬Z‫نَّا َخ‬Zِ‫اسإ‬ ُ َّ‫لن‬ZZ‫ا ا‬Z‫ ُّي َه‬Zَ‫ا أ‬ZZ‫َي‬
‫ ِبي ٌر‬Z‫ َخ‬Z‫ َّنهَّللا َ َعلِي ٌم‬Zِ‫ ۚ إ‬Z‫ ْت َقا ُك ْم‬Zَ‫ ِع ْن َد هَّللا ِ أ‬Z‫ ْك َر َم ُك ْم‬Zَ‫ َّنأ‬Zِ‫ا َرفُوا ۚ إ‬Z‫تَ َع‬Zِ‫)ل‬
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. Al
hujarat 13)
 berarti melihat, mengetahui, dan minta
izin, yang membedakan dg hewan
 memiliki kemampuan menalar dan
berpikir dibanding dengan makhluk
lainnya, serta memiliki potensi yang
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
 Manusia dapat mengambil pelajaran dari
apa yang dilihatnya, mengetahui yang
benar dan yang salah, serta dapat
meminta izin ketika menggunakan
sesuatu yang bukan miliknya (muallaf )
 Ada 65 tempat
 Berarti keturunan Adam,
manusia secara umum.
 Istilah ini digunakan untuk
menyebut manusia bila dilihat
dari asal keturunannya.
 disebutkan 7 kali dalam 7 ayat Al
quran.
Pertama, berbudaya sesuai dengan
ketentuan Allah, misalnya dengan
berpakaian yang menutup aurat.

Kedua, saling mengingatkan


4. Bani Adam dengan manusia lain agar tidak
terjerumus dalam perbuatan dosa.

Ketiga, memanfaatkan semua yang


ada di alam untuk beribadah.
 meiliki arti tidak liar atau tidak biadab.
 Istilah Al Ins berkebalikan dengan istilah al
jins atau jin yang bersifat metafisik dan liar.
 Jin hidup bebas di alam yang tidak dapat
dirasakan dengan panca indra. Berbeda
dengan manusia yang disebut menggunakan
istilah al ins. manusia adalah makhluk yang
tidak liar, artinya jelas dan dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
 Kata Al Ins disebutkan sebanyak 18 kali
dalam Alquran, masing-masing dalam 17
ayat dan 9 surat.
1. Makhluk Ciptaan Allah

2. Makhluk yang bertanggungjawab


atas segala perbuatannya

3. Makhluk yang memiliki sifat-sifat


ketuhanan
Proses penciptaan manusia
َ َ‫اح َد ٍة َو َخل‬
‫ق‬ ِ ‫س َو‬ ٍ ‫اس اتَّقُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم ِمنْ نَ ْف‬ ُ َّ‫يَا أَ ُّي َها الن‬
‫سا ًء ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ الَّ ِذي‬َ ِ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجااًل َكثِي ًرا َون‬ َّ َ‫ِم ْن َها َز ْو َج َها َوب‬
َ ‫ون بِ ِه َواأْل َ ْر َحا َم ۚ إِ َّن هَّللا َ َك‬
‫ان َعلَ ْي ُك ْم َرقِيبًا‬ َ ُ‫سا َءل‬َ َ ‫)ت‬

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang


telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (Qs. An-Nisa:1)
1. Turab (tanah) sebagai awal mulanya
2. Tin (lempung), campuran tanah dan air
3. Hama’in Masnun (lempung), lempung yang dicetak
4. Tinun Lazib, lempung yang pekat yang siap
menerima bentuk
5. Salsalin min Hama’in Masnun, Lempung dari lumpur
yang dicetak
6. Salsaun ka al-Fakhkhar, (lempung seperti tembikar),
yang terbentuk dari api yang panas
7. Roh yang ditiupkan ke dalam diri manusia
 Langsung Dari tanah (& ditiupkan rohnya oleh
Allah) contohnya adam
 Dari bapak tanpa ibu (Hawa)
 Dari ibu tanpa bapak (Isa)
 Dari bapak dan ibu (manusia biasa)
 “Yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan
sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan
manusia dari tanah”. (QS. As Sajdah (32) : 7)

 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan


manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi
bentuk”. (QS. Al Hijr (15) : 26)
 “Hai sekalian manusia, bertaqwalah
kepada Tuhanmu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya, dan daripada
keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang sangat
banyak…” (QS. An Nisaa’ (4) : 1)

 Maka sesungguhnya perempuan itu


diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR.
Bukhari-Muslim)
 “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu
dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat
yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kamudian Kami jadikan ia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang
Paling Baik.” (QS. Al Mu’minuun (23) : 12-14).
Video Proses penciptaan manusia

Shortcut to Proses Kejadian Manusia [www.keepvid.com].lnk


1. Setetes air mani
2. Segumpal darah
3. Segumpal daging
4. Ditiupkan ruh (120 hr) dan ditetapkan: rezeki,
ajal, amal, celaka dan bahagia.
5. Tumbuh dalam 9 bln 10 hari
6. Lahir

Ditiupkan ruh : Adam ditiupkan oleh Allah, manusia


berikutnya ditiupkan malaikat atas perintah Allah
1. HATI manusia:
- Tempat kemauan keputusan
bersumber dari keyakinan (QS. 75:14)
- Tempat Kehendak (Qs. 18:29)
- Kebebasan Memilih (Qs.90:10); menjadi
muslim atau kafir

2. AKAL: mampu membentuk pengetahuan (Qs. 17:36)

3. JASAD: untuk beramal (Qs.9:105)


 Allah memberikan nafsu berfungsi: ambisi,
keinginan, prestasi, menikah, makan minum.
 Nafsu manusia senantiasa berubah-ubah
bergantung kepada sejauh mana kekuatan
ruh saling tarik dengan hawa nafsu.
 Pertempuran selalu berlaku bagi keduanya.
 Manusia yang ruh (islam)nya dapat menekan
hawa nafsunya dengan dzikrullah, maka ia
memiliki nafsul muthma’innah.
 Ruh di atas hawa nafsu (Muthmainnah)
Dalil : ruh menguasai hawa nafsu (QS. 29 : 45)
berorientasi dzikr (QS. 3 : 191, 13 : 28)
jiwa yang tenang (QS. 89 : 27-30)

 Ruh tarik menarik dengan hawa nafsu


(Lawamah)
Dalil : ruh senantiasa tarik menarik dengan hawa nafsu
(QS. 4 : 137, 143)
berorientasi akal/akal-akalan (QS. 2 : 9)
jiwa yang selalu menyesali dirinya (QS. 75 : 2)

 Ruh di bawah pengaruh hawa nafsU (Al Amaratu


bisyu)
Dalil : ruh dibawah pengaruh dan dikuasai hawa nafsu (QS. 25 :
43, 45 : 23)
berorientasi syahwat (QS. 3 : 14)
jiwa yang selalu menyuruh kepada kejahatan (QS. 12 : 53)
Hewan Manusia
a. Pengetahuan a. Pengetahuan
 Dangkal  Luas
 Parsial – Khusus  Tak terbatas
 Regional  Universal
 Berlaku saat sekarang  Pengetahuan masa
lampau dan yang akan
datang.
b. Hasrat dan Keinginan b. Hasrat dan Keinginan
( hewan) (manusia)

 Bersifat material makan,  Bersifat material makan,


minum, tidur, kawin, dsb.
minum, tidur, kawin,
 Non material: insting
dsb.
alamiah untuk
mempertahankan kehidupan  Bersifat non material;
fisik. seperti unsur spiritual,
 Bersifat individual dan moral, cita-cita,
pribadi. pemikiran.
 Bersifat regional  Bersifat individual
 Bersifat seketika dan pribadi dan sosial.
berkaitan dengan masa  Bersifat universal
sekarang.
 Bersifat tak terbatas.
c. Potensi Alamiah c. Potensi Alamiah

 Potensi termateri;  Potensi termateri;


bentuk fisik tidak bentuk fisik sempurna.
sempurna.
 Potensi imateri; ruh
 Potensi imateri ; bersifat ilahiyah.
naluriah, berdasarkan
pada insting dan nafsu.
 Potensi fitrah dan hanif.
 Orientasi semata-mata  Nafsu, akal, qalbu.
melangsungkan hidup.
Manusia itu bertuhan
 FITRAH ≠ SUCI
‫عيد الفطر‬ 
HARI RAYA BERBUKA,
BERKURBAN, KEMERDEKAAN ‫عيد األضحى‬ 

‫عيد اإلستقالل‬ 

ZAKAT BERBUKA = ‫زكاة الفطر‬ 


 Secara bahasa, fitrah berasal dari kata fathara–
yafthuru–fathr[an] wa futhr[an] wa fithrat[an]
yang berarti: pecah, belah, berbuka, mencipta.
Jika dikatakan, Fathar Allâh, artinya Allah
menciptakan.
 menurut orang-orang Arab asli, fathara artinya
memulai, mencipta, atau mengkreasi; dan
fithrah artinya ciptaan
 SIFAT ATAU KEADAAN ANAK MANUSIA
PADA WAKTU DILAHIRKAN.
 KESELURUHAN UNSUR BAWAAN YANG
DIMILIKI MANUSIA DENGAN SEGALA
SIFAT YANG MELEKAT PADANYA.
 Menurut Ibn Katsir, fitrah itu tidak lain adalah
karakteristik penciptaan manusia dan potensi
kemanusiaan yang siap untuk menerima
agama.
 Imam Zamakhsyari mengatakan, fitrah itu
menjadikan manusia siap sedia setiap saat
menerima kebenaran dengan penuh sukarela,
tanpa paksaan, alami, wajar, dan tanpa beban.
Seandainya setan jin dan setan manusia
ditiadakan, niscaya manusia hanya akan
memilih kebenaran itu (Al-Fâ'iq , III/128).
“ Tidak ada seorang anak kecuali
dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Kemudian kedua orang tuanyalah
yang menjadikannya Yahudi, Nasrani
atau majusia” (HR. Bukhori)
Tokoh: A. Qadir Jailani, Al-Azhari, Ibnu Mubarok
Isi Pandangan:
1. Setiap manusia melalui ketetapan Alloh adalah baik atau jahat
secara asal, baik semuanya atau sebagian.
2. Setiap manusia terikat dengan ketetapan Alloh untuk menjalani
cetak biru kehidupannya.
3. Yang ditakdirkan masuk neraka akan masuk neraka sekalipun
baik, sebaliknya yang ditakdirkan masuk surga juga akan masuk
surga sekalipun berbuat banyak dosa.
Dasar:
Hadis tentang ashabul yamin dan ashabus syimal
Tokoh: Abd al-Barr
Pandangan:
1. Manusia lahir dalam keadaan suci (kosong) tanpa
kesadaran akan iman atau kufur.
2. Kebaikan dan keburukan bersifat eksternal (pengaruh dari
lingkungan).

Dasar:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui apapun (QS an-Nahl, 16:78)
Tokoh: Ibnu Taymiyyah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Ismail al-
Faruqi, Ali Ash-Shabuni, Moh As’ad
Pandangan:
1. Manusia memiliki sifat-sifat bawaan yang positif.
2. Manusia memiliki pengetahuan, cinta, dan komitmen
kepada Alloh.
3. Lingkungan dapat membuat potensi dasar/sifat dasar
manusia menyimpang

Dasar: (1). QS al-A’raaf, 7:172. (2). QS al-Ruum: 30:30.


Tokoh: Ali Shariati, Sayid Quthb
Pandangan:
1. Manusia lahir dalam keadaan mempunyai dua sifat
sekaligus.
2. Dua sifat asal itu adalah kebaikan dan keburukan.
3. Sifat kebaikan disimbolkan oleh Ruh Alloh dan sifat
keburukan disimbolkan oleh tanah/jasad.

Dasar:
Alloh mengilhamkan kepada jiwa kefasikan dan ketakwaan
(QS 91:10).
‘Idul Fithri artinya kembali kepada sifat asal/keadaan
pertama saat diciptakan.
Awalnya manusia dalam keadaan suci. Setelah bertindak
dan banyak berbuat kesalahan, manusia melakukan upaya
penyucian diri (dengan berpuasa, melakukan banyak
shalat malam, berzakat, dsb).
Setelah melakukan penyucian diri, apakah seseorang akan
suci kembali?
Jawabannya ya bila kita mengikuti pandangan positif.
Manusia sebagaimana makhluk lainnya,
memiliki keterkaitan dan
ketergantungan terhadap alam,
lingkungannya dan sesuatu yang di luar
dirinya (Tuhan).
Namun demikian, pada akhir-akhir ini,
manusia justru semakin aktif mengambil
langkah-langkah yang merusak, atau
bahkan menghancurkan lingkungan hidup.
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di
bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(Al-Baqarah: 29)
 berasal dari bahasa Sansekerta yang erat
hubungannya degnan agama Hindu dan Budha.
 Akar kata agama gam (pergi) yang mendapat
awalan a; I; dan u dan akhiran a sehingga menjadi
agama; igama dan ugama.
 Agama artinya peraturan, tatacara, upacara
hubungan manusia dengan raja; Igama artinya
peraturan tata cara, upacara dalam hubungan
dengan dewa-dewa; sedang ugama ialah
peraturan, tata cara dalam berhubungan antar
manusia.
 Dalam bahasa Inggris Agama dikenal dengan
Istilah religion yang berasal dari bahasa Latin
relegere, artinya berpegang kepada norma-
norma.
 Ruang lingkupa agama dari Istilah religi ini
menunjukkan hubungan tetap antara manusia
dengan Tuhan saja.
Dalam bahasa Arab agama Islam disebut dengan din
(din al Islam), istilah din tercantum dalam al Qur’an
Surat al Maidah (5): 3 mengandung pengertian
pengaturan hubungan manusia dengan dan hubungan
manusia dengan manusia dalam masyarakat, termasuk
dirinya sendiri dan dalam lingkungan hidupnya. Tata
hubungan ini dikenal dengan hablum minallah wa
hablum minannas (QS Ali Imran [3]: 112.
 Manusia hidup tidak dapat melepaskan diri
dari agama.
 Dalam pandagan Islam, keberagamaan adalah
fitrah (sesuatu yang melekat pada diri manusia
dan terbawa sejak kelahirannya): “Fitrah Allah
yang menciptakan manusia atas fitran itu” (QS Al
Rum [30]: 30).
William James menegaskan bahwa,
“selama manusia masih memiliki naluri
cemas dan mengharap, selama itu pula ia
beragama (berhubungan dengan Tuhan)”.
Itulah sebabnya mengapa perasaan takut
merupakan salah satu dorongan yang
terbesar untuk beragama.
Dalam kenyataan bahwa semua manusia dan
kelompoknya selalu mempunyai kepercayaan
tentang adanya suatu wujud yang Maha
Tinggi. Percaya pada sesuatu “Tuhan” adalah
hal yang taken for granted (bawaan dasar)
pada manusia, sepenuhnya manusiawi.
 Agama muncul karena kebodohan manusia.
August Comte peletak dasar aliran positivisme menyebutkan,
bahwa perkembangan pemikiran manusia dimulai dari
kebodohan manusia tentang rahasia alam atau ekosistem jagat
raya. Pada mulanya periode primitif karena manusia tidak
mengetahui rahasia alam, maka mereka menyandarkan segala
fenomena alam kepada Dzat yang ghaib.
 Konsekuensi logis teori di atas, adalah makin pandai seseorang
akan makin jauh ia dari agama bahkan akhirnya tidak beragama,
dan makin bodoh seseorang maka makin kuat agamanya.
Padahal, betapa banyak orang pandai yang beragama, seperti
Albert Einstein, Charles Darwin, Hegel dan lainnya. Demikian
sebaliknya, alangkah banyak orang bodoh yang tidak beragama.
2. Agama muncul karena kelemahan jiwa (takut)
Teori ini mengatakan, bahwa munculnya agama
karena perasaan takut terhadap Tuhan dan akhir
kehidupan. Namun, bagi orang-orang yang berani
keyakinan seperti itu tidak akan muncul.
Teori ini dipelopori oleh Bertnart Russel. Jadi, menurut
teori ini agama adalah indikasi dari rasa takut.
Memang takut kepada Tuhan dan hari akhirat,
merupakan ciri orang yang beragama.
Tetapi agama muncul bukan karena faktor ini, sebab
seseorang merasa takut kepada Tuhan setelah ia
meyakini adanya Tuhan. Jadi, takut merupakan akibat
dari meyakini adanya Tuhan (baca beragama).
3. Agama adalah produk penguasa
Karl Marx mengatakan bahwa agama merupakan produk para
penguasa yang diberlakukan atas rakyat yang tertindas, sebagai
upaya agar mereka tidak berontak dan menerima keberadaan
sosial ekonomi. Mereka (rakyat tertindas) diharapkan terhibur
dengan doktrin-doktrin agama, seperti harus sabar, menerima
takdir, jangan marah dan lainnya.

Namun, ketika tatanan masyarakat berubah menjadi masyarakat


sosial yang tidak mengenal perbedaan kelas sosial dan ekonomi,
sehingga tidak ada lagi perbedaan antara penguasa dan rakyat
yang tertindas dan tidak ada lagi perbedaan antara si kaya dan si
miskin, maka agama dengan sendirinya akan hilang.
Kenyataannya, teori di atas gagal. Terbukti bahwa negara komunis
sosialis sebesar Uni Soviet pun tidak berhasil menghapus agama
dari para pemeluknya, sekalipun dengan cara kekerasan.
4. Agama adalah produk orang-orang lemah
Teori ini berseberangan dengan teori-teori sebelumnya. Teori ini
mengatakan, bahwa agama hanyalah suatu perisai yang
diciptakan oleh orang-orang lemah untuk membatasi kekuasaan
orang-orang kuat. Norma-norma kemanusiaan seperti
kedermawanan, belas kasih, kesatriaan, keadilan dan lainnya
sengaja disebarkan oleh orang-orang lemah untuk menipu orang-
orang kuat, sehingga mereka terpaksa mengurangi pengaruh
kekuatan dan kekuasaannya. Teori ini dipelopori Nietzche,
seorang filusuf Jerman.
Teori di atas terbantahkan jika kita lihat kenyataan sejarah, bahwa
tidak sedikit dari pembawa agama adalah para penguasa dan
orang kuat misalnya Nabi Sulaiman dan Nabi Daud keduanya
adalah raja yang kuat.
Sebenarnya, mereka ingin menghapus agama dan menggantikannya
dengan sesuatu yang mereka anggap lebih sempurna (seperti,
ilmu pengetahuan menurut August Comte, kekuasaan dan
kekuatan menurut Nietszche, komunis sosialisme menurut Karl
Marx dan lainnya). Padahal mencintai dan menyembah
kesempurnaan adalah fitrah.
 Menjadi Hamba
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyambah-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka
dan aku tidak menghendaki  supaya mereka member aku makan.
Sesungguhnya Allah, Dialah maha pemberi Rezeki yang mempunyai
kekuatan lagi sangat kokoh. (az-Zaariyaat, 51:56-58).
 Menjadi Khalifah
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui". (Qs. Al Baqarah ; 30)
‫إلى اللقاء‬
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai