Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kehadiran manusia
tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta. Manusia
hakihatnya adalah makhluk ciptaan Allah SWT, yang dalam
dirinya terdapat perpaduan antara sifat ketuhanan
dan sifat kemakhlukan. Sehingga manusia memiliki tugas dan
tanggungjawab dalam menjalankan perannya;
sebagai hamba Allah dan khalifah di dunia.
Masalah manusia adalah masalah yang tak habis-
habisnya, maka memahami manusia hanya melalui
akal akan menyebabkan kesesatan
tekad hati ruh
ibadah
I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias
dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan karsa
5. Al Ins Muallaf/Religius
Istilah ini menunjukkan makna
bahwa manusia adalah makhluk fisik
yang membutuhkan makan, minum,
berjalan dan berusaha memenuhi
kebutuhannya.
Kata 'basyar‘ disebut 35 kali
manusia tidak jauh berbeda dengan
makhluk biologis lainnya dan terikat
dengan kaidah prinsip kehidupan
biologis seperti berkembang biak
وح ٰى إِلَ َّي أَنَّ َما إِ ٰلَ ُه ُك ْم إِ ٰلَ ٌهَ ُش ٌر ِم ْثلُ ُك ْم يَ َقُ ْل إِنَّ َما أَنَا ب
بِّ ِه فَ ْليَ ْع َم ْل َع َماًلZان يَ ْر ُجو لِقَا َء َر َ اح ٌد ۖ فَ َمنْ َك ِ َو
بِّ ِه أَ َح ًداZش ِركْ بِ ِعبَا َد ِة َر
ْ ُصالِ ًحا َواَل ي َ
Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa
seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa
sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang
Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan
Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal
yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
(Qs. Al Kahfi: 110)
menunjukkan fungsi manusia
sebagai makhluk sosial.
Manusia harus menjaga
hubungan baik dengan lainnya.
Dari awal terciptanya, seorang
manusia berawal dari sepasang
laki-laki dan wanita.
Terdapat 240 kali dalam al
qur’an
(بَائِ َلZَوبًا َوقZ ُعZZش ُ Zُ ْنثَ ٰى َو َج َع ْلنَا ُك ْمZ ِم ْن َذ َك ٍر َوأZلَ ْقنَا ُك ْمZنَّا َخZِاسإ ُ َّلنZZا اZ ُّي َهZَا أZZَي
ِبي ٌرZ َخZ َّنهَّللا َ َعلِي ٌمZِ ۚ إZ ْت َقا ُك ْمZَ ِع ْن َد هَّللا ِ أZ ْك َر َم ُك ْمZَ َّنأZِا َرفُوا ۚ إZتَ َعZِ)ل
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Qs. Al
hujarat 13)
berarti melihat, mengetahui, dan minta
izin, yang membedakan dg hewan
memiliki kemampuan menalar dan
berpikir dibanding dengan makhluk
lainnya, serta memiliki potensi yang
dapat mengembangkan ilmu pengetahuan
Manusia dapat mengambil pelajaran dari
apa yang dilihatnya, mengetahui yang
benar dan yang salah, serta dapat
meminta izin ketika menggunakan
sesuatu yang bukan miliknya (muallaf )
Ada 65 tempat
Berarti keturunan Adam,
manusia secara umum.
Istilah ini digunakan untuk
menyebut manusia bila dilihat
dari asal keturunannya.
disebutkan 7 kali dalam 7 ayat Al
quran.
Pertama, berbudaya sesuai dengan
ketentuan Allah, misalnya dengan
berpakaian yang menutup aurat.
عيد اإلستقالل
Dasar:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui apapun (QS an-Nahl, 16:78)
Tokoh: Ibnu Taymiyyah, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Ismail al-
Faruqi, Ali Ash-Shabuni, Moh As’ad
Pandangan:
1. Manusia memiliki sifat-sifat bawaan yang positif.
2. Manusia memiliki pengetahuan, cinta, dan komitmen
kepada Alloh.
3. Lingkungan dapat membuat potensi dasar/sifat dasar
manusia menyimpang
Dasar:
Alloh mengilhamkan kepada jiwa kefasikan dan ketakwaan
(QS 91:10).
‘Idul Fithri artinya kembali kepada sifat asal/keadaan
pertama saat diciptakan.
Awalnya manusia dalam keadaan suci. Setelah bertindak
dan banyak berbuat kesalahan, manusia melakukan upaya
penyucian diri (dengan berpuasa, melakukan banyak
shalat malam, berzakat, dsb).
Setelah melakukan penyucian diri, apakah seseorang akan
suci kembali?
Jawabannya ya bila kita mengikuti pandangan positif.
Manusia sebagaimana makhluk lainnya,
memiliki keterkaitan dan
ketergantungan terhadap alam,
lingkungannya dan sesuatu yang di luar
dirinya (Tuhan).
Namun demikian, pada akhir-akhir ini,
manusia justru semakin aktif mengambil
langkah-langkah yang merusak, atau
bahkan menghancurkan lingkungan hidup.
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di
bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
menciptakan langit, lalu dijadikan-Nya tujuh
langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
(Al-Baqarah: 29)
berasal dari bahasa Sansekerta yang erat
hubungannya degnan agama Hindu dan Budha.
Akar kata agama gam (pergi) yang mendapat
awalan a; I; dan u dan akhiran a sehingga menjadi
agama; igama dan ugama.
Agama artinya peraturan, tatacara, upacara
hubungan manusia dengan raja; Igama artinya
peraturan tata cara, upacara dalam hubungan
dengan dewa-dewa; sedang ugama ialah
peraturan, tata cara dalam berhubungan antar
manusia.
Dalam bahasa Inggris Agama dikenal dengan
Istilah religion yang berasal dari bahasa Latin
relegere, artinya berpegang kepada norma-
norma.
Ruang lingkupa agama dari Istilah religi ini
menunjukkan hubungan tetap antara manusia
dengan Tuhan saja.
Dalam bahasa Arab agama Islam disebut dengan din
(din al Islam), istilah din tercantum dalam al Qur’an
Surat al Maidah (5): 3 mengandung pengertian
pengaturan hubungan manusia dengan dan hubungan
manusia dengan manusia dalam masyarakat, termasuk
dirinya sendiri dan dalam lingkungan hidupnya. Tata
hubungan ini dikenal dengan hablum minallah wa
hablum minannas (QS Ali Imran [3]: 112.
Manusia hidup tidak dapat melepaskan diri
dari agama.
Dalam pandagan Islam, keberagamaan adalah
fitrah (sesuatu yang melekat pada diri manusia
dan terbawa sejak kelahirannya): “Fitrah Allah
yang menciptakan manusia atas fitran itu” (QS Al
Rum [30]: 30).
William James menegaskan bahwa,
“selama manusia masih memiliki naluri
cemas dan mengharap, selama itu pula ia
beragama (berhubungan dengan Tuhan)”.
Itulah sebabnya mengapa perasaan takut
merupakan salah satu dorongan yang
terbesar untuk beragama.
Dalam kenyataan bahwa semua manusia dan
kelompoknya selalu mempunyai kepercayaan
tentang adanya suatu wujud yang Maha
Tinggi. Percaya pada sesuatu “Tuhan” adalah
hal yang taken for granted (bawaan dasar)
pada manusia, sepenuhnya manusiawi.
Agama muncul karena kebodohan manusia.
August Comte peletak dasar aliran positivisme menyebutkan,
bahwa perkembangan pemikiran manusia dimulai dari
kebodohan manusia tentang rahasia alam atau ekosistem jagat
raya. Pada mulanya periode primitif karena manusia tidak
mengetahui rahasia alam, maka mereka menyandarkan segala
fenomena alam kepada Dzat yang ghaib.
Konsekuensi logis teori di atas, adalah makin pandai seseorang
akan makin jauh ia dari agama bahkan akhirnya tidak beragama,
dan makin bodoh seseorang maka makin kuat agamanya.
Padahal, betapa banyak orang pandai yang beragama, seperti
Albert Einstein, Charles Darwin, Hegel dan lainnya. Demikian
sebaliknya, alangkah banyak orang bodoh yang tidak beragama.
2. Agama muncul karena kelemahan jiwa (takut)
Teori ini mengatakan, bahwa munculnya agama
karena perasaan takut terhadap Tuhan dan akhir
kehidupan. Namun, bagi orang-orang yang berani
keyakinan seperti itu tidak akan muncul.
Teori ini dipelopori oleh Bertnart Russel. Jadi, menurut
teori ini agama adalah indikasi dari rasa takut.
Memang takut kepada Tuhan dan hari akhirat,
merupakan ciri orang yang beragama.
Tetapi agama muncul bukan karena faktor ini, sebab
seseorang merasa takut kepada Tuhan setelah ia
meyakini adanya Tuhan. Jadi, takut merupakan akibat
dari meyakini adanya Tuhan (baca beragama).
3. Agama adalah produk penguasa
Karl Marx mengatakan bahwa agama merupakan produk para
penguasa yang diberlakukan atas rakyat yang tertindas, sebagai
upaya agar mereka tidak berontak dan menerima keberadaan
sosial ekonomi. Mereka (rakyat tertindas) diharapkan terhibur
dengan doktrin-doktrin agama, seperti harus sabar, menerima
takdir, jangan marah dan lainnya.