Anda di halaman 1dari 11

BANK KONVENSIONAL Vs BANK SYARIAH

NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3 :

Ana Safitri (49401900004)


Anindya Feiriska P. (49401900006)
Ani Safitri (49401900007)
Devqi Fajar Liano (49401900016)
Fitrotun Nawa (49401900029)
BANK KONVENSIONAL Vs BANK SYARIAH
Bank merupakan urat nadi perekonomian sebuah negara. selain itu, bank juga merupakan
Lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai Lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem
pembayaran, dan yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga yang menjadi sarana dalam pelaksanaan
kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan moneter. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, maka keberadaan
bank yang sehat, baik secara individu maupun secara keseluruhan sebagai suatu sistem, merupakan
prasyarat
bagi suatu perekonomian yang sehat.

Sistem lembaga keuangan bank umum di Indonesia ada 2 jenis, yaitu bank dengan sistem
konvensional dan bank dengan sistem syariah. Bank konvensional adalah bank umum yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional, sedangkan bank syariah adalah bank umum yang
melaksanakan
kegiatan berdasarkan prinsip syariah.

Dalam system perbankan antara bank konvensional dengan bank syariah terdapat beberapa
perbedaan dalam hal kinerja perusahaannya yaitu: terletak pada pengembalian dan pembagian
keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan atau yang diberikan oleh
lembaga keuangan kepada nasabah (Rindawati, 2007).
RASIO KEUANGAN BANK KOVENSIONAL DAN BANK SYARIAH
1. Rasio permodalan, yang diwakili oleh variabel rasio KPMM (Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimu
m)
  CAR = Modal Bank / Total ATMR

2. Rasio Rentabilitas, yang diwakili oleh variabel rasio ROA (Return On Assets) dan ROE (Return On Equity)
  ROA= Laba Bersih / Total Aktiva
ROE = Laba bersih / Modal Sendiri

3. Rasio kualitas aktiva produktif, yang diwakili oleh NPF (Non Performing Finance)
  NPF = Total Kredit Bermasalah / Total Seluru Kredit

4. Rasio likuiditas, yang diwakili oleh variabel rasio LDR (Loan Deposit Ratio)  
LDR / FDR = Total Kredit yang Diberikan / Dana Pihak Ketiga

5. Rasio biaya/efisiensi Bank, yang diwakili oleh REO


  REO = Beban Operasional / Pendapatan Operasional

6. Rasio biaya/efisiensi Bank, yang diwakili oleh REO 


REO / BOPO = Beban Operasinal / Pendapatan Operasional
PERHITUNGAN PERSENTASE DAN BOBOT RASIO-RASIO

a) CAR (Capital Adequacy Ratio) Menurut ketentuan Bank Indonesia (BI) suatu bank umum sekurang-kurangnya harus memiliki
CAR 8%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai CAR ditentukan sebagai berikut, jika CAR bernilai :

Kurang dari 8%, skor nilai = 0


Antara 8% - 12%, skor nilai = 80
Antara 12% - 20%, skor nilai = 90
Lebih dari 20%, skor nilai = 100
Misalnya suatu bank memiliki nilai CAR 24,54%, maka skor akhir CAR adalah 20%*100 = 20

b) ROA (Return On Asset) Standar terbaik ROA menurut Bank Indonesia (BI) adalah 1,5%. Variabel ini mempunyai bobot nilai
15%. Skor nilai ROA ditentukan sebagai berikut, jika ROA bernilai :

Kurang dari 0%, skor nilai = 0


Antara 0% - 1%, skor nilai = 80
Antara 1% - 2%, skor nilai = 100
Lebih dari 2%, skor nilai = 90
Misalnya suatu bank memiliki nilai ROA 1,75%, maka skor akhir ROA adalah sebesar 15%* 100 = 15
c) ROE (Return On Equity) Standar ROE menurut Bank Indonesia (BI) adalah 12%. Variabel ini mempunyai bobot nilai 15%. Skor
nilai ROE ditentukan sebagai berikut, jika ROE bemilai :

Kurang dari 8%, skor nilai = 0


Antara 8% - 10%, skor nilai = 80
Antara 10% - 12%, skor nilai = 90
Lebih dari 12%, skor nilai = 100
Misalnya suatu bank memiliki nilai ROE 25,36%, maka skor akhir ROE adalah sebesar 15%* 100 = 15

d) NPL (Non Performing Loan) Standar terbaik NPL menurut Bank Indonesia (BI) adalah bila NPL berada dibawah 5%. Variabel ini
mempunyai bobot nilai 20%. Skor nilai NPL ditentukan sebagai berikut, jika NPL bemilai : 142 Jurnal Manajemen dan Pemasaran
Jasa Vol . 9 No. 1 2016
Lebih dari 8%, skor nilai = 0
Antara 5% - 8%, skor nilai = 80
Antara 3% - 5%, skor nilai = 90
Kurang dari 3%, skor nilai = 100
Misalnya suatu bank memiliki NPL 1,75%, maka skor akhir NPL adalah 20%* 100 = 20.
e) LDR (Loan Deposit Ratio) Standar terbaik LDR menurut Bank Indonesia adalah 78%-100%. Variabel ini diberi bobot nilai 15%. Skor nilai
LDR ditentukan sebagai berikut, jika LDR bernilai :
Kurang dari 50%, skor nilai = 0
Antara 50% - 85%, skor nilai = 80
Antara 85% - 110%, skor nilai = 100
Lebih dari 110%, skor nilai = 90
Misalnya suatu bank memiliki nilai LDR 86,93%, maka skor akhir FDR/LDR adalah sebesar 15%* 100 = 15

f) BOPO Standar terbaik BOPO menurut Bank Indonesia (BI) adalah 80%. Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 15%. Skor nilai BOPO
ditentukan sebagai berikut, jika BOPO bernilai :
Lebih dari 125%, skor nilai = 0
Antara 92% - 125%, skor nilai = 80
Antara 85% - 92%, skor nilai = 100
Kurang dari 85%, skor nilai = 90
Misalnya suatu bank memiliki BOPO 86,44%, maka skor akhir BOPO adalah 15%* 100 = 15.

Selanjutnya dengan menggunakan Microsoft Exel 2003, skor masing-masing variabel tersebut dijumlahkan. Berdasarkan contoh di atas maka total
skornya adalah 15 + 15 + 15 + 20 + 15 + 20 = 100.
Setelah itu data tersebut dikonversi ke dalam SPSS Versi 16.0 untuk selanjutnya dianalisa dengan menggunakan One Sample Test dan Independent
Samples T-test.
Analisis Bank BTPN Syariah VS Konvensional:

 Rasio permodalan, yang diwakili oleh variabel rasio KPMM (Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal
(Minimum)
 
KPMM= modal/ATMR x 100%

  BTPN BTPN
Modal bank 16.022.399 12.500.000
Atmr 57.140.247 38.121.551
CAR 27% 32%
Kesimpulan dari data bank BTPN konvensional dan syariah di atas yaitu hasilnya lebih besar bank syariah untuk kemungkinan pemenuha
n kewajiban penyedia modal minimumnya dari pada bank konvensional yang hanya dapat 27%
● Rasio Rentabilitas, yang diwakili oleh variabel rasio ROA (Return On Assets) dan ROE (Return On Equity)

ROA = laba bersih / total aktiva


BTPN BTPN Syariah
Laba bersih 520.349 939.128
Total aktiva 8.703.846 10.230.932
ROA 6% 9%
Dari data yang di atas dapat di simpulkan bahwa hasil ROA terbesar di dapat di bank btpn syariah dengan ha
sil 9% di bandingkan dengan konvensional yakni sebsesar 6%. hal ini menunjukan bahwa manajemen di bank sya
riah berhasil menaikan laba lebih baik dari pada di bank konvensional

ROE = Laba bersih setelah pajak/ modal sendiri

BTPN BTPN Syariah


Laba bersih 386.901 698.394
Modal sendiri 2.059.563 2.223.664
ROE 18% 31%
Dari data di atas dapat di lihat bahwa Return On Equity (ROE) dari bank syariah lebih baik yakni mendapat 31% di bandi
ngkan bank konvensional, dan dapat di ketahui bahwa bank syariah menghasilkan laba bagi pemegang saham lebih be
sar dari pada bank btpn konvensional

● Rasio kualitas aktiva produktif, yang diwakili oleh NPF (Non Performing Finance)

NPL= total kredit yang bermasalah / total seluruh kredit

BTPN BTPN Syariah


Total kredit yang 141.347 125.633
bermasalah
Total seluruh kredit 2.407.975 2.087.654
NPL 6% 6%
Dari data di atas dapat dilihat bahwa dari kedua data dari bank tersebut keduanya mempunyai NPF/NPL yang sama
yakni ssbesar 6% dan menurut penilaian NPF dari BI hal tersebut menunjukan bahwa tingkat pembiayaan/ kredit dari
kedua bank tersebut menunjukan hal yang cukup baik.
 Rasio likuiditas, yang diwakili oleh variable rasio LDR (loan deposit ratio)

LDR/ FDR = Total kredit yang dibedikan / dana pihak ketiga

BTPN BTPN SYARIAH


total kredit yang di 156.822 125.605
berikan
Dana pihak ketiga 276.544 212.158
LDR 60% 59%

Dapat disimpulkan bahwa loan deposit rasio tersebut menunjukan bahwa bank btpn
syariah memiliki LDR sebesar 59% dan bank btpn konvensional 60% hal ini menunjukan
bahwa bank btpn syariah dan konvensional dari hasil itu dapat disimpulkan bahwa
kedua bank tersebut memiliki rasio likuiditas yang masih tergolong baik
● Rasio biaya/efisiensi Bank, yang diwakili oleh REO

REO/BOPO = beban operasional / pendapatan operasional

BTPN BTPN Syariah


Beban Operasional 1.413.472 1.314.036
Pendapatan 1.684.400 941.455
Operasional
REO/BOPO 83% 1.3%

Dari data di atas dapat dilihat bahwa bank syariah memiliki REO Sebesar 1.3% dan
konvensional 0,83% dari data tersebut mwnunjukan bahwa bank syariah memiliki REO
Lebih besar dan menunjukan bahwa efisiensi perbankan dalam melakukan kegiatannya
lebih baik dari pada bank konvensional.

Anda mungkin juga menyukai