Anda di halaman 1dari 72

Zat Gizi Mikro

Dr. Nur Aini Djunet, M.Gizi


Topik Bahasan
Vitamin Mineral
• Vitamin larut lemak • Makromineral
Vitamin A/ D/ E/ K Na, Cl, K, P, Mg, S
• Vitamin tidak larut lemak • Mikromineral
Vitamin B dan C Fe, Zn, I, Se, Cu, Mn, F, Cr,
Mo
Sifat umum vitamin larut lemak
• Berhubungan dengan absorpsi dan transport dari lipid
• Absorpsi vitamin  terlarut dengan misel (untuk
pembentukan misel dibutuhkan garam empedu dan getah
dari pankreas)
• Transportasi ke hati oleh kilomikron melalui pembuluh
darah limfe
• Penyimpanan vitamin A,D, dan K terutama di hati dan
vitamin E pada jaringan adiposa
• Umumnya tidak diekskresikan ke urin tetapi ke feses
VITAMIN A
(RETINOL)
Sifat kimia vitamin A
• Rusak oleh sinar ultraviolet dan oksidasi
• Tahan oleh pemanasan
Ada 2 golongan vitamin A
• Preform vitamin A  3 bentuk aktif
– Alkohol  Retinol
– Aldehid  Retinal / Retinaldehid
– Asam  Asam retinoat
• Provitamin A (karotenoid)
Preform vitamin A
• Retinol adalah nama generik yang diberikan untuk
semua retinoid yang mempunyai aktivitas biologi all-
trans retinol
• Disebut retinol karena mempunyai fungsi spesifik di
retina
• Vitamin A natural atau dalam bahan makanan
umumnya terdapat dalam bentuk rantai panjang
retinil ester (retinil palmitat)
• prekursor / provitamin A  preform vitamin A
vitamin A
Karotenoid (provitamin A)

• Beberapa karotenoid yang mempunyai aktivitas


vitamin A  disebut sebagai provitamin A
• Provitamin A dapat diubah menjadi vitamin A
(retinol) dalam tubuh
• Ada > 600 macam karotenoid, tetapi yang
mempunyai aktivitas pro vitamin A hanya + 10% (-
karoten, -karoten, -karoten)
Absorpsi
• Preformed vitamin A dan karotenoid akan
dibebaskan dari protein makanan dalam gaster.
• Di usus halus :
– Retinil ester akan dihidrolisis menjadi retinol yang lebih
efisien untuk diabsorpsi
– Karotenoid akan diubah  retinaldehid  retinol
Absorpsi dan transportasi ke hati
• Absorpsi dalam bentuk retinol 80-90%
• Vitamin A sebagai bagian dari kilomikron akan
ditransport melalui jalur limfatik intestin 
pembuluh darah  hati
• Ada sebagian vitamin A, yang diabsorpsi kembali ke
hati melalui mekanisme enterohepatik
• Untuk absorpsi berperan vitamin / zat pereduksi lain
seperti vitamin E untuk melindungi vitamin dari
destruksi oksidatif
Storage vitamin A
• Bentuk retinol yang tidak di metabolisme atau ditranspor dari
hati, akan diesterifikasi kembali untuk kemudian disimpan
(storage) di parenkhim sel hati(50 – 80%), juga di jaringan
adiposa, paru-paru, ginjal. Dikenal dengan nama sel stelat.
• Vitamin A di deposit di hati, Storagenya dalam bentuk lemak
yang teresterifikasi yang disebut retinil ester(umumnya retinil
palmitat)
• Cadangan vitamin A dibutuhkan untuk mencegah defisiensi,
terutama pada saat asupan vitamin A rendah
• Kadar vitamin A plasma  menggambarkan asupan sehari-
hari dan cadangan vitamin A di hati.
Absorpsi dan penyimpanan KAROTENOID
• Absorpsi dalam bentuk karotenoid 40 – 60%
• Kadar karoten serum  menggambarkan asupan baru
• Akumulasi karotenoid terutama di jaringan adiposa dan hati
• Likopen ditemukan tinggi kadarnya di testis, glandula adrenal
dan prostat
• Lutein dan zeaxanthin terkonsentrasi di jaringan retinal
Ekskresi vitamin A dan karotenoid
• Vitamin A dapat diekskresikan malalui
– asam empedu  feses (70%)
– Urine (30%)

• Karotenoid tidak ditemukan dalam urine dan ekskresi melalui


garam empedu sangat minimal
Fungsi vitamin A
A. Penglihatan
Komponen dari pigmen penglihatan  menjaga integritas
fotoreseptor pada rod dan cone di retina

1. 11-cis isomer dari retinaldehide yang dikombinasi


dengan protein opsin akan menhasilkan
a. rhodopsin pada rod (batang) untuk cahaya lemah
b. iodopsin pada cone (kerucut) untuk cahaya kuat dan
warna

2. Sinar akan merubah konfigurasi 11-cis retinal menjadi


bentuk all-trans retinal yang akan menyebabkan
perangsangan penglihatan
Fungsi vitamin A
B. Diferensiasi seluler
– Regulasi ekspresi gen via nuclear retinoic acid receptor 
pengaturan proliferasi dan maturasi sel khususnya pada
reproductive tissue dan mammalian embryogenesis
– Pembentukan struktur normal sel yaitu diferensiasi dari sel
basal menjadi sel mukosa
– Vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan skeletal dan jaringan lunak melalui sintesis
protein dan diferensiasi sel-sel tulang termasuk gigi

C. Sistem imunitas
– Pembentukan mucosal mucin secretion
– Mempengaruhi sistem imunitas seluler dan humoral
Kebutuhan vitamin A dan karotenoid
• Tergantung dari : ukuran tubuh, rate of growth, jenis kelamin dan umur,
kondisi khusus (kehamilan, laktasi, penyakit akut / kronik) dll
• RDA 1988 dewasa  pria 1000 g RE ; wanita 700-800 g RE
• AKG dewasa  pria 600 g RE ; wanita 500 g RE
• Untuk mencegah defisiensi vitamin A pada dewasa minimum dapat
diberikan 600 g retinol atau 2x dosis tersebut dalam bentuk  -karoten
 akan membuat cadangan di hati dan retinol plasma  konsentrasinya
optimal
• Fixed save upper limits vitamin A : 3000 g (10.000 IU)
• Dosis tunggal suplementasi di Posyandu untuk anak-anak  1000 IU dan
2000 IU per 6 bulan
Bahan makanan sumber vitamin A dan
karotenoid
• Preformed vitamin A hanya terdapat dari BMS hewan seperti : hati, lemak
dari susu, cod liver oil, bagian organ dari hewan

• Provitamin A dapat diperoleh dari daun berwarna hijau tua, sayuran/buah


berwarna kuning oranye. Makin gelap warnanya makin tinggi kandungan
karotenoidnya (pigmen sayuran / buah tersebut tidak terlihat karena
tertutup oleh klorofil)
ASI  sumber  -karoten
Tomat dan produk yang terbuat dari tomat  sumber
likopen

• Di farmasi  retinil asetat


Etiologi defisiensi
• Penyakit hati  sintesis RBP
• PEM
• Abetalipoproteinemia
• Malabsorpsi lemak akibat insufisiensi asam empedu
• Infeksi akut : defisiensi protein akut, measles
• Infeksi kronik : parasit intestinal
• Merokok  berhubungan dengan penurunan kadar retinol
Gejala Defisiensi
• Morbiditas dan mortalitas  pada anak-anak (penyakit infeksi seperti
infeksi mata, saluran pernapasan, diare)
• Night blindness, xerophtalmia
• Infeksi
• Selera makan
• Pengecap
• Keratinisasi epitelial mukosa sel
• Penebalan folikel rambut  folikular hiperkeratosis
Pencegahan vitamin A bagi gangguan mata

• 6 – 12 bulan  vitamin A biru (100.000) SI


• 12 – 59 bulan  vitamin A merah (200.000 SI)
Toksisitas (hipervitaminosis A)
• Preform vitamin A adalah salah satu nutrien esensial yang sangat
berpotensi menimbulkan efek toksik.

• Dapat terjadi bila sel stelat sudah tidak mampu lagi menyimpan retinol

• Hipervitaminosis akut
Dewasa : Retinol > 200 mg (660.000 IU/single dose)
Anak-anak : Retinol > 100 mg (330.000 IU/single dose)
Atau 10X dosis RDA

• Gejala : nausea, muntah, lemah, mulut kering, lelah, sakit kepala,


anoreksia, gatal, deskuamasi kulit, sakit pada tulang dan otot
Gejala menghilang bila pemberian vitamin A dihentikan
Toksisitas (hipervitaminosis A)
• Hipervitaminosis A kronik berhubungan dengan : skeletal
bone loss dan risiko osteoporotic bone fracture  akibat
peningkatan resorpsi tulang dan inhibisi pembentukan tulang
(menghambat osteoclast stimulation dan collagen formation)

• Efek teratogenik akibat 13 – cis retinoic acid sebagai obat akne


yang digunakan pada umur muda kehamilan
Vitamin D
Sifat kimia vitamin D
• Tidak tahan panas dan oksidasi
• Diaktifkan oleh sinar uv
• Vitamin D1  tidak ada
• Vitamin D2  adalah bentuk sintetik dari vitamin D yang
dihasilkan dari iradiasi UV “plant yeast steroid ergosterol”
(ragi yang bila terkena uv akan menghasilkan ergosterol)
• Vitamin D3  hormon steroid
• steroid Vitamin D4  aktivitas biologisnya paling lemah
Digesti, absorpsi, transportasi, metabolisme

• Vitamin D dari diet diabsorpsi bersama dengan misel 


berdifusi pasif ke dalam sel intestinal
• 50% vitamin D yang berasal dari diet akan diabsorpsi
• Absorpsi dimulai di duodenum dan paling banyak
diabsorpsi di bagian distal usus halus
• Vitamin D akan terikat kilomikron  sistem limfatik  hati
• Sebagian vitamin D akan terikat DBP dan dibawa ke
jaringan ekstrahepatik
• Penyimpanannya di hati, kulit, otak, tulang dan jaringan-
jaringan lain
Digesti, absorpsi, transport, metabolisme

• D3 atau 25 (OH) D3 oleh enzim 25 hidroksilase di HATI akan


diubah menjadi  25(OH)D3 (= Kalsidiol)  kemudian akan
masuk dalam sirkulasi dengan terikat oleh DBP
• Darah merupakan single pool (storage site) dari 25(OH)D3 dan
half-life ± 3 minggu
• Bila kadar 25(OH)D3 menurun maka akan terjadi pelepasan
kolekalsiferol dari penyimpanannya di kulit, otot dan jaringan
adiposa
Fungsi hormon kalsitriol
• Fungsi kalsitriol yang terpenting adalah regulator biologik untuk homeostasis
kalsium

• Bila kadar Ca serum  maka PTH akan disekresikan  akan mempengaruhi


ginjal untuk memproduksi kalsitriol

• Bila kadar P serum  akan berefek sama, tetapi tidak melalui aktivitas
PTH, namun langsung mempengaruhi perubahan 1,25(OH)D 3  1,25(OH)2D3

• Efek kalsitriol Ca dan P uptake dengan absorpsi dari usus dan mobilisasi
dari tulang

• Melalui PTH, vitamin D akan mempengaruhi reabsorpsi Ca dari tulang dan


reabsorpsi Ca – P dari tubulus renalis
Kebutuhan
• Vitamin D3 dapat diperoleh cukup secara endogen dari paparan sinar
matahari.
• 10 – 15 menit / hari  cukup untuk menyediakan vitamin D bagi
pencegahan penyakit riketsia
• Angka kebutuhan tergantung dari umur, jenis kelamin, lama terpapar sinar
matahari, musim, pigmentasi kulit
• RDA 1998 : per hari
– Bayi, anak, dewasa < 51 th : 200 IU (5 g)
– < 51 th : 400 IU (10 g)
– 51 – 70 th : 600 IU (15 g)
– Kehamilan dan menyusui : 200 IU (5 g)
Bahan makanan sumber
• Bahan makanan hewani khususnya ikan laut seperti salmon, sarden,
herring, dan minyak ikan
• Butter, kuning telur, hati, minyak sayur  sedikit mengandung vitamin D
• Tumbuhan, buah-buahan, kacang  miskin vitamin D
Defisiensi
• Penyebab defisiensi :
– kurangnya asupan vitamin D
– kekurangan sinar UV
– malabsopsi lemak
– gangguan pada paratiroid, hati, ginjal
• Anak-anak  riketsia
• Dewasa  osteomalasia
Toksisitas
• E/ : suplementasi vitamin D yang berlebihan (bukan dari BMS) misalnya
karena minum susu yang difortifikasi vitamin D tinggi

• G/ : hiperkalsemia, hiperkalsiuria, anoreksia, nausea, muntah, haus,


poliuria, kelemahan otot, nyeri pada persendian, demineralisasi tulang
difus, disorientasi umum

• Alasan terjadinya toksisitas : akibat hambatan regulasi metabolisme


vitamin D3 atau 25 (OH) D untuk menjadi 25(OH)D3 di hati  sehingga
terjadi peningkatan kadar 25(OH)D sampai 15 kali normal
Vitamin E
Sifat Kimia
• Tahan terhadap proses pemanasan dan asam
• Tidak tahan terhadap alkali, uv dan oksigen
• Rusak bila lemak menjadi tengik
• Rusak bila terdapat mineral plumbum dan besi
Vitamin E
Digesti, absorpsi dan transportasi
• Dalam bahan makanan
– Tokoferol terdapat dalam bentuk bebas (paling banyak)
– Tokotrienol terdapat dalam bentuk ester, yang harus dihidrolisis dulu
oleh enzim esterase dari pankreas atau mukosa duodenum sebelum
diabsorpsi
• Daya absorpsi berkisar antara 20-50% sampai 80%.
• Absorpsi dipengaruhi oleh dietary lipid
– Absorpsi ditingkatkan oleh monogliserida dan MCT
– Absorpsi dihambat oleh PUFA  karena dalam lumen usus, vitamin E + PUFA
merupakan antioksidan
Digesti, absorpsi dan transport
• Absorpsi vitamin E dimulai dari jejunum secara pasif  menembus sel
enterosit dalam bentuk intact micells.
• Vitamin E akan dibawa oleh kilomikron  ke sistem limfatik  sirkulasi
darah
• Dalam plasma darah, vitamin E sebagian besar terdapat dalam bentuk  -
tokoferol yang terikat lipoprotein
• Distribusi ke jaringan terutama dilakukan oleh LDL
Digesti, absorpsi dan transport
• Mekanisme cellular uptake vitamin E  belum diketahui secara pasti.
(1) melalui LDL reseptor
(2) setelah lipolisis kilomikron dan VLDL oleh enzim lipoprotein lipase 
maka  - tokoferol akan diikat oleh lipid binding protein untuk ditransfer
ke dalam sel

• Distribusi vitamin E dalam sel dilakukan oleh tocopherol binding protein


(TBP) yang terdapat dalam hepatosit dan tocopherol transfer protein (TTP)
yang terdapat dalam hepar, jantung, eritrosit dan endotel pembuluh darah

Kedua protein spesifik ini menyebabkan turn over vitamin E di dalam sel
sangat cepat, sehingga jarang terjadi akumulasi vitamin E yang berlebihan
dalam tubuh kita.
Penyimpanan
• 2 bentuk penyimpanan dalam tubuh :
–(1) labile pool merupakan cadangan siap pakai  plasma dan hepar
–(2) fixed pool yang lamban pelepasannya  jaringan adiposa
• Bila asupan vitamin E sangat sedikit, maka akan terjadi
pelepasan tokoferol dari jaringan adiposa sedangkan
pelepasan yang cepat akan terjadi pada hati dan plasma
• Kadar vitamin E pada jaringan adiposa meningkat sesuai
dengan peningkatan asupan vitamin E, sedangkan pada
jaringan lain kadarnya relatif konstan atau meningkat dengan
lambat
Ekskresi
• Terutama melalui feses yang berasal dari :
– Vitamin E yang tidak diabsorpsi
– Sekresi vitamin yang dilepaskan oleh enterosit ke dalam lumen intestin
– Deskuamasi epitelial sel intestine
– Tokoferol dalam peranannya sebagai antioksidan akan dioksidasi menjadi
bentuk inaktif tocopheryl quinone  kemudian direduksi menjadi tocopheril
hidroquinon  selanjutnya berkonyugasi dengan asam glukoronat  dan
disekresikan melalui garam empedu feses
• Kira-kira 1% vitamin E yang akan diekskresikan melalui urin dalam bentuk
tocopheronic acid dan tocopheronolactone
Kebutuhan
• Kebutuhan vitamin E tergantung usia, jenis kelamin dan asupan PUFA
• Peningkatan 1 gram PUFA memerlukan tambahan asupan  - tokoferol 0,4
–0,6 mg TE
• RDA vitamin E dewasa : pria : 10 mg -TE; wanita : 8 mg -TE  ini
dibutuhkan untuk pencegahan defisiensi, sedangkan untuk mengurangi
risiko penyakit degeneratif (PJK, Kanker) dibutuhkan 400 – 800 -TE / hari
• Pada keadaan criticall ill kebutuhan vitamin E 400 – 1000 IU

• 1 mg  - tokoferol ( TE) = 1,5 IU


Bahan makanan sumber
• Tumbuhan berklorofil dan benih (germ) banyak mengandung  - tokoferol
dan sebagian kecil  - tokotrienol
• Bagian tanaman yang berwana hijau (kloroplas)  kaya  - tokoferol
• Tokotrienol  terutama ditemukan pada bagian yang tidak berkloroplas
• Tokotrienol banyak ditemukan pada kulit ari (brand)
• Minyak nabati seperti wheat germ oil (minyak tepung gandum), minyak
bunga matahari, minyak biji kapas, minyak safflower dll  banyak
mengandung tokoferol
• Lemak hewani, daging, ikan termasuk minyak ikan hanya sedikit
mengandung vitamin E
• Dalam bahan makanan, konsentrasi vitamin E memiliki korelasi yang paling
baik dengan konsentrasi PUFA
Fungsi dan mekanisme kerja
• Sebagai antioksidan alamiah terkuat  menjaga integritas
membran sel dari peroksidasi lipid
• Membran sel dan subseluler terdiri dari fosfolipid yang mengandung PUFA

– Rentan terhadap radikal hidroksil (OH*)


– Mempunyai afinitas terhadap  - tokoferol
• Aktivitas antioksidan vitamin E disebabkan adanya gugus hidroksil (OH)
pada atom C6 cincin kromanolnya
•  - tokoferol memotong rangkaian reaksi peroksidasi lipid melalui
kemampuannya memberikan hidrogen fenol untuk mereduksi radikal
peroksil lipid (LO2*). Satu molekul tokoferol dapat mengakhiri kerja 2 rantai
peroksida.
LO2* + -Toc OH  LO2H + -Toc*
LO2* + -Toc O*  - TocOOL2 (produk non radikal)
Fungsi dan mekanisme kerja

• Dapat merangsang sel endotel pembuluh darah


untuk memproduksi nitric oxide (NO) dan
prostasikilin  yang bersifat
– vasodilator
– mencegah agregasi trombosit,
– menghambat proliferasi sel otot polos dalam tunika media
pembuluh darah pada proses aterogenesis
Defisiensi

• Jarang terjadi, karena vitamin E banyak tersebar luas


dalam banyak bahan makanan
• Bila terjadi umumnya disebabkan karena malabsorpsi
lemak atau gangguan transport lipid seperti
abetalipoproteinemia
• Gejala yang umumnya timbul pada defisiensi adalah
degenerasi retinal, anemia hemolitik, kelemahan
otot, neuropati perifer, serebelar ataksia dll
Toksisitas

• Penggunaaan dalam dosis tinggi, jarang


menimbulkan efek toksik
• Hati-hati untuk penggunaan megadosis dalam jangka
waktu yang lama
• Dosis > 800 mg – 3,2g  kelemahan otot, gangguan
GIT
Vitamin K
Sifat fisik

• Tidak rusak oleh pemanasan


• Tidak larut atau hilang oleh pemasakan
• Tidak stabil dalam suasana alkalis atau adanya sinar

Anti vitamin K (Coumarin)


• Walfarol
• Dicoumarin
VITAMIN K

• Sekarang terdapat sejumlah derivat yang semuanya


mempunyai bioaktivitas vitamin K yaitu :
– Vitamin K1 (phylloquinone)  disintesis dari tanaman dan
merupakan bahan makanan sumber
– Vitamin K2 (menaquinone)  dihasilkan oleh bakteri usus
(0,3 – 5 mg, kira-kira sama dengan jumlah yang disimpan
di hati)
– Vitamin K3 (menadion)  sintetik mempunyai kekuatan
biologi 2X lebih kuat dari vitamin K1 dan K2
Digesti, absorpsi dan transportasi
• Vitamin K tidak disintesis oleh tubuh
• Sumber vitamin K adalah dari bahan makanan dan disintesis
oleh mikroflora usus
• Untuk absorpsi dibutuhkan garam empedu, yang akan
mengemulsi lemak menjadi bentuk misel dan akan bertindak
sebagai transport karier bagi vitamin K tersebut
• Absorpsi vitamin K1 diabsorpsi secara aktif di jejunum
• Absorpsi K2 dan K3 secara pasif di bagian distal usus halus dan
kolon.
• Absorpsi vitamin K ± 80% bila diberikan dalam bentuk
suplemen dan sangat sedikit bila diberikan dari BMS
• Penambahan lemak  meningkatkan absorpsi sampai 3x
Digesti, absorpsi dan transportasi
• Transpor vitamin K melalui kilomikron ke duktus torasikus 
sirkulasi darah.
• Vitamin K akan dibawa ke hati dan dibebaskan dari kilomikron
remnan melalui reseptor apolipoprotein E.
• Vitamin K1 akan diretensi di hati untuk waktu yang cukup
lama, sedangkan K3 hanya sebentar saja ditahan di dalam hati
dan segera disebar ke jaringan yang memerlukannya.
• Dari hati  Vitamin K terutama dibawa oleh VLDL(50%) dan
sisanya oleh LDL dan HDL (25%)
Penyimpanan dan ekskresi

• Vitamin K terutama diakumulasi di hati yang terdiri


dari : 90% vitamin K2 dan 10% K1
• Dalam hati vitamin K akan dikonyugasikan dengan
asam glukoronat dan asam sulfat, untuk kemudian
diekskresikan 20% melalui urine dan 40%
diekskresikan melalui garam empedu
Fungsi
• Berfungsi sebagai faktor yang berperan pada proses
pembekuan darah
• Merupakan kofaktor untuk proses karboksilasi
asam glutamat  asam  karboksiglutamat (Gla)
• Di tulang protein tersebut disebut Gla protein tulang
atau osteokalsin yang merupakan protein non
kolagen yang terbanyak di matriks tulang. Kadar
osteokalsin dalam darah merupakan petanda penting
untuk mendiagnosis aktivitas osteoblas di dalam
tulang
Kebutuhan

• Kebutuhan vitamin K tergantung dari umur


dan jenis kelamin
• Kebutuhan vitamin K 1 g/kgBB
• RDA untuk dewasa  pria 120 g/hari dan
wanita 90 g/hari
Bahan makanan sumber

• Terutama terdapat pada sayuran


berwarna hijau, seperti brokoli, bayam
dan selada
• Minyak dari tanaman seperti kedelai,
kanola, zaitun
• Sayuran lain, buah, sereal, telur dan
daging  sedikit mengandung vitamin K
Defisiensi

• Jarang terjadi pada orang dewasa, karena sumber


vitamin K tersebar luas pada tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Demikian pula flora usus dapat mensintesis
K2
• Defisiensi dapat terjadi bila terjadi malabsorpsi
lemak
• Karena adanya kerusakan flora usus pada
penggunaan antibiotik lama
• Pada bayi baru lahir  flora usus belum bekerja
Toksisitas

• Tidak pernah dilaporkan adanya efek toksik


pada penggunaan bentuk natural vitamin K1
walaupun dikonsumsi dalam dosis sampai
dengan 500X RDA
• Bila terjadi toksisitas, biasanya disebabkan
karena vitamin K sintetik
– Anemia hemolitik
– Kern ikterus
Vitamin B
Terdiri dari:
• Vitamin B1 (tiamin)
• Vitamin B2 (riboflavin)
• Niasin (asam nikotinat)
• Biotin
• Asam pantotenat
• Vitamin B6 (piridoksin, piridoksal, piridoksamin)
• Asam folat
• Vitamin B12 (kobalamin)
Sifat fisik (secara umum)
• Larut air
• Tahan panas
• Tidak tahan alkali
• Tidak tahan sinar ultraviolet
• Relatif tahan terhadap proses pemasakan
Digesti, absorpsi, transportasi, dan ekskresi
secara umum
• Dibebaskan dari ikatan- ikatan protein bentuk
proaktif di lambung oleh asam lambung
• Dihidrolisis  bentuk aktif di usus halus
• Diserap di usus halus
• Transportasi oleh albumin dan imunoglobulin ke
seluruh jaringan tubuh
• Ekskresi dalam bentuk metabolit tidak aktif
melalui urin
Fungsi
• Kofaktor dan koenzim metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein 
pembentukan energi, respirasi sel,
detoksifikasi, dll
• Kofaktor dan koenzim dalam metabolisme
asam nukleat
• Kofaktor pembentukan dan maturasi eritrosit
dan leukosit
Kebutuhan

Sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi


(AKG)
Bahan Makanan Sumber
• Sayur dan buah- buahan segar
• Beberapa produk hewani : hati, ikan, seafood,
telur, ginjal, daging, mentega/ margarin, dll
Defisiensi
• Mudah terjadi karena vit. B tidak dapat
disimpan oleh tubuh
• Berhubungan dengan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein seperti:
mudah lelah, anoreksia, alopesia, parestesia,
kulit kering bersisik, mudah tersinggung, dll
• Gangguan maturasi eritrosit dan leukosit
Toksisitas
• Jarang dijumpai
• Dapat terjadi kerusakan saraf permanen:
dimulai dari parestesia  paraplegia
Vitamin C
Sifat - sifat
• Kristal putih larut air
• Mudah teroksidasi oleh panas, dan dipercepat
oleh unsur Cu dan Fe
• Tidak stabil dalam larutan alkali
• Terdapat dalam bentuk L- asam askorbat dan
L- asam dehidro askorbat
Digesti, absorpsi, transportasi, dan ekskresi

• 90% dari asupan diabsorpsi secara aktif di usus halus


• Terdapat mekanisme homeostasis untuk absorpsi
dan ekskresi  jumlah asupan tidak selalu
berbanding lurus dengan daya absorpsi.
• Tingkat kejenuhan terjadi pada asupan > 1000
mg/hari dalam kondisi tubuh normal
• Transportasi oleh albumin ke seluruh jaringan tubuh
• Ekskresi dalam bentuk asam oksalat melalui urin dan
CO2 melalui pernafasan
Fungsi
1.Kofaktor dan koenzim dalam:
a. sintesis kolagen
b. sintesis zat- zat neurotransmitter (karnitin,
noradrenalin, serotonin, dll)
c. absorpsi metabolisme Fe
d. absorpsi Ca
2. Antioksidan
3. Memelihara epitelisasi sel tubuh
Kebutuhan

Sesuai dengan Angka Kecukupan Gizi


(AKG)
Bahan Makanan Sumber
Sayur dan buah- buahan segar
Bahan makanan Mg/100 g
Jambu mete 197
Jambu biji (merah) 95
Pepaya 78
Mangga muda 65
rambutan 58
Kedondong (masak) 50
Jeruk manis 49
Defisiensi
• Skorbut
Terjadi bila kadar vit.C serum < 0,2 mg/dL
Sudah jarang terjadi karena mudah dicegah
dan dikenali tanda- tanda awal seperti: mudah
lelah, kulit bersisik dan kering, nyeri sendi, dll
• Fragilitas kapiler menurun  sariawan, gusi
berdarah
• Epitelisasi menurun  luka sukar sembuh
Toksisitas
• Mudah terjadi bila asupan > 1000 mg/hari
secara kontinu
• Hiperoksalouria
• Urolithiasis

Anda mungkin juga menyukai