Anda di halaman 1dari 26

GUIDELINES FOR COVID-19

2020
Disusun oleh
Ariska Megasari 1610070100061
Shinta Veronica Wulandari 1610070100016
Dara Nilam Sari 1610070100081

Preseptor:
dr. Ade Ariadi, Sp.An
Panel Surviving Sepsis Campaign COVID-19
tahun 2020 mengeluarkan rekomendasi untuk
membantu mendukung petugas kesehatan yang
merawat pasien ICU yang sakit kritis dengan
COVID-19
SSC
COVID-19
1.

KONTROL INFEKSI

AEROSOL NON AEROSOL

FU LL PPE M aske r B ed ah
Han d sc o o n
(pe rsonal prote ktif equipment) A p ro n
Prosedur yang menghasilkan aerosol di ICU

• Intubasi
• Ventilasi mekanik
• Ventilasi manual
• Suction terbuka
• Trakeostomi
• Bronkoskopi
• CPR
FULL PPE
• Untuk petugas kesehatan yang memberikan
perawatan biasa untuk pasien COVID-19 tanpa
ventilasi, disarankan menggunakan masker bedah /
medis, bukan masker respirator, selain itu memakai
APD lainnya (misalnya sarung tangan, gaun
pelindung, dan pelindung mata, seperti pelindung
wajah atau kacamata pengaman).
2. DIAGNOSIS DAN PEMERIKSAAN

Pasien suspect covid-19 yang terintubasi dan terpasang ventilasi


mekanik :
• Direkomendasikan Sampel untuk pengujian diagnostik
diambil dari saluran napas bawah daripada sampel saluran
napas atas (nasofaring dan orofaring)
• Aspirasi dari endotrakeal lebih baik digunakan untuk sampel
daripada sampel dari bronkoalveolar lavage
3. TERAPI CAIRAN

Untuk resusitasi akut pasien covid-19 dengan syok


• Rekomendasi untuk keadaan yang akut : diberi cairan
konservatif
• Rekomendasi cairan kristaloid daripada koloid
• Tidak direkomendasi : dextran, gelatin, albumin

Penilaian untuk respon terapi cairan :


 skin temperatur
 CRT
 Serum laktat
4. AGEN VASOAKTIF

• MAP target  60-65 mmHg


• Norepinephirine  lini pertama
• Jika NE tidak tersedia  direkomendasikan vasopresin atau
epineprin
• Dopamin  meningkatkan mortalitas (tidak
direkomendasikan)
• Vasopresin dapat ditambahkan sebagai agen lini kedua,
melebihi dosis NE titrasi jika MAP tidak dicapai dengan NE
saja
• Shock, disfungsi jantung, hipoperfusi persisten  ditambah
dobutamin meningkatkan dosis NE
• Syok refraktori  direkomendasikan kortikosteroid dosis
rendah
5. OKSIGENASI DAN VENTILASI

• Jika SPO2 < 92% direkomendasikan pemberian O2  jika gagal 


ventilasi mekanik

Ventilasi mekanis invasif :


• VT rendah 4-8 ml/kg IBW
• P plat pertahankan <30 cmH2o
• PEEP strategy menggunakan PEEP tinggi
• Ventilasi mekanik direkomendasikan untuk ARDS sedang sampai
berat. Direkomendasikan durasi 12-16 jam.
• NMBA bolus intermiten direkomendasikan melalui Continvous IV
• Pasien yang menggunakan ventilasi mekanis tidak direkomendasikan
menggunakan nitrit oksida
6. TERAPI

• Kortikosteroid sistemik: pasien Covid 19 dan gagal napas pada


ventilasi mekanik Tidak disarankan
• Terapi antimikroba
Terapi empiris Antibiotik disarankan untuk
– Suspected atau dikonfirmasi covid
– Hipoksia (gagal nafas)
• Kontrol suhu direkomendasikan→Acetaminophen atau
paracetamol.
Daftar terapi yang tidak disarankan:
• Terapi IVIG (intravenous immunoglobulin)
• Recombinant interferon
• Antiviral agents
• IL 6 inhibitor
• chloroquine dan hydroxychloroquine
MANAJEMEN SYOK SEPSIS PADA
PASIEN COVID-19

PERMENKES 413 TAHUN 2020


TENTANG
PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
COVID-19
Definisi

Syok sepsis adalah kondisi turunnya tekanan darah secara drastis,


sehingga terjadi gangguan sirkulasi sistemik didalam tubuh yang
diakibatkan oleh suatu keadaan infeksi berat yang mengancam
jiwa.

•Manajemen syok sepsis adalah prosedur untuk memperbaiki


kondisi sirkulasi sistemik pada penderita dengan pemberian
terapi yang adekuat
Kriteria Sepsis
• sepsis menggunakan Sequential Organ Failure
Assesment (SOFA). :evaluasi terhadap fungsi
fisiologis, respirasi, koagulasi, hepatik, system
syaraf pusat, dan ginjal.
• Disfungsi organ didiagnosis apabila
peningkatkan skor SOFA ≥ 2.
SOFA Score
No Sistem Organ
0 1 2 3 4
<100 dengan
<200 dengan
1 PaO2/FIO2 mmHG ≥400 <400 <300 bantuan
bantuan respirasi
respirasi

Koagulasi: Platelet
2 ≥150 <150 <100 <50 <20
103/mm3

3 Hepar: bilirubin mg/dL <1,2 <1,2-1,9 2,0-5,9 6,0-11,9 >12,0

Dopamin <5 Dopamin 5,1-15


Dopamin >15
MAP ≥ 70 MAP < 70 ug/kg/i atau ug/kg/i atau
4 Kardiovaskuler atau epinefrin >
mmHG mmHG Dobutamin (dosis epinefrin ≤0,1
0,1 ug/kg/i
berapapun) ug/kg/i

5 SSP: GCS 15 13-14 10-12 6-9 <6

Renal: Kreatinin,
6 mg/dL, urine: output <1,2 1,2-1,9 2,0-3,4 3,5-4,9 <500 >5,0 <200
mL/hari

  Keterangan : Dosis dobutamin dalam ug/kg/menit, FiO2; Fraksi Oksigen Inspirasi, PO2; Tekanan
PArsial Oksigen, MAP; Mean arterial pressure
Kriteria simple menggunakan quick SOFA (qSOFA).

qSOFA dinyatakan positif apabila terdapat 2 dari 3 kriteria.

Scoring tersebut cepat dan sederhana serta tidak memerlukan


pemeriksan laboraturium

pengunaan qSOFA untuk mengidentifikasi pasien sepsis di luar


ICU.

KRITERIA quick SOFA (qSOFA)


• Frekuensi nafas > 22x/menit
• Penurunan kesadaran
• Tekanan darah sistolik <100 mmHg
Manajemen sepsis dan syok sepsis
Manajemen Syok septik
1. Kenali tanda syok septik
A. Dewasa:
– Hipotensi yang menetap meskipun sudah dilakukan resusitasi cairan
– MAP ≤ 65 mmHg dan kadar laktat serum< 2 mmol/L.
B. Anak:
– Hipotensi
– atau terdapat 2-3 gejala dan tanda berikut:
• Perubahan status mental/kesadaran;
• Takikardia atau bradikardia
• Waktu pengisian kembali kapiler yang memanjang (>2 detik) atau
vasodilatasi hangat dengan bounding pulse
• Takipnea
• Mottled skin atau ruam petekie atau purpura;
• Peningkatan laktat (bila tidak ada gunakan MAP dan tanda klinis
gangguan perfusi untuk deteksi syok)
• Oliguria
• Hipertermia atau hipotermia.
• Perawatan standar (deteksi dini dan tatalaksana dalam 1 jam)
– terapi antimikroba dan pemberian cairan dan vasopresor
untuk hipotensi.
– Penggunaan kateter vena dan arteri berdasarkan
ketersediaan dan kebutuhan pasien.
2. Resusitasi syok septik

Target perfusi meliputi :


• MAP >65 mmHg atau target sesuai usia pada
anak-anak
• Produksi urin (>0,5 ml/kg/jam pada orang
dewasa, 1 ml/kg/jam pada anak-anak)
• Menghilangnya mottled skin, perbaikan waktu
pengisian kembali kapiler, pulihnya kesadaran,
dan turunnya kadar laktat.
Resusitasi syok septik
 Kristaloid isotonik NaCL dan Ringer laktat.
– Dewasa: 30 ml/kg.
– Anak-anak: pada awal berikan bolus cepat 20 ml/kg
kemudian tingkatkan hingga 40-60 ml/kg dalam 1 jam
pertama.

Jangan gunakan kristaloid hipotonik, kanji, atau


gelatin untuk resusitasi.
5. Ketika syok tetap berlangsung meskipun sudah diberikan
resusitasi cairan yang cukup dapat diberikan vasopresor.
– Norepinefrin  lini pertama
– Epinefrin atau vasopresin dapat ditambahkan untuk
mencapai target MAP.
– Pantau tekanan darah sesering mungkin dan titrasi
vasopressor hingga dosis minimum yang diperlukan
untuk mempertahankan perfusi dan mencegah timbulnya
efek samping.
6. Jika perfusi tetap buruk dan terjadi disfungsi jantung
meskipun tekanan darah sudah mencapai target MAP
dengan resusitasi cairan dan vasopresor dapat
dipertimbangkan pemberian obat inotrop (seperti
dobutamine)
• Dopamine hanya diberikan untuk pasien
bradikardia atau pasien dengan risiko rendah
terjadinya takiaritmia.
• Pada anak-anak dengan cold shock (lebih
sering), epinefrin dianggap sebagai lini
pertama, sedangkan norepinefrin digunakan
pada pasien dengan warm shock (lebih
jarang).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai