Anda di halaman 1dari 7

REGULASI VAPE


LATAR BELKANG

Rokok Elektrik atau disebut juga Personal Vaporizer adalah
sebuah alat alternatif pengganti rokok konvensional , berbeda
dengan rokok yang dibakar untuk menghasilkan asap, rokok
elektrik menggunakan sistem pemanas pada coil yang ditambahkan
cairan/E-liquid hingga terjadi penguapan dengan tenaga listrik
dihasilkan oleh baterai.
Teknologi penguap rokok elektrik hampir sama seperti Nebulizer
yang merupakan alat bantu pernapasan biasanya digunakan dalam
bidang medis atau masyarakat, sangat membantu bagi orang-orang
yang mempunyai kesulitan dalam bernafas dan masalah kesehatan
lain yang berkaitan dengan paru-paru serta kualitas udara sebagai
alat terapis dengan cara mengubah obat cair menjadi uap dengan
cepat, hanya saja rokok elektrik hanya menghantar nikotin tanpa
membawa zat tar ikut kedalam paru-paru.
REGULAI VAPE

Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan bakal mendalami
dahulu aturan terbaru mengenai cukai rokok elektrik (vape) termasuk
cairan (liquid) yang akan diberlakuan mulai 1 Juli 2018 mendatang.
Rencananya, bakal ada mekanisme yang jelas mengenai perdagangan
vape di dalam negeri.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Tjahya


Widayanti berharap, pendalaman ini bisa selesai segera mungkin.
Kendati demikian, ia belum tahu bentuk mekanisme ini bakal
dituangkan ke dalam Peraturan Menteri atau bentuk lainnya.

“Untuk mekanisme perdagangan di dalam negeri, kami akan


melakukan pendalaman mengenai cukai ini dulu. Karena ini juga baru
terbit kemarin kan, sedangkan kami belum menyentuh apa-apa,”

Ia melanjutkan, penentuan mekanisme ini juga perlu memperhatikan pemangku
kepentingan lain seperti petani tembakau. Oleh karenanya, ia masih belum bisa
membeberkan mekanisme ini secara detil.

“Kami belum tahu akan ada aturan baru atau apa, nanti dipelajari dulu,”
ungkapnya.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan cukai bagi rokok elektronik termasuk


liquid vape dengan besaran 57 persen mulai 1 Juli 2018. Ketentuan itu termuat
di dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 146 Tahun 2017, di mana
liquid vape sudah sesuai dengan objek cukai mengacu pada Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2007.

Pemerintah menargetkan penerimaan bea dan cukai sebesar Rp194,1 triliun di


dalam APBN 2018. Angka ini meningkat 2,64 persen dari target APBNP 2017
sebesar Rp189,1 triliun.

Terkait perdagangan vape, perdagangannya dibatasi antara 15 mililiter
(ml), 30 ml, 60 ml, sampai 100 ml. Untuk pelunasannya, cukai vape harus
menggunakan pita cukai.

Untuk implementasinya, pemerintah telah merelaksasi waktu pengenaan


cukai HPTL atau vape rokok elektrik yang telah diproduksi,
diperdagangkan, atau disimpan dalam gudang sampai 1 Oktober 2018.

Adapun soal penentuan tarif, menurutnya, sangat ditentukan dengan


harga yang disampaikan pengusaha ke DJBC. Dari harga yang telah
disampaikan oleh pengusaha, harga paling rendah senilai Rp10.000
untuk jenis non premium, sedangkan harga paling tinggi untuk jenis
premium sebesar Rp120.000.

Target penerimaan cukai vape untuk setahun senilai Rp100
miliar-Rp200 miliar. Penerimaan cukai vape akan masuk dalam
komposisi penerimaan cukai hasil tembakau.

Seperti diketahui, pemerintah sedang mempersiapkan


implementasi pengenaan cukai HPTL dalam bentuk ekstrak
tembakau atau vape yang mulai dikenakan pada 1 Juli 2018.

Selain penetapan tarif cukai sebanyak 57%, otoritas kepabeanan


juga telah mengklasifikasikan berbagai jenis HPTL yang akan
dikenakan tarif cukai dengan membatasi pasar penjualannya
yakni hanya untuk kemasan 15 ml, 30 ml, 60 ml, dan 100 ml.
SARAN

 Pemerintah: Membuat regulasi/kebijakan yang
sesuai kemampuan industri
 Pelaku usaha : mematuhi regulasi/kebijakan yang
ditetapkan dr pemerintah
 Pengguna : sebaiknya tetap dihimbau untuk tidak
melakukan vape karena tetap ada efek samping bagi
tubuh walaupun tidak separah dari rokok

Anda mungkin juga menyukai