Anda di halaman 1dari 20

SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR JUN JUL AUG

TERAPI DIET PADA


MAY

A
OBESITAS DAN
B
DIABETES MELITUS
C
DIDUSUN OLEH :
D
INTANSARI RAHMAWATI/P27220020160
E

F
DEFINISI DIABETES MELITUS
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi
fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh
kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
PENYEBAB DIABETES MELITUS
1. Diabetes tipe 1 terjadi karena sistem kekebalan tubuh penderita menyerang dan
menghancurkan sel-sel pankreas yang memproduksi insulin. Hal ini mengakibatkan
peningkatan kadar glukosa darah, sehingga terjadi kerusakan pada organ-organ
tubuh. Diabetes tipe 1 dikenal juga dengan diabetes autoimun. Pemicu timbulnya
keadaan autoimun ini masih belum diketahui dengan pasti. Dugaan paling kuat
adalah disebabkan oleh faktor genetik dari penderita yang dipengaruhi juga oleh
faktor lingkungan.
2. Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang lebih sering terjadi. Diabetes jenis ini
disebabkan oleh sel-sel tubuh yang menjadi kurang sensitif terhadap insulin,
sehingga insulin yang dihasilkan tidak dapat dipergunakan dengan baik (resistensi sel
tubuh terhadap insulin). Sekitar 90-95% persen penderita diabetes di dunia menderita
diabetes tipe ini.
FAKTOR RESIKO DIABETES
1. Diabetes tipe 1:

MELITUS
A. Memiliki anggota keluarga yang mengidap diabetes tipe 1
B. Terkena infeksi virus
C. Orang berkulit putih dipercaya lebih berisiko mengalami diabetes tipe 1 dibandingkan ras
lain
D. Bepergian ke daerah yang jauh dari khatulistiwa (ekuator)
Usia. Meskipun diabetes tipe 1 bisa muncul pada usia berapapun, tapi penyakit ini
banyak dialami oleh anak-anak berumur 4–7 tahun dan 10–14 tahun.
2. Diabetes tipe 2:
1. Mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.
2. Memiliki riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2.
3. Kurang aktif bergerak.
4. Aktivitas fisik bisa membantu seseorang untuk mengontrol berat badan, membakar glukosa
sebagai energi, dan membuat sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin
5. Usia. Risiko terkena diabetes tipe 2 akan meningkat seiring bertambahnya usia.
6. Mengidap tekanan darah tinggi atau hipertensi.
7. Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang tidak normal. Orang yang memiliki
kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoprotein) yang rendah, tapi kadar
trigliseridanya tinggi lebih berisiko mengalami diabetes tipe 2.
PATOFISIOLOGI DIABETES
1.
MELITUS
Patofisiologi diabetes mellitus tipe 1 berupa penurunan sekresi insulin akibat
autoantibodi yang merusak sel-sel pulau Langerhans pada pankreas. Kerusakan sel
pulau Langerhans pankreas pada diabetes mellitus tipe 1 terjadi akibat
terbentuknya autoantibodi. Mekanisme autoimun ini masih tidak diketahui
penyebabnya, tetapi diduga berhubungan dengan faktor genetik dan paparan faktor
lingkungan.
2. Patofisiologi diabetes mellitus tipe 2 terjadi sebagai akibat kombinasi beberapa
aspek yang berlangsung lama, dapat bertahun-tahun secara subklinis. Aspek-aspek
tersebut adalah penurunan sekresi insulin, resistensi insulin, dan ominous octet.
Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β pankreas. Suatu
penelitian menemukan bahwa gangguan fungsi sel pankreas ini terjadi secara dini
bahkan sebelum adanya resistensi insulin
TUJUAN DIET TERHADAP
kebiasaan makanDIABETES MELITUS
Tujuan diit Diabetes Mellitus adalah membantu pasien memperbaiki
untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
dengan cara mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin, mencapai dan
mempertahankan kadar lipida serum normal, memberi cukup energi untuk
mempertahankan atau mencapai berat badan normal, menghindari atau
menangani komplikasi akut bagi pasien yang menggunakan insulin seperti
hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah
yang berhubungan dengan latihan jasmani
SYARAT DAN PRINSIP DIET DIET
TERHADAP DIABETES MELITUS
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
2. Kebutuhan protein normal, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Kebutuhan lemak sedang, yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total, dalam lemak tidak jenuh
ganda, sedangkan sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total, yaitu 60-70%
5. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makanan tidak diperbolehkan kecuali jumlahnya
sedikit sebagai bumbu.
6. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif adalah bahan pemanis selain
sakarosa
7. Asupan serat dianjurkan 25 g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang terdapat didalam
sayur dan buah.
8. Pasien DM dengan tekanan darah normal diperbolehkan mengkonsumsi natrium dalam bentuk
garam dapur seperti orang sehat, yaitu 3000 mg/hari
9. Cukup vitamin dan mineral.
10. Pasien DM dianjurkan untuk menghindari alkohol.
MAKANAN YANG
1.
DIPERBOLEHKAN
Ubi jalar
PENDERITA
2.
3.
4.
Gandum utuh
Jagung DIABETES
Sayuran yang hijau
MELITUS
5. Kacang kacangan
6. Biji chia
7. Buah berry
8. Ikan laut
9. Yoguhrt
10. Kayunmanis
11. Nasi merah
12. Oatmel
13. Daging tanpa lemak
14. Popcron
MAKANAN YANG DIBATASI
1.
PENDERITA DIABETES
Ubi jalar
2.
3.
4.
Gandum utuh
Jagung
Sayuran yang hijau
MELITUS
5. Kacang kacangan
6. Biji chia
7. Buah berry
8. Ikan laut
9. Yoguhrt
10. Kayunmanis
11. Nasi merah
12. Oatmel
13. Daging tanpa lemak
14. Popcron
MAKANAN YANG HARUS
DIHINDARI PENDERITA DIABETES
1. Roti tawar putih.
2. Daging berlemak. MELITUS
3. Produk susu tinggi lemak.
4. Makanan yang terbuat dari tepung terigu.
5. Kulit ayam.
6. Sayuran kaleng yang mengandung garam tinggi.
7. Sayuran yang dimasak dengan tambahan garam, keju, mentega, dan saus dalam jumlah
yang banyak.
8. Popcorn kaya rasa.
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG

PENGERTIAN OBESITAS A
Obesitas adalah kondisi kronis akibat penumpukan lemak dalam tubuh yang
sangat tinggi. Obesitas terjadi karena asupan kalori yang lebih banyak dibanding B
aktivitas membakar kalori, sehingga kalori yang berlebih menumpuk dalam
bentuk lemak. Apabila kondisi tersebut terjadi dalam waktu yang lama, maka
akan menambah berat badan hingga mengalami obesitas. C

F
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG

PENYEBAB TERHADAP
A
OBESITAS
Obesitas terjadi ketika seseorang mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori
tanpa melakukan aktivitas fisik untuk membakar kalori berlebih tersebut. Kalori B
yang tidak digunakan itu selanjutnya diubah menjadi lemak di dalam tubuh,
sehingga membuat seseorang mengalami pertambahan berat badan hingga akhirnya
obesitas. Faktor-faktor lain penyebab obesitas adalah: C
 Faktor keturunan atau genetik
 Efek samping obat-obatan
 Kehamilan D
 Kurang tidur
 Pertambahan usia
 Penyakit atau masalah medis tertentu E

F
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG

FAKTOR RESIKO TERHADAP


A
OBESITAS
Antara faktor resiko yang bisa mempengaruhi obesitas adalah :
1. Genetik / Keturunan mempengaruhi 10% dari obesitas, 90% adalah pola perilaku B
keluarga yang diturunkan ke anak.
2. Faktor perilaku terutama pola makan dan kurangnya beraktifitas atau olahraga.
3. Faktor psikis terkait emosi dan penggunaan obat-obat anti depresi. C
4. Umur dan jenis kelamin di mana wanita lebih banyak menderita obesitas.
5. Obat-obatan seperti steroid, kontrasepsi dan antikejang.
6. Kondisi penyakit penyerta seperti Hipertensi, Hipotiroid dan DM. D
7. Kehamilan
E

F
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG
PATOFISIOLOGI TERHADAP
OBESITAS
Beberapa studi menunjukkan bahwa patofisiologi obesitas sebagian besar berhubungan dengan faktor genetik. Gen fat
mass and obesity-associated (FTO) dikaitkan dengan adipositas. Gen ini memiliki banyak varian yang meningkatkan risiko
A

obesitas. [2]
Banyak hormon perifer pada sistem saraf pusat yang berperan dalam kontrol nafsu makan, intake makanan, food reward, dan B
adiksi makanan. Makanan dan obat dapat mengaktifkan sistem reward mesolimbik dopamin yang penting dalam regulasi
adiksi pada manusia.
Leptin, hormon anoreksigenik, meregulasi metabolisme lemak dengan menstimulasi lipolisis dan inhibisi lipogenesis. Leptin
memberi sinyal rasa kenyang pada hipotalamus dan kemudian akan mengurangi intake makanan dan menyimpan lemak C
sambil memodulasi pengeluaran energi dan metabolisme karbohidrat untuk mencegah pertambahan berat badan. Defek pada
leptin atau reseptor leptin berakibat pada peningkatan kadar leptin pada sirkulasi.
Insulin, sebagai hormon pankreas, memiliki peranan dalam homeostasis glukosa. Insulin dapat menembus sawar darah
otak dan berikatan dengan reseptor di nukleus arkuata hipotalamus untuk mengurangi asupan makanan. Resistensi insulin D
sentral mirip dengan resistensi leptin sentral dianggap berpengaruh pada perkembangan obesitas.
Selanjutnya substansi yang berasal dari  saluran pencernaan seperti kolesistokinin (CCK), glucagon-like peptide-l (GLP-
1), peptide YY3-36 (PYY3-36), dan ghrelin, juga  terlibat dalam menyampaikan informasi tentang status energi
melalui hormonal gut-brain axis primarily targeting the hypothalamus (HPAL) dan batang otak, serta dapat secara langsung E
atau tidak langsung berinteraksi dengan jalur mesolimbik dopamin otak tengah untuk mempengaruhi intake makanan.

F
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG
TUJUAN DIET TERHADAP
OBESITAS A

Penderita obesitas (kelebihan berat badan) memiliki ketentuan diet yang bertujuan untuk B
mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender dan kebutuhan fisik,
mencapai IMT normal, mengurangi asupan energi, sehingga tercapai penurunan berat badan
sebanyak ½-1kg/minggu, serta mempertahankan status kesehatan yang optimal C

F
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG

PRINSIP DAN SYARAT DIET A

1.    Energi yang dimasukkan disesuaikan dengan berat badan dan aktivitas fisik B
2.    Jumlah protein adalah 10-20% dari energi total
3.    Jumlah lemak adalah < 30% dari energi total, diutamakan lemak tidak jenih
4.    Jumlah kolesterol adalah 200-300 mg/hari C
5.    Jumlah Karbohidrat adalah 50-60% dari energi total
6.    Serat sebaiknya lebih dari 25 gr/hari
D

F
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG

MAKANAN YANG A

DIPERBOLEHKAN
1. Tomat ceri B
2. Semangka
3. Ketimun
4. Selada C
5. Bayam
6. Seledri
7. Daun bawang D
8. Stroberi
9. Kembang kol
10. Paprika E

F
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG

MAKANAN YANG HARUS A

DIBATASI
1. Nasi 100 gram B
2. Bihun 50 gram
3. Bubur beras 400 gram
4. Mie basah 200 gram C
5. Singkong 120 gram atau
6. 1 potong Ubi 135 gram atau
7. 1 buah sedang Kentang 210 gram atau D
8. 2 buah sedang Makaroni 50 gram
9. Roti putih 70 gram (3 lembar)
E

F
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG

MAKANAN YANG HARUS A

DIHINDARI
1. Gorengan B
2. Kentang goreng
3. Soda
4. Daging berlemak C
5. Makanan siap saji
6. Juah buah dalam kemasan
7. Coklat D
8. Sereal olahan
9. Mentega
10. Kopi dengan krim E

F
SEP OCT NOV DEC JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG

Thank! C

Anda mungkin juga menyukai