0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang konsep infeksi nosokomial dan konsep safe patient handling. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan pasien selama dirawat di rumah sakit, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti petugas kesehatan, alat medis, dan lingkungan rumah sakit. Konsep safe patient handling bertujuan untuk melindungi keamanan dan keselamatan pasien selama menerima perawatan dengan menetapkan standar pelayanan kesehatan.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
indah novia hendra (ppt konsep topik 4 infeksi nasokomial dan safe patient handling KDK2)
Dokumen tersebut membahas tentang konsep infeksi nosokomial dan konsep safe patient handling. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan pasien selama dirawat di rumah sakit, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti petugas kesehatan, alat medis, dan lingkungan rumah sakit. Konsep safe patient handling bertujuan untuk melindungi keamanan dan keselamatan pasien selama menerima perawatan dengan menetapkan standar pelayanan kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep infeksi nosokomial dan konsep safe patient handling. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapatkan pasien selama dirawat di rumah sakit, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti petugas kesehatan, alat medis, dan lingkungan rumah sakit. Konsep safe patient handling bertujuan untuk melindungi keamanan dan keselamatan pasien selama menerima perawatan dengan menetapkan standar pelayanan kesehatan.
Infeksi yang terjadi pada penderita-penderita yang
sedang dalam prosesasuhan keperawatan ini disebut infeksi nosokomial. Nosokomial berasal dari Bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat. Nosokomial berarti tempat untuk untuk merawat/ rumah sakit. Jadi, infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat seseorang dalam waktu 3x24 jam sejak mereka masuk rumah sakit. Infeksi nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan kesehatan dalam fasilitas perawatan kesehatan. KRITERIA INFEKSI NASOKOMIAL 1. Waktu mulai dirawat tidak didapat tanda-tanda klinik infeksi dan tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut. 2. Infeksi terjadi sekurang-kurangnya 3x24 jam (72 jam) sejak pasien mulai dirawat. 3. Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan yang lebih lama dari waktu inkubasi infeksi tersebut. 4. Infeksi terjadi pada neonatus yang diperoleh dari ibunya pada saat persalinan atau selama dirawat di rumah sakit. 5. Bila dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat Penularan Infeksi Nosokomial 1. Penularan secara kontak, penularan ini dapat terjadi baik secara kontak langsung, kontak tidak langsung dan droplet. 2. Penularan melalui common vehicle, penularan ini melalui benda mati yang telah terkontaminasi oleh kuman dan dapat menyebabkan penyakit pada lebih dari satu pejamu. 3. Penularan melalui udara dan inhalasi, penularan ini terjadi bila mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil sehingga dapat mengenai penjamu dalam jarak yang cukup jauh dan melalui saluran pernafasan. 4. Penularan dengan perantara vector, penularan ini dapat terjadi secara eksternal maupun internal 5. Penularan melalui makanan dan minuman, penyebaran mikroba patogen dapat melalui makanan atau minuman yang disajikan untuk penderita. ETIOLOGI Mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial : 1. Conventional pathogens, menyebabkan penyakit pada orang sehat, karena tidak adanya kekebalan terhadap kuman tersebut : Staphylococcus aureus, streptococcus, salmonella, shigella, virus influenza, virus hepatitis. 2. Conditional pathogens, penyebab penyakit pada orang dengan penurunan daya tahan tubuh terhadap kuman langsung masuk dalam jaringan tubuh yang tidak steril: pseudomonas, proteus, klebsiella, serratia, dan enterobacter. 3. Opportunistic pathogen, menyebabkan penyakit menyeluruh pada penderita dengan daya tahan tubuh sangat menurun: mycobacteria, nocardia, pneumocytis. Patogenesis Dan Patofisiologi Infeksi oleh populasi kuman rumah sakit terhadap seseorang pasien yang memang sudah lemah fisiknya tidaklah terhindarkan. Lingkungan rumah sakit harus diusahakan agar sebersih mungkin dan sesteril mungkin. Hal tersebut tidak selalu bisa sepenuhnya terlaksana, karenanya tak mungkin infeksi nosokomial ini bisa diberantas secara total. Setiap langkah yang tampaknya mungkin, harus dikerjakan untuk menekan risiko terjadinya infeksi nosokomial. Yang paling penting adalah kembali kepada kaidah sepsis dan antisepsis dan perbaikan sikap / perilaku personil rumah sakit (dokter, perawat). Pada pasien dengan daya tahan yang kurang oleh karena penyakit kronik, usia tua, dan penggunaan imunosupresan, mikroorganisme yang awalnya non-patogen dan hidup simbiosis berdampingan secara damai dengan penjamu, akibat daya tahan yang turun, dapat menimbulkan infeksi oportunistik. Maka infeksi nosokomial bisa merupakan suatu infeksi oportunistik. Siklus Terjadinya Infeksi Nasokomial Semua manusia rentan terhadap infeksi bakteri dan sebagian besar jenis virus. Jumlah (dosis) mikroorganisme yang diperlukan untuk menyebabkan infeksi pada pejamu/host yang rentan bervariasi sesuai dengan lokasi. Risiko infeksi cukup rendah ketika mikroorganisme kontak dengan kulit yang utuh dan setiap hari manusia menyentuh benda di mana terdapat sejumlah mikroorganisme di permukaannya. Risiko infeksi akan meningkat bila area kontak adalah membran mukosa atau kulit yang tidak utuh. Risiko infeksi menjadi sangat meningkat ketika mikroorganisme berkontak dengan area tubuh yang biasanya tidak steril, sehingga masuknya sejumlah kecil mikroorganisme saja dapat menyebabkan infeksi. Agar bakteri, virus dan penyebab infeksi lain dapat bertahan hidup dan menyebar, sejumlah faktor atau kondisi tertentu harus tersedia. Faktor-faktor penting dalam penularan mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit dari orang ke orang dapat dilihat : 1. Reservoir Agen, reservoir adalah tempat mikroorganisme patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak dapat berkembang biak. 2. Portal keluar (Port of exit), Pintu keluar masuk mikroorganisme dapat berupa saluran pencernaan, pernafasan, kulit, kelamin, dan plasenta. 3. Cara penularan (Mode of transmision), Cara penularan bisa langsung maupun tidak langsung 4. Portal masuk (Port of entry), Mikroorganisme dapat masuk melalui rute yang sama untuk keluarnya mikroorganisme. 5. Kepekaan dari host (host susceptibility), Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan terhadap agen infeksius. Pengendalian Infeksi Nosokomial
Pengendalian infeksi nosokomial bertujuan untuk menekan
dan memindahkan perkembangan infeksi pada penderita yang sedang dirawat di rumah sakit ataupun mengurangi angka infeksi yang terjadi di rumah sakit. Sebagian infeksi nosokomial ini dapat dicegah dengan strategi yang telah tersedia secara relatif murah Sumber Infeksi Nosokomial
1. Petugas rumah sakit (prilaku)
2. Alat yang dipakai
3. Pasien
4. Lingkungan Konsep Safe Patient Handling
Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal yang
mendasar yang perlu diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien hendaklah memberikan dampak positif dan tidak merugikan pasien. Oleh karena itu perlu adanya standar dalam pelayanan supaya dapat melindungi hak pasien dan menerima pelayanan yang baik sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan keperawatan dalam memberi asuhan keperawatan kepada pasien. Isu atau elemen penyebab kesalahan yang paling umum dalam pateient safety antara lain: a. Adverse drug event (ADE)/ medication errors (ME) atau ketidakcocokan obat/ Kesalahan pengobatan b. Restraint Use atau Kendali penggunaan c. Nosocomial infections atau infeksi nosokomial d. Kecelakaan operasi e. Keamanan produk darah/ administrasi f. Tekanan ulkus g. Program imunisasi h. Terjatuh Standar Pasient Safety 1. Ketetapan identifikasi pasien, kesalahan karena keliru pasien sebenarnya disemua aspek diagnosis dan pengobatan. 2. Peningkatan Komunikasi Efektif, komunikasi yang efektif, tepat waktu, akurat, lengkap dan jelas dan dipahami oleh penerima pesan akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan keselamatan pasien. 3. Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai 4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi 5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan 6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh Self Protection dalam Pengendalian/Pencegahan Infeksi Alat pelindung diri atau self protection adalah peralatan yang dirancang untuk melindungi pekerja dari kecelakaan atau penyakit yang serius di tempat kerja, akibat kontak dengan potensi bahaya kimia, radiologik, fisik, elektronik mekanik atau potensi bahaya lainnya di tempat kerja. Tujuan Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah untuk melindungi kulit dan membrane mukosa (mata, bibir, mulut, hidung) petugas kesehatan dari risiko pajanan darah dan semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien Indikasi Pemakaian Alat Pelindung Diri adalah Alat pelindung diri dipakai tergantung pada jenis tindakan yang akan dilakukan.