Anda di halaman 1dari 30

POKOK BAHASAN V

STRUKTUR RANGKA BATANG


STATIKA - TEKNIK SIPIL - FT-UNTAD

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti pokok bahasan ini, mahasiswa
akan mampu: menghitung gaya-gaya batang
pada suatu struktur rangka batang statis tertentu
dengan metode keseimbangan titik &
keseimbangan bagian.

8/17/21 Struktur Rangka Batang 5 -1


PENGERTIAN
STRUKTUR RANGKA BATANG
Struktur Rangka Batang adalah merupakan suatu bagan
yang terdiri dari sejumlah batang yang disambung satu
dengan yang lain pada ke dua ujungnya sehingga
membentuk satu kesatuan struktur yang kokoh.

Titik Simpul
Batang
Titik Simpul / Titik Buhul

Batang

Sambungan-sambungan pada pertemuan batang, dalam analisa


hitungan dianggap sebagai sendi bebas, yaitu sambungan sendi
yang licin dan bebas geseran. Sambungan ini disebut dengan :
Titik Simpul / Ttitk Buhul

Berdasarkan anggapan di atas, maka batang-batang pada rangka


batang bersifat seperti tumpuan pendel, sehingga padanya hanya
timbul gaya aksial (gaya normal) saja, yang selanjutnya
disebut dengan Gaya Batang.
Persyaratan
Rangka Batang Statis Tertentu (RB Bidang)
 Sumbu batang berhimpit dengan garis penghubung antara
kedua ujung sendi. Titik sambungan disebut Titik Simpul
atau Titik Buhul, dan garis yang menghubungkan simpul
disebut Garis Sistem.
 Beban yang bekerja pada rangka batang harus menangkap
pada titik simpul/titik buhul.
 Garis Sistem dan gaya luar harus terletak dalam satu bidang
datar (Rangka Batang Bidang).
 Merupakan rangka batang statis tertentu, baik terhadap
keseimbangan luar maupun keseimbangan dalam.
 Rangka batang statis tertentu, bila yang memenuhi rumus :
s = jumlah titik simpul
2s – m – r = 0 m = jumlah batang
r = jumlah reaksi
PRINSIP KESEIMBANGAN
RANGKA BATANG STATIS TERTENTU
 Terpenuhi persyaratan kekakuan, 2s – m – r = 0
 Gaya-gaya luar (termasuk reaksi tumpuan) yang
bekerja menangkap pada titik simpul.
Berlaku prinsip keseimbangan Newton.
 Apabila konstruksi dalam keadaan seimbang, maka
seluruh simpul harus dalam keadaan seimbang.
 Jika setiap simpul dalam keadaan seimbang dimana
gaya-gaya luar menangkap pada simpul, maka gaya
luar dan gaya dalam pada simpul harus merupakan
gaya-gaya konkuren-koplanar yang seimbang.
 Hal di atas dimungkinkan bila gaya-gaya dalam berupa
gaya aksial/normal yang bekerja sepanjang sumbu
batang, yang selanjutnya disebut Gaya-gaya Batang.
 Gaya-gaya batang dapat berupa gaya tarik ataupun
gaya tekan.
PRINSIP KESEIMBANGAN TITIK

Keseimbangan
Titik A:
Diperoleh: VA = 2P; VB = 2P & HA = 0
S3
S3 sinα ΣV=0
½P  VA – P + S3 sinα = 0  S3 = ?
α
A S1
S3 cosα Σ H=0
VA
 S1 + S3 cosα = 0  S1 = ?
PRINSIP KESEIMBANGAN BAGIAN
I

I
Keseimbangan
Bgian Pot. I-I:
Diperoleh: VA = 2P; VB = 2P & HA = 0

S4 ΣME = 0  S1 = ?
S8 ΣV = 0  Pers: S4 & S8
ΣH = 0  Pers: S4 & S8
S1 C Subbtitusi pers.:
Diperoleh:  S5 = ?
S6 = ?
LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN RANGKA
BATANG STATIS TERTENTU

I. Pemeriksaan kestabilan rangka batang


II. A. Penotasian & Penomoran rangka batang
B. Perhitungan Panjang Batang
III. Keseimbangan gaya-gaya luar.
 (Menghitung Reaksi Tumpuan)
IV. Keseimbangan gaya-gaya dalam
 (Menghitung Gaya-gaya Batang)
V. Kesimpulan hasil perhitungan
 (Daftar Gaya-gaya Batang)
I. Pemeriksaan Kestabilan Rangka Batang
P

P P

½P ½P
HA α
B
A
l VB
VA

2s – m – r = 0 Jumlah titik simpul, s = 8


Jumlah batang, m = 13
16 – 13 – 3 = 0 OK Jumlah reaksi, r = 3
II. A. Penotasian & Penomoran Rangka Batang
 Umumnya pemberian notasi/simbol pada titik simpul,
dengan menggunakan abjad/huruf kapital.
 Penomoran batang menggunakan angka:
contoh: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, & 9.
P

P D P
4 5
E 7 F ½P
½P 3 8 9 6
α 1 2
A B
C
l
 Penomoran batang dengan kombinasi huruf dan
angka, mis: huruf a utk batang atas; b (batang
bawah); t (batang tegak) dan d (batang diagonal).
contoh nomor batang: atas: a1, a2, a3, a4;
bawah: b1, b2; tegak: t1 dan diagonal: d1, d2.

P D P
a2 a3
E t1 F ½P
½P a1 d1 d2 a4
α b1 b2
A B
C
l
II. B. Perhitungan Panjang Batang
P

P D P
4 5
E 7 F ½P
½P 3 8 9 6
α 1 2
A B
C
l

 Seluruh batang (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 & 9) dihitung


panjangnya, kemudian disimpulkan dalam suatu
Tabel/Daftar Panjang Batang.
Daftar Panjang Batang
Panjang Batang (m)
Batang Bawah Batang Atas Batang Tegak Batang Diagonal

1 3 7 8

2 4 9

6
III. Keseimbangan Gaya-gaya Luar
(Perhitungan Reaksi Tumpuan)

ΣMB = 0  (VA - ½P) l – P (¾l + ½l + ¼l) = 0  VA = 2 P


ΣV = 0  VA + VB - 4 P = 0  VB = 2 P
ΣH = 0  HA = 0
Note: Reaksi tumpuan dapat pula ditentukan dengan Cara Grafis.
IV. Keseimbangan Gaya-gaya Dalam
(Perhitungan Gaya-gaya Batang)

Gaya-gaya batang: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, & 9


dihitung dengan beberapa metode, sebagai berikut:
METODE PERHITUNGAN
GAYA-GAYA BATANG
1. METODE ANALISIS
TITIK SIMPUL
A. Metode
Keseimbangan Titik
2. METODE GRAFIS
CREMONA

3. METODE ANALISIS
RITTER
B. Metode
Keseimbangan Bagian 4. METODE GRAFIS
COULMAN
Metode analisis keseimbangan titik simpul, berdasarkan
pada keseimbangan gaya-gaya konkuren koplanar, dengan
syarat konstruksi harus dalam keadaan seimbang, sehingga
semua titik simpul berada dalam keadaan seimbang.

Langkah-langkah Perhitungan Gaya Batang:


• Langkah I, II & III sama untuk semua metode.
• Tinjau titik simpul yang mempunyai 2 (dua) batang yang
tidak diketahui.
• Buat sumbu Cartesius pada titik buhul tersebut.
• Proyeksikan gaya batang pada sb. x & sb. y
• Hitung gaya batang dengan syarat keseimbangan gaya-
gaya konkuren koplanar, dengan pers.: SV=0 dan SH=0
• Buat Tabel gaya batang
Keseimbangan
Titik A:
Diperoleh: VA = 2P; VB = 2P & HA = 0
S3
S3 sinα ΣV=0
½P  VA – P + S3 sinα = 0  S3 = ?
α
A S1 S3 cosα Σ H=0
VA  S1 + S3 cosα = 0  S1 = ?
Metode ini dilakukan secara grafis dengan mengacu pada
prinsip keseimbangan titik.
Bila suatu rangka batang dalam keadaan seimbang, maka
semua sendi (titik simpul/buhul) harus dalam keadaan
seimbang.
Karenanya tiap-tiap sendi berlaku keseimbangan gaya
konkuren-koplanar, dan menurut cara grafik keadaan
demikian dapat digambarkan dalam segi-banyak gaya
tertutup.
Berdasarkan kesimbangan gaya-gaya konkuren koplanar
dapat dimengerti bahwa, penyelesaian Rangka Batang
dengan cara grafik, hanya dapat dimulai dari suatu titik yang
hanya mempunyai dua gaya batang yang tidak diketahui.
Langkah-langkah Perhitungan Gaya Batang:
• Langkah I, II & III sama untuk semua metode.
• Gambar rangka batang berskala (skala panjang)
• Gambar gaya-gaya luar yang bekerja dengan skala gaya.
• Pilih titik simpul dengan maks. 2 komponen gaya yang
tidak diketahui.
• Penggambaran gaya dimulai dari yang sudah diketahui
besarannya hingga seluruh gaya pada titik simpul
tersebut, dilakukan berputar searah jarum jam.
• Beri notasi pada gaya batang yang baru diperoleh dan
perhatikan apakah gaya tekan atau gaya tarik.
• Ukur panjang gaya-gaya batang pada diagram dan
kalikan dengan skala gaya kemudian hasilnya
dimasukkan dalam tabel gaya-gaya batang.
P

P D P
4 5 Skala pajang 20 grid = l
E 7 F ½P
½P 3 8 9 6 Skala gaya 3 grid = P
a 1 2
A B
C
l
VB
VA
VA ½P
a
S e -3 b
+7 P c
-9 +1 -4 Sd O
b d
f -8 +2 VB P
c -5 e
a f
-6 P
½P

Ukur panjang gaya-gaya batang dan kalikan dengan skala gaya, kemudian
masukkan nilai gaya batang ke dalam daftar gaya-gaya batang
Metode Ritter mengacu pada prinsip keseimbangan bagian.
Bila konstruksi rangka batang dipotong oleh sebuah garis khayal
melalui batang-batang tertentu yang ingin dicari gaya batangnya,
maka untuk keseimbangan bagian kiri atau kanan struktur,
haruslah ada gaya batang yang mengimbangi gaya luar P dan RAV.
Gaya-gaya tersebut akan seimbang, bila syarat persamaan statik
tertentu terpenuhi.
Gaya-gaya tersebut dalam komposisi non konkuren koplanar.
Oleh karenanya gaya-gaya tersebut akan akan seimbang, bila
memenuhi persyaratan :
ΣM = 0, ΣV = 0, ΣH = 0
Dengan tiga persamaan tersebut di atas, maka gaya-gaya batang
yang terpotong tadi dapat dicari.
I
S4 S4

S8
S8
S1 S1
I

Perhitungan Reaksi diperoleh: VA = 2P; VB = 2P & HA = 0

ΣME = 0  VA . ¼l - ½P . ¼l - S1 . ¼l tan α = 0  S1 = ?
ΣV = 0  VA - ½P - P + S4 sin α - S8 sin α = 0  pers. (1)
ΣH = 0  HA + S1 + S4 cos α + S8 cos α = 0  pers. (2)
Subbtitusikan persamaan (1) dengan persamaan (2), maka akan
diperoleh:  S4 = ? & S8 = ?
Metode Coulman dilakukan secara grafis dengan mengacu
pada prinsip keseimbangan bagian.
Hal ini berprinsip bahwa suatu bagian rangka batang yang
berada dalam kondisi seimbang, jumlah gaya-gaya yang
bekerja padanya adalah nol.
Metode COULMAN ini dapat menyelesaikan kasus pada
suatu bagian konstruksi, dimana tiga atau lebih batang
yang tidak diketahui, sama halnya pada metode analitis
(RITTER).
Langkah-langkah Perhitungan Gaya Batang:
• Langkah I, II & III sama untuk semua metode.
• Gambar rangka batang berskala (skala panjang)
• Gambar gaya-gaya luar yang bekerja dengan skala gaya.
• Buat potongan I-I pada bagian yang akan ditentukan gaya
batangnya.
• Tinjau salah satu bagian dari potongan dan batang yang terpotong
dianggap sebagai gaya.
• Cari resultante gaya-gaya yang bekerja, dan tentukan letak garis
kerja gaya Resultante tersebut.
• Hubungkan salah satu garis kerja gaya batang sampai berpotongan
dengan garis kerja gaya resultante. Dari titik ini ditarik garis yang
menghubungkan garis kerja resultan dengan salah titik simpul
lainnya. Garis kerja inilah disebut Garis Coulman.
• Gaya – gaya batang akan mengimbangi gaya – gaya luar. Gaya –
gaya tersebut dapat komposisi non-konkuren koplanar, sehingga
harus diimbangi oleh gaya resultante.
• Ukur panjang gaya-gaya batang pada diagram dan kalikan dengan
skala gaya kemudian hasilnya dimasukkan dalam tabel gaya-gaya
batang.
Reaksi: VA = 2P; VB = 2P & HA = 0
Skala pjg 20 grid = l I
Skala gaya 3 grid = P P
S4
-S8 E
-S4 R ½P 3
is C ou lman S8
Gar a 1
+S1 A S1
I

VA

a VA
b b
½P
d c
c
d O
P
a
R

Ukur panjang gaya-gaya batang dan kalikan dengan skala gaya, kemudian
masukkan nilai gaya batang ke dalam daftar gaya-gaya batang
V. Daftar Gaya-gaya Batang
Nama & Nomor Gaya Batang (kg)
Batang
Tarik Tekan
1
Bawah
2
3
4
Atas
5
6
Tegak 7
8
Diagonal
9
CONTOH SOAL
STRUKTUR RANGKA BATANG

Anda mungkin juga menyukai