BAHAN :
8. 2,5ml pereaksi benedic T kwlitatif
9. Urin normal dan patologis (masing-masing 4 tetes)
Prosedur percobaan
1. Siapkan urin yang akan diperiksa bersama semua alat dan bahan
yang diperlukan.
2. Siapkan tabung ukur lalu ukurlah pereaksi benedic T kwlitatif
sebanyak 2,5ml
3. 2,5ml pereaksi benedic T kwlitatif tersebut dimasukkan kedalam
tabung reaksi
4. Teteskan urin sebanyak 4 tetes ke dalam tabung reaksi yang telah
berisi 2,5ml pereaksi benedic T kwlitatif
5. Nyalakan api bunsen
6. Didihkan urin dan pereaksi benedic T kwlitatif yang dicampur
tersebut diaas bunsen selama 1 menit
7. Biarkan menjadi dingin perlahan-lahan
8. Lakukan penafsiran dan catat hasil percobaan
Hasil percobaan
A B C D E F G
2,5 pereaksi benedict KET KADAR GLUKOSA
A : 0% E : 2%
B : 0,4% F : 3,8%
C : 0,8% G : 4,5%
D : 1,2%
ANALISA PERCOBAAN
Biru - -
Hijau + Kurang dari 0,5%
Kuning ++ 0,5-1,0%
Jingga +++ 1,0-2,0%
Merah ++++ Lebih dari 2%
Pembahasan
• Pada prektikum ini digunakan pereaksi benedict karena reaksi
benedick sensitive terhadap larutan sakar dalam jumlah sedikit
menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit
menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sehingga
praktis lebih mudah untuk mengidentifikasi warnanya. Uji
benedict lebih peka karena, benedict dapat dipakai untuk menafsir
kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa
memberikan warna yang berlainan
• Pada praktikum ini ditambahkan glukosa dengan bermacam-macam
kadar 0% sebagai kontrol (urin normal), 0,4% , 0,8% , 1,2% , 3,8% , 4,5%
• Pada setipa kadar setelah dilakukan pemanasan 10 menit
menunjukkan warna yang berbeda-beda. Pada kadar 0% didapatkan
warna biru, pada kadar 0,4% hijau, pada kadar 0,8% hijau muda, 1,2%
hijau kekuningan, 3,8% jingga, 4,5% merah bata.
Lanjutan...
• Jika setelah penambahan urin kelarutan benedict tidak cocok maka hasil
setelah pemanasan dapat terjadi pemisahan larutan menjadi 2 fase, sehingga
tidak memberikan perubahan warna yang maksimal
• Pada penderita diabetes dengan kadar gula yang tinggi dibuang melalui air
seni, dengan demikian air seni penderita kencing manis yang mengandung
glukosa sehingga sering dilebung atau dikerebut semut, selanjutnya orang
tersebut akan kekurangan energi/tenaga, mudah lelah, lemas, mudah haus,
mudah lapar, sering kesemutan, sering buang air kecil, gatal-gatal, dan lain
sebagainya.
• Kurang dari 0,1% dari glukosa normal disaring oleh glomerulus muncul dalam
urin (kurang dari 130mg/24jam). Glukosuria (kelebihan gula dalam urin)
terjadi karna nilai ambang ginjal terlampaui atau daya reabsorsi tubulus yang
menurun. Glukosuria umumnya berarti diabetes mellitus. Namun glukosuria
dapat terjadi tidak sejalan dengan peningkatan bidang gula dalam darah,
oleh karena itu glukosuria tidak selalu dapat dipakai untuk menunjang
diagnosi diabetes mellitus. Untuk pengukuran glukosa urin, reagen strip
diberi enzim glukosa oksidase (GOD), peroksidase (POD), dan zat warna.
Terima kasih