Anda di halaman 1dari 107

Etika bisnis

syariah

Penjelasan rps

Luksi visita

Kontak: 081281670700 (wA, sms, tlp)

Email: luksiv@walisongo.ac.id
Visi misi institusi
VISI: Universitas Islam Riset Terdepan Berbasis pada Kesatuan Ilmu Pengetahuan
untuk Kemanusiaan dan Peradaban pada Tahun 2038
MISI:
1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran IPTEKS berbasis kesatuan ilmu
pengetahuan untuk menghasilkan lulusan profesional dan berahlak al-karimah
2. Meningkatkan kualitas penelitian untuk kepentingan Islam, ilmu, dan
masyarakat
3. Menyelenggarakan pengabdian yang bermanfaat untuk pengembangan
masyarakat
4. Menggali, mengembangkan, dan menerapkan nilai-nilai kearifan lokal
5. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai lembaga dalam skala regional,
nasional, dan internasional
Rps
– Kelas: Senin 10:20 WIB ruang L4
Kelas baru:
– Pertemuan: 16 kali plus UTS dan UAS
Rps
1. Konsep bisnis dan bisnis dalam perspektif Islam
2. Konsep etika bisnis
3. Prinsip-prinsip etika bisnis konvensional
4. Prinsip-prinsip etika bisnis Islam
5. Etika Islam dalam bidang produksi, distribusi, dan konsumsi
6. Praktek bisnis yang diperbolehkan
7. Praktek bisnis yang dilarang
8. UTS
Rps
9. Pandangan Islam tentang tanggung jawab sosial pelaku bisnis
10. Periklanan dan etika
11. Tanggung jawab sosial pelaku bisnis terhadap lingkungan
12. Tanggung jawab sosial untuk mewujudkan kesejahteraan sosial
umum
13. Intervensi negara sebagai institusi pelaksana bisnis
14. Etika dalam bisnis internasional
15. Peranan lembaga hisbah dalam bisnis
16. UAS
Komponen penilaian

– Tugas terstruktur: 20%


– UTS: 40%
– UAS: 40%
Skor nilai
Presentase Nilai Bobot
≥ 80 A 4,0
75 - 79 B+ 3,5 – 3,9
70 - 74 B 3,0 – 3,4
65 - 69 C+ 2,5 – 2,9
60 – 64 C 2,0 – 2,4
55 – 59 D+ 1,5 – 1,9
50 – 54 D 1,0 – 1,4
≤49 E 0,0
Etika bisnis
syariah

KONSEP POKOK BISNIS DAN


PANDANGAN ISLAM TERHADAPNYA
MENGAPA ADA BISNIS DALAM HIDUP INI?

– Kebutuhan untuk memenuhi permintaan


pasar/masyarakat  primitif: barter  uang
– Keinginan untuk memperoleh keuntungan  perspektif
produsen

Produksi Konsumsi
FAKTOR APA SAJA YANG MEMENGARUHI PRODUKSI

– Tanah dan kekayaan alam


– Modal dan barang modal
– Tenaga kerja (SDM)
– Kewirausahaan
– Kemajuan teknologi
FAKTOR APA SAJA YANG MEMENGARUHI KONSUMSI

– Pendapatan
– Selera
– Harga barang
– Harga barang substitusi
– Pengharapan
Memahami perekonomian pasar
bebas
Ciri-ciri perekonomian pasar bebas –
kegiatan 1
– Pelaku........??
– Modal......????
– Teknologi....???
– Dinamika pasar....???
– Intervensi pemerintah....???
Ciri-ciri perekonomian pasar bebas
– Kegiatan ekonomi ditentukan oleh keinginan pasar
(Pelaku)
– Kebebasan dalam memiliki harta (modal)
– Menggalakkan perkembangan teknologi dan
pertumbuhan ekonomi (teknologi)
– Fluktuasi kegiatan ekonomi besar (dinamika pasar,
fluktuasi)
– Pemerintah memiliki peran terbatas (intervensi
pemerintah)
Unsur pokok dalam pengelolaan
bisnis

Peran dan fungsi manajemen  planning, organizing, directing, controlling

Kegiatan memproduksi barang dan jasa  efisien, produktif, berkualitas

Mengelola sumber daya manusia  mendapatkan SDM (rekrutmen), penentuan


kompensasi, meningkatkan motivasi dan kinerja
Unsur pelengkap dalam pengelolaan
bisnis

Pemasaran  mengembangkan barang, menangkap permintaan pasar, menetapkan harga,


mendistribusikan barang, mempromosikan

Keuangan  pembukuan, neraca keuangan, analisis keuangan

Teknologi komputer & SIM  teknologi komputer dan informasi, e-commerce


Tugas mandiri

– Carilah informasi seperti apa bisnis yang


digambarkan dalam
Qur’an/hadits/kisah-kisah para nabi
HAKEKAT
ETIKA

Luksi visita

Kontak: 081281670700 (wA, sms, tlp)

Email: luksiv@walisongo.ac.id
– BAGAIMANA ISLAM MEMANDANG BISNIS?
INFORMASI APA YANG ANDA TEMUKAN?
ETIKA

– Makna Etika?
– Darimana etika berasal? (Sumbernya apa
saja)
– Kapan etika digunakan?
Etika
– Etika KBBI: ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak)
– Berasal dari bahasa Yunani ethos yang maknanya: kebiasaan, karakter, atau watak
– Memengaruhi bagaimana seseorang menjalani hidupnya
– Beberapa isu yang dicover: 1) Bagaimana menjalani kehidupan yang baik
2) Hak dan kewajiban
3) Keputusan moral: apa yang baik & apa yang buruk
– Etika tidak memberikan jawaban tunggal
– Sumber etika: Tuhan dan agama, kesadaran manusia dan intuisi, analisis baik-buruknya
suatu moral, contoh baik dari seorang manusia, kekuatan politik (supernaturalism,
intuitionism, consequentialism, non-consequentialism, virtue ethics, situation ethics)
Apa kegunaan etika?
Apa kegunaan etika?

– Menjadi peta moral  menjadi kerangka berpikir yang membantu manusia


memandang kasus-kasus yang sensitif dan sulit. Kasus eutanasia dan aborsi.
Baik atau buruk?
Apa itu etika bisnis?
Perkembangan etika bisnis

Th 90an: etika bisnis


menjadi fenomena
Th 80an: etika bisnis global
meluas ke eropa

Th 70an: etika bisnis


lahir di amerika
dipimpin oleh filsuf2,
banyak kasus krisis
Th 60an: munul
moral
kesadaran akan
masalah ekologis,
muncul anti-
konsumerisme &
Abad 20;
anti-bisnis, makul
masalah moral
CSR
mulai dibahas
di kampus
Pengaruh sejarah dan budaya
terhadap etika bisnis
1. Kebudayaan Yunani kuno
– Dagang dipandang sebelah mata; warga mengutamakan kesenian dan ilmu
pengetahuan
– Plato dan Aristoteles termasuk dari filsuf yang memandang perdagangan
sebelah mata
– Plato: negara yang ideal adalah negara agraris yang berdikari, tidak perlu
bergantung pada berdagang
– Aristoteles: membedakan ekonomi & krematistik. Ekonomi: tukar menukar.
Krematistik: menukar barang dengan uang hanya untuk menambah kekayaan
Pengaruh sejarah dan budaya
terhadap etika bisnis
2. Agama Kristen
– Perdagangan tidak ditolak sebagai kurang etis (dalam alkitab), tetapi dagang
dipandang sebagai jalan menuju kekayaan. Sehingga muncul prasangka
– Zaman kuno dan abad pertengahan, profesi dagang sering dipandang kurang
pantas  sehingga aktivitas dagang diberikan ke kaum Yahudi
– Akan tetapi banyak juga kaum kristian yang memandang dagang secara lebih
positif  Thomas Aquinas
Pengaruh sejarah dan budaya
terhadap etika bisnis
3. Agama Islam
– Agama Islam lebih positif dan terbuka memandang dagang dibandingkan
agama/kebudayaan lain
– Dagang diperbolehkan, yang dilarang: serakah, pamer kekayaan, riba
– Akan tetapi pembahasan makna riba juga masih berlangsung; apa beda riba dan
bunga uang, dsb
– Riba sendiri dilarang tidak hanya di agama islam; yahudi juga melarang riba,
aristoteles juga menolak riba, hukum roma di kekaisaran roma juga menolak riba
– Diksuis tentang riba juga bagian dari diskusi isu etis
Pengaruh sejarah dan budaya
terhadap etika bisnis
4. Kebudayaan Jawa
– Geertz (1950) membagi kaum jawa menjadi empat: priyayi, pedagang pribumi, buruh
tani, orang Tionghoa
– Berdagang dianggap sebagai pekerjaan kelas bawah  yang prestisius adalah bekerja
di pemerintahan
– Menjadi kaya mendadak kerap dikaitkan dengan tuyul  orang2 tersebut punya ciri
selalu kaya, kaya mendadak, tidak makan nasi tapi jagung dan ubi tapi konon
rumahnya banyak harta, agresif, kurang beradab, memiliki kebiasaan-kebiasaan kurang
‘njawani’; berbeda dengan kaum priyayi
– Karena kekayaan dipandang buruk, budaya wirausaha sulit berkembang
KRITIK TERHADAP ETIKA
BISNIS
1. Etika bisnis mendiskriminasi (Peter Drucker, ahli ternama dalam teori
manajemen); kritik Drucker dianggap tidak tepat oleh akademisi lain; Drucker
menganggap bahwa kasus2 imoral dalam bisnis juga dilakukan
PRINSIP ETIKA
BISNIS
KONVENSIONAL
• Utilitarianisme

• Teori hak

• Deontologi

• Teori keutamaan
Etika (bisnis) dalam
Islam
– Dalam bahasa Arab, kata yang digunakan untuk etika adalah akhlaq
(bentuk tunggal: khuluq)
– Dalam al-Quran, kata khuluq ‫ق‬( ‫ )خل‬ditemukan dua kali yaitu pada QS As-
Syu’ara: 137 dan al Qalam: 4

– Menurut al-Qurthubi, khuluq al-awalin pada QS al Qalam punya arti


“tradisi, kebiasaan dan mencakup pula agama”
– Kata akhlaq juga berakar pada khalaqa yang berarti menciptakan, seakar
dengan kata khaaliq (Pencipta) dan khalq (ciptaan)  adanya perpaduan
antara Pencipta dan yang diciptakan
– Kata akhlaq juga berakar pada khalaqa yang berarti menciptakan, seakar
dengan kata khaaliq (Pencipta) dan khalq (ciptaan)  adanya perpaduan,
sinkronisasi antara Pencipta dan yang diciptakan  dalam teori etika
konvensional konsep ini mendekati dengan etika Divine Command Theory
– Demi terwujudnya keterpaduan itu, Allah SWT sebagai Pencipta 
mengutus para nabi (terutama nabi Muhammad SAW) sebagai
perpanjangan tangan (Allah SWT) untuk mengajarkan akhlak kepada
manusia
“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan ahlak” (HR Ahmad)
- Ahlak nabi?  “Akhlak Nabi SAW adalah al-Quran” (HR Muslim)
TOKOH-TOKOH FILSAFAT ISLAMI DAN PEMIKIRAN TENTANG ETIKA
1. Ibnu Miskawih (Irak, Abassiyyah)
 Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong orang tersebut melakukan
perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran terlebih dahulu (tanpa proses berpikir
panjang)
 Karakter/watak yang menjadi landasan akhlak, dipandang ada yang alamiah dan ada
yang diperoleh melalui kebiasaan/latihan
 Ada kalanya manusia mengalami perubahan khuluq sehingga dibutuhkan aturan-
aturan syariat, nasihat, dan ajaran-ajaran tentang sopan santun
 Inti kajian: akhlak adalah kebaikan (al-khair), kebahagiaan (al-sa’adah), dan
keutamaan (al-fadilah)  kebahagiaan jiwa dan badan
TOKOH-TOKOH FILSAFAT ISLAMI DAN PEMIKIRAN TENTANG ETIKA
2. Al-Ghazali, Algazel (Persia)
 Akhlak tidak menjadi kajian pokok beliau, akan tetapi banyak dibahas pada karyanya
Mizan al-’Amal  dikembangkan dengan sifat religius dan sufistik
 Bagi beliau, studi tentang akhlak ditujukan untuk meningkatkan sikap dan perilaku
sehari-hari
 Kebahagiaan bagi manusia adalah kebahagiaan akhirat. Kelakuan manusia dianggap
baik jika bisa membantu bagi kebahagiaan akhirat  bisa dicapai melalui persiapan
dalam hidup, dimana manusia seharusnya mengendalikan sifat-sifatnya dan bukan
dengan membuangnya
TOKOH-TOKOH FILSAFAT ISLAMI DAN PEMIKIRAN TENTANG ETIKA

3. Ibnu Hazm, (Cordoba)


 Akhlak dicipta, dibentuk, dan disusun oleh Allah SWT
 Akhlak merupakan sarana ukur keselamatan manusia menghadapi dua aspek
kehidupan: kebahagiaan dan kemalangan
 Orang bahagia: orang yang suka mengerjakan keutamaan dan ketaatan
TANTANGAN UMAT ISLAM MENERJEMAHKAN ETIKA DAN AKHLAK

 Secara bahasa, etika, moral, dan akhlaq memiliki makna yang


sejenis/sama
 Secara epistemologi, etika dan akhlaq memiliki sumber dan karakteristik
yang berbeda
 Etika dan moral konvensional bersumber dari pemikiran manusia (filsuf)
 Etika dan akhlaq dalam Islam, bersumber dari al-Qur’an dan hadis
 Hadis juga memberikan pedoman terkait mu’amalah  terkait jual beli,
bisnis. Akan tetapi karena perkembangan zaman modern, cukup sulit
untuk menentukan apakah kegiatan bisnis termasuk etis/tidak
berdasarkan syariat Islam
TANTANGAN UMAT ISLAM MENERJEMAHKAN ETIKA DAN AKHLAK

 Oleh karena itu, para ulama menggali merumuskan kaidah yang dapat
diikuti dalam manajemen bisnis/berniaga  “Pada dasarnya segala
sesuatu (di luar ibadah) boleh hukumnya sampai ada dalil yang
melarang”
 Etika manajemen bisnis Islam dapat dikelompokkan menjadi dua macam:
kegiatan bisnis yang terpuji dan kegiatan bisnis yang dilarang
Aktivitas 1:
Carilah ayat Qur’an dan hadis tentang bisnis yang dianjurkan/terpuji dan
yang dilarang
KEGIATAN BISNIS YANG TERPUJI

 Mencatat transaksi bisnis dengan tertib dan benar  al-Baqarah: 282


“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang itentukan, hendaklah kamu menuliskannya,
dan hendaknya seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan
benar”
 Berbisnis atas dasar suka rela  an-Nisa’:29
KEGIATAN BISNIS YANG TERPUJI

 Menghindari kecurangan dalam bisnis  al-Muthaffifin: 1-3


 Bermurah hati dalam berbisnis
“Allah merahmati orang yang murah hati
ketika menjual, murah hati ketika membeli
dan murah hati ketika menuntut hak-nya”
(HR Bukhari)
 Menghindari sumpah meskipun pebisnis
benar  al BaqarahL 224
 At-Taubah 105
KEGIATAN BISNIS YANG TERPUJI

 Tidak berlebihan dalam mengambil keuntungan dalam berbisnis


o Tidak ada patokan/standar dalam Islam berapa keuntungan yang
harus diambil
o Menurut Whbah Az-Zuhaili (Fiqih Islam)  keuntungan yang berkah
adalah yang tidak melebihi sepertiga harga modal (mengutip pendapat
ulama Maliki)
Kegiatan produksi
konsumsi distribusi
PRODUKSI
– Produksi: kegiatan menghasilkan barang dan jasa, menambah nilai guna
(manfaat)  didistribusikan
– Dalam aspek islami: produksi dipandang sebagai sarana untuk mencapai
tujuan hidup sesuai syariat Islam
– Perlu memperhatikan kaidah-kadiah an tiak bisa dilepaskan dari tujuan
diciptakan manusia (Qs ad-Dzariat: 56 dan Hud:61)  beribadah &
mengabdi kepada Allah, dan sebagai khalifah bertugas untuk
memakmurkan bumi
Dalam Islam, memproduksi sesuatu bukanlah sekedar untuk mengkonsumsi sendiri atau
dijual ke pasar. Dua motivasi itu tidak cukup, sebab masih terbatas pada fungsi ekonomi.
Islam secara khas menekankan bahwa setiap kegiatan produksi harus pula mewujudkan
fungsi sosial
Kaidah-kaidah Produksi
1. Memproduksi barang dan jasa yang halalan thoyyiban
2. Memelihara keserasian dan ketersediaan SDA (tidak melakukan eksploitasi)
3. Memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat untu mencapai kesejahteraan
4. Memandirikan umat
5. Meningkatkan kemampuan SDM baik spiritual maupun mental, fisik
6. Motivasi berdasarkan keimanan
7. Berproduksi berdasar asas manfaat dan maslahah
8. Mengoptimalkan ahlak
9. Bersikap ta’awun
DISTRIBUSI

– Distribusi: menyalurkan barang dari produsen ke konsumen


Kaidah-kaidah distribusi
1. Keadilan
2. Persaudaraan
3. Jaminan sosial
4. Kebebasan
5. Menempatkan sesuatu pada tempatnya
6. Kejujuran
7. Dilarang untuk menimbun
KONSUMSI
– Konsumsi: menggunakan/memanfaatkan barang
– Kaidah dasar: harus halalan thoyyiban, tidak berlebihan, menjaga adab
& etika
Kaidah-kaidah konsumsi
1. Halal dan thoyyib
2. Tidak berlebihan
3. Memperhatikan lingkungan sosial ketika berkonsumsi
4. Menjaga kesesuaian pemasukan dan pengeluaran
Tanggung jawab
sosial korporasi
menurut bisnis islam
Corporate Social Responsibility
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung Tanggung
jawab legal jawab moral?
Apakah perusahaan bertanggung jawab terhadap
apa yang terjadi di sekitarnya?
Konsep dasar tanggung jawab sosial  perusahaan memiliki tanggung jawab
terhadap pemangku sahamnya (pelanggan, pemerintah, pemasok, dsb)

• Perusahaan memiliki kontribusi terhadap pembangunan yang berkelanjutan 


yang dilaksanakan berdasarkan prinsip moral
• Perusahaan tidak hanya memikirkan keuntungan, akan tetapi juga dampak-dampak
sosial dari yang dilakukan perusahaannya
Apakah perusahaan bertanggung jawab terhadap
apa yang terjadi di sekitarnya?
Perusahaan memiliki kepedulian terhadap masyarakat sekitar  CSR
bukan sekedar kegiatan amal  akan tetapi perusahaan betul-betul
terlibat dalam pengambilan keputusan demi kemaslahatan bersama

“CSR adalah komitmen berkelanjutan oleh dunia usaha untuk bertindak


etis  memberikan kontribusi kepada pengembangan ekonomi dari
komunitas setempat atau masyarakat setempat” (WBCSD)
CSR di Indonesia

UU 25 tahun 2007 tentang penanaman modal:


1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan
3. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman
modal
4. Memenuhi seluruh ketentuan peraturan UU
Model-model CSR di Indonesia

Keterlibatan langsung

Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan

Bermitra dengan pihak lain

Bergabung dalam konsorsium


Manfaat CSR bagi perusahaan
Meningkatkan citra perusahaan

Meningkatkan harga saham

Konsumen mendapatkan product knowledge

Menjadi pembeda perusahaan dan pesaing

Menghasilkan inovasi

Membuka akses investasi


CSR dalam perspektif Islam; kebersamaan

– Dalam Islam, terdapat konsep takaful atau solidaritas  muncul


kemudian ibadah-ibadah sosial, untuk komunitas
– Islam juga melarang suatu grup utnuk mengabaikan individu  respek
terhadap kebebasan dan hak seseorang dan untuk mengharmonikan
berbagai kepentingan yang berbeda
– Beribadah bersama-sama lebih diutamakan daripada beribadah
sendirian
CSR dalam perspektif Islam

– Ternyata konsep dasar CSR sejalan dengan pandangan Islam tentang


tugas manusia dan lingkungan  bahwa manusia ada di dunia sebagai
khalifah yang bisa membawa kemakmuran bagi bumi
– Hal ini dapat direpresentasikan melalui 4 hal: kesatuan (tauhid),
keseimbangan, kehendak bebas, dan tanggung jawab
– CSR dilaksanakan kepada: pemangku kepentingan, lingkungan alam,
kesejahteraan sosial secara umum
CSR dalam perspektif Islam; yang menjadi
pembeda
1. Al-Adl  bahwa korporasi harus mampu menempatkan segala sesuatu
pada tempatnya  tidak melakukan bisnis yang dzalim dan merenggut
hak-hak orang lain dan hak lingkunga sosial, hak alam semesta (QS Al
Huud: 85)
“..cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, jangan merugikan
manusia terhadap hak mereka, jangan membuat kejahatan di muka bumi
dan berbuat kerusakan”
CSR dalam perspektif Islam; yang menjadi
pembeda
2. Al-Ihsan  berbuat baik tanpa ada kewajiban untuk melakukan hal
tersebut
• Bahwa korporasi memberikan kontribusi dan nilai tambah bagi
lingkungan sekitar  dilandasi tujuan meraih ridho Allah SWT
• Bisnis harus dijalankan dengan niat, sikap, perilaku, transaksi yang
baik  untuk semua pemangku kepentingan
CSR dalam perspektif Islam; yang menjadi
pembeda
3. Manfaat
• Bahwa korporasi tidak hanya beroperasi demi mencari keuntungan
akan tetapi memberikan manfaat (yang berkelanjutan)
• Philantropi dalam berbagai aspek: pendidikan, kesehatan,
pemberdayaan kaum marjinal, pelestarian lingkungan, dsb
CSR dalam perspektif Islam; yang menjadi
pembeda
4. Amanah
• Niat dan itikad untuk mengelola sumber daya harus baik
• Perusahaan yang menjalankan CSR  paham amanah dari
masyarakat  menghindari perbuatan tidak terpuji
Etika periklanan
(islami)
Iklan merupakan perkara mu’amalah dan adat  semua diperbolehkan
sampai ada larangannya

Secara substansi mubah

Pemasang iklan jujur & amanah

Syeikh Muhammad Ali Farkus


(ulama ahlussunah dari
Tidak mengandung unsur penipuan & kecurangan
Aljazair)
Iklan tidak menjatuhkan pedagang lain

Tidak mengecoh konsumen

Iklan dipasang dengan akad ijarah


Secara substansi mubah

– Bebas dari hal-hal yang bertentangan dengan hukum


syari’at, akhlak, nilai-nilai dan etika Islam
– Tidak memancing syahwat
– Tidak untuk mempromosikan khamr, rokok, narkotika,
dan sejenisnya
– Tidak untuk mempromosikan judi dan taruhan
Pemasang iklan berlaku jujur dan amanah

– Tidak memberikan persepsi yang keliru dengan dusta dan menyembunyikan cacat
– Menggambar ukuran produk berlebihan
– Memperbesar fitur-fitur produk padahal tidak sesuai dengan kondisi riil

‫ت بَ َر َكةُ بَ ْي ِع ِه َما‬
ْ َ‫ َوإِ ْن َك َذبَا َو َكتَ َما ُم ِحق‬،‫ك لَهُ َما فِي بَ ْي ِع ِه َما‬ ِ ‫ص َدقَا َوبَيَّنَا ب‬
َ ‫ُور‬ َ ‫فَإِ ْن‬
...bila keduanya berlaku jujur dan menjelaskan produk secara jelas, maka akad jual-
beli mereka akan diberkahi, dan bila mereka berlaku dusta dan saling menutup-nutupi
cacat, niscaya akan dihapuskan keberkahannya... (HR Bukhari: 1973 dan Muslim 3858
hadits Hakim bin Hizam r.a)
Tidak mengandung unsur penipuan dan kecurangan

– Tidak melakukan manipulasi dengan unsur pengelabuan dan pemalsuan (barang


imitasi)
ُ‫ َوالَ يَ ِحلُّ ل ِم ْس ِل ٍم بَا َع ِم ْن أَ ِخي ِه بَ ْي ًعا فِي ِه َعيْبٌ إِالَّ بَيَّنَهُ لَه‬،‫ل ُم ْس ِل ُم أَ ُخو ال ُم ْس ِل ِم‬
“Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, tidak halal bagi seorang muslim
menjual barang kepada saudaranya yang di dalamnya ada cacat, kecuali ia
menerangkan cacat tersebut” (HR Ibnu Majah: 2246 dan al HakimL2152 dari hadits
Uqbah bin Amir r.a)
Tidak menjatuhkan/mendiskreditkan pedagang lain

– Tidak menimbulkan kerugian  merendahkan jenis dagangan lain, mencelanya

‫الَ ي ُْؤ ِم ُن أَ َح ُد ُك ْم َحتَّى ي ُِحبَّ ألَ ِخي ِه َما ي ُِحبُّ ِلنَ ْف ِس ِه‬

“Tidaklah seseorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk


saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya.” (H.R Bukhari: 13 dan Muslim: 170
dari hadits Anas bin Malik r.a)
Tidak mengecoh konsumen dengan mencontek merek
Bisnis dan etika
terhadap lingkungan
‫ض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم‬َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُ ْم بَ ْع‬
ِ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫د‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫أ‬ ْ
‫ت‬ َ ‫ب‬‫س‬َ َ
‫ك‬ ‫ا‬‫م‬َ ِ ‫ب‬ ‫ر‬
ِ ‫ح‬ ْ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬‫و‬َ v
‫ر‬ ِّ َ ‫ب‬ ْ
‫ال‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ُ
‫د‬ ‫ا‬ ‫س‬
َ َ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫ظَهَ َر‬
‫ان أَ ْكثَ ُرهُ ْم‬ َ ‫ان َعاقِبَةُ الَّ ِذ‬
َ ‫ين ِم ْن قَ ْب ُل ۚ َك‬ َ ‫ف َك‬ َ ‫ض فَا ْنظُرُوا َك ْي‬ ِ v
‫ر‬ ْ َ ‫أْل‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ِ ‫ف‬ ‫ُوا‬
‫ر‬ ‫ي‬ ‫س‬ِ ْ
‫ل‬ ُ َ ‫يَ ْر ِجع‬
‫ُون ق‬
‫ين‬َ ‫ ُم ْش ِر ِك‬ 

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena


perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). (41) Katakanlah (Muhammad), “ Bepergianlah di bumi lalu
lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari
mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (42) 
‫ين‬َ ِ‫ت هَّللا ِ قَ ِريبٌ ِم َن ْال ُمحْ ِسن‬ َ ‫ض بَ ْع َد إِصْ اَل ِحهَا َوا ْد ُعوهُ َخ ْوفًا َوطَ َم ًعا ۚ إِ َّن َرحْ َم‬ ِ ْ‫َواَل تُ ْف ِس ُدوا فِي اأْل َر‬
‫ت فَأ َ ْن َز ْلنَا‬
ٍ ِّ‫ت َس َحابًا ثِقَااًل ُس ْقنَاهُ لِبَلَ ٍد َمي‬ ْ َّ‫اح بُ ْش ًرا بَي َْن يَ َديْ َرحْ َمتِ ِه ۖ َحتَّ ٰىإِ َذا أَقَل‬ ِّ ‫َوهُ َو الَّ ِذي يُرْ ِس ُل‬
َ َ‫الري‬
‫ُون َو ْالبَلَ ُد الطَّيِّبُ يَ ْخ ُر ُج‬ َ ‫ك نُ ْخ ِر ُج ْال َم ْوتَ ٰى لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر‬ َ ِ‫ت ۚ َك ٰ َذل‬
ِ ‫بِ ِه ْال َما َء فَأ َ ْخ َرجْ نَا بِ ِه ِم ْن ُك ِّل الثَّ َم َرا‬
‫ُون‬َ ‫ت لِقَ ْو ٍم يَ ْش ُكر‬ ِ َ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫آْل‬ ‫ا‬ ُ
‫ف‬ ِّ‫ر‬ ‫ص‬
َ ُ ‫ن‬ ‫ك‬َ ‫ل‬ ‫ذ‬َ ٰ
ِ ‫ُث اَل يَ ْخ ُر ُج إِاَّل نَ ِك ًدا ۚ َك‬ َ ‫ نَبَاتُهُ بِإِ ْذ ِن َربِّ ِه ۖ َوالَّ ِذي َخب‬ 
Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah
kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada
orang yang berbuat kebaikan. (56)  Dialah yang meniupkan angina sebagai pembawa kabar gembira,
mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angina itu membawa awan mendung,
Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian kami
tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan
orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. (57) Dan tanah yang baik,
tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan, dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya
tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi
orang-orang yang bersyukur." (58)
Sikap Nabi terhadap lingkungan
Melarang pencemaran lingkungan

Mengalihkan segala bahaya di jalan

Menjaga kebersihan lingkungan

Menganjurkan umat untuk menghidupkan lahan mati

Melakukan penghematan
Melarang pencemaran lingkungan

"Jauhilah tiga perilaku terlaknat; buang kotoran di sumber air, di pinggir jalan,
dan di bawah naungan pohon." (HR Abu Daud, Ahmad dan Ibnu Majah)

Rasulullah Saw di melarang membuang air kecil di air yang tergenang


Mengalihkan bahaya di jalan
"Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan." Para sahabat bertanya,
"Bagaimana kalau terpaksa untuk duduk dan mengobrol?" Rasulullah menjawab, "Bila terpaksa,
maka tunaikan semua hak jalan."
Mereka bertanya, "Apa haknya wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Menundukkan pandangan
mata, menjauhkan bahaya, menjawab salam, amar makruf dan nahi mungkar." (HR Bukhari dan
Muslim).
"Sungguh aku benar-benar melihat seorang berguling-guling di surga (merasakan kenikmatannya)
disebabkan sebuah pohon yang ia potong dari tengah jalan yang sebelumnya mengganggu
manusia.” (HR. Muslim)
Menjaga kebersihan lingkungan
"Semua amalan umatku ditampakkan kepadaku baik dan buruknya. Aku dapatkan di
antara amal kebajikan adalah menghilangkan bahaya dari jalanan dan aku temukan
di antara amalan yang buruk adalah membuang ingus di masjid dan tidak
dibersihkan." (HR Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah)

Kisah Arab Badui buang air di dalam masjid

Larangan membuang air kecil di air yang tergenang


Menghidupkan lahan mati dan menanam pohon
Rasulullah Saw melarang mematahkan tangkai pohon atau menebang batangnya
dan penggundulan hutan meskipun dalam kondisi perang

"Tidaklah seorang Muslim menanam pohon kecuali buah yang dimakannya menjadi
sedekah, yang dicuri sedekah, yang dimakan binatang buas adalah sedekah, yang
dimakan burung adalah sedekah, dan tidak diambil seseorang kecuali menjadi
sedekah." (HR Muslim dan Ahmad).
Melakukan penghematan
Suatu hari, Rasulullah melewati Sa'ad sedang berwudhu (dan banyak menggunakan
air). Beliau mengkritik, "Mengapa boros wahai Sa'ad?" Sa'ad menjawab, "Apakah
ada pemborosan air dalama wudhu?" Rasul menjawab, "Ya, walaupun kamu berada
di sungai yang mengalir." (HR Ibnu Majah dan Ahmad).

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu dengan satu mud (air) dan mandi
dengan satu sha’ sampai lima mud (air)” (HR. Bukhari no. 198 dan Muslim no.
325). Satu mud kurang lebih setengah liter atau kurang lebih (seukuran) memenuhi
dua telapak tangan orang dewasa
Contoh-contoh perusahaan yang mengupayakan bisnis ramah
lingkungan

• Mengupayakan pengurangan emisi gas sebesar


75%
• Menggunakan teknologi energi terbarukan 
hydrogen fuel cells, solar
• Meningkatkan efisiensi sistem pendingin untuk
menghemat energi
Contoh-contoh perusahaan yang mengupayakan bisnis ramah
lingkungan
Contoh-contoh perusahaan yang mengupayakan bisnis ramah
lingkungan

• Mengurangi konsumsi air hingga 1,1 juta


galon per tahun
• Membangun pasokan vanila yang
berkelanjutan
• Ekonomi petani Cina berkelanjutan
Bisnis dan
kesejahteraan sosial
Tugas diskusi kelas

• Bagi kelas menjadi 7 kelompok (boleh pake kelompok lama)


• Diskusikan 2 artikel yang sudah saya kirim sebelumnya ke
komting: Konsep kesejahteraan dalam Islam dan Problematika
wakaf di Indonesia
Pembagian topik presentasi
Artikel: Konsep Kesejahteraan dalam Islam

• Kelompok 1: Definisi kesejahteraan dan indikator-indikatornya


(halaman 383 – 388)
• Kelompok 2: Kesejahteraan dalam perspektif al-Qur’an dan
Hadits (halaman 388 – 394)
• Kelompok 3: Kesejahteraan berbasis zakat (halaman 396 – 403)
Tugas topik presentasi
Artikel: Problematika Perwakafan di Indonesia
• Kelompok 4: Wakaf dalam lintasan sejarah Islam & pendahuluan wakaf dalam
lintasan sejarah nusantara (251 – 253)
• Kelompok 5: Wakaf dalam lintasan sejarah nusantara: 3 periode pengelolaan
wakaf di Indonesia (254 paragraf kedua – 260)
• Kelompok 6: Pemahaman masyarakat Indonesia tentang wakaf & dampak
pemahaman masyarakat Indonesia terhadap pemahaman wakaf & langkah-
langkah solusi alternatif yang diajukan penulis (hal 260 – 264)
• Kelompok 7: Sodaqoh & Infaq
• Kelompok 8: Wakaf
https://www.youtube.com/watch?v=fwNU57RTBw0
https://www.youtube.com/watch?v=tkP3CuNlmWE
Zakat

Infaq

Wakaf

Dana Kebajikan
Wakaf
• Wakaf secara Bahasa  berhenti, menghentikan dan dapat pula berarti menahan.
Pengertian menahan dihubungkan dengan harta kekayaan, itulah yang dimaksud
wakaf dalam bahasa ini.

• Secara ketentuan, wakaf bisa diartikan sebagai :


a. Harta yang ditahan haknya untuk diperjual belikan, diwariskan dan diwasiatkan.
b. Dikekalkan sumber atau pokoknya.
c. Manfaatnya digunakan untuk kebaikan khusus atau umum kepada umat dengan
niat mendekatkan diri pewakaf kepada Allah.
Wakaf

– UU No 41 Tah
– Wakaf pada masa keemasan islam di implementasikan dalam berbagai manfaat
untuk kepentingan bersama dalam rangaka mendekatkan diri kepada Allah SWT,
dengan cara menafkahkan dari sebagian hartanya dijalan Allah
– Syarat wakif: baligh & berakal
– Yang bisa diwakafkan: benda bergerak maupun tidak bergerak
Intervensi pemerintah
dan fungsi lembaga
hisbah
Intervensi pemerintah dalam ekonomi
• Prinsip dasar ekonomi: memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas
• Adam Smith (1776)  kebebasan pasar (Wealth of Nations), menolak campur tangan pemerintah
(laissez-faire; let it be)  pasar akan lebih efektif dan efisien
• Kenyataannya, mekanisme pasar tidak selalu efektif dan efisien
• Mengapa?
1. Informasi yang dibutuhkan produsen dan konsumen tidak selalu tersedia
2. Kompetisi tidak selalu efektif
3. Dampak buruk industri  mempengaruhi ketersediaan sumber daya
4. Terdapat kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang tidak bisa disediakan oleh pasar, seperti fasilitas
publik
Intervensi pemerintah dalam ekonomi
• Tahun 1930  John Maynard Keynes (The General Theory of Employment,
Interest, and Money)  perlunya kebijakan intervensi pemerintah
(dilatarbelakangi peristiwa Great Depression yang membuat tingkat
pengangguran tinggi)
• Cara terbaik mengeluarkan negara dari resesi  melibatkan pemerintah untuk
mendorong kembali posisi permintaan dan penawaran melalui kebijakan
belanja dan investasi  kebijakan fiskal
• Intervensi pemerintah menyesuaikan dengan kondisi pasar
Intervensi pemerintah dalam ekonomi
“In the narrowest sense, the government's role in the economy is to help correct market
failures, or situations where private markets cannot maximize the value that they could create
for society. This includes providing public goods, internalizing externalities, and enforcing
competition. That said, many societies have accepted a broader role of government in a
capitalist economy.” (Mike Moffat, 2017)  “The Government’s Role in Economy
• Mengatasi adanya kegagalan pasar akibat pemenuhan kebutuhan pasar yang tidak
optimal
• Mengendalikan eksternalitas seperti munculnya dampak lingkungan akibat industri
• Mendorong kompetisi/persaingan pasar yang sehat
Intervensi pemerintah dalam ekonomi
• Di dunia ilmu makroenomi modern, intervensi pemerintah sangat tergantung pada kondisi
masing-masing negara  tidak ada teori yang secara khusus digunakan untuk memutuskan
sejauh apa intervensi pemerintah dalam perekonomian
• Contoh, New Zealand memposisikan pemerintahnya sebagai regulator, pengumpul pajak,
pemilik (dhi. aset), dan penyedia (dhi. layanan publik)
• Amerika, memposisikan pemerintahnya sebagai penyedia (dhi. layanan publik), regulator
dan pengawas, dan penggerak pertumbuhan dan stabilitas
• Pemerintahan New Zealand memiliki intervensi lebih banyak jika dibandingkan dengan
Amerika, terutama terkait dengan pengelolan aset
Intervensi pemerintah dalam ekonomi
• Intervensi pemerintah dapat diklasifikasikan dua kelompok:
1) Adakalanya cukup sebagai regulator dan supervisor
2) Adakalanya harus bertindak sebagai penyedia dan pengelola (provider dan manajer) 
Khusus untuk penyedia dan pengelola dibagi menjadi dua fungsi, yaitu a) penyedia
layanan dan barang publik dan b) penyedia kebutuhan masyarakat yang tidak dapat
dipenuhi oleh pasar
Intervensi pemerintah dalam ekonomi
• Apabila pasar sudah efektif, maka intervensi pemerintah cenderung rendah
• Pada umumnya pemerintah hanya akan memposisikan dirinya sebagai regulator dan
supervisor, sementara untuk penyediaannya diserahkan kepada pasar (sektor privat).
Namun apabila pasar belum efektif (misal, masih ada gap antara permintaan masyarakat
dan suplainya), maka mau tidak mau pemerintah harus masuk sebagai market player, baik
turun langsung maupun melalui institusi yang dibentuk, seperti BUMN
• Efektif tidaknya suatu pasar pun akan berubah seiring dengan perkembangan ekonomi,
maka tingkat intervensi pemerintah juga harus adaptif

Anda mungkin juga menyukai