Anda di halaman 1dari 20

Laporan

Pendahuluan
Asuhan
Keperawatan Pada
Kanker Paru
Kelompok 2B
Nabila Arifah Novi Arsita Puji
Rahmah L
201905060 201905064

01 02 03 04
Nola Friska Nur Wafa
Anggreini Nabilah C
201905062 201905092
Menurut WHO kanker paru adalah pertumbuhan sel yang tidak
terkendali dalam jaringan paru yang merupakan penyebab
kematian utama dan dapat disebabkan oleh faktor lingkungan
seperti asap kendaraan dan asap rokok. (Jurnal Teknologi
Informasi, 2017)
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh di paru,
sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel di dalam paru tapi
Definisi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain yang terkena kanker
(Bararah & Jauhar, 2013).
Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup
keganasan yang berasal dari paru sendiri (primer) Dalam
pengertian klinik yang dimaksud dengan kanker paru primer
adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus (karsinoma
bronkus = bronchogenic carcinoma). (KEMENKES RI, 2017)
Anatomi dan Fisiologi

Paru adalah organ pernapasan yang terletak di bagian dada, memiliki 2 bagian utama, paru
dextral dan sinistra yang dipisahkan oleh mediastinum diantara kedua paru-paru, di dalam
mediastinum terdapat pembuluh darah penting seperti pembuluh darah besar dan jantung.
Udara bisa sampai ke paru setelah melewati jalan napas atas yaitu, hidung, faring, laring,
trakea, bronkus, bronkiolus dan alveolus. Paru dilapisi oleh pleura yang terdiri dari pleura
visceral yang menempel langsung pada paru dan pleura parietal yang menempel pada
dinding dada, diantara kedua pleura terdapat cavum pleura.
Fungsi utama paru adalah untuk pertukaran gas antara O2 dan CO2. Dalam menjalankan
fungsinya, paru seperti sebuah pompa mekanik yang berfungsi ganda, yaitu menghisap
udara atmosfer ke dalam paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara dari dalam tubuh
(ekspirasi)
Etiologi

Perokok aktif Penyakit paru


Random gas
Perokok pasif

Penyakit paru Polusi Udara Genetik


lain
Patofisiologi
Kanker paru primer dapat diklasifikasikan berdasarkan histologinya, yang semuanya memiliki riwayat
alami dan respon berbeda terhadap tindakan pengobatan. Meski ada beberapa jenis kanker paru, kanker
bronkogenik (terjadi di bronkus) merupakan jumlah yang terbanyak, yakni mencapai 95% kasus.
Pertumbuhan sel kanker diawali dengan munculnya tumor akibat perubahan epitel yang mengalami
metaplasia, hyperplasia, dan dysplasia. Kebanyakan hal ini terjadi akibat penumpukan zat karsinogenik
yang berasal dari asap rokok atau limbah udara lainya yang terakulumasi dalam waktu lama.
Apabila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Tumor nantinya cenderung menyebar secara langsung ke kelenjar getah bening hilus, dinding dada, dan
mediastinum, penderita awalnya akan mengalami batuk batuk yang disebabkan.oleh beberapa faktor
diantaranya iritasi dan ulceterasi ,pneumoni atau pembentukan abses akibat obstruksi dan infeksi
sekunder, obstruksi broncus yang timbul mengakibatkan timbulnya hemoptypis,demam (wheezing) dan
dyspnea ringan hal ini juga dapat menyebabkan munculnya nyeri dada akibat penyebaran neoplastik ke
mediastinum .pada satdium lanjut, penurunan berat bada biasanya menunjukan adanya metastase,
terutama pada selaput jantung yang berdempetan ,kanker paru dapat bermetastase ke struktur struktur
terdekat.
 Patoflowdiagram
Manifestasi Klinis

Kanker paru tidak mempunyai gejala klinis yang khas, tetapi batuk, sesak nafas, dan
nyeri dada (gejala respirasi) yang muncul lama atau tidak kunjung sembuh dengan
pengobatan biasa. Pada pasien yang mempunyai resiko tersebut harus ditangani lebih
lanjut untuk prosedur kanker paru. Gejala yang berkaitan dengan pertumbuhan tumor
langsung,
contohnya : batuk, hemoptisis, nyeri dada dan sesak nafas/stridor. Batuk juga
merupakan gejala yang sering muncul (60-70%) pada kanker paru.
Gejala lainnya berkaitan dengan pertumbuhan regional,
seperti : efusi pleura, efusi perikard, sindorm vena kava superior, disfagia, sindrom
pancoast, dan paralisis diafragma. Sindrom pancoast merupakan gejala dari kanker paru
yang tumbuh di sulkus superior, yang menyebabkan invasi pleksus brakhial sehingga
menimbulkan nyeri pada lengan dan munculnya sindrom horner (ptoziz, miosis, hemi
facial anhidrosis).
Komplikasi
Komplikasi kanker paru (Williams, L.S & Hopper, 2015) antara lain :

Effusi Pleura Sindrom Vena cava Superior


Hal ini terjadi karena tumor
Hal ini terjadi akibat cairan pleura mengenai vena capa superior
terkumpul dalam rongga pleura yang akan menyumbat aliran
karena iritasi, obstruksi limfatik
atau drainase vena oleh tumor.
01 02 darah, sehingga terjadi distensi
vena jugularis dan edema pada
dada, wajah dan leher.
Atelektasis dan Pneumonia
Atelektasis terjadi jika
03 04 Metastasis
pertumbuhan tumor Kanker paru dapat terjadi
mengganggu ventilasi metastasis ke otak, tulang,
paruparu dan pasien dengan liver, kelenjar adrenal dan
kanker paru-paru berisiko nodus limfe.
terjadi pneumonia.
Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Darah : Pemeriksaan Patologi


Hb, Leukosit, Anatomik (Sitologi
Trombosit, fungsi hati, dan Histopatologi) Foto toraks
fungsi ginjal. AP/lateral

Foto Rontgen
CT scan Bronkoskopi
Penatalaksanaan Medis

Bedah Radioterapi

Kemoterapi Terapi target


Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN
Keluhan umum : Nyeri dada, sesak napas, mengi, batuk, sputum mengandung darah
(hemoptisis).
Riwayat adanya faktor resiko Perokok berat dan kronis baik sigaret maupun cerutu
(faktor resiko mayor)
Terpapar terhadap lingkungan karsinogen (polusi udara, arsenik, debu logam, asap kimia,
debu radioaktif, dan asbestos).
Penyakit kronis sebelumnya yang telah mengakibatkan pembentukan jaringan parut dan
fibrosis pada jaringan paru.
Riwayat kesehatan keluarga Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah riwayat
keluarga. Faktor gen menjadi salah satu penyebab kanker.
Pemeriksaan fisik
Diagnosa

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan


penurunan Co2
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan Penyakit paru obstruksi kronis
Intervensi

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan Co2


a)Kaji status pernafasan dengan sering, catat peningkatan frekuensi atau upaya pernafasan atau perubahan pola
nafas.
b) Catat ada atau tidak adanya bunyi tambahan dan adanya bunyi
tambahan,misalnya krekels, mengi.
c) Kaji adanya sianosis
lidah, bibir dan daun telinga
adalah paling indikatif.
d)Kolaborasi pemberian oksigen lembab sesuai indikasi
e) Awasi atau gambarkan seri GDA

2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Penyakit paru obstruksi kronisObservasi:
a) Catat perubahan upaya dan pola bernafas
b) Observasi penurunan ekspensi dinding dada
c) Catat karakteristik batuk (misalnya menetap, efektik, tidak efektif), juga produksi dan karakteristik sputum.
d) Pertahankan posisi tubuh/ kepala tepat dan gunakan alat jalan nafas sesuai kebutuhan.
Kolaborasi
e) Pemberian bronkodilator, contoh aminofilin , albuterol dll. Awasi untuk efek Samping merugikan dari obat,
contoh takikardi, hipertensi, tremor, insomnia.
Implementasi

Dari intervensi yang telah diberikan, diharapkan pasien menunjukan


perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA
dalam rentang normal, mampu mempertahankan jalan nafas paten
dengan bunyi nafas bersih dan mempertahankan bersihan jalan nafas
Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang


menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaan yang sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa data, perencanaan
dan pelaksanaan tindakan.

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang telah direncanakan dan merupakan
perbandingan dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang telah dibuat pada
tahap perencanaan (Nursalam,2001). Pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan
S.O.A.P (Subjectif, Objectif, Assessment, Planning).
Kesimpulan

Paru adalah organ pernapasan yang terletak di bagian dada, memiliki 2 bagian utama, paru
dextral dan sinistra yang dipisahkan oleh mediastinum diantara kedua paru-paru, di dalam
mediastinum terdapat pembuluh darah penting seperti pembuluh darah besar dan jantung.
Paru dilapisi oleh pleura yang terdiri dari pleura visceral yang menempel langsung pada
paru dan pleura parietal yang menempel pada dinding dada, diantara kedua pleura terdapat
cavum pleura.

Kanker paru primer dapat diklasifikasikan berdasarkan histologinya, yang semuanya


memiliki riwayat alami dan respon berbeda terhadap tindakan pengobatan. Pertumbuhan sel
kanker diawali dengan munculnya tumor akibat perubahan epitel yang mengalami
metaplasia, hyperplasia, dan dysplasia. Apabila lesi perifer yang disebabkan oleh
metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan
bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Referensi
Williams, L.S., & Hopper, P. D. 2015. Memahami Perawatan Bedah Medis
Edisi ke-5. Philadelpia : Perusahaan FA Davis.
Poter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan edisi 7 .vol.2.
Salemba Medika Jakarta : EGC.
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKParu.pdf
Kemkes. 2017. Kanker Paru. [online].
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PNPKParu.pdf
[diakses pada 22 Maret 2021].
Kemkes. (2019). Hari Kanker Sedunia. [Online].
https://www.kemkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-
2019.html
[Diakses pada tanggal 24 Maret 2021].
Ananda, Rian Rizki. Ermayanti, Sabrina. Abdiana, Abdiana. (2018). Hubungan
Staging Kanker Paru dengan Skala Nyeri pada Pasien Kanker Paru yang
Dirawat di Bagian Paru RSUP DR M Djamil Padang. [Online].
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/898/752 [Diakses
pada tanggal 24 Maret 2021].
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icon by Flaticon, and infographics & images from Freepik.

Anda mungkin juga menyukai