Anda di halaman 1dari 15

KONSEP INFEKSI NASOKOMIAL DAN

KONSEP SAFE PATIENT HANDLING

OLEH :

NAMA : INDAH NOVIA HENDRA


NIM : 203310698

NAMA DOSEN : Ns. YESSI FADRIYANTI, M. Kep


DEFINISI INFEKSI NASOKOMIAL

Infeksi yang terjadi pada penderita-penderita yang


sedang dalam prosesasuhan keperawatan ini disebut infeksi
nosokomial. Nosokomial berasal dari Bahasa Yunani, dari kata
nosos yang artinya penyakit dan komeo yang artinya merawat.
Nosokomial berarti tempat untuk untuk merawat/ rumah sakit.
Jadi, infeksi nosokomial dapat diartikan sebagai infeksi yang
diperoleh atau terjadi di rumah sakit.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat seseorang
dalam waktu 3x24 jam sejak mereka masuk rumah sakit.
Infeksi nosokomial diakibatkan oleh pemberian layanan
kesehatan dalam fasilitas perawatan kesehatan.
KRITERIA INFEKSI NASOKOMIAL
1. Waktu mulai dirawat tidak didapat tanda-tanda klinik infeksi
dan tidak sedang dalam masa inkubasi infeksi tersebut.
2. Infeksi terjadi sekurang-kurangnya 3x24 jam (72 jam) sejak
pasien mulai dirawat.
3. Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan yang lebih
lama dari waktu inkubasi infeksi tersebut.
4. Infeksi terjadi pada neonatus yang diperoleh dari ibunya pada
saat persalinan atau selama dirawat di rumah sakit.
5. Bila dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan
terbukti infeksi tersebut didapat penderita ketika dirawat
Penularan Infeksi Nosokomial
1. Penularan secara kontak, penularan ini dapat terjadi baik secara
kontak langsung, kontak tidak langsung dan droplet.
2. Penularan melalui common vehicle, penularan ini melalui benda mati
yang telah terkontaminasi oleh kuman dan dapat menyebabkan
penyakit pada lebih dari satu pejamu.
3. Penularan melalui udara dan inhalasi, penularan ini terjadi bila
mikroorganisme mempunyai ukuran yang sangat kecil sehingga dapat
mengenai penjamu dalam jarak yang cukup jauh dan melalui saluran
pernafasan.
4. Penularan dengan perantara vector, penularan ini dapat terjadi secara
eksternal maupun internal
5. Penularan melalui makanan dan minuman, penyebaran mikroba patogen
dapat melalui makanan atau minuman yang disajikan untuk penderita.
ETIOLOGI
Mikroorganisme penyebab infeksi nosokomial :
1. Conventional pathogens, menyebabkan penyakit pada orang
sehat, karena tidak adanya kekebalan terhadap kuman
tersebut : Staphylococcus aureus, streptococcus, salmonella,
shigella, virus influenza, virus hepatitis.
2. Conditional pathogens, penyebab penyakit pada orang dengan
penurunan daya tahan tubuh terhadap kuman langsung masuk
dalam jaringan tubuh yang tidak steril: pseudomonas,
proteus, klebsiella, serratia, dan enterobacter.
3. Opportunistic pathogen, menyebabkan penyakit menyeluruh
pada penderita dengan daya tahan tubuh sangat menurun:
mycobacteria, nocardia, pneumocytis.
Patogenesis Dan Patofisiologi
Infeksi oleh populasi kuman rumah sakit terhadap seseorang pasien
yang memang sudah lemah fisiknya tidaklah terhindarkan. Lingkungan
rumah sakit harus diusahakan agar sebersih mungkin dan sesteril
mungkin. Hal tersebut tidak selalu bisa sepenuhnya terlaksana,
karenanya tak mungkin infeksi nosokomial ini bisa diberantas secara
total. Setiap langkah yang tampaknya mungkin, harus dikerjakan untuk
menekan risiko terjadinya infeksi nosokomial. Yang paling penting
adalah kembali kepada kaidah sepsis dan antisepsis dan perbaikan sikap
/ perilaku personil rumah sakit (dokter, perawat).
Pada pasien dengan daya tahan yang kurang oleh karena penyakit
kronik, usia tua, dan penggunaan imunosupresan, mikroorganisme yang
awalnya non-patogen dan hidup simbiosis berdampingan secara damai
dengan penjamu, akibat daya tahan yang turun, dapat menimbulkan
infeksi oportunistik. Maka infeksi nosokomial bisa merupakan suatu
infeksi oportunistik.
Siklus Terjadinya Infeksi Nasokomial
Semua manusia rentan terhadap infeksi bakteri dan sebagian
besar jenis virus. Jumlah (dosis) mikroorganisme yang diperlukan
untuk menyebabkan infeksi pada pejamu/host yang rentan
bervariasi sesuai dengan lokasi. Risiko infeksi cukup rendah ketika
mikroorganisme kontak dengan kulit yang utuh dan setiap hari
manusia menyentuh benda di mana terdapat sejumlah
mikroorganisme di permukaannya. Risiko infeksi akan meningkat
bila area kontak adalah membran mukosa atau kulit yang tidak utuh.
Risiko infeksi menjadi sangat meningkat ketika mikroorganisme
berkontak dengan area tubuh yang biasanya tidak steril, sehingga
masuknya sejumlah kecil mikroorganisme saja dapat menyebabkan
infeksi. Agar bakteri, virus dan penyebab infeksi lain dapat
bertahan hidup dan menyebar, sejumlah faktor atau kondisi
tertentu harus tersedia.
Faktor-faktor penting dalam penularan mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit dari orang ke orang dapat dilihat :
1. Reservoir Agen, reservoir adalah tempat mikroorganisme
patogen mampu bertahan hidup tetapi dapat atau tidak dapat
berkembang biak.
2. Portal keluar (Port of exit), Pintu keluar masuk
mikroorganisme dapat berupa saluran pencernaan, pernafasan,
kulit, kelamin, dan plasenta.
3. Cara penularan (Mode of transmision), Cara penularan bisa
langsung maupun tidak langsung
4. Portal masuk (Port of entry), Mikroorganisme dapat masuk
melalui rute yang sama untuk keluarnya mikroorganisme.
5. Kepekaan dari host (host susceptibility), Seseorang terkena
infeksi bergantung pada kerentanan terhadap agen infeksius.
Pengendalian Infeksi Nosokomial

Pengendalian infeksi nosokomial bertujuan untuk menekan


dan memindahkan perkembangan infeksi pada penderita yang
sedang dirawat di rumah sakit ataupun mengurangi angka
infeksi yang terjadi di rumah sakit. Sebagian infeksi
nosokomial ini dapat dicegah dengan strategi yang telah
tersedia secara relatif murah
Sumber Infeksi Nosokomial

1. Petugas rumah sakit (prilaku)

2. Alat yang dipakai

3. Pasien

4. Lingkungan
Konsep Safe Patient Handling

Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal yang


mendasar yang perlu diperhatikan oleh tenaga medis saat
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. Setiap
pelayanan yang diberikan kepada pasien hendaklah memberikan
dampak positif dan tidak merugikan pasien. Oleh karena itu
perlu adanya standar dalam pelayanan supaya dapat melindungi
hak pasien dan menerima pelayanan yang baik sebagai pedoman
bagi tenaga kesehatan keperawatan dalam memberi asuhan
keperawatan kepada pasien.
Isu atau elemen penyebab kesalahan yang paling umum dalam
pateient safety antara lain:
a. Adverse drug event (ADE)/ medication errors (ME) atau
ketidakcocokan obat/ Kesalahan pengobatan
b. Restraint Use atau Kendali penggunaan
c. Nosocomial infections atau infeksi nosokomial
d. Kecelakaan operasi
e. Keamanan produk darah/ administrasi
f. Tekanan ulkus
g. Program imunisasi
h. Terjatuh
Standar Pasient Safety
1. Ketetapan identifikasi pasien, kesalahan karena keliru pasien
sebenarnya disemua aspek diagnosis dan pengobatan.
2. Peningkatan Komunikasi Efektif, komunikasi yang efektif,
tepat waktu, akurat, lengkap dan jelas dan dipahami oleh
penerima pesan akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien.
3. Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai
4. Kepastian Tepat Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien
Operasi
5. Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
6. Pengurangan Resiko Pasien Jatuh
Self Protection dalam
Pengendalian/Pencegahan Infeksi
Alat pelindung diri atau self protection adalah peralatan yang
dirancang untuk melindungi pekerja dari kecelakaan atau penyakit
yang serius di tempat kerja, akibat kontak dengan potensi bahaya
kimia, radiologik, fisik, elektronik mekanik atau potensi bahaya
lainnya di tempat kerja.
Tujuan Penggunaan Alat Pelindung Diri adalah untuk melindungi
kulit dan membrane mukosa (mata, bibir, mulut, hidung) petugas
kesehatan dari risiko pajanan darah dan semua jenis cairan tubuh,
sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien
Indikasi Pemakaian Alat Pelindung Diri adalah Alat pelindung diri
dipakai tergantung pada jenis tindakan yang akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai