Anda di halaman 1dari 5

Tugas

Pengertian Sosiologi, Ciri – Ciri Sosiologi, serta


Sejarah Munculnya Sosiologi
 

Oleh :
Delsyad Muhammad K. A.
X MIPA 6
SMA Negeri 2 Sidoarjo
• Materi

 Pengertian Sosiologi

 Ciri Sosiologi

 Sejarah Sosiologi
 Pengertian Sosiologi
Sosiologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial. osiologi berasal dari kata latin
socius yang berati kawan atau teman, dan kata Yunani yaitu logos yang memiliki arti
pengetahuan. Dilansir Encyclopaedia Britannica (2015), sosiologi adalah ilmu sosial yang
mempelajari masyarakat, interaksi dan proses yang melestarikan dan mengubahnya.
Sosiologi melakukan ini dengan memeriksa dinamika bagian-bagian masyarakat penyusun
seperti institusi, komunitas, populasi, gender, ras atau kelompok umur. Sosiologi juga
mempelajari status sosial atau stratifikasi, gerakan sosial, dan perubahan sosial serta
gangguan sosial dalam bentuk kejahatan, penyimpangan, dan revolusi. Kehidupan sosial
sangat mengatur perilaku manusia, sebagian besar karena manusia tidak memiliki naluri
yang memandi sebagain besar perilaku hewan. Karena manusia bergantung pada institusi
dan organisasi sosial untuk menginformasikan keputusan dan tindakan mereka.

Mengingat peran penting yang dimainkan organisasi dalam mempengaruhi tindakan


manusia, adalah tugas sosiologi untuk menemukan bagaimana organisasi memengaruhi
perilaku orang, bagaimana mereka dibentuk, atau bagaimana organisasi berinteraksi satu
sama lain, Di antara struktur organisasi yang paling mendasar adalah lembaga ekonomi,
agama, pendidikan, dan politik, serta lembaga yang lebih khusus seperti keluarga,
komunitas, militer, kelompok teman sebaya, klub, dan asosiasi sukarelawan.
 Ciri – ciri Sosiologi
a. Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu dilandasi pada
observasi kenyataan dan tidak bersifat spekulatif atau mengira-ngira suatu
kebenaran.
b. Sosiologi bersifat teortitis, artinya ilmu pengetahuan dibangun menjadi
sebuah teori (abstraksi) yang disusun secara logis untuk tujuan mencari sebab
akibat dari suatu fenomena sosial.
c. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya disusun berdasarkan teori-teori yang
sudah ada sebelumnya.
d. Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi mempersoalkan fakta yang terjadi
di masyarakat, bukan tentang baik dan buruknya fakta.
.
 Sejarah Sosiologi di Eropa
Sejarah perkembangan sosiologi Sosiologi didirikan oleh orang-orang Yunani kuno.
Awalnya merupakan bagian dari filsafat sosial.Karena pada waktu itu pembahasan tentang
masyarakat hanya berkisar pada hal-hal yang menarik perhatian umum saja, seperti perang,
konflik sosial.Dalam perkembangannya pembahasan masyarakat meningkat lebih
mendalam, seperti tentang susunan kehidupan yang diharapkan, norma-norma yang harus
ditaati oleh seluruh anggota masyarakat. Dalam buku Sosiologi: Menyelami Sosial di
Masyarakat (2007), pada abad ke-19 seorang filsuf asal Prancis bernama Auguste Comte
mengemukakan kekhawatirannya atas keadaan masyarakat Prancis setelah pecahnya
Revolusi Prancis Dampak revolusi tersebut selain menimbulkan perubahan positif dengan
munculnya iklim demokrasi juga mendatangkan perubahan negatif.Perubahan negatif
berupa konflik antarkelas yang mengarah pada anarkisme di dalam masyarakat. Konflik
tersebut dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan masyarakat dalam mengatasi perubahan atau
hukum-hukum seperti dalam mengatur stabilitas masyarakat. Baca juga: Kedudukan
Sosiologi di Antara Ilmu-ilmu Lain Dengan kondisi seperti itu, Auguste Comte
menyarankan agar penelitian tentang masyarakat ditingkatkan menjadi sebuah ilmu yang
berdiri sendiri. Dari sinilah lahir sosiologi sebagai ilmu yang paling muda dalam ilmu-ilmu
sosial. Istilah sosiologi dipopulerkan Auguste Comte dalam bukunya berjudul Cours de
Philosophe Positive (1830). Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa obyek sosiologi adalah
manusia atau masyarakat secara keseluruhan. Sosiologi kemudian menjadi ilmu yang
berkembang di Eropa, khususnya di Jerman dan Perancis.
.

Anda mungkin juga menyukai