Definisi:
* Adanya defek pada septum ventrikel
* PJB >>
*Klasifikasi
LV
VSD
RV
Ventricle septum
*Defek kecil
Pemeriksaan fisik
Patofisiologi • Pertumbuhan dan
perkembangan normal
* Sebagian kecil darah dari ventrikel
kiri ke arteri pulmonalis
* Pembesaran ruang jantung minimal
Auskultasi
* Bendungan paru minimal
Bising holosistolik di
tepikiri sternum bawah
Kadang kadang dapat
EKG dalam batas normal. terdengar bising sistolik
dini
Bunyi jantung 2 normal
Intensitas P2 normal.
Thoraks foto:normal
* Defek sedang-besar
* Menutup spontan
* Prolaps katup aorta
* Aneurisma septum membranasea
* Stenosis infundibulum
* Hipertensi pulmonal
* Penyakit vaskular paru
VSD besar yang tidak diterapi
*Perjalanan alamiah
a.Menutup spontan
* Sering ditemukan pada tipe DSV doubly commited
subarterial.
* Prolaps katup aorta adalah deformitas tepi katup aorta
bagian anterior dan inferior yang menonjol sehingga
gerakan katup akan berkurang dan menyebabkan
penutupan DSV.
* Jika deformitas katup telah terjadi keadaan ini akan
berkembang menjadi regurgitasi katup aorta.
* Sehingga walaupun defek kecil tetapi jika sudah terdapat
prolaps katup aorta tetapi belum terdapat regurgitasi
aorta harus segera dilakukan penutupan defek.
* Penelitian menunjukkan bahwa penutupan defek pada
penderita yang telah mengalami regurgitasi aorta pasca
operasi masih didapatkan regurgitasi aorta.
*d. Stenosis
infundibulum
* Terjadi pada DSV besar
* Bila hal ini telah terjadi akan meningkatkan
risiko operasi.
*e. Hipertensi
pulmonal
* Sebagian kecil penderita DSV berkembang
menjadi penyakit vaskular paru obstruksi
sehingga terjadi pirau dari kanan ke kiri dan
jika hal ini terjadi penderita tidak dapat
dioperasi.
* Dikatakan juga sebagai Sindroma Eisenmenger
atau Penyakit Obstruksi Vaskular Paru
( Pulmonal vascular Obstruction Disease/PVOD)
*Komplikasi DSV
* Tergantung ukuran DSv dan tipe DSV
* Operasi
* Intervensi kardiologi
*Terapi
* Definisi
* Terdapatnya pembuluh darah fetal yang
menghubungkan percabangan arteri pulmonalis
sebelah kiri (left pulmonary arteri) ke aorta
desendens tepat di sebelah distal arteri subklavia
kiri.
* DUKTUS ARTERIOUSUS
PERSISTEN
* Sering ditemukan tanpa disertai kelainan jantung bawaan lain atau
dengan
* Dengan kelainan jantung bawaan lain
* Terutama ditemukan pada penyakit jantung bawaan jenis duct
dependent
* Misalnya
* Atresia pulmonal
* Atresia trikuspid
* Transposisi arteri besar
* Pada kelainan ini kehidupan tergantung ada tidaknya duktus yang
membawa aliran darah ke paru paru.
* Sering ditemukan pada bayi prematur dengan
berat badan lahir rendah.
* Terdapat pada kira-kira 5‑10% dari seluruh
penyakit jantung bawaan.
*Insidensi
*Anamnesis
DAP besar
DAP kecil Gagal jantung kongestif
* Asimptomatik gagal tumbuh
Takipne
*Pemeriksaan
Fisik
Peningkatan aktifitas prekordium.
Trill pada saat sistolik dan teraba pada LSB atas.
Pulsasi pembuluh darah perifer yang teraba keras dengan tekanan nadi yang
lebar akibat peningkatan tekanan sistolik dan penurunan tekanan diastolik
Auskultasi
Komponen Pulmonal (P2) normal
Bising kontinyu (machinery murmur) gr 1-4/6
terdengar jelas di area infraklavikularis kiri atau LSB atas
PDA besar
Takikardi dan dispne terutama pada saat
melakukan aktivitas
Diastolic rumble pada daerah apeks
P2 mengeras bila terdapat hipertensi
pulmonal
PDA + penyakit obstruksi vaskular paru
pirau dari kanan ke kiri
Sianosis
Sianosis diffferensial
Sianosis terjadi hanya pada setengah tubuh
bagian bawah
*TERAPI
* Terapi medis
Indometasin
* Pada bayi kurang bulan dapat diberikan indometasin/ibuprofen
sebelum usia 10 hari;
* Indometasin
* Dosis :
* 0,1-0,3 mg/kgBB i.v. tiap 8-24 jam
* 0,1-0,3 mg/kgBB i.v. tiap 12 jam
* Diberikan bila fungsi ginjal, hepar dan hematologik baik
* Tidak diberikan bila ditemukan
* Hiperbilirubinemia, dengan bilirubin > 12 mg%
* Gagal ginjal, syok, EKN, perdarahan intrakranial, penyakit
perdarahan, EKG menunjukkan iskemia miokardium.
*Terapi medis
Ibuprofen
* Ibuprofen
* Dosis :
* Hari ke-1 :10 mg/kgBB i.v.
* Hari ke-2 dan 3 : 5 mg/kgBB i.v.
*Bila
*Pada bayi cukup indometasin/ibuprofen,
bulan penggunaan restriksi cairan
indometasin tidak dengan/tanpa diuretik
efektif sehingga tidak gagal
dianjurkan
*Penutupan nonbedah
*Amplazter
*Defek Septum Atrium
(DSA)
* Definisi:
* Defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan.
Prevalensi
Lebih kurang 8% dari seluruh penyakit jantung
bawaan
Sebagian besar merupakan defek septum atrium
sekundum
*Klasifikasi
* DSA sederhana
* DSA sekundum
* Defek pada septum dan di sekitar fossa ovalis
* Defek sinus venosus
* defek terletak disekitar muara vena kava superior
* seringkali disertai anomali parsial drainase vena pulmonalis.
* DSA kompleks
* Merupakan bentuk dari defek endocardial cushion (Endocardial
Cushion Disease/ECD)
* Sekarang dikenal sebagai defek septum atrioventrikular (DSAV)
atau
* Complete Atrio Ventriculo Septal Defect ( Complete AVSD)
* atau dahulu dikenal sebagai AV canal
*Atrial Septal Defect
* Berdasarkan Patologi
*Ostium Primum Defect
*Ostium Secundum Defect
*Sinus Venosus Defect
*Atrial Septal Defect
*Anamnesa
*Asimtomatis, terutama Pirau besar
pada masa bayi dan *Gangguan pertumbuhan
anak kecil. *Sesak nafas
*Tumbuh kembang *Sering mengalami
infeksi paru.
biasanya normal
*Jarang terjadi gagal
jantung pada masa bayi
*Pemeriksaan fisik
* Pada umumnya normal
* Komponen aorta dan pulmonal bunyi jantung II terbelah lebar
(wide split) yang tidak berubah baik pada saat inspirasi
maupun ekspirasi (fixed split).
* Bising ejeksi sistolik terdengar di daerah pulmonal akibat
aliran darah berlebih melalui katup pulmonal (stenosis
pulmonal relatif atau stenosis pulmonal fungsional).
* Aliran darah yang memintas dari atrium kiri ke kanan tidak
menimbulkan bising karena perbedaan tekanan atrium kanan
dan kiri adalah kecil.
* Bising diastolik di daerah trikuspid (tricuspid diastolic flow
murmur) terjadi akibat aliran darah yang berlebihan melalui
katup trikuspid pada fase pengisian cepat ventrikel kanan
dapat terdengar
*Foto toraks
* Pada foto AP
* Atrium kanan yang menonjol
* Konus pulmonalis yang menonjol.
* Pembesaran jantung ringan
* Vaskularisasi paru yang bertambah sesuai dengan besarnya pirau
*Elektrokardiografi
*RBBB menunjukkan terdapatnya beban
volume ventrikel kanan.
*Deviasi sumbu QRS ke kanan (right axis
deviation) pada defek septum atrium
sekundum membedakannya dari defek
primum yang menunjukkan deviasi sumbu ke
kiri (left axis deviation).
*Blok AV derajat I (pemanjangan interval PR)
terdapat pada 10% kasus defek sekundum
*Perjalanan Alamiah
Operasi
Atrial Septal Ocluder
PJB sianotik
*Identifikasi masalah
* Kelainan dengan “ ductus dependent”
* Sianosis (HB reduced >5g%)
* Serangan sianosis
* Aliran darah paru >>
* Endokarditis
* Disfungsi miokard
* Kelainan dengan
“ductus dependent”
*Desaturasi arteri
*Peningkatan ekstraksi
oksigen di jaringan
perifer
*Hemoglobin 15 g/dl Misal
*Saturasi oksigen 80%
* Desaturasi oksigen 20% Hb 15 g/dl
* Hb Reduced 20% x 15 Saturasi oksigen 90%
g/dl= 3 g/dl Desaturasi 90%
Hb reduced 10% X 15= 1,5 g/dl
* Normal Hg reduced 2 g/dl Total 3 +1,5= 4,5
Tidak tampak sianosis
* Total Hb reduced 3 + 2 =
5 g/dl
Hb 6 g/dl
* Tampak sianosis Saturasi oksigen 50%
Desaturasi oksigen 50%
Hb reduced 50% x 6=3
tampak sianosis
Hb 6 g/dl
Saturasi oksigen 80%
Desaturasi oksigen 20%
Hb reduced 20% x 6 g/dl= 1,2 g/dl
Total1,2+ 2=3,2
Tidak tampak sianosis
Sianosis
*Perifer
*Sentral
*Differential
Sianosis sentral
*VSD besar
*Obstrusi saluran keluar
ventrikel kanan (Stenosis
Pulmonal) yang dapat
merupakan
* stenosis infundibular (paling
sering), stenosis valvular atau
* kombinasi dari keduanya
*Overriding aorta
*Hipertrofi ventrikel kanan
*Hemodinamik
* Tergantung
a
* obstruksi saluran keluar
ventrilkel kanan (stenosis a
pulmonalis)
* arah dan besarnya pirau melalui
Defek Septum Ventrikel
*Sianosis
*bervariasi
derajatnya
tergantung derajat
obstruksi saluran
keluar ventrikel
kanan
*Takipneu
*Jari tabuh
* Foto Toraks
ToF tipe Sianotik
*Ukuran jantung normal atau lebih kecil
*Penurunan corakan vascular paru.
*Atresia Pulmonal lapangan paru tampak `hitam`
*Segmen arteri pulmonalis konkaf dengan apex
terangkat (gambaran jantung seperti boot-
shaped heart atau Coeur en sabot).
*Pembesaran atrium kanan (25%)
*Lengkung aorta kanan (25%)
* Foto toraks
TOF asianotik
Aliran pO2
Darah balik pCO2
pH
Hyperpne
* TERAPI SERANGAN SIANOSIS
* Medis
* Penyuluhan terhadap keluarga dalam pengenalan terhadap
serangan sianosis dan mengetahui apa yang harus dilakukan.
* Propanolol 0,5-1,5 mg/kg setiap 6 jam peroral diberikan untuk
mencegah serangan sianosis sementara menunggu saat yang tepat
untuk dilakukan operasi paliatif maupun korektif
* Pentingnya melakukan penjagaan terhadap hygiene gigi dan
pemberian antibiotika profilaksis terhadap Infektif Endokarditis.
* Koreksi terhadap anemia defesiensi besi karena adanya anemi
dapat meningkatkan risiko komplikasi terhadap cerebrovaskular
Operasi