Anda di halaman 1dari 192

PENGENALAN PLLU

Oleh :
Lettu Lek Cecep Sumpena, A.Ma
Kasubsi PLLU Lanud Sulaiman
DASAR HUKUM / REGULASI

UU NO 1 TAHUN 2009
Internasional PENERBANGAN
ANNEX 2
KM 21 TAHUN 2005
Rules Of The Air MARKA DAN RAMBU PADA
DAERAH PERGERAKAN PESAWAT

Nasional PM 83 TAHUN 2017


BANDAR UDARA (Aerodrome)

KP 041 Tahun 2017


Lisensi dan/atau Rating
SKEP 100/XI/1985 Personil Bandara
TATA TERTIB DI SISI UDARA
KP 22 Tahun 2015
SKEP/140/VI/1999 Standar Kompetensi
PERSYARATAN DAN PROSEDUR
PENGOPERASIAN KENDARAAN Personil Bandara
DI SISI UDARA
AGENSI KHUSUS PENERBANGAN DI BAWAH
NAUNGAN PBB

ICAO (INTERNATIONAL CIVIL AVIATION


ORGANIZATION)
- Didirikan pada bulan November 1944 di
Chicago
- Tugas membantu kemajuan
perencanaan dan pengembangan
angkutan udara internasional

IATA (INTERNATIONAL AIR TRANSPORT


ASSOCIATION)
- Didirikan pada bulan April 1945 di
Havana, Cuba dan sekarang sekarang
bermarkas di Montreal, Kanada
- Tugas menjalankan peraturan dalam
pengiriman barang-barang berbahaya
ddengan pesawat udara.
I. PENGERTIAN-PENGERTIAN

1. Bandar Udara adalah kawasan di daratan


dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu yang
digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat
dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar
muat barang, dan tempat perpindahan intra dan
antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan,
serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya.
2. Bandar Udara Umum adalah bandar udara
yang digunakan untuk melayani kepentingan umum.

3. Bandar Udara Khusus adalah


bandar udara yang hanya digunakan untuk
melayani kepentingan sendiri untuk
menunjang kegiatan usaha pokoknya.
4. Bandar Udara Domestik adalah bandar
udara yang ditetapkan sebagai bandar udara yang
melayani rute penerbangan dalam negeri.

5. Bandar Udara Internasional


adalah bandar udara yang ditetapkan
sebagai bandar udara yang melayani rute
penerbangan dalam negeri dan rute
penerbangan dari dan ke luar negeri
6. Bandar Udara Pengumpul (hub) adalah bandar
udara yang mempunyai cakupan pelayanan yang luas dari
berbagai bandar udara yang melayani penumpang dan/atau
kargo dalam jumlah besar dan mempengaruhi perkembangan
ekonomi secara nasional atau berbagai provinsi.

7. Bandar Udara Pengumpan


(spoke) adalah bandar udara yang
mempunyai cakupan pelayanan dan
mempengaruhi perkembangan ekonomi terbatas.
8. Penerbangan adalah satu kesatuan
sistem yang terdiri atas pemanfaatan
wilayah udara, pesawat udara, bandar
udara, angkutan udara, navigasi
penerbangan, keselamatan dan keamanan,
lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang
dan fasilitas umum lainnya.
9. Wilayah Udara adalah wilayah
kedaulatan udara di atas wilayah daratan
dan perairan Indonesia.
10. Pesawat Udara adalah setiap
mesin atau alat yang dapat terbang di
atmosfer karena gaya angkat dari reaksi
udara, tetapi bukan karena reaksi udara
terhadap permukaan bumi yang
digunakan untuk penerbangan.
11.Pesawat Terbang adalah
pesawat udara yang lebih berat dari udara,
bersayap tetap, dan dapat terbang dengan
tenaga sendiri.
12. Helikopter adalah pesawat udara yang lebih
berat dari udara, bersayap putar yang rotornya
digerakkan oleh mesin.

13. Pesawat Udara Indonesia


adalah pesawat udara yang mempunyai
tanda pendaftaran Indonesia dan tanda
kebangsaan Indonesia
14. Pesawat Udara Negara adalah
pesawat udara yang digunakan oleh Tentara
Nasional Indonesia, Kepolisian Republik
Indonesia, kepabeanan, dan instansi
pemerintah lainnya untuk menjalankan
fungsi dan kewenangan penegakan hukum
serta tugas lainnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
15. Pesawat Udara Sipil adalah
pesawat udara yang digunakan untuk
kepentingan angkutan udara niaga dan
bukan niaga.
16. Pesawat Udara Sipil Asing
adalah pesawat udara yang digunakan untuk
kepentingan angkutan udara niaga dan bukan
niaga yang mempunyai tanda pendaftaran
dan tanda kebangsaan negara asing.
17. Apron: ialah suatu daerah atau
tempat di bandar udara yang telah
ditentukan guna menempatkan pesawat
udara, menurunkan dan menaikkan
penumpang, kargo. Pos, pengisian
bahan bakar, parkir dan perawatan
“Apron is defined area, intended to
accommodate aircraft for purposes of loading
or unloading passengers, mail or cargo,
refuelling, parking or maintenance.”
(Aerodrome Design Referance Manual, Part 2,
Taxiways, Apron and Holding Bays, Second
Edition, 1983)
18. Daerah manuver
(Manouvering Area)
ialah bagian dari bandar udara yang
dipergunakan untuk lepas landas,
melandas dan pergerakan pesawat udara
di darat tidak termasuk di apron.
19. Daerah pergerakan
(Movement Area)
ialah bagian dari bandar udara yang
dipergunakan untuk pergerakan pesawat
udara di darat
23.Peralatan Bantu Darat
(Ground Support Equipment)
ialah alat-alat bantu kesiapan pesawat
udara di darat.
24. Sisi Udara ialah bagian dari
bandar udara untuk operasi pesawat udara
dan segala fasilitas penunjangnya yang
merupakan daerah bukan publik meliputi
apron, taxyway dan runway
20. Parking Stand adalah suatu tempat
bagian dari apron yang dipergunakan untuk
tempat parkir pesawat.
21. Contact Stand adalah suatu tempat
bagian dari apron yang dipergunakan untuk
tempat parlir pesawat yang terhubung langsung
dengan terminal.
22. Remote Stand adalah suatu tempat
bagian dari apron yang dipergunakan untuk
parkir pesawat yang letaknya jauh dari terminal.
25. Keselamatan Penerbangan adalah
suatu keadaan terpenuhinya persyaratan
keselamatan dalam pemanfaatan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara,
navigasi penerbangan, serta fasilitas penunjang dan
fasilitas umum lainnya.

26. Keamanan Penerbangan adalah


suatu keadaan yang memberikan perlindungan
kepada penerbangan dari tindakan melawan
hukum melalui keterpaduan pemanfaatan
sumber daya manusia, fasilitas, dan prosedur.
27. Lisensi adalah surat izin yang diberikan
kepada seseorang yang telah memenuhi
persyaratan tertentu untuk melakukan pekerjaan
di bidangnya dalam jangka waktu tertentu.

28. Sertifikat Kompetensi adalah


tanda bukti seseorang telah memenuhi
persyaratan pengetahuan, keahlian, dan
kualifikasi di bidangnya.
28. Kartu Lisensi adalah tanda
pengenalpersonel bandar udara yang
mencantumkan lisensi dan rating yang
dimiliki

29. Rating adalah batasan kewenangan


seseorang pemegang lisensi pada suatu
bidang pekerjaan sesuai dengan lisensi yang
dimiliki
Personil Bandar Udara KP 041 Tahun 2017

Personel Bandar Udara yang diatur dalam Peraturan ini, yaitu:


a. Personel teknik bandar udara;
b. Personel elektronika bandar udara;
c. Personel listrik bandar udara;
d. Personel mekanikal bandar udara;
e. Personel pengatur pergerakan pesawat udara (Apron
Movement ControlAMC);
f. Personel peralatan pelayanan darat pesawat udara
(Ground Support Equipment operator/GSE operator);
g. Personel pemandu parkir pesawat udara (Aircraft
Marshaller);
h. Personel pelayanan garbarata (aviobridge operator) dan
i. Personel pelayanan pendaratan helikopter (Helicopter
Landing Officer/HLO).
Penjelasan pasal diatas

Personel pemandu parkir pesawat Udara


(Aircraft Marshaller) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) butir g, merupakan
personel bandar udara yang memiliki lisensi
dan rating untuk melaksanakan pemanduan
parkir pesawat udara bersayap tetap (fixed
wing).
 
KETENTUAN LISENSI DAN RATING
Setiap personel bandar udara yang terkait
langsung dengan pelaksanaan pengoperasian
dan/atau pemeliharaan fasilitas bandar Udara
wajib memiliki lisensi yang sah dan/atau rating
yang masih berlaku.
Lisensi sebagaimana dimaksud di atas diterbitkan untuk setiap
bidang pekerjaan bandar udara, yaitu sebagai berikut : 
a. Bidang fasilitas teknik bandar udara;
b. Bidang fasilitas elektronika bandar udara;
c. Bidang fasilitas listrik bandar udara;
d. Bidang fasilitas mekanikal bandar udara;
e. Bidang pengatur pergerakan pesawat udara (Apron
Movement Control/ AMC);
f. Bidang peralatan pelayanan darat pesawat udara
(Ground Support Equipment / GSE );
g. Bidang pemanduan parkir pesawat udara (Aircraft
Marshalling);
h. Bidang pelayanan garbarata (aviobridge); dan
i. Bidang pelayanan pendaratan helikopter (Helicopter
Landing Officer/HLO).
Buku Lisensi
 

1. Setiap Personel Bandar Udara hanya


dapat memiliki paling banyak 2 (dua) buku
lisensi.
2. Setiap Personel Bandar Udara dapat
memiliki paling banyak 3 (tiga) rating untuk
setiap buku lisensi.
3. Khusus Personel peralatan pelayanan darat
pesawat udara (Ground Support
Equipment operator/GSE operator) dapat
memiliki paling banyak 4 (empat) rating
untuk setiap buku lisensi.
 
Kartu Lisensi
 
(1) Kartu Lisensi diberikan kepada personel bandar udara
sesuai dengan rating yang sah dan masih berlaku yang
dimiliki oleh personel bandar udara bersangkutan.
(2) Kartu lisensi personel bandar udara harus memenuhi
ketentuan dan memuat informasi paling sedikit: 
a. nama;
b. nomor lisensi;
c. unit kerja;
d. jenis rating; dan
e. masa berlakunya.
Permohonan Lisensi dan/atau Rating
 

Untuk mendapatkan lisensi sesuai dengan


bidangnya sebagaimana dimaksud, maka setiap
Personel Bandar Udara dapat mengajukan
permohonan kepada Direktur untuk melakukan:
a. penerbitan lisensi dan/atau rating;
b. perpanjangan rating;
c. peningkatan lisensi;
d. penggantian lisensi dan/atau rating; dan
validasi lisensi dan/atau rating.
• Permohonan sebagaimana dimaksud dapat
diajukan oleh:
a. Perseorangan, khusus untuk proses
perpanjangan rating;
b. LembagaPendidikandan/atau Pelatihan
yang merupakan tempat pemegang
lisensi memperoleh sertifikat
kompetensi; atau
c. Instansi Pemerintah atau Badan Hukum
Indonesia tempat pemohon bekerja.
• Ujian teori berbasis komputer (Computer Asissted Test)
dan praktek sebagaimana dimaksud dapat dilakukan
setelah persyaratan administrasi dinyatakan lengkap
dan memenuhi ketentuan.

• Ujian teori berbasis komputer (Computer Asissted Test)


untuk mendapat lisensi dan/atau rating berisi materi
yang sesuai dengan ketentuan standar kompetensi yang
ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

• Ujian praktek untuk mendapat lisensi dan/atau rating


meliputi kegiatan pengoperasian dan/atau
pemeliharaan fasilitas sesuai dengan ketentuan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
• Direktur atas nama Direktur Jenderal menerbitkan lisensi
dan/atau rating setelah pemohon dinyatakan memenuhi
persyaratan administrasi dan lulus ujian teori berbasis
komputer (Computer Asissted Test) dan praktek berdasarkan
laporan dariPenguji Personel Bandar Udara yang ditunjuk.
• Buku lisensi dan kartu lisensi dan/atau rating harus diterbitkan
oleh Direktur atas nama Direktur Jenderal paling lama 14
(empat belas) hari kerja setelah pemohon dinyatakan lulus ujian
teori berbasis komputer (Computer Asissted Test) dan praktek.
• Penolakanpenerbitan lisensi dan/atau rating oleh Direktur
harus disampaikan kepada pemohon paling lambat 14
(empat belas) hari kerja setelah pemohon dinyatakan tidak
memenuhi persyaratan administrasi atau tidak lulus
pengujian teori berbasis komputer (Computer Asissted Test)
dan praktek, dengan disertai alasan penolakan.
Persyaratan Dan Tata Cara Perpanjangan Rating
• Direktur Jenderal dapat memberikan
kewenangan kepada Kepala Subdirektorat
untuk dapat memperpanjang rating
berdasarkan permohonan perpanjangan
rating pada saat masa berlaku rating belum
berakhir, setelah memenuhi:
a. Persyaratan administrasi; dan
b. Lulus ujian teori berbasis komputer
(Computer Asissted Test).
Permohonan perpanjanganrating
sebagaimana dimaksud harus disampaikan
kepada Direktur atau Kepala Kantor Otoritas
Bandar Udara paling lama 30 (tiga puluh) hari
sebelum habis masa berlakunya rating.

Pengajuan perpanjangan rating setelah habis


masa berlakunya akan diberlakukan
sebagaimana proses penerbitan.
Penguji Personel Bandar Udara yang
ditunjuk harus memberikan laporanhasil
pelaksanaan tugaskepada Direktur secara
berjenjang pada saat pelaksanaan pengujian
teori berbasis komputer (Computer Asissted
Test) dan praktek berakhir
Tata Cara Penerbitan Lisensi dan/atau Rating

• Direktur atas nama Direktur Jenderal


menerbitkan lisensi dan/atau rating
berdasarkan permohonan penerbitan lisensi
dan/atau rating,setelah memenuhi:
a. persyaratan administrasi; dan
b. lulus ujian teori berbasis komputer
(Computer Asissted Test) dan praktek.
Masa Berlaku Lisensi dan Rating
 

• Lisensi Personel bandar udara hanya diterbitkan 1 (satu) kali sesuai


dengan bidang pekerjaannya.

• Masa berlaku rating adalah 3 (tiga) tahun sejak diterbitkan, dan


dapat diperpanjang.
 
• Lisensi dan/atau rating berlaku untuk seluruh wilayah Negara
Republik Indonesia dan luar wilayah Negara Republik Indonesia
sepanjang diakui oleh negara yang bersangkutan.
KEWAJIBAN PEMEGANG LISENSI DAN RATING

Personel Bandar Udara yang telah memiliki Lisensi dan/atau


Rating wajib :
a. mematuhi/memenuhi peraturan keselamatan penerbangan;
b. melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan di
bidangnya atau lisensi dan/atau rating yang dimilikinya;
c. mempertahankan dan meningkatkan kompetensi yang
dimiliki; dan
d. membawa Kartu Lisensi Personel Bandar Udara sewaktu
bekerja dan menunjukkan kepada inspektur bandar udara
atau petugas yang ditunjuk oleh
Direktur, jika diminta.
SANKSI ADMINISTRATIF

Personel bandar udara yang tidak


memenuhi kewajibannya, akan diberikan
sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembekuan lisensi;
c. pencabutan lisensi; atau
d. denda administratif
Peringatan tertulis sebagaimana dimaksud pada
huruf a diberikan oleh pejabat dilingkungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang
membidangi pengawasan keselamatan
Penerbangan dan disertai dengan langkah
perbaikan yang diharapkan atau pemenuhan
persyaratan oleh Personel yang bersangkutan
dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari.
• Apabila dalam jangka waktu dimaksud yang
bersangkutan tidak dapat melakukan pemenuhan
persyaratan, maka pejabat eselon III di lingkungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang
membidangi pengawasan keselamatan penerbangan
dapat menjatuhkan sanksi berupa pembekuan lisensi.
• Pembekuan sebagaimana dimaksud disertai dengan
langkah perbaikan yang diharapkan atau pemenuhan
persyaratan oleh personel yang bersangkutan dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari.
• Personel bandar udara yang lisensinya dibekukan
tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya.
Lisensi dan/atau Rating dapat dibekukan oleh
pejabat eselon III di lingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Udara yang membidangi pengawasan
keselamatan penerbangan tanpa melalui proses
peringatan, apabila pemegang Lisensi dan/atau
Rating :
a. terbukti melakukan kelalaian yang menyebabkan
incident / accident di Bandar Udara;
b.terbukti melaksanakan pekerjaan dalam
pengaruh minuman keras, narkotika dan obat-
obatan terlarang lainnya
• Lisensi dapat dicabut oleh Direktur atas nama Direktur Jenderal
tanpa melalui proses peringatan dan/atau pembekuan, apabila
pemegang Lisensi :
a. dengan sengaja meminjamkan/memindahtangankan lisensi
dan/atau rating yang dimilikinya untuk dipergunakan oleh orang
lain;
b.memalsukan lisensi dan/atau rating;
c. terkena hukuman disiplin pegawai dengan tingkat hukuman
disiplin berat;
d.melakukan tindakan yang membahayakan keamanan negara; dan
e.melakukan tindakan dan/atau kegiatan yang membahayakan
keamanan dan keselamatan penerbangan.
(2) personel bandar udara yang lisensinya telah dicabut, tidak dapat
mengajukan permohonan penerbitan lisensi personel bandar
udara kembali.
KP 22 Tahun 2015
STANDAR KOMPETENSI PERSONEL BIDANG
PEMANDU PARKIR PESAWAT UDARA (MARSHALLER)

Kompetensi Rating Fixed Wing


a. Mampu menjelaskan peraturan perundang
undangan terkait.
b. Mampu menjelaskan jenis, bagian dan fungsi,
serta kebangsaan pesawat udara.
c. Mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan
kegiatan pemanduan parkir pesawat di Apron
sesuai dengan ketentuan
Standar Kompetensi Rating fixed wing
a. Megetahui dan memahami peraturan
perundang-undangan terkait.
b. Megetahui dan memahami jenis, bagian
dan fungsi, serta kebangsaan pesawat udara.
c. Megetahui dan memahami dan
mendemonstrasikan kegiatan pemanduan
parkir pesawat di Apron sesuai dengan ketentuan
Persyaratan
a. Pendidikan Formal Minimal SMU atau
Sederajat.
b. Pendidikan Non Formal Pendidikan dan
Pelatihan terkait.
Kewenangan Rating Fixed Wing
• Melakukan proses parkir pesawat udara
dengan hand signal maupun Aircraft
TATA TERTIB
DI SISI UDARA
SKEP/100/XI/1985
Kelengkapan Personil
Rompi &
Safety
Shoes
Prosedur Pergerakan
Kendaraan (Pasal 31)
Jika sebuah pesawat udara akan bergerak, dilarang ada
kendaraan yang bergerak di depan atau di belakang pesawat
udara tersebut.
Jika pesawat udara sedang bergerak dengan mesinnya,
kendaraan lain hanya diperbolehkan lewat di belakangnya
pada jarak yang cukup dan aman.
Dilarang menjalankan kendaraan atau menempatkan peralatan
sehingga menghalangi marshaller yang sedang memberi
isyarat-isyarat menghidupkan mesin atau memarkir pesawat
udara dan yang menyebabkan tugas-tugas marshalling
terhalang atau terganggu.
Pemarkiran Dan Penempatan
Pesawat Udara (Pasal 44)
Pesawat udara yang di parkir dan ditempatkan di apron
harus mendapat izin dan petunjuk dari Penguasa/Kepala
Bandar Udara atau petugas yang ditunjuk.
Pemarkiran pesawat udara harus dilaksanakan dengan
bantuan marshaller, kecuali bila ditentukan lain.
Pesawat udara hanya boleh di parkir di apron pada tempat
yang telah ditunjuk oleh Menara Pemandu Lalu Lintas Udara
(Aerodrome Control Tower).
Pemilik pesawat udara atau instansi lain tidak dibenarkan
memindahkan pesawat udara yang telah di parkir ke tempat
lain, kecuali atas izin Penguasa/Kepala Bandar Udara atau
petugas yang ditunjuk.
PEMBAGIAN DAERAH KERJA
Daerah Keamanan Terbatas (Security Restricted Area) adalah
daerah-daerah di sisi udara di bandar udara yang
diidentifikasi sebagai daerah berisiko tinggi dan dilakukan
langkah-langkah pengendalian keamanan, dimana jalan
masuknya dikendalikan serta dilakukan pemeriksaan
keamanan, termasuk
Daerah Steril (Sterile Area) adalah daerah tertentu di dalam
Daerah Keamanan Terbatas yang merupakan daerah
pergerakan penumpang sampai dengan naik ke pesawat
udara dan di daerah tersebut selalu dalam pengendalian dan
pengawasan.
Daerah Sisi Darat ialah bagian dari terminal atau bandar
udara untuk melaksanakan opearasi kegiatan penerbangan
Prosedur Personil Bandar
Udara
Siapapun dilarang merokok:
1. Di pelataran parkir pesawat udara;
2. Di dalam hanggar penyimpananpesawat
udara; dan
3. Di daerah yang dipasangi papan tanda
“DILARANG MEROKOK” atau “NO SMOKING”
Prosedur Personil Bandar
Udara
SKEP 100 Tahun 1985 Pasal 85
Melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran
 Siapapun dilarang melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan
bahaya kebakaran, seperti:
1. Membuang puntung rokok yang masih ada apinya;
2. Mengisi, menyimpan dan membuang bahan bakar di sembarang tempat;
3. Menyalakan api atau membiarkan api menyala di tempat terbuka atau
membakar mencon;
4. Mengirimkan atau menyimpan bahan peledak; dan
5. Melakukan perbaikan mesin mobil/ kendaraan bukan di tempat yang
ditentukan.
PERSYARATAN DAN
PROSEDUR PENGOPERSIAN
KENDARAAN DI SISI UDARA
SKEP/140/VI/1999
TATA TERTIB BERLALU LINTAS DI DAERAH PERGERAKAN

Setiap pengemudi di daerah pergerakan dilarang:

a. Mengemudikan kendaraan melebihi kecepatan


maksimum yang ditentukan yaitu:
• Pada Access Road (diluar apron) 40 km/jam;
• Pada Service Road 25 km/jam;
• Pada Apron 10 km/jam.
b. Meninggalkan kendaraan tanpa pengawasan;
c. Menempatkan atau mengemudikan kendaraan pada
jarak kurang dari 8 m di depan atau 80 m di belakang mesin
jet dalam keadaan hidup.
TATA TERTIB BERLALU LINTAS DI DAERAH PERGERAKAN

• Memakir kendaraan pada marka dekat daerah pergerakan atau


pada jalur lalu lintas kendaraan lintas garbarata selain di daerah
yang diizinkan untuk itu, kecuali kendaraan tersebut sedang
memberikan pelayanan terhadap pesawat udara;
• Mengemudikan kendaraan menuju atau menghentikan kendaraan
di bawah sayap, ekor dan atau badan pesawat udara kecuali
kendaraan tersebut memberikan pelayanan kepada pesawat udara;
• Menghidupkan mesin kendaraan pada jarak kurang dari 15 meter
dari pesawat udara yang sedang mengisi bahan bakar;
• Memundurkan atau menyebabkan kendaraan berjalan mundur ke
arah pesawat udara, kecuali kendaraan tersebut sedang
memberikan pelayanan terhadap pesawat udara dan dipandu oleh
petugas yang berwenang;
• Menjalankan kendaraan menuju pesawat udara yang mesinnya
dalam keadaan hidup;
TATA TERTIB BERLALU LINTAS DI DAERAH PERGERAKAN

• Mengemudikan kendaraan dalam keadaan dibawah pengaruh


alkohol atau obat terlarang;
• Menarik kendaraan lainnya, bilamana tidak menggunakan
kendaraan khusus untuk maksud tersebut;
• Mengisi bahan bakar;
• Mengemudikan kendaraan sedemikian rupa sehingga
membahayakan kendaraan lain atau orang sekitarnya;
• Menempatkan atau menjalankan kendaraannya di depan
pesawat udara yang sedang bergerak atau ditarik;
• menempatkan atau mengemudikan kendaraan pada jarak
kurang dari 8 meter di depan atau 80 meter dibelakang mesin
jet yang dalam keadaan hidup.
TATA TERTIB BERLALU LINTAS DI DAERAH PERGERAKAN

Setiap pengemudi di daerah pergerakan wajib:

a. Mematuhi marka dan rambu lalu lintas serta


perintah atau petunjuk yang diberikan oleh
petugas yang berwenang.
b. Memberikan prioritas kepada pesawat udara
yang sedang bergerak, penumpang, kendaraan
emergency dan pesawat udara yang ditarik.
c. Memperlambat laju kendaraan jika mendekati
pesawat udara (5 km/jam).
TATA TERTIB DI DAERAH KARGO UDARA

• Daerah kargo udara dinyatakan sebagai daerah


dilarang merokok;

• Kendaraan yang telah memperoleh ijin masuk kargo


udara diberikan pas bandar udara dan stiker tanda
masuk daerah kargo udara.

• Setiap orang atau kendaraan yang masuk atau


meninggalkan daerah Kargo dan membawa barang
harus dilengkapi dengan dokumen yang syah, kecuali
barang peralatan kerja.
SANKSI

• Pencabutan PAS/TIM dilakukan melalui proses


peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-
turut dengan tenggang waktu masing-masing 5 (lima)
hari kerja.

• Apabila peringatan dimaksud di atas tidak diindahkan


, maka dilanjutkan dengan pembekuan TIM untuk
jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

• Apabila pada masa pembekuan tidak ada upaya


perbaikan, maka TIM dicabut.
JENIS-JENIS GROUND SUPPORT EQUIPMENT
(GSE)

KP 635 Tahun 2015


Tentang Standar Peralatan Pelayanan Darat Pesawat
Udara (Gound Support Equipment) Dan Kendaraan
Yang Operasional Yang Beroperasi Disisi Udara

1. MOTORIZED
Ground Support Equipment (GSE)
adalah alat-alat bantu yang
dipersiapkan untuk keperluan
pesawat udara di darat pada saat
kedatangan dan/atau
keberangkatan pemuatan dan/atau
penurunan penumpang, kargo dan
pos.
1. Towbarless
2. Aircraft Towing Tractor Narrow Body
3. Aircraft Tractor Wide Body
4. Baggage Towing Tractor
5. Conveyor Belt Loader
6.Lower, Upper Deck Loader
7. Main Deck Loader
8. Passenger Boarding stairs
9. Lavatory Service
10. Watter Service Truck
11. Air Conditioning Unit (ACU)
12. Ground Power Unit (GPU)
13. Air Stater Unit
14. Gas Turbine Compressor
15. Apron Passenger Bus
16. Incapacitated Passenger Loading Vehicle
17. High Lift Catering Truck
18. Catering Truck
19. Cargo Transporter Loader
20. Fuel Hidrant Dispanser Truck
21. Refueling dan DefuelingTruck
22. Aircraft cleaning Equipment
23. Portable Genzet
24. Pallet Conveyor Handling System
25. Forklift For Loading Aircraft Lower
Deck
2. NON MOTORIZED
1. Gerobak/cart
2. Pallet Dollies
3. Container Dollies
4. Towed Passenger Stair
5. Baggage Sliding Bridge
6. Aircraft Towing Bar
7. Aircraft Wheel Chocks
8. Passenger Wheel Chair
9. Aircraft Tail jack
10. Aircraft Passenger Canopy
11. Airside Aircraft Inspection Stairs
GAMBAR GSE YANG LAIN
1.Baggage Conveyor Loader
2. Igloo
3. Cold Buster
4. Portable Water
5. Ambulift
6. Maintenance working truck
7. Telescopic boom lift
Kendaraan dan Peralatan Pelayanan Darat Pesawat
Udara (Ground Support Equipment/GSE)
Sesuai dengan SKEP/140/1999 tentang Persyaratan dan Prosedur
Pengoperasian Kendaraan di Sisi Udara, terhadap semua
kendaraan dan GSE yang beroperasi berlaku ketentuan sbb:

1. Setiap pengoperasian kendaraan/GSE harus mendapat izin dari


penyelenggara bandar udara.
2. Posisi GSE pada saat melayani pesawat udara harus sesuai
dengan ketentuan teknis pesawat udara yang dilayani.
3. GSE yang sedang tidak digunakan harus ditempatkan secara
tertib pada tempat yang telah ditentukan.
4. Jumlah rangkaian gerobak/container/dollies/ yang ditarik
dengan traktor sebanyak-banyaknya empat buah.
Persyaratan Kendaraan/Peralatan yang Beroperasi di
Sisi Udara menurut SKEP/140/1999
1. Seluruh bagian pada kendaraan/peralatan dalam
kondisi dan berfungsi dengan baik;
2. Roda kendaraan harus terbuat dari roda karet;
3. Tidak ada kebocoran pada tempat penampungan dan
saluran bahan bakar atau oli, bagian pengapian dll;
4. Dilengkapi dengan alat pemadam api (1 kg dry powder
atau CO2 untuk kelas api A, B, C yang masih laik pakai
dan dipasang pada tempat yang mudah digunakan;
5. Dilengkapi dengan sabuk keselamatan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
…..lanjutan..

6. Memiliki surat tanda nomor kendaraan (STNK) yang


masih berlaku;
7. Pada bagian kiri dan kanan badan kendaraan/peralatan
dipasang logo berbentuk bulat, dengan garis tengah
sekurang-kurangnya 25 cm, sedangkan yang berbentuk
lain disesuaikan;
8. Memasang tanda “Dilarang Merokok” atau “No Smoking”
di dalam kendaraan yang dapat dilihat dengan mudah;
9. Memasang lampu merah (steady red) pada bagian paling
tinggi dari kendaraan dan dapat dilihat dari segala arah
(3600), khusus untuk kendaraan emergency dipasang
lampu merah berkedip (rotary red)
…..lanjutan….

10. Dipasang saringan knalpot (flame trap) bagi


kendaraan berbahan bakar bensin;

11. Memasang bendera warna putih-orange


(checker flag) bagi kendaraan yang
memasuki daerah manuver.
LINGKUNGAN
• Unit kendaraan harus memiliki kemampuan
untuk beradaptasi terhadap -40°C ≥ 60°C
(standard ISO).
• Unit harus memiliki kemampuan untuk
dioperasikan pada waktu siang dan malam hari.
• Tingkat kebisingan harus dijaga hingga
minimum, tidak boleh melebihi 85dBA pada
jarak 4,6m (15 ft) dari perimeter (sekeliling).
MOBILITAS
• Sistem pengereman harus mampu menghentikan
kendaraan baik dalam keadaan muatan penuh ataupun
tanpa muatan.
• Harus disediakan rem parkir yang mampu menahan
kendaraan pada saat bermuatan penuh pada kemiringan
5°.
• Kapasitas tangki bahan bakar harus memenuhi
pengoperasian setidaknya 8 jam secara terus menerus.
• Jarak terendah bagian peralatan terhadap permukaan
tanah (under clearance) pada kondisi bermuatan penuh
haruslah 127mm (5 inchi).
Rating lisensi Personel Bidang Peralatan Pelayanan
Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment/GSE)
KP 041 Tahun 2017

NO. NAMA RATING KODE FASILITAS YG DITANGANI


1. Aircraft Towing Pushback Tractor ATT a. Tow Bar Less Tractor
Narrow Body;
b. Towing / Push Back
Tractor Narrow Body

c. Tow Bar Less Tractor


Wide Body;
d. Towing / Push Back
Tractor Wide Body.

2. Lift Loader LLD a. High Lift Loader;


b. Law Deck Loader.
3. Passenger Boarding Stair PBS Passenger Boarding Stair
Motorized
4. Ground Power Unit GPU Ground Power
5. Air Starter ASR Air Stater
6. Air Conditioning Unit Truck ACT Air Conditioning Unit Truck
7. Water Service Truck WST Water Service Truck
8. Lavatory Service Truck LST Lavatory Service Truck
9. Cargo Transporter Loader CTL Cargo Transporter Loader
10. Belt Conveyor Loader BCL Belt Conveyor Loader
11. High Lift Catering Truck HCT High Lift Catering Truck
12. Refueling and Defueling Truck RDT Refueling and Defueling Truck
13. Baggage Towing Tractor BTT Baggage Towing Tractor
14. Forklift FLT Forklif
15. Incapacitated Passenger Loading IPL Ambulift
Vehicle
RATING UNTUK SERTIFIKAT KECAKAPAN OPERATOR
GROUND SUPPORT EQUIPMENT

KELOMPOK A (7 Peralatan):

1. A/C Towing Pushback;


2. Narrow Body A/C Towing Pushback;
3. A/C Main Gear Controlled Tow Bar Less Tractor;
4. A/C Nose Gear Controlled Tow Bar Less Tractor;
5. A/C Upper Deck Loader;
6. A/C Lower Deck Loader;
7. Forklift for Loading/unloading A/C Lower Deck.
RATING UNTUK SERTIFIKAT KECAKAPAN OPERATOR
GROUND SUPPORT EQUIPMENT

KELOMPOK B (13 Peralatan):

1. Passenger Boarding Stair;


2. Incapacitated Passenger Stair;
3. Ground Power Unit;
4. Gas Turbin Compressor;
5. Air Conditioning Unit Truck;
6. Water Service Truck;
7. Lavatory Service Truck;
KELOMPOK B (13 Peralatan):

8. Cargo Transporter Loader;


9. Belt Conveyor Loader;
10. High Lift Catering Truck;
11. Maintenance Work Truck;
12. A/C Washer Truck;
13. Refuelling & Defuelling Truck.
RATING UNTUK SERTIFIKAT KECAKAPAN OPERATOR
GROUND SUPPORT EQUIPMENT

KELOMPOK C :
1. Baggage Towing Tractor.
2. Froklift
3. Baggage Cart
4. Container Dollies
5. Pallet Dollies
KLASIFIKASI GROUND SUPPORT
EQUIPMENT (GSE)

• Class “A” : High risk motorized GSE


• Class “B” : Middle risk motorized GSE
• Class “C” : Low risk motorized & non motorized GSE
Posisi GSE
MARKA DAN RAMBU PADA
DAERAH PERGERKAAN
PESAWAT UDARA
KM 21 Tahun 2005
II. KONFIGURASI PARKIR PESAWAT
Ada 3 sistem pemarkiran pesawat udara di
apron, antara lain:
1. Menghadap ke terminal (nose-in or angled
nose-in system)
2. Membelakangi terminal (nose-out or
angled nose out system)
3. Sejajar dengan terminal (parrallel system)
Document 9157-AN/901 (Aerodrome
Design Manual)
Part 2 Chapter 3.4.5
Metode pesawat udara memasuki dan
meninggalkan aircaft stand :

• Self Manouevring, digunakan untuk


konfigurasi parkir; Angle nose-in, Angle nose-
out & Parallel
• Tractor Assisted, digunakan untuk
konfigurasi parkir Nose-in
Angled Nose-in
TERMINAL BUILDING

Angle nose-in
yaitu sistem parkir pesawat udara dengan hidung
Pesawat menghadap gedung terminal membentuk
sudut 45° terhadap gedung terminal.
Angled Nose-
out
TERMINAL BUILDING

Angle nose-out
yaitu sistem parkir pesawat udara dengan
hidung pesawat membelakangi terminal mem-
bentuk sudut 45° terhadap gedung terminal.
Parallel
TERMINAL BUILDING

Parallel
yaitu sistem parkir pesawat udara
sejajar dengan bangunan terminal.
Nose-in
TERMINAL BUILDING

Service Road
1 2 3 4 5 6 7 8

Nose-in
yaitu sistem parkir pesawat
udara dengan hidung pesawat
tegak lurus sedekat mungkin
dengan gedung terminal.
Dalam menentukan konfigurasi pemarkiran
pesawat udara di apron tidak ada suatu ketentuan
bahwa pemarkirannya harus nose-in atau taxi-in
atau push-out dan lain-lain, tetapi harus
disesuaikan dengan lay-out apron dan
mempertimbangkan berbagai aspek baik efisiensi
maupun keselamatan operasi.
Namun yang jelas, sistem taxi-in push-out
configuration sangat baik dilaksanakan terhadap
pesawat udara berbadan lebar (wide body),
sedangkan sistem nose-out dan paralel lebih tepat
dilakukan untuk pesawat udara kecil (narrow body).
KEUNTUNGAN SISTEM TAXI IN- PUSH OUT
1. Mengurangi kepadatan apron dari GSE; sebelum pesawat udara yang
akan dilayani datang, GSE sudah harus disiapkan terlebih dahulu.
2. Pelayanan ke pesawat udara lebih cepat dapat dilaksanakan dan
setelah pesawat berangkat tidak banyak membutuhkan waktu untuk
memindahkan peralatan GSE.
3. Kemampuan memuat bagasi dan proses boarding passenger dapat
dipercepat, sehingga keberangkatan pesawat udara sesuai jadwal
(schedule).
4. Sistem pemandu pesawat udara yang akan parkir lebih simple.
5. Efek dari jetblast (jetblast effect) terhadap peralatan, petugas dan
terminal tidak ada/ tidak perlu ada blast fences.
6. Dapat menggunakan Aircraft Docking Guidance System (ADGS).
7. Dapat dilayani hydrant pit.
Kerugian sistem Taxi in-Push Out
• Dibutuhkan peralatan aircraft towing tug
untuk mendorong pesawat udara pada saat
pesawat udara akan berangkat.

• Harga peralatan tersebut sangat mahal,


karena telah dirancang khusus untuk
menarik/mendorong pesawat udara type wide
body.
WINGTIP CLEARANCE
Konfigurasi dan toleransi pesawat udara yang akan parkir adalah
toleransi ujung pesawat (wingtip clearance) pesawat udara yang
akan parkir di parking stand (fix obstruction) minimal 12 meter.
Clearance minimal wingtip dengan wingtip pesawat udara yang
parkir di parking stand ditentukan sebagai berikut:

• Narrow body-Small ATR 3 meter


• Narrow body-Medium B737 2,3,4,5 3 meter
• Narrow body-Large B737 6,7,8,9 4 ½ meter
A319, 320
• Wide body-Medium A330 7 ½ meter
• Wide body- Large B777, A 380 7 ½ meter
Aerodrome reference code
Code element 1 Code element 2

Code Aeroplane Code Wing span Outer main gear


No ref. field length Letter wheel span*
(1) (2) (3) (4) (5)

1 < 800 m A < 15 m < 4.5 m


2 800 m - < 1 200 m B 15 m - < 24 m 4.5 m - < 6 m
3 1 200 m - < 1 600 m C 24 m - < 36 m 6m-<9m
4 > 1 800 m D 36 m - < 52 m 9 m - < 14 m
E 52 m - < 65 m 9 m - < 14 m
F 65 m - < 80 m 14 m - < 16 m

* Distance between the outside edges of the main gear wheels


SURAT EDARAN
NOMOR : SE/09/VII/2010
• Peningkatan pengoperasian pesawat udara di
bandar udara dapat menimbulkan gangguan
dan resiko keselamatan (safety hazard and
risk) pada pengoperasian apron bandar udara
• Sesuai perkembangan teknologi penerbangan
bahwa type pesawat udara jenis B737-
600/700/800/900 dan A318/319/320 telah
banyak dioperasikan di Indonesia yang
mempunyai lebar sayap (wings span) lebih
besar daripada jenis B737-200/300/400/500.
• Standar Parking Stand yang digunakan di
Indonesia menggunakan Parking Stand untuk
jenis pesawat B737-200/300/400/500
sehingga sesuai perkembangan teknologi
penerbangan parking stand yang tersedia di
setiap bandar udara di Indonesia dinyatakan
dapat menimbulkan gangguan dan resiko
keselamatan karena memiliki perbedaan pada
jarak rentang sayap pesawat udara (wings tip
clearance)
Boeing Type
737 – Series Wings Span Length

200 28.35 m 30.53 m

300 28.88 m 33.40 m

400 28.88 m 36.45 m

500 28.88 m 31.01 m


Boeing 737 Wings Span Length
600 34.31 m 31.24 m
700 34.31 m 33.63 m
800 34.31 m 39.47 m
900 34.31 m 42.11 m

Airbus Series Wings Span Length

319 33.91 m 33.84 m


320 34.09 m 37.57 m
JET BLAST EFFECT
Hembusan mesin jet pesawat udara (jetblast)
merupakan salah satu faktor penting yang perlu
dipertimbangkan pada saat memasang apron baru,
karena jetblast mempunyai efek dalam hubungannya
dengan:
1. Keselamatan penumpang dan petugas
2. Konsep/design terminal beserta peralatannya
3. Resiko atau kerusakan terhadap peralatan bergerak
4. Resiko atau kerusakan terhadap pesawat udara lain
JET BLAST EFFECT

Semakin besar pesawatnya dan semakin cepat


perputaran mesinnya maka hembusan mesin yang
ditimbulkan menjadi semakin besar. Oleh karena itu
kecepatan pesawat pada saat taxi tidak boleh
melebihi dari 56 km/jam atau 35 mph atau jarak
aman pada daerah di belakang pesawat lebih
kurang 200 m.
JET BLAST EFFECT
Adapun besar kecilnya hembusan mesin pesawat
sangat tergantung pada:
1. Pesawat udara taxi dari arah yang lebih rendah ke
arah yang lebih tinggi (apron slope).
2. Tekanan (hembusan angin)
3. Pesawat udara membuat putaran bila salah satu
atau lebih tekanan pada mesin lainnya diturunkan
4. Terjadi kelainan teknis (mechanical malfunction)
5. Faktor manusia (human factor)
BLAST FENCES
Blast Fences atau pagar penangkal hembusan mesin pesawat
udara dapat digunakan untuk melindungi GSE, petugas dan
bangunan dari hembusan mesin pesawat udara.
Pembuatan blast fences terdiri dari modul-modul yang
dikombinasikan dan bentuknya disesuaikan dengan lay out
dan Apron. Strukturnya dapat dibuat atau bila diperlukan
nanti dapat dipindah-pindahkan (moveable).
Tinggi dan permanent ukuran blast fence bervariasi
disesuaikan dengan tipe/karakteristik dari pesawat udara
yang beroperasi di suatu bandar udara. Misalnya pesawat
yang memiliki engine pada ekor yang posisinya cukup tinggi,
maka dibutuhkan blast fence yang tinggi pula.
BLAST FENCES
Blast fence biasanya dipasang di Apron area,
berdekatan dengan terminal untuk
menghindari/menahan hembusan mesin pada
saat pesawat bergerak (taxi in-taxi out) menuju
ke taxiway atau runway. Posisi pemasangannya
harus disesuaikan dengan arah hembusan di
mana daerah atau fasilitasnya perlu
diamankan.
III. MARKA APRON DAN RAMBU
KESELAMATAN
TUJUAN MARKA
• Terciptanya prosedur untuk tercapainya
suatu keadaan lingkungan yang
aman/selamat baik bagi personil yang
bertugas maupun bagi pesawat udara yang
dilayani dan peralatan yang dipergunakan
pada proses pelaksanaan ground handling
JENIS MARKA APRON DAN DEFINISINYA
• Apron Safety line
• Aircraft Lead-In dan Lead-Out Line Marking
• Aircraft Line Stop Marking
• Apron Edge Line Marking
• Parking Stand Number Marking
• Aviobridge Safety Marking
• Equipment Parking Area (EPA) Marking
• No Parking Area (NPA) Marking
• Service Road
1. APRON SAFETY LINE
a. Adalah garis berwarna merah yang berada di Apron dengan lebar 0.15 meter.
b. Fungsinya menunjukan batas yang aman bagipesawat udara dari pergerakan
peralatan pelayanan darat (GSE).
c. Letak disekeliling peaswat udara.

APRON SAFETY LINE


2. AIRCRAFT LEAD-IN DAN LEAD-OUT LINE MARKING

a. Adalah garis yang berwarna kuning di Apron dengan lebar 0,15 m.


b. Fungsinya sebagai pedoman yang digunakan oleh peaswat udara melakukan
taxi dari taxiway ke Apron atau sebaliknya.
c. Letaknya di Apron area.
d. Bentuk lihat gambar
3. AIRCRAFT STOP LINE MARKING

a. Adalah tanda berupa garis atau bar berwarna kuning.


b. Fungsinya sebagai tanda tempat berhenti pesawat udara yang parkir.
c. Letaknya di Apron area pada perpanjangan lead-in berjarak 6 m dari akhir lead-
in line.
d. Bentuk lihat gambar

APRON SAFETY LINE


4. APRON EDGE LINE MARKING

a. Adalah garis berwarna kunimg disepanjang tepi Apron.


b. Fungsinya menunjukan batas tepi Apron.
c. Letak pada sepanjang tepi Apron.

20
Apron Edge Line Marking
5. PARKING STAND NUNMBER MARKING

a. Adalah tanda di apron berupa huruf dan angka yang berwarna kuning dengan
latar belakang warna hitam.
b. Fungsinya menunjukan nomor tempat parkir peaswat udara
c. Letak di Apron area.

A12
6. AVIOBRIDGE SAFETY MARKING

a. Adalah garis berwarna merah yang berada di Apron dengan lebar 0.15 meter.
b. Fungsinya menunjukan batas yang aman bagipesawat udara dari pergerakan
peralatan pelayanan darat (GSE).
c. Letak disekeliling peaswat udara.

Avobridge Safety Marking

+
7. EQUIPMENT PARKING AREA MARKING

a. Adalah tanda berupa garis yang berwarna putih dengan lebar 0,15 m.
b. Fungsinya sebagai pembatas pesawat udara denagn area yang diperuntukan
sebagai tempat parkir peralatan pelayanan darat pesawat udara.
c. Letak di Apron area.

Equipment parking area


No Parking area

+ +
Aviobridge
maneuvering
area
8. NO PARKING AREA MARKING

a. Adalah tanda yang berbentuk persegi panjang dengan garis-garis berwarna


merah yang tidak boleh digunakan untuk parkir peralatan.
b. Fungsinya :
- Digunakan untuk manuver towing tractor.
- Digunakan untuk kendaraan bila terjadi emergency.
c. Letak didepan pesawat udara.

Push back tractor

No Parking area

+ +
Aviobridge
maneuvering
area
9. SERVICE ROAD MARKING

a. Adalah tanda berupa 2 (dua) garis yang parallel sebagai batas


pinggir jalan dan garis putus-putus sebagai petunjuk sumbu jalan
berwarna putih dengan lebar garis 0,15 m.
b. Fungsinya membatasi sebelah kanan dan kiri yang memungkinkan
pergerakan peralatan (GSE) terpisah dengan pesawat udara.
c. Letak di Apron Area.
Apron service road

Apron Edge Line


RAMBU DI APRON

1. VOR AERODROME CHECK POINT

a. Adalah rambu yang berupa lambang atau prasasti berwarna


hitam dengan latar belakang warna kuning. Rambu ini
dipasang bilamana VOR terletak di Aerodrome
b. Fungsinya menunjukan radio frequency, radial dan jarak ke
DVOR .
c. Diletakkan relatif dekat dengan VOR Check point Marking
sehingga mudah terlihat dari ruang kemudi pesawat.

VOR 116.3
VOR 116.3 147  147 

VOR 116.3
VOR 116.3 147  4.3 NM 147  4.3 NM
2. AIRCRAFT STAND IDENTIFICATION SIGN

a. Adalah rambu di Apron yang berupa huruf dan angka


berwarna hitam dengan latar belakang warna kuning
Direkomendasikan pencantuman koordinat Aircraft
Stand Identification
b. Fungsinya menunjukan tempat untuk parkir pesawat
udara.
c. Letaknya di Apron area dan tulisannya dapat dibaca
dari ruang kemudi.

06 07’ 35” S


E 11 106 39’ 46” E
1. Warna
• MERAH : Untuk peringatan keselamatan
• PUTIH : Untuk marka lalulintas,
termasuk fasilitas pemarkiran (service road
dll)
• KUNING: Untuk marka aircraft taxiway
centerline, marka Parking position lead in
dan marka untuk lead bearing surface
boundary (ICAO Annex 14 Section 5.2)
• Warna lain seperti BIRU atau HIJAU dapat
digunakan sesuai aturan setempat
Marka parking position lead in
MARSHALLING
SERVICE
ANNEX 2 Rules Of The Air
DEFINISI
1. MARSHALL

KATA MARSHALL MENURUT KAMUS WEBSTER


ARTINYA :
A. MENGATUR DENGAN RAPI
B. MENGATUR
C. MENGARAHKAN
D. MEMIMPIN ATAU MEMANDU PADA SUATU
UPACARA
DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENER-
BANGAN MARSHALL DIARTIKAN SAMA
DENGAN MENGATUR DENGAN GAYA YANG SESUAI,
UNTUK MENGATUR PERGERAKAN
PESAWAT TERBANG DALAM KEADAAN
YANG KHUSUS
2. SIGNAL

SIGNAL MEMPUNYAI ARTI : TANDA, GERAKAN


ISYARAT ATAU SIMBUL YANG MEMPUNYAI ARTI KHUSUS

SIGNAL MAN BERARTI SESEORANG YANG BERTANGGUNG


JAWAB UNTUK PENGOPERASIAN, PENGIRIMAN ATAU
PENERIMAAN TANDA-TANDA.

SIGNAL SERVICE BERARTI SISTEM ATAU PEKERJAAN


MENYAMPAIKAN INFORMASI DENGAN ANTRIAN TANDA-
TANDA SECARA SERI.

MARSHALLING SIGNAL BERARTI PROSES PEMBERIAN IN-


FORMASI DENGAN GERAKAN ISYARAT ATAU DENGAN
TANDA-TANDA DALAM PENERBANGAN YAITU MEMANDU
PESAWAT TERBANG DENGAN MENGUNAKAN TANDA-TANDA
PERLENGKAPAN MARSHALLING

1. MARSHALLING BATS, DIGUNAKAN UNTUK ME-


MANDU PESAWAT TERBANG PADA SIANG HARI.
2. FLASH LIGHT ATAU FARCE LIGHT, DIGUNAKAN
UNTUK MEMANDU PESAWAT TERBANG PADA MA-
LAM HARI, DALAM KEADAAN GELAP ATAU HUJAN.
3. EAR MUFF (PELINDUNG TELINGA), DIGUNAKAN
UNTUK MELINDUNGI TELINGA DARI BUNYI
KEBISINGAN
4. FLUORESCENT JACKET, SERAGAM MARSHALLER
YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMPERLIHATKAN
POSISI MARSHALLER
SETIAP ABA-ABA YANG DIBERIKAN, MARSHALLER
HARUS MEMPERHATIKAN REAKSI PENERBANG ATAS
ABA-ABA YANG DIBERIKAN, BILA DIRASA BELUM ADA REAKSI,
LAKSANAKAN ABA-ABA TERSEBUT. JIKA PESAWAT TERBANG HARUS
BELOK SESUAI DENGAN YANG DIINGINKAN, JANGAN MEMBERIKAN
ABA-ABA BELOK YANG TERLALU TAJAM, KARENA AKAN
MENYEBABKAN KERUSAKAN PADA LANDING GEAR, FUSELAGE DAN
BAN CEPAT AUS
POSISI MARSHALLER

SUSUDAH MARSHALLER MENGIDENTIFIKASI


JADWAL PENERBANGAN DAN TIPE PESAWAT
TERBANG YANG AKAN DATANG, MARSHALLER
MENGAMBIL TEMPAT YANG BENAR PADA
GUIDE LINE PARKING STAND DI APRON
SUPAYA TERLIHAT OLEH PILOT IN COMMAND
(PIC).
POSISI MARSHALLER PADA SAAT MELAKSANAKAN PEMANDUAN
TERHADAP PESAWAT TERBANG HARUS
MENGIKUTI PETUNJUK SEBAGAI BERIKUT :

1. BERDIRI PADA JARAK KURANG LEBIH 25 METER DARI


POSISI HIDUNG PESAWAT TERBANG PADA SAAT
SUDAH POSISI PARKIR.

2. BERDIRI PADA POSISI SEBELAH KIRI DARI PESAWAT


TERBANG SESUAI POSISI PILOT IN COMMAND (PIC).
KETENTUAN KESELAMATAN
MARSHALLING
1. SEBELUM KEDATANGAN PESAWAT TERBANG

A. PERIKSA DAERAH PARKING STAND YANG


AKAN DIPERGUNAKAN DAN BEBASKAN DARI
RINTANGAN, YAITU KENDARAAN ATAU PER-
ALATAN MENGHINDARI KECELAKAAN PESA-
WAT TERBANG YANG AKAN DIPARKIR.

B. PERHATIKAN PENEMPATAN PERALATAN


YANG MUDAH BERGERAK YANG DIAKIBATKAN
SEMBURAN ATAU SEDOTAN MESIN PESAWAT.
2. PADA SAAT PEMANDUAN

A. PADA SAAT PESAWAT TERBANG DIPANDU MASUK


DAERAH PARKING STAND, TIBA-TIBA DAERAH TER-
SEBUT TIDAK AMAN, MAKA MARSHALLER SEGERA
MENGHENTIKAN PESAWAT TERBANG YANG AKAN
DIPARKIR.

B. LAKSANAKAN SESUAI KETENTUAN YANG BERLAKU.

C. APABILA PESAWAT TERBANG BERHENTI TIDAK


PADA POSISI YANG TELAH DITENTUKAN DAN TIDAK
AMAN, MAKA DILAKSANAKAN PENARIKAN DENGAN
MENGGUNAKAN TRAKTOR KE TEMPAT YANG SE-
SUAI KETENTUAN.
PENANGANAN PESAWAT TERBANG
PARKIR
SETELAH PESAWAT TERBANG BERHENTI PADA
POSISINYA, SEGERA PASANG WHEEL CHOCK
(GANJAL RODA) SEBELUM MESIN DIMATIKAN.
PASANGLAH WHEEL CHOCK PADA RODA DEPAN
DAN RODA BELAKANG SEBAIK-BAIKNYA MASING-
MASING DUA BUAH. SETALAH WHEEL CHOCK
TERPASANG DENGAN BENAR MARSHALLER
MEMBERIKAN ABA-ABA BAHWA WHEEL CHOCK
TELAH TERPASANG.
PENANGANAN PESAWAT TERBANG
YANG AKAN BERANGKAT
SEGERA CABUT WHEEL CHOCK SETELAH MENDAPAT
ABA-ABA DARI PENERBANG ATAU GROUND ENGINEER BAHWA
PESAWAT TERBANG SEGERA AKAN MAJU ATAU DITARIK
(DIDORONG MUNDUR).
PERHATIKAN KEADAAN WHEEL CHOCK HARUS SELALU DALAM
KEADAAN BAIK/SIAP PAKAI, BAIK
YANG TERBUAT DARI BESI MAUPUN KARET. SETELAH YAKIN
PESAWAT TERBANG TIDAK AKAN KEMBALI KE PARKING STAND
LETAKKAN WHEEL CHOCK KE TEMPAT YANG TELAH
DITENTUKAN.
TIPE-TIPE MARSHALLING SIGNAL

TERDAPAT 2 TIPE SIGNAL YAITU SIGNAL DARI


MARSHALLER DAN SIGNAL DARI PENERBANG.
SESUAI DENGAN KETENTUAN DARI ICAO, TERDAPAT
22 BUAH SIGNAL YANG TERDIRI DARI 17 SIGNAL DARI
MARSHALLER DAN 5 BUAH DARI PENERBANG (PIC).
ABA-ABA YANG DIBERIKAN OLEH PENERBANG DARI
COCK PIT DENGAN MENGGUNAKAN TANGAN DAN
APABILA DIPERLUKAN MENGGUNAKAN LAMPU
ABA-ABA YANG DIBERIKAN
PENERBANG
1. BRAKE (REM)

BILA TERLIHAT PENERBANG MENUTUP KEPALAN TANGAN


ATAU MEMBUKA JARI-JARINYA MENANDAKAN SAAT
MEMASANG ATAU MELEPASKAN REM :

A. MEMASANG REM, PENERBANG AKAN MENGANGKAT


TANGAN SEJAJAR DI DEPAN MUKA DENGAN JARI
TERBUKA DAN KEMUDIAN MENUTUP (MENGGENGGAM).
• MELEPAS REM, PENERBANG AKAN
MENGANGKAT TANGAN SEJAJAR DENGAN
MUKA DENGAN JARI TERTUTUP DAN
KEMUDIAN MEMBUKA JARI-JARI- NYA.
2. WHEEL CHOCK (GANJAL RODA)

A. MEMASANG WHEEL CHOCK, PENERBANG AKAN


MENGANGKAT TANGAN DAN DIGERAKKAN KE
ARAH DALAM.
B. MELEPAS WHEEL CHOCK, PENERBANG AKAN
MENGANGKAT TANGAN DAN DIGERAKKAN
KE ARAH KELUAR.
3. MENGHIDUPKAN MESIN,
PENERBANG MENGANGKAT TANGAN DAN
MENUJUKKAN DENGAN JARINYA NOMOR
MESIN YANG AKAN DIHIDUPKAN.
GROUND MARKING

KETENTUAN WARNA

UNTUK MEMBEDAKAN MARKING YANG DIGUNAKAN


BAGI PENUNTUN PESAWAT TERBANG, GARIS BATAS LALU LINTAS,
BATAS PENEMPATAN GSE DAN DAERAH PERGERAKAN
AVIOBRIDGE DIGUNAKAN
WARNA-WARNA YANG TELAH DUATUR SEBAGAI BERIKUT :
1 MARKING UNTUK KEPERLUAN PENUNTUN
PESAWAT TERBANG BERWARNA KUNING
DENGAN STRIP HITAM PADA BAGIAN
PINGGIRNYA.

2. MARKING UNTUK BATAS TEMPAT GSE,


SECURITY LINE DAN SERVICE ROAD
BERWARNA PUTIH PENUH.

3. MARKING UNTUK DAERAH PERGERAKAN


AVIOBRIDGE BERWARNA MERAH.
JENIS-JENIS MARKING
MARKING YANG TERDAPAT DI PERMUKAAN APRON DIBAGI
DALAM BEBERAPA JENIS SESUAI DENGAN FUNGSINYA
MASING-MASING, ANTARA LAIN :

1. AIRCRAFT STAND TAXI LANE ADALAH GARIS BERWAR-


NA KUNING YANG MERUPAKAN PERPANJANGAN DARI
GARIS TENGAH PADA GATE YANG BERFUNGSI SEBA-
GAI PENUNTUN PESAWAT TERBANG YANG AKAN ME-
NUJU LEAD IN LINE MAUPUN TAXY WAY.

2. AIRCRAFT STAND LEAD IN LINE ADALAH GARIS YANG BERWARNA


KUNING YANG TIDAK TERPUTUS-PUTUS
MAUPUN YANG TERPUTUS-PUTUS DAN DILENGKAPI
DENGAN NOMOR, TIPE DAN TANDA TEMPAT BERHENTI
RODA DEPAN PESAWAT TERBANG.
3. AIRCRAFT STAND NUMBER, ADALAH NOMOR YANG
TERTERA DEKAT LEAD IN LINE YANG MENUNJUKKAN
IDENTIFIKASI STAND TERSEBUT.

4. SECURITY LINE, ADALAH GARIS PUTIH YANG MELIN-


TANG DI TENGAH-TENGAH APRON YANG BERFUNGSI
SEBAGAI BATAS EKOR PESAWAT TERBANG YANG SE-
DANG PARKIR DAN BATAS DAERAH PERGERAKAN PER-
ALATAN KECUALI TRAKTOR YANG SEDANG MENDO-
RONG/MENARIK PESAWAT TERBANG KELUAR/MASUK
APRON.

5. NOSE WHEEL STOPPING POSISITION, ADALAH TANDA


DI MANA RODA DEPAN PESAWAT TERBANG BERHENTI
DI LEAD IN LINE, DAPAT BERUPA BULATAN ATAU
PERPOTONGAN GARIS DENGAN LEAD IN LINE (T).
MARSHALLING SIGNAL

UNTUK MENJAMIN KESERAGAMAN PENGGUNAAN


TANDA-TANDA YANG DIPERGUNAKAN OLEH
MARSHALLER, DIBERLAKUKAN TANDA-TANDA YANG
SECARA INTERNASIONAL DIATUR DALAM ANNEX 2,
ATAU CASR PART 37 APPENDIX 37, A.S.
JENIS-JENIS SIGNAL UNTUK
FIXED WING
SIGNALMAN
IKUTI PETUNJUK BERIKUTNYA DARI JURU ISYARAT

JURU ISYARAT MEMBERI PETUNJUK PADA


PENERBANG, TENTANG POSISI PARKING STAND
YANG DISEDIAKAN DENGAN CARA MENGANGKAT
SATU ATAU DUA TANGAN SAMBIL MELAMBAI-
LAMBAIKAN KE KIRI DAN KE KANAN BERULANG-
ULANG.

Catatan - Signal ini diberikan oleh Wing Man


pada tiap ujung sayap pesawat, di tujukan
untuk pilot dan marshaller, bahwa pergerakan
pesawat menuju tempat parkir aman dan tidak
terhalang.
Ikuti Jalur Ini
(This Bay)
 
Tangan lurus ke depan sejajar
bahu kemudian angkat lurus
keatas. (telapak tangan / bats
mengarah ke dalam).
Belok Kiri
(Dari sudut pandang Pilot)

Tangan kanan mengarah ke sisi luar


tubuh dengan sudut 90° (sejajar
bahu), Tekuk tangan kiri pada siku
dan gerakan berulang-ulang bats /
flash light ke atas dan ke bawah.
 
Catatan – Kecepatan gerakan naik
dan turunnya tangan ditujukan
untuk kecepatan beloknya pesawat
menuju parking stand.
Belok Kanan
(Dari sudut pandang Pilot)

Tangan kiri mengarah ke sisi luar


tubuh dengan sudut 90° (sejajar
bahu), Tekuk tangan kanan pada siku
dan gerakan berulang-ulang bats /
flash light ke atas dan ke bawah.
 
Catatan – Kecepatan gerakan naik
dan turunnya tangan ditujukan
untuk kecepatan beloknya pesawat
menuju parking stand.
Gerak Maju
(Move Ahead)

Tekuk tangan pada siku


kemudian gerakan berulang-
ulang bats / flash light ke atas
dan ke bawah sejajar bahu.
 
Catatan – Kecepatan gerakan
naik dan turunnya tangan
ditujukan untuk kecepatan
pergerakan pesawat menuju
parking stand.
SLOW DOWN

JALAN MAJU PERLAHAN-LAHAN

KEDUA LENGAN AGAK


KESAMPING DAN
PERMUKAAN BAT
MENGHADAP KESAMPING
KEMUDIAN DIGERAKKAN
NAIK TURUN BEBERAPA
KALI PERLAHAN-LAHAN.
Berhenti Normal
(STOP)

Rentangkan kedua tangan


dengan sudut 90 ° dari tubuh
(sejajar bahu), kemudian
perlahan-lahan bat/flash light
di gerakan ke atas sampai
menyilang diatas kepala.
 Berhenti Darurat
(Emergency STOP)
 
Rentangkan Kedua tangan dari
samping kepala, kemudian
dengan gerakan cepat bats / flash
light di gerakan sampai menyilang
diatas kepala.

Catatan – Signal Emergency STOP


diberikan bila Marshaller merasa
pesawat udara tidak aman
memasuki areal parkir.
Pasang Rem
(Set Brakes)

Angkat tangan kanan dengan jari


tangan terbuka sejajar bahu (pastikan
Pilot melihat), kemudian kepalkan jari
tangan. Jangan bergerak sampai ada
isyarat balasan dari Pilot.
Lepas Rem
(Brakes Release)

Angkat tangan kanan dengan jari


tangan terkepal sejajar bahu
(pastikan Pilot melihat), kemudian
buka kepalan jari tangan. Jangan
bergerak sampai ada isyarat
balasan dari Pilot.

Anda mungkin juga menyukai