Anda di halaman 1dari 7

USHUL FIQH

ISTIFTA / FATWA, QADHA’ DAN


QANUN
KELOMPOK 13

Indra Syarifuddin (10200120168 )


Qorunia algamar (10200120169)
Noermah (10200120170)
1. PENGERTIAN FATWA

 Fatwa menurut Bahasa berarti jawaban mengenai suatu kejadian atau peristiwa (memberikan jawaban yang tegas
terhadap segala peristiwa yang terjadi dalam masyarakat). Menurut zamakhysri dalam bukunya Al-Kasyaf penegrtian
fatwa adalah suatu jalan yang lurus. fatwa pada dasarnya telah diungkap dalam al-qur’an dengan dua istilah yang
menujukkan keberadaannya, yaitu yas’alunaka ( mereka bertanya kepadamu ) dan yastafiunaka ( mereka meminta
pendapatmu). Dalam beberapa kasus,kata jadian lainnya dari akar kata aftina ( berikan kepada kami atau berikan
pemecahan kepada kami tentang maslah ini dan itu). Istilah yas’alunaka atau variasinya disebut dalam Al- Qur’an
tidak kurang dari 126 kali, dalam surat-surat makiyah dan madaniyah. Sedangkan secara terminology fatwa adalah
penjelasan hukum syara’ tentang suatu masalah atas pertanyaan seseorang atau kelompok yang belum terdapat dalil
yang jelas tentang suatu hukum. Menurut Al-Syatibi, fatwa dalam arti Al-Ifta berarti keterangan – keterangn tentang
hukum syara’ yang tidak mengikat untuk diikuti. Menurut kitab matalib Uly Al-Nuha Fi-Syarh Ghayah AlMuntaha,
pengertian fatwa adalah menjelaskan hukum syar’i kepada penannya dan tidak mengikat untuk dipilih.
2. Dasar Hukum Fatwa

 A). Al-Qur’an An-Nahl Ayat 43 6 Mardani

‫ ْٓوا اَ ْه َل ال ِّذ ْك ِر اِ ْن ُك ْنتُ ْم اَل تَ ْعلَ ُم ْو ۙ َن‬Tََُٔ‫ك اِاَّل ِر َجااًل نُّ ْو ِح ْٓي اِلَ ْي ِه ْم فَاسْٔـل‬
َ ِ‫َو َمٓا اَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبل‬

Artinya: Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka;
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.

 B). HADIS

‫فقال رسول هلالا صل هلالا عليه وسلم اقضه عنها‬, ‫عن ابن عباس ان سعد بن عبا دة استفتى رسول هلالا صل اللهعليه وسلم فقا ل ان امى ما تت وليها نذر لم نقضه‬

Artinya : Dari ibnu abbas r.a. bahwa Sa’ad Bin ‘Ubadah r.a. Minta Fatwa kepada Nabi SAW., yaitu dia mengatakan;
sesungguhnya ibuku meninggal dunia padahal beliau mempunyai kewajiban nadzar yang belum ditunaikanya? Lalu
Rasulullah SAW. Menjawab: “tunaikan nadzar itu atas nama ibumu”. (HR Abu daud dan Nasai).
3. PENEGRTIAN QADHA

 Qadha’ adalah vonis atau keputusan yang dilakukan oleh seorang hakim atau qadhi atas
TTT‫ب‬T‫ي ْ ي‬TT‫ ِض‬TT‫اق‬
suatu perkara atau perseteruan dua belah pihak atau lebih.‫ل‬TT‫ل ُا‬T‫ل ف ْص‬Tْ T‫ن ا‬ ْ T‫وم‬Tِ T‫خ ُص‬
Keputusan yang ditetapkan oleh qadhi di antara pihak-pihak yang bersengketa Dalam
prakteknya, seorang Qadhi terikat pada Qanun atau undang-undang yang berlaku di suatu
wilayah hukum. Sebagaimana Qanun, Qadha atau ketetapan yang diambil seorang Qadhi
sifatnya mengikat. Orang-orang yang telah ditetapkan hukumnya oleh Qadhi, wajib
menjalankannya. Bila ketetapan itu berupa vonis hukuman, seperti penjara, hukum
cambuk, hukum rajam dan seterusnya, maka dia wajib menjalaninya.
4. Perbedaan dan persamaan Qadha dan Fatwa

 Berbeda dengan fatwa yang sifatnya tidak mengikat. Seseorang yang meminta fatwa kepada
mufti, boleh menjalankan hasil fatwa itu kalau dia mau, tetapi tidak ada kesalahan bila dia
menolak isi fatwa itu. Dan atas penolakannya itu, dia tidak terikat dengan sanksi apa pun.
Perbedaan lainnya adalah fatwa itu berangkat dari sebuah pertanyaan, dimana seorang mufti
kemudian menjawab pertanyaan itu. Sedangkan qadha’ berangkat dari persengketaan,
dimana ada dua belah pihak atau lebih yang bersengketa atas suatu masalah, lalu qadhi
memutuskan perkara di tengah mereka. Persamaan antara fatwa dengan qadha, antara lain
sama-sama bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah serta sumber-sumber hukum Islam
penunjang lainnya.
5. QANUN

 Sebagaimana sudah dibahas pada bab sebelumnya, Qanun adalah undang-undang atau hukum positif
yang berlaku di suatu wilayah hukum. Qanun yang berlaku di suatu negara Islam, bisa saja bersumber
dari sejumlah hasil fatwa satu atau gabungan dari beberapa mazhab fiqih, namun yang telah
distandarisasi atau dibakukan, sehingga berbentuk aturan yang rinci, terdiri bab, pasal, ayat, butir dan
seterusnya. Secara umum, Qanun bersifat mengikat dan wajib dilaksanakan, dan sering juga tercantum
sanksi dan hukuman yang harus dijatuhkan. Sedangkan fatwa sifatnya tidak mengikat, karena fatwa pada
hakikatnya adalah sebuah pandangan atau pendapat tentang hukum suatu masalah fiqih. Orang yang
bertanya atau minta fatwa tidak diwajibkan untuk menerima fatwa itu. Bisa saja dia menolak sebuah
fatwa. Oleh karena itu, kalau sekedar menerima saja tidak menjadi kewajiban, apalagi melaksanakannya
KESIMPULAN

 Kesimpulan yang dapat kita ambil dalam materi ini ialah, Fatwa, Qadha, dan Qanun
merupakan 3 hal yang mungkin mempunyai kesamaan dan juga perbedaan antara masing –
masing , namun 3 hal inipun juga mempunyai keterkaitan satu sama lain di aspek-aspek
tertentu. Jadi, pengertian fatwa adalah penjelasan hukum syara’ tentang suatu masalah atas
pertanyaan seseorang atau kelompok yang belum terdapat dalil yang jelas tentang suatu
hukum. Sedangkan Qadha dan Qanun itu ialah ketetapan yang diambil seorang Qadhi yang
sifatnya mengikat. Contohnya seperti, Orangorang yang telah ditetapkan hukumnya oleh
Qadhi, wajib menjalankannya. Bila ketetapan itu berupa vonis hukuman, seperti penjara,
hukum cambuk, hukum rajam dan seterusnya, maka dia wajib menjalaninya.

Anda mungkin juga menyukai