Anda di halaman 1dari 95

KONSEP ASUHAN PADA

BAYI BARU LAHIR

Lely firrahmawati, SST


lely file neo 1
ADAPTASI BAYI BARU LAHIR

Sebagai akibat perubahan lingkungan dlm uterus


ke luar uterus, maka bayi menerima rangsangan
yg bersifat kimiawi, mekanik & termik.
Hasil rangsangan tsb membuat bayi akan
mengalami perubahan – perubahan dan
beradaptasi terhadap kehidupan luar uterus.

lely file neo 2


Kemampuan adaptasi fisiologis bayi baru
lahir disebut juga Homeostasis

lely file neo 3


ADAPTASI /PERUBAHAN-PERUBAHAN
FISIOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR

1. Perubahan pada Sistem Pernapasan


Rangsangan u/ grk pernafasan :
• Tekanan mekanik dr thoraks
• Pe Pa O2 & ke Pa CO2 merangsang kemoreseptor
yg terletak disinus karotis
• Rangsangan dingin pd daerah muka
• Refleks deflasi Hering Breur

lely file neo 4


Refleks Deflasi Hering Breur.
• Pernapasan pertama BBL tjd normal dalam waktu 30 detik
setelah kelahiran
• Tekanan rongga dada bayi pada waktu melalui jalan lahir
pervaginam mengakibatkan bahwa paru-paru yang pada janin
normal cukup bulan mengandung 80 – 100 ml cairan, kehilangan
1/3 dari cairan ini, sesudah bayi lahir cairan yang hilang diganti
dengan udara

lely file neo 5


Upaya bernafas pertama seorang bayi berfungsi u/ :
1. Mengeluarkan cairan dlm paru – paru
2. Mengembangkan jar. Alveolus paru – paru u/ pertama
kali
– fx alveolus maksimum dapat dicapai jika terdapat surfaktan yg
berfx menstabilkan dinding alveolus agar alveolus tidak kolaps
pada akhir pernapasan.

lely file neo 6


Proses Mekanis (penekanan dari Hentakan Rangsangan kimiawi, thermal,
thorak pada saat melalui vagina) balik dada + mekanikal, sensori

Kehilangan Tekanan negative intra Penggerakan pernafasan


cairan thorak pertama

Masuknya udara

Permulaan penurunan tekanan


permukaan alveolus Peningkatan PaO2 alveolus

Peningkatan volume pembuluh Pembukaan pembuluh darah


darah paru-paru paru

Peningkatan aliran darah ke


Peningkatan sirkulasi limfe dalam paru

Peningkatan oksigenasi yang


adequat

lely file neo 7


Lanjutan

2. Perubahan pada Sistem Kardiovaskuler


Tjd perubahan besar, yaitu :
• Penutupan foramen ovale pd atrium jantung
• Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru2
& aorta
Denyut jantung BBL rata2 140 dtk/mnt
Volume drh pd BBL berkisar 80 – 110 ml/kg

lely file neo 8


Tali Pusat Diklem

Lepasnya dari plasenta (turunnya sirkulasi darah)

Tertutupnya ductus Pertama kali Meningkatnya system resistensi


venosus bernafas

Tekanan dari atrium Perubahan dr kanan


kanan berkurang ke kiri meninggalkan dr
Darah ke hati dan dibandingkan dg kiri ke kanan dr aliran
system portal atrium kiri darah

Paru-paru Paru-paru mengeluarkan Meningkatnya tingkat


berkembang cairan sirkulasi oksigen dalam
sirkulasi pulmonary

Menurunnya resistensi vaskuler


pulmonary
Tertutupnya ductus
arteriosus
Meningkatnya tekanan di atrium kiri

Tertutupnya foramen ovale

Lingkungan yg dingin lely file neo 9


3.Perubahan pd Sistem
Thermogenik
BBL belum dapat mengatur suhu tubuhnya, shg
mengalami stress dgn adanya perubahan lingkungan.
Suhu dingin menyebabkan air ketuban menguap lewat
kulit, shg mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan
dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil
merupakan usaha utama seorang bayi yg kedinginan
utk mendapatkan kembali panas tubuhnya.

lely file neo 10


Neonatal dapat menciptakan panas
dgn 3 cara :
Menggigil
Aktivitas otot fakultatif
Termogenesis dengan tanpa menggigil, dgn
memanfaatkan lemak coklat.
Deposit lemak coklat : sekitar tulang belakang
atas, tulang selangka, tulang dada, ginjal &
pembuluh darah utama.
lely file neo 11
3. Perubahan pd Sistem Thermogenik
Kehilangan panas pd BBL dpt tjd mll 4 cara a/l :
• Konveksi : kehilangan panas yg terjadi saat bayi
terpapar dgn udara sekitar yg lebih dingin. Ex:
adanya tiupn kipas angin, AC

lely file neo 12


Radiasi :kehilangan panas yg saat bayi ditempatkan
dekat benda yg mpy temperatur tubuh lebih rendah dari
temperatur tubuh bayi. Ex : bayi ditempatkan dekat
jendela yg terbuka.

lely file neo 13


Evaporasi : cara kehilangan panas karena menguapnya
cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir
karena tubuh tidak segera dikeringkan.

lely file neo 14


Konduksi : kehilangan panas melalui kontak langsung
antara tubuh bayi dengan permukaan yg dingin. Ex :
bayi diletakkan diatas meja, timbangan atau tempat
tidur.

lely file neo 15


Upaya untuk mencegah kehilangan
panas
Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan
melalui upaya2 berikut ini
Keringkan bayi secara seksama
Selimuti bayi dgn selimut / kain bersih, kering &
hangat.
Tutupi kepala bayi
Anjurkan ibu untuk memeluk & memberikan ASI
lely file neo 16
Jangan segera menimbang/memandikan bbl,
lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan
pakaian.
Jangan memandikan bayi setidanya tidaknya 6
jam stelah kelahiran
Tempat bayi dilingkungan hangat

lely file neo 17


Stress
Dingin
Meningkatnya
Meningkatnya konsumsi
metabolisme oksigen

Meningkatnya BAT (metabolisme


penggunaan jaringan adipose Meningkatnya
glukosa coklat) rata-rata
pernafasan

Meningkatnya Pembebasan asam


lemak Lebih banyak
penggunaan
membutuhkan
persediaan
oksigen
glikogen

Menipisnya Hypoksia
persediaan
glikogen
Menurunnya Asidosis metabolisme
Menurunnya produksi surfaktan pH
(kebutuhan O2, glukosa, perfusi
Hypoglikemia paru-paru yg adequate)
Vasokonstriksi pulmonary

Penurunan berat atau gagal


menambah berat (penggunaan
Distress pernafasan Hypoksia lanjut
kalori untuk energi dan
pertumbuhan) lely file neo 18
Lanjutan

4. Perubahan pd Sistem Renal


Ginjal pd BBL sdh berfungsi, ttp blm
sempurna.
BBL hrs BAK dlm wkt 24 jam stlh lhr, dgn
jumlah urin sktr 20 – 30 ml/hr & me mjd 100
– 200 ml/hr pd wkt akhir mgg pertama

lely file neo 19


Lanjutan

5. Perubahan pd Sistem Gastrointestinal


Kapasitas lambung BBL sgt bervariasi & tgt pd ukuran
by, sktr 30 – 90 ml. Pengosongan dimulai dlm bbrp
mnt pd saat pemberian makanan & selesai antara 2 –
4 jam stlh pemberian makanan & pengosongan ini
dipengaruhi o/ bbrp faktor a/l wkt & volume makanan,
jns & suhu makanan serta stres fisik.

lely file neo 20


Lanjutan
6. Perubahan pd Sistem Hepar
Liver bayi mempunyai peranan yg ptg dlm hal :
• penyimpanan zat besi
• metabolisme KH
• konjugasi bilirubin
• koagulasi
Liver BBL blm matur u/ membentuk glukosa shg BBL mdh
terkena hipoglikemi
Neonatus telah memiliki kapasitas fungsional u/ mengubah
bilirubin, namun sebagian bsr BBL ada yg mengalami
hiperbilirubinemia fisiologis
lely file neo 21
Lanjutan

7. Perubahan pd Sistem Immunitas


Sistem immunitas BBL blm matang, shg
menyebabkan BBL rentan thd berbagai infeksi &
alergi
Sedangkan sistem immunitas yg telah matang akan
memberikan kekebalan alami & kekebalan didpt pd
tbh
Kekebalan alami t/d struktur pertahanan tbh yg
mencegah a/ meminimalkan infeksi

lely file neo 22


Lanjutan

8. Perubahan pd Sistem Integumen


Pd BBL semua struktur kulit tlh ada ttp blm matur.
Epidermis & dermis tdk terikat dgn erat & sgt tipis.
Verniks caseosa bersatu dgn epidermis
By aterm memiliki kulit erithemathous
Kulit srg kelihatan berbintik & lurik2
Tgn & kaki sdkt sianosis

lely file neo 23


Lanjutan

9. Perubahan pd Sistem Repro


Pd bayi perempuan labia mayora & minora
mengaburkan vestibulum & menutupi klitoris
Pd bayi laki-laki preputium biasanya tdk
sepenuhnya tertarik msk
Pd BBL baik perempuan / laki-laki srg
ditemukan pembengkakan payudara
lely file neo 24
Lanjutan

10. Perubahan pd Sistem Skeletal


Tubuh BBL kelihatan sdkt tdk proposional
Tgn sdkt lbh panjang dr kaki
Punggung BBL kelihatan lurus & dpt ditekuk
dgn mdh
BBL dpt mengangkat & memutar kepala
ketika menelungkup
lely file neo 25
11. Perubahan pd Sistem Neuromuscular
Pertumb. otak sgt cpt & membutuhkan glukosa & O2
yg adekuat
Bbrp aktivitas refleks yg tdpt pd BBL a/l :
1. Refleks Moro / Peluk
2. Rooting Reflex
3. Refleks menghisap & menelan
4. Refleks batuk & bersin
5. Refleks genggam
6. Refleks melangkah & berjalan
7. Refleks otot leher
8. Babinsky Reflex
lely file neo 26
PERIODE ADAPTASI BBL

Karakteristik perilaku muncul selama jam-jam pertama


transisi segera setelah lahir
ASUHAN : Bidan yang memahami perilaku-perilaku ini
akan memiliki pemahaman yang benar terhadap variasi
yang terjadi selama jam-jam tersebut.
Periode transisi adalah waktu ketika bayi menjadi stabil dan menyesuaikan diri
kedalam kehidupan ekstrauteri. Periode transisi pertama kali dijelaskan oleh
desmond et al. Aktivitas periode transisi ini mencerminkan kombinasi respon
simpatis terhadap stres kelahiran (takipnea, takikardia) dan respon
parasimpatis ( yang ditandai adanya mukus, muntah dan peristaltik) .

lely file neo 27


Periode transisi dibagi menjadi 3
tahap:
1. Periode reaktifitas pertama yang segera dimulai
setelah kelahiran bayi dan berlangsung sekitar 30
menit
2. Periode periode tidur tidak berespon yang
berlangsung dari 30 menit setelah kelahiran sampai
2 jam setelah kelahiran, selama bayi baru lahir tidur.
3. Periode reaktifitas kedua yang berlanjut dari 2 jam
setelah kelahiran sampai bayi berusia sekitar 6 jam.

lely file neo 28


TANDA-TANDA TRANSISI NORMAL
PENGKAJIAN NILAI NORMAL
Tonus Sebagian besar fleksi
Refleks menghisap Utuh
Perilaku Terjaga dan tidur bergantian
Bising usus Ada setelah 30 menit
Nadi 120-160 x/menit, bervariasi ketika tidur
atau menangis 100-180 x/menit.
Pernapasan 30-60 x/menit, pernapasan diafragma
disertai gerakan dinding abdomen
Suhu Aksila : 36,5-37 0 C
Kulit : 36-36,5 0 C
Dextrostix Lebih dari 45 mg %
Hematokrit <65-70 %
lely file neo 29
BBl cukup bulan yang sehat memiliki pola perilaku alami yang menyebakan
bayi mencari payudara ibu dan menghisapnya pada jam pertama setelah
kelahiran bayi.
Neonatus akan mengikuti bau untuk mencari lokasi payudara ibu dan
bergerak keatas menuju sumber bau dan akhirnya menyusu. Selama periode
kontak kulit-ke kulit ini, tangan bayi memasase payudara ibu khas terjadi, yang
sejalan dengan menyusu, meningkatkan pelepasan oksotosin.
Bidan sama sekali tidak boleh lupa bahwa ibu & bayi terus membutuhkan
perhatian setiap waktu, segera setelah kelahiran. Prosedur yang dapat
ditunda antara lain memandikan, sirkumsisi, atau pemeriksaan fisik &
neurologis komplet yang melelahkan.

lely file neo 30


PERIODE REAKTIVITAS PERTAMA

 Denyut ja ntung BBL cepa t


 Denyut ta li pusa t terliha t
 Wa rna sia nosis sementa ra a ta u akrosia nosis
 Perna pa sa n cepa t, mungkin terliha t na pa s cuping hidung disert a i na pa s
mendengkur & retraksi didnding da da .
 Ada nya mukus a kiba t pengelua ra n pa ru yg tertaha n encer,
jernih, da n mungkin memiliki gelembung2 kecil
 Ma ta BBL terbuka & memperliha tka n perila ku terja ga
 Ba nya k ba yi a ka n menyusu sela ma periode rea ktivita s perta ma ini
seba ga i perlindunga n terhada p hipoglikemia fisiologis yg terja di
setela h ba yi la hir.
 Ba yi seringka li mengelua rka n feses segera setela h lahir
 Bising usus bia sa nya muncul 30 menit perta ma setela h la hir.

lely file neo 31


 Banyak bayi akan menyusu sela ma periode reaktivitas pertama ini
sebagai perlindungan terhadap hipoglikemia fisiologis yg terja di
setela h bayi la hir.
 Bayi seringkali mengeluarkan feses segera setela h la hir
 Bising usus bia sanya muncul 30 menit pertama setela h la hir.
lely file neo 32
PERIODE TIDUR YANG TIDAK
BERESPON
Frekuensi jantung menurun hingga kurang dari 140 x/menit.
Murmur dapat terdengar
Frekuensi pernapasan bayi lebih lambat dan tenang.
Bayi berada dalam tidur nyenyak
Bising usus ada, kemudian berkurang
Apabila memungkinkan, bayi baru lahir jangan diganggu untuk
pemeriksaan-pemeriksaan mayor atau untuk dimandikan. Tidur
nyenyak yang pertama memungkinkan bayi baru lahir pulih dari
tuntutan kelahiran dan transisi segera ke kehidupan ekstrauteri.

lely file neo 33


PERIODE REAKTIVITAS KEDUA

Selama periode reaktivitas kedua (transisi ketiga), dari usia 2 sampai 6


jam.
 Frekuensi jantung labil
 Perubahan warna terjadi dengan cepat, yang dikaitkan dengan
stimulus lingkungan
 Frekuensi pernapasan bervariasi tergantung aktivitas, harus tetap <60
X/menit
 Seharusnya tidak ada ronki/rales
 BBL harus didorong untuk menyusu mencegah hipoglikemia,
menstimulasi pengeluaran feses, mencegah ikterus. Manfaat menyusu
segera : memungkinkan kolonisasi bakteri diusus menyebabkan
pembentukan vit K oleh saluran cerna .
lely file neo 34
lely file neo 35
lely file neo 36
lely file neo 37
lely file neo 38
ASUHAN SEGERA
BAYI BARU LAHIR

lely file neo 39


Penilaian Awal
Apakah bayi Cukup bulan?
Apakah air ketuban jernih/ bcampur
mekoneum?
Menangis kuat atau bernafas tanpa
kesulitan
Warna kulit bayi (merah muda, pucat, atau
kebiruan)
Gerakan, posisi ekstremitas atau tonus
otot bayi
lely file neo 40
PENGKAJIAN PADA SAAT
KELAHIRAN

Pengkajian BBL dimulai ketika kepala janin mulai


muncul (crowning). Bidan dapat mengobservasi warna
kulit kepala dan mengecek pengisian kembali kapiler
secara lembut menekan jaringan kulit kepala. Warna
yang bagus dan pengisian ulang yang cepat setelah
menekan kulit kepala (blancing) adalah dua tanda pasti
bahwa bayi memiliki perfusi yang baik.

lely file neo 41


Pada saat kelahiran, tangan dan mata bidan
mengkaji tonus dan warna kulit neonatus. Bidan
mengamati deformitas fisik yang jelas terlihat.
Menyentuh tali pusat yang berada dekat dengan
abdomen memungkinkan bidan mengkaji frekuensi
jantung BBL. Semua pengkajian ini dapat terjadi
dalam beberapa detik, seperti waktu yang diperlukan
untuk membantu kelahiran badan bayi.
lely file neo 42
Dengan lahirnya neonatus, bidan harus secara seksama
mengosevasi adanya tanda bahwa bayi mampu membersihkan
mukus dan mengambil napas pertama. Neonatus diletakkan
diatas abdomen ibu dan segera dibedung dengan selimut yang
telah dihangatkan.
Apabila saat ini bidan terdistraksi oleh perdarahan yang dialami
ibunya atau pelahiran plasenta, penting bahwa bidan terlatih
terus mengobservasi BBL secara ketat. Kadang kala, BBL
memulai napas dalam pertama atau mengeluarkan tangisan
pertama dan kemudian menjadi apnea atau tidak mampu
bernapas karena mukus atau masalah
lely file neo yang menyebabkannya.
43
Keberhasilan transisi ke kehidupan ekstrauteri
dievaluasi dengan skor apgar. Dikembangkan
oleh Dr.Virginia Apgar untuk memprediksi
kemampuan bertahan hidup neonatus, skor ini
membantu bidan mengevaluasi transisi dan
kebutuhan resusitasi.

lely file neo 44


EVALUASI NILAI APGAR
KU bayi dimulai 1 menit stlh lahir dgn
menggunakan nilai APGAR.
Penilaian ini bertujuan u/ mengetahui apakah
bayi menderita asfiksia/tdk.
Penilaian bayi dilakukan berdasakan :
1. Usaha bernafas
2. Frekuensi denyut jantung
3. Warna kulit
4. Tonus otot
5. Reaksi Penghisapan lely file neo 45
USAHA BERNAFAS
Jika bayi mengalami kesulitan bernafas, jgn
lakukan pemeriksaan sblm jln nafas dibersihkan
& pemberian O2 hingga respirasi kembali normal.
CARA MEMBERSIHKAN JLN NAFAS
1. kepala bayi dimiringkan agar cairan
berkumpul di mulut & tdk di faring bag
belakang
2. mulut dibersihkan terlebih dahulu agar
cairan tdk terakspirasi & isapan pd hidung akan
menimbulkan pernafasan megap- megap.
lely file neo 46
3. Apabila mekonium kental & bayi mengalami
depresi, hrs dilakukan penghisapan dr trakea
dgn menggunakan pipa endotrakea.
MENILAI USAHA BERNAFAS
1. Bila bayi bernafas spontan & memadai,
 menilai frekuensi denyut jantung
2. Bila bayi mengalami apnea/sukar bernafas
 lakukan rangsangan taktil dg menepuk-
nepuk atau menyetil telapak kaki
bayi/menggosok-gosok punggung bayi
sambil beri O2 100% kecepatan 5ltr/mnt.
lely file neo 47
3. Apabila stlh bbrp detik tdk tjd reaksi atas
rangsangan taktil mulai beri VTP.

lely file neo 48


FREKUENSI DENYUT JANTUNG

MENILAI FREKUENSI DENYUT JANTUNG BAYI


– Denyut Jantung pd saat lahir berkisar ant 100-
180x/mnt & sgr stabil mjd 100-120/140x/mnt.
– Penilaian frekuensi denyut jantung bayi
dilakukan apabila pernafasan spontan normal
teratur.
– Cara menghitung frekuensi denyut jantung
yaitu dg menghitung jml denyut jantung dlm
6 det x 10 = frekuensi jantung permnt
lely file neo 49
Apabila frekuensi denyut jantung < 100/mnt,
wlaupun bayi bernafas spontan  indikator
lakukan VTP.
Apabila detak jantung tdk dpt dideteksi  efinefrin
hrs sgr diberikan & pd saat yg sama VTP &
kompresi dada dimulai.

lely file neo 50


WARNA KULIT
Menilai warna kulit br dilakukan apabila bayi
bernafas spontan & frekuensi denyut jantung >
100x/mnt.
Apabila terdpt sianosis sentral, O2 tetap diberikan.
Apabila tdp sianosis perifer,O2 tdk perlu diberikan.

lely file neo 51


TONUS OTOT
Pd saat lahir biasanya tonus otot lemas, ttp stlh 1
atau 2x tangisan tonus otot bayi akan bertambah
sempurna.
Sgr stlh lahir bayi cenderung u/ memfleksikan
tbhnya  u/ m’capai posisi senyamam mungkin.
Tonus otot yg buruk pd by yg berusia bbrp mnt hrs
dianggap sbg pertanda buruk  anoksia, narkosis,
kolaps vaskuler, sindrom jantung kiri konginental,
hipoglikemia, sindrom down, hematoma subdural dr
sumsum tulang belakang dll.
lely file neo 52
REAKSI PENGHISAPAN

Reaksi penghisapan dpt dilihat dr reflek pd saat


jln nafas dibersihkan.
Apabila bayi dlm keadaan menyeringai,
batuk/bersin  reaksi penghisapan baik.

lely file neo 53


APGAR ringkasan dari :
A : Appearance : Rupa (warna kulit)
P : Pulse Rate : Nadi/frekuensi jantung
G : Grimace : Menyeringai (akibat
reflek kateter dlm hidung)
A : Activity : Keaktifan/tonus otot
R : Respiration : Pernafasan

Setiap Penilaian diberi angka : 0, 1, 2


lely file neo 54
TABEL NILAI APGAR
SKORE 0 1 2 Nilai

A Pucat Bdn merah Seluruh tbh


ekstremitas biru kemeraha-merahan

P Tdk ada Di bawah 100 Diatas 100

G Tdk ada Sedikit gerakan Menangis,batuk


mimik bersin

A Lumpuh Ekstremitas dlm Gerakan aktif


fleksi sedikit

R Tdk
Lemah, tdk teratur Menangis kuat

lely file neo JUMLAH 55


Dari hasil penilaian tsb dpt diketahui keadaan bayi
dgn kriteria sbb :
Nilai APGAR 7 – 10 : Bayi normal
Nilai APGAR 4 – 6 : Asfiksia ringan – sedang
Nilai APGAR 0 – 3 : Asfiksia berat

Bila nilai APGAR dlm 2 mnt tdk mencapai nilai 7,


maka hrs dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut..
lely file neo 56
ASUHAN BAYI BARU
LAHIR JAM PERTAMA
Pengenalan dan penatalaksanaan bayi
bugar atau baru lahir dengan masalah

lely file neo 57


Tujuan

Mampu melakukan penilaian awal dan langkah esensial asuhan


bayi baru lahir
Pencegahan infeksi pada bayi baru lahir
Menjaga temperatur dan mencegah kehilangan panas tubuh
Memahami manfaat kontak dini (termasuk asupan dini ASI) dan
rawat gabung ibu-bayi
Menjelaskan cara yang benar dalam pemberian ASI atau laktasi
Melakukan perawatan dan mencegah gangguan pada payudara
Melakukan profilaksis gangguan pada mata
Melakukan inisiasi pernafasan pada asfiksia
Mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
pelayanan rujukan/tindakan lanjutan
Penatalaksanaan bayi dengan pewarnaan mekoneum pada
cairan ketuban
lely file neo 58
Penatalaksanaan Awal BBL
Pencegahan infeksi
Penilaian awal
Mencegah kehilangan panas tubuh
Merawat tali pusat/asuhan tali pusat
Memulai pemberian ASI/ IMD
Manajemen laktasi
Pencegahan Infeksi, termasuk profilaksis gangguan
pada mata
Pemberian Vit K I
Pemberian Imunisasi
Px BBL

lely file neo 59


Pencegahan Infeksi
Cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan
bayi
Gunakan sarung tangan bersih saat menangani
bayi yang belum dimandikan
Semua peralatan sudah di DTT dan jangan
menggunakan alat dari bayi yang satu dengan
lainnya sebelum di proses dengan benar
Pastikan handuk, pakaian, selimut, kain dsb dalam
keadaan bersih sebelum dipakaikan pada bayi,
termasuk penggunaan timbangan, pita pengukur,
stetoskop dan peralatan lainnya

lely file neo 60


Mencuci tangan sebelum & sesudah perawatan
bayi dengan sabun antibakteri alasan : Kulit dan
saluran cerna bayi baru lahir belum menjadi
tempat koloni dari banyak jenis bakteri, oleh
karena itu BBL tidak terlindung dari bakteri
benigna.

lely file neo 61


Manajemen BBL Normal
Penilaian
Asuhan BBL
Jaga kehangatan
Bersihkan jalan napas(bila perlu0
Keringkan & tetap jaga kehangatan
Ptng & ikat
IMD
Salep kedua mata
Inj Vit KI 1 mg IM, paha kiri anterolateral set IMD
Imunisasi Hb I 0,5 mL IM, paha kanan anterolateral, 1-2 jam set
vit KI
lely file neo 62
Pemantauan

Selama didada ibu setiap 15 menit selama 1-2


jam pertama kehidupan
Apa yg dipantau :
Pernapasan
kehangatan

lely file neo 63


Mekanisme kehilangan panas tubuh

Tubuh bayi baru lahir belum mampu untuk


melakukan regulasi temperatur tubuh
sehingga apabila penanganan pencegahan
kehilangan panas tubuh dan lingkungan
sekitar tidak disiapkan dengan baik, bayi
tersebut dapat mengalami hipotermia yang
dapat mengakibatkan bayi menjadi sakit atau
mengalami gangguan fatal

lely file neo 64


Mekanisme kehilangan panas tubuh

Evaporasi (penguapan cairan pada permukaan


tubuh bayi)
Konduksi (tubuh bayi bersentuhan dengan
permukaan yang temperaturnya lebih rendah)
Konveksi (tubuh bayi terpapar udara atau
lingkungan bertemperatur dingin)
Radiasi (pelepasan panas akibat adanya benda
yang lebih dingin di dekat tubuh bayi)

lely file neo 65


lely file neo 66
Mencegah kehilangan panas tubuh

Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih,


kering dan hangat tanpa membersihkan verniks
Minta ibu untuk mendekap tubuh bayi dan
segera menyusukan bayinya paling sedikit I jam
Selimuti
Tutup bagian kepala bayi, pakaikan topi
Jangan segera menimbang (tanpa penutup
tubuh) dan memandikan bayi

lely file neo 67


Rekomendasi untuk memandikan bayi
Tunggu (minimal) 6 jam sebelum memandikan bayi
(tunggu lebih lama untuk bayi asfiksia atau hipotermia)
Lakukan setelah stabilnya temperatur tubuh bayi (36,5-
37,5°C)
Mandikan dalam ruangan yang hangat dan tidak banyak
hembusan angin
Mandikan secara cepat dengan menggunakan air hangat,
segera keringkan tubuhnya (dengan handuk bersih,
kering, dan hangat) dan segera kenakan pakaiannya
Tempatkan di dekat & bersentuhan dg kulit ibunya dan
anjurkan ASI sedini mungkin
Tempatkan bayi dilingk yg hangat
Bayi jgn dibedong
lely file neo 68
Merawat tali pusat
Sementara menggunakan sarung tangan, bersihkan cemaran
atau darah dalam larutan klorin 0,5%
Bilas dengan air matang atau DTT kemudian keringkan
dengan handuk
Ikat (dengan simpul kunci) tali pusat pada 3 cm dari pusat
bayi (dengan tali atau penjepit)
Lepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan dalam klorin
0,5%
Jangan kompres atau membungkus tali pusat (pengolesan
alkohol atau povidone iodine pada puntung tali pusat masih
dibolehkan selama tidak menyebabkan tali pusat
basah/lembab)

lely file neo 69


Nasehat bagi ibu atau keluarganya untuk
merawat tali pusat

Lipat popok dibawah puntung tali pusat


Jika puntungnya kotor, bersihkan dengan air
matang/DTT kemudian keringkan kembali secara
seksama
Warna kemerahan atau timbulnya nanah pada
pusar atau puntung tali pusat adalah tanda
abnormal (bayi tersebut harus dirujuk untuk
penanganan lebih lanjut)

lely file neo 70


Memulai pemberian ASI
Pastikan pemberian ASI dimulai dalam 1 jam
setelah bayi lahir
Anjurkan ibu memeluk dan menyusukan bayinya
setelah tali pusat dipotong
Lanjutkan pemberian ASI setelah plasenta lahir
dan tindakan lain yang diperlukan, telah selesai
dilaksanakan
Minta anggota keluarganya membantu ibu
menyusukan bayinya

lely file neo 71


Pedoman Umum Menyusui

Mulai dalam 1 jam setelah bayi lahir


Jangan berikan makanan atau minuman lain
selain ASI
Pastikan ASI diberikan hingga 6 bulan pertama
kehidupan bayi
Berikan ASI setiap saat (siang dan malam) bila
bayi membutuhkannya
lely file neo 72
Pemberian ASI secara dini
Merangsang produksi ASI
Memperkuat refleks isap bayi
Promosi keterikatan ibu-bayi
Memberi kekebalan pasif melalui
kolostrum
Merangsang kontraksi uterus (untuk
involusi)

lely file neo 73


lely file neo 74
Cara menyusui
Peluk tubuh bayi dan hadapkan mukanya ke payudara ibu
sehingga hidungnya berada di depan puting susu
Dekatkan mulut bayi ke payudara bila tampak tanda-tanda
siap menyusu
Cara menempelkan mulut pada payudara:
Sentuhkan dagu bayi pada payudara
Tempelkan mulutnya (yang terbuka lebar) pada puting susu sehingga
melingkupi semua areola mama (bibir bawahnya melingkupi puting susu)
• Perhatikan gerakan menghisap dan jaga agar hidung bayi
tidak tertutup oleh payudara

lely file neo 75


CRADLE FOOTBALL CROSS CRADLE

CRADLE CRISSCROSS DOUBLE FOOTBALL

lely file neo 76


Perawatan payudara
Pastikan puting susu dan areola mamae selalu dalam
keadaan bersih
Gunakan kain bersih untuk menyeka puting susu dan
gunakan sedikit ASI sebagai pelembab
Lecet dan retak bukan alasan untuk menghentikan
pemberian ASI, ajarkan cara menyusukan yang benar untuk
menghindarkan lecet/retak dan kurangnya asupan untuk
bayi
Ajarkan cara untuk mengenali dan mencari pertolongan bila
terjadi bendungan ASI atau mastitis

lely file neo 77


Tetes Mata Profilaksis
Gunakan tetes mata perak nitrat 1%, salep
tetrasiklin 1% atau salep eritromisin 0,5%
Berikan dalam 1 jam pertama kelahiran
Setelah pemberian tetes mata profilaksis,
kembalikan bayi pada ibunya untuk
disusukan dan bergabung kembali

lely file neo 78


Profilaksis Perdarahan BBL
Injeksi Vit K : Cara : Inj IM pada paha kiri anterolateral. Dosis : 1 mg.
Alasan : rutin diberikan untuk mencegah penyakit hemoragi. Usus
neonatus mensintesis vitamin K yang digunakan untuk mengaktifkan
prekusor protein (yang membuat protein pembeku darah). Síntesis
protein ini tidak akan terjadi sampai usus telah menjadi tempat koloni
bakteri. Proses ini memerlukan waktu & dapat terhambat oleh
penundaan pemberian ASI eksklusif untuk neonatus.

lely file neo 79


Pemberian Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi Jumlah Jadwal


Pembe
rian
Regimen 3 kali Usia 0 bulan (segera
setelah lahir)
Tunggal Usia 1 bulan
Usia 6 bulan

Regimen 4 kali Usia 0 bulan (segera


setelah lahir
Kombinasi Usia 2 bulan
Usia 3 bulan DPT + Hepatitis B
Usia 4 bulan
lely file neo 80
RAWAT GABUNG

Suatu cara perawatan, dimana setelah bayi


lahir, bayi langsung didekatkan dengan ibunya
dalam satu ruangan dalam 24 jam guna
mendapatkan ASI eksklusif dan melancarkan
proses laktasi

lely file neo 81


TUJUAN :

Menguatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya


Melancarkan proses laktasi
Memberikan kepercayaan pada ibu dengan
merawat bayinya

lely file neo 82


SASARAN DAN SYARAT

Lahir spontan dengan persentase kepala atau


bokong
Bila lahir dengan tindakan ,bayi boleh rooming in
setelah bayi cukup sehat ,refleks isap (+).
Bayi lahir dengan tindakan SC / dengan pembiusan
umum pada ibu , rooming in diperbolehkan setelah
4-6 jam setelah operasi selesai

lely file neo 83


Bayi tidak dalam keadaan asfiksia
Umur kehamilan > 37 minggu.
berat lahir > 2500 gram
Bayi tidak infeksi intra partum
Bayi dan ibu sehat

lely file neo 84


MANFAAT ROOMING IN

ASPEK FISIK
Bila bayi dekat dengan ibu maka ibu dengan
mudah melakukan perawatan bayi dengan
mandiri, dapat menyusui kapan saja, sehingga
ibu dapat melihat perubahan-perubahan yang
terjadi pada bayinya.

lely file neo 85


ASPEK FISIOLOGIS
Bila bayi dekat dengan ibu, ibu akan sering
menyusukan bayinya. Proses ini adalah proses
fisiologis yang alami.Bagi ibu timbul refleks
oksitosin yang membantu proses involusio
rahim.

lely file neo 86


ASPEK PSIKOLOGIS
Dengan rawat gabung antara ibu dan bayi akan
terjadi proses lekat (early infant mother bonding)
akibat sentuhan badaniah antara ibu dan bayi.
Bagi Ibu : Merupakan kepuasan tersendiri bisa
memberikan ASI
Bagi Bayi : Mendapatkan rasa aman atau merasa
terlindungi.
lely file neo 87
ASPEK EDUKATIF
Dengan rawat gabung ibu akan mempunyai
pengalaman yang berguna terutama yang baru
mempunyai anak.Keterampilan yang didapat
pada rawat gabung yaitu diharapkan dapat
menjadi modal bagi ibu untuk merawat bayinya
sendiri. Dapat juga dipakai sebagai sarana
pendidikan bagi keluarga.
lely file neo 88
ASPEK EKONOMI
Dengan Rooming in pemberian ASI dapat
dilakukan sedini mungkin. Bagi pihak keluarga
bisa menjadi penghematan dalam pengeluaran
biaya untuk susu botol.

lely file neo 89


ASPEK MEDIS
Rooming in dapat menurunkan terjadinya infeksi
nasokomial pada bayi

lely file neo 90


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN RAWAT GABUNG

PERANAN SOSIAL BUDAYA


Kemajuan tekhnologi, perkembanagn ndustri,
urbanisasi dan pengaruh kebudayaan barat
pergeseran nilai sosial-budaya masyarakat
memberi susu formula modern.

lely file neo 91


FAKTOR EKONOMI

Gaji yang sedikit ibu-ibu untuk bekerja diluar


rumah Pemberian ASI menurun
Ibu cenderung memberikan susu formula/botol.

lely file neo 92


Faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan rawat gabung

Peranan sosial budaya


Faktor ekonomi.
Peranan tatalaksana rumahsakit / rumah
bersalin.
Faktor-faktor dalam diri ibu sendiri

lely file neo 93


Pelaksanaan rawat gabung dan
kegiatan penunjangnya
Bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan
sedemikian rupa sehingga ibu dapat melihat dan menjangkaunya
kapan saja bayi atau ibu membutuhkannya.
Bayi dapat diletakkan di tempat tidur bersama ibunya, atau
dalam boks di samping tempat tidur ibu.
Modifikasi lain dengan membuat sebuah boks yang ditempatkan
di atas tempat tidur di sebelah ujung kaki ibu. Yang penting ibu
harus bisa melihat dan mengawasi bayinya, apakah ia menangis
karena lapar, kencing, digigit nyamuk dsb.

lely file neo 94


Praktek rawat gabung

A. Cara memandikan bayi


B. Cara menyusui
C. Cara merawat tali pusat

lely file neo 95

Anda mungkin juga menyukai