Pneumothorax Pada Neonatus
Pneumothorax Pada Neonatus
Divisi Perinatologi
PNEUMOTHORAX
PADA NEONATUS
Presentator : Dwi Sarah Maulidia
Pembimbing. : Dr. dr. Bugis Mardina Lubis, M.Ked(Ped), Sp.A (K)
Kebocoran udara pulmonal (KUP) tekanan transpulmonal yang melebihi kapasitas regang alveoli dan saluran
nafas yang tidak memiliki jaringan kartilago kerusakan pada epitelium terutama bagian distal saluran
pernapasan Integritas epithelial menghilang sehingga memungkinkan udara masuk ke dalam jaringan intersitial
paru dan menyebabkan terjadinya emfisema interstitial pulmonal (EIP) memasuki jalur perivascular dan
peribronkial menuju hilum hingga ke mediastinum udara menembus rongga pleurakolaps paru hiperkapnia
& hipoksia pneumothorax
endahuluan
PENDAHULUAN
Tidak jarang dijumpai pada
neonatus
Pneumotoraks
Masa gestasi memiliki perbedaan dalam faktor risiko antara kurang bulan dan cukup bulan, tetapi tidak
berhubungan terhadap terjadinya KUP
Faktor risiko KUP pada neonatus:
• Neonatus kurang bulan Penyakit Membran Hialin (PMH), ventilasi mekanik, sepsis dan pneumonia
• Neonatus cukup bulan Banyak terjadi pada aspirasi mekonium, malformasi kongenital, dan ventilasi
mekanik
PENDAHULUAN
Diagnosa pneumothorax pemeriksaan chest x ray (CXR) Lung ultrasonography (LUS) merupakan alat yang
atau computed tomography (CT). di rekomendasikan dalam menegakkan diagnosis
CT : gold standard untuk mendiagnosa pneumothorax pada pneumothorax dan terbukti lebih akurat daripada
pasien dewasa neonatologis selalu mencoba untuk radiologi konvernsional pada orang dewasa, sebab
menghindari dilakukannya pemeriksaan CT dengan alasan bebas radiasi, murah, dan dapat digunakan oleh dokter
transportasi yang sulit dan paparan radiasi yang berlebihan. di samping tempat tidur.
LUS memiliki nilai yang besar dalam mendiagnosis dan mendiagnosis banding penyakit paru pada neonatus, seperti MAS,
RDS, TTN, dan pneumonia. Namun, hanya ada beberapa laporan tentang penggunaan LUS untuk mendiagnosa
Pneumothorax pada bayi di unit perawatan intensive neonatal (NICU)
TUJUAN
Tujuan dari penulisan refarat ini adalah untuk menjelaskan secara singkat mengenai penyebab
dan tatalaksana pneumothorax pada neonatus
Pneumothorax adalah merupakan salah satu jenis penyakit paru yang disebabkan oleh sindrom
kebocoran udara, antara pleura viseral dan parietal yang dapat menyebabkan kolaps paru
Udara bocor melalui lubang di jaringan paru-paru ke ruang di luar saluran udara paru-paru.
Biasanya, tekanan diruang pleura lebih rendah daripada di dalam paru-paru. Jika udara
memasuki rongga pleura, maka tekanan akan menjadi lebih besar di rongga pleura daripada
tekanan di paru-paru, yang kemudian akan kolaps sebahagian atau selurunya.
Tension pneumothorax terjadi ketika udara memasuki rongga pleura selama inspirasi tetapi tidak dapat keluar
selama ekspirasi
Pemberian tekanan positif dapat menyebabkan kolaps paru, hal ini dapat terlihat dari pergeseran
struktur mediastinum kesisi kontralateral, sehingga menyebabkan penurunan curah jantung sebagai
akibat penurunan aliran balik vena
Pneumothorax traumatis
Pneumothorax Bersifat iatrogenic atau tidak di sengaja (cth : Biopsy aspirasi jarum transtoraks
(transthoracic needle aspiration), thoracosintesis, ventilasi mekanik, resusitasi
jantung paru). Aspirasi udara sederhana dengan chest tube kecil dan pemberian
oksigen sudah cukup
Spontan, bersifat primer, tanpa penyakit paru yang tampak secara
klinis/radiografis, terjadi saat istirahat, nyeri dada aau dispnea akut, gejala biasa
hilang dalam 24 jam
Tindakan Chest tube dipeerlukan, oleh karena Pneumothorax traumatis dapat
berubah dengan cepat menjadi tension pneumotoraks, terutama jika pada pasien
dilakukan ventilasi tekanan positif
Pasien yang memiliki penyakit jaringan ikat seperti Marfan syndrome, sceloderma, Ehlers-Danlos syndrome,
dan ankylosing spondylitis lebih rentan terhadap pneumothorax
Tingkat keparahan gejala Tingkat kolaps paru dan patologi paru yang mendasarinya
Gejala pneumothorax
Paling umum : onset akut nyeri dada ipsilateral pleuritic dan dyspnea. Nyeri dapat menyebar ke
bahu dan biasanya intens
Pemeriksaan fisik
Penurunan aktifitas dada yang terkena, hyperresonansi perkusi, dan nafas menjadi kurang
terdengar
Adanya hypotensi, sianosis, defiasi trakea dan takikardi meningkatkan kecurigaan kemungkinan
terjadinya tension pneumothorax suatu kondisi yang memerlukan drainase segera
Tingkat kekambuhan pneumothorax spontan primer sekitar 30%, dengan sebagian besar kekambuhan
terjadi dalam waktu 6 bulan - 2 tahun setelah pneumothorax awal
Dengan tidak adanya kebocoran udara yang persisten, secara individual pencegahan kekambuhan pada
pasien-pasien pneumothorax spontan primer harus terlaksana
Pada pasien yang lebih muda mendapatkan manfaat yang lebih besar dari pencegahan setelah
pneumothorax pertama dibandingkan dengan pasien yang lebih tua
Merekomendasikan Lung ultrasonography (LUS) dan chest X
ray (CXR), namun Ct-scan sebagai protokol gold standard.
Pemeriksaan Bi-ying
dkk Volume pneumothorax yang dievaluasi oleh LUS
dibandingkan dengan yang dilakukan dengan CXR dan Ct
scan dada menunjukan hasil diantara 86 bayi, 30 (34,9%)
didiagnosa dengan pneumothorax 15 diantaranya mendapat
ventilasi mekanis sebelum penilaian pneumothorax dan 20
diantaranya dilakukan ches tube setelah diagnosa
pneumothorax ditegakkan. 28 bayi sembuh dan 2 bayi
meninggal karena MAS berat dan PPHN berat
Pendekatan terapeutik untuk pneumothorax tergantung pada:
Jenis
Ukuran
Presentasi klinisnya
Jumlah episode sebelumnya
Penyakit penyerta
Patologi paru yang mendasari
Kolaps paru (faktor terpenting)
Ukuran pneumothorax diklasifikasikan menggunakan jarak antara apeks paru dan kubah ipsilateral rongga dada, seperti yang
terlihat pada radiografi foto dada
• Pneumothorax kecil kurang dari 3 cm
• Pneumothorax dianggap besar bila jaraknya 3 cm atau lebih
Ukuran
pneumothorax diklasifikasikan menggunakan jarak antara apeks paru dan kubah ipsilateral
rongga dada, seperti yang terlihat pada radiografi foto dada
Pneumothorax kecil kurang dari 3 cm, tidak memerlukan intervensi, pasien umumnya bisa
diamati, tidak ada management lebih lanjut, jika hasil foto menunjukkan pneumothorax stabil dan
kurang dari 24 jam, O2 tinggi boleh diberikanbila memungkinkan hati2 pada bayi prematur dapat
jumlah nitrogen dalam darah
Pneumothorax dianggap besar bila jaraknya 3 cm atau lebih memerlukan rawat inap untuk
stabilisasi memerlukan small-bore catheters atau standard chest tubes dilakukan drainase
dengan atau tanpa suction sampai paru mengembang dan kebocoran udara teratasi
Jika kebocoran udara berlanjut selama lebih dari 4 hari, konsultasi bedah thorax untuk pleurodesis bedah
Tension pneumothorax diagnosis yang harus ditegakkan dengan cepat kondisi ini dengan cepat
berkembang menjadi insufisiensi pernapasan, kolaps kardiovaskular, dan akhirnya, menyebabkan kematian
jika tidak dikenali dan tidak diobati dengan segera
Thoracoscopy melalui tindakan chest tube dapat dilakukan, tetapi harus dilakukan di bawah pengawasan
langsung karena dapat menyebabkan small apical bullae, pleurodesis, dan obliterasi artifisial rongga pleura
Bahan kimia seperti bleomycin, tetracycline, povidone iodine, atau slurry talk dapat dimasukkan ke dalam
rongga pleura melalui chest drain
Bahan kimia yang ditanamkan tersebut menyebabkan iritasi antara lapisan parietal dan visceral pleura,
dengan menutup ruang di antara mereka dan mencegah akumulasi cairan lebih lanjut
Kimia pleurodesis adalah prosedur yang menyakitkan, sehingga pasien sering diberi obat penenang atau
analgesik
Pasien dengan kebocoran kecil, terutama ketika memiliki cedera lain dan membutuhkan ventilasi
mekanis, berisiko dapat memperluas pneumothorax dan menyebabkan peningkatan gangguan
pernapasan.
Setelah pemasangan chest drain, penting untuk memeriksa lebih lanjut untuk membuktikan adanya
cedera parenkim paru
Ventilasi tekanan positif merupakan salah satu usaha bantu pernapasan dalam resusitasi
Batas tekanan positif yang direkomendasikan adalah 20 cmH2O dan tidak melebihi 30 cmH2O
Pemberian tekanan yang melampaui kapasitas regangan alveoli dapat mengakibatkan kerusakan
epitelium terutama bagian distal saluran pernapasan
Integritas epitelial yang menghilang dapat menyebabkan udara masuk ke dalam jaringan interstitial
paru sehingga mengakibatkan KUP
KESIMPULAN
Peneumothorax adalah penyakit yang sering dijumai pada neonatus yang dapat menyebabkan
distress pernafasan, dan mengancam jiwa
Bahkan untuk pneumothorax kecil atau menengah, diagnosis dan pengobatan yang tertunda
dapat mengakibatkan perkembangan gangguan pernafasan dan peredaran darah
Diagnosa pneumothorax dapat di tegakkan dengan pemeriksaan chest x ray (CXR) atau
computed tomography (CT). CT merupakan gold standard pemeriksaan pada pneumothorax
Lung ultrasonography (LUS), merupakan alat yang dapat di rekomendasikan dalam
menegakkan diagnosis pneumothorax dan terbukti lebih akurat daripada radiologi
konvernsional, sebab bebas radiasi, murah, dan dapat digunakan oleh dokter di samping
tempat tidur
Pneumothorax biasanya dapat diklarifikasin dengan pneumothorax traumatis atau spontan
Pneumothorax yang disebabkan oleh trauma dapat bersifat iatrogenic atau tidak sengaja, dan
pneumothorax spontan dapat dapat bersifat primer ( tanpa penyakit paru atau dinding dada
yang tampak secara klinis atau radiografis) atau sekunder (komplikasi penyakit paru kronis)
Bila didapati gejala pneumothorax dengan distres pernapasan yang parah, penting untuk
mencoba aspirasi jarum pada rongga pleura secara langsung, atau dengan bantuan fibreoptic
transillumination
Jika terjadi pneumothorax, aspirasi udara dengan segera dapat memberikan perbaikan yang
bermakna
Terimakasih