Anda di halaman 1dari 19

TATA CARA

PENDIRIAN
DAN
PENGELOLA
AN KANTOR
HUKUM
Di sampaikan oleh :

Wahyu Priyanka Nata Permana

Managing Partner WP & Partners Law Firm

Partner TKNP Law Firm, Jakarta

Dosen FH UII
Hal Penting dalam
Pendirian Kantor Hukum

1. Nama
2. Bentuk kantor hukum
3. Strategi (Visi Misi, Spesialisasi)
4. Budget dan Keuangan
5. Pengelolaan Kantor & Pelayanan Klien
6. Teknologi
7. Perekrutan
Nama suatu kantor hukum menjadi sangat penting

Apakah nama yang digunakan dapat menjual kualitas


layanan firma atau tidak
Nama
Firma Nama bisa diambil dari nama Advokat selaku pendiri,
atau gabungan nama dari beberapa Partner

Nama juga bisa diambil dari nama tertentu yang tidak


mesti dari nama partner, karena ada kemungkinan jika
suatu saat pendiri mengundurkan diri.
Pada dasarnya, bentuk kantor advokat tidak dibatasi pada
suatu bentuk badan usaha tertentu. Namun, dalam praktik
kantor hukum atau kantor advokat umumnya berbentuk:
Persekutuan
Usaha
Firma; atau perdata
perseorangan;
(maatschap).

Bentuk Kantor

Baik firma maupun persekutuan perdata, kini pendaftaran


pendiriannya tunduk pada 
Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor
17 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Persekutuan Koman
diter, Persekutuan Firma, dan Persekutuan Perdata
.
Lanjutan bentuk kantor :
Apabila Akta Pendirian yang dibuat oleh Notaris. Maka
bentuk kantor dipersiapkan data berupa KTP, NPWP, serta Surat
hukum Firma Keterangan Domisili Kantor Hukum tersebut;
dan
Persekutuan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) pada Kementerian
Perdata, Hukum dan HAM
maka para
pendiri perlu
menyiapkan Surat Pemberitahuan kepada Pengadilan Negeri di
dan membuat wilayah hukum Kantor tersebut didirikan.
:
PEMBEDAAN TIPE ATAU JENIS ORGANISASI
KANTOR HUKUM
Yakni terbagi menjadi beberapa macam tipe organisasi kantor hukum sesuai dengan praktik yang berlangsung selama ini,yaitu sebagai berikut:

a. Praktisi Tunggal (Sole Practitioner)


Dalam bentuk struktur organisasi Advokat bekerja sendiri dan menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dalam menjalankan jasa hukum yang disediakannya.
Biasanya advokat yang menjalankan struktur ini adalah advokat yang dapat diandalkan dari segi kemampuan dan keahlian.
Struktur ini sederhana, biasanya terdiri dari resepsionis, sekretaris dan paralegal. Dalam struktur yang demikian, biasanya paralegal banyak memegang peranan
penting, karena hanya paralegal yang diandalkan oleh sole practitioner. Dengan demikian paralegal juga mengambil porsi pekerjaan yang cukup signifikan.

b. Kantor Butik (Boutique Firm)


Kantor hukum butik pada dasarnya adalah kantor dengan ukuran kecil dari segi jumlah advokat dan memfokuskan diri pada bidang praktik atau spesialisasi
tertentu. Misalnya spesialisasi dibidang ketenagakerjaan, project finance, atau bidang lain dimana mereka memilih konsentrasi pada bidang tertentu sebagai daya
jual yang membedakan mereka dengan kantor hukum yang lain. Pada umumnya, kantor hukum dengan karakter seperti ini mempunyai lebih dari satu sekutu
dibantu oleh dua sampai empat associates.

c. Kantor Kecil (Small Firm)


Suatu kantor hukum dikatakan small law firm, jika kantor yang bersangkutan terdiri dari 15 advokat atau kurang. Biasanya kantor hukum yang demikian
mempunyai manajer kantor (office manager) yang bertanggung jawab atas kepengurusan di law firm serta dibantu oleh staff seperti sekretaris, paralegal, kurir
atau operator fotokopi dan staf pembukuan.
d. Kantor Menengah (Medium-Size Firm)
Medium size firm biasanya terdiri dari 15 hingga 75 advokat dan biasanya diisi oleh posisi-posisi: direktur pengelola, asisten direktur pengelola, direktur
personalia, manager sistem computer, manajer dan staff keuangan, manajer perlengkapan, pustakawan, pengelola data, reseptionis atau operator telepon, serta
kurir.

e. Kantor Besar (Large Firm)


Suatu kantor hukum dikatakan large firm jika mempunyai advokat dalam jumlah besar (biasanya 75 advokat) serta mempunyai berbagai bidang jasa yang
mencakup baik masalah litigasi maupun non-litigasi. Tipe kantor tersebut juga memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki jaringan kantor hukum di berbagai negara.
2. Memiliki sistem komunikasi yang maju dan advokat yang dipekerjakan mempunyai mobilitas tinggi karena dapat ditransfer ataupun dipindahkan ke kantor di
tempat lain.
Dalam Akta Pendirian perlu dijelaskan
secara terperinci kesepakatan-kesepakatan
para pendiri kantor, terkait :
- Nama
- Domisili
- Modal masing-masing pendiri
- Pembukaan Rekening dan Pengelolaan
Keuangan
- Hak dan Kewajiban
- Pembagian Hasil
- Dan lain-lain
Strategi
• Visi dan Misi suatu kantor hukum
harus jelas
• Menyasar target klien dibidang apa
saja? Sehingga nanti bisa dipetakan
Spesialisasi dibidang apa, ex :
Corporate, IT, Ketenagakerjaan,
Perpajakan, HKI atau Litigasi
• Termasuk strategi dalam pemilihan
Partner / pendiri juga harus tepat
harus memiliki visi misi yang sama
sehingga dalam berpartner dalam
jangka Panjang menjadi kunci
keberhasilan suatu firma hukum.
Sehingga tidak hanya sekedar
memasukan modal tapi tidak mau
kerja atau tidak mempunyai
spesialisasi seperti yang diharapkan.
Budget & Keuangan

Penghitungan Modal / Investasi menjadi penting.

• Biaya pembelian / sewa kantor yang strategis


• Renovasi dan Furniture kantor (meja, kursi, lemari, dll)
• Peralatan elektronik (Komputer, printer, mesin fotocopy, wifi, Ac, tv, infocus, dll)
• Peralatan tulis (kop surat, stemple, kertas, dll)
• Pembuatan website kantor, dll

Pengelolaan keuangan dan pelaporan keuangan. Misalnya :

• Berapa persen dari income yang masuk ke kas kantor


• Berapa persen untuk keuntungan partner
• Berapa persen untuk lawyer lain dan tim handling
• Berapa persen untuk marketing fee
• Disiplin dalam management keuangan menjadi penting. Karena
tidak jarang suatu kantor hukum baru cepat tutup karena
permasalahan keuangan.

• Harus ada strategi keuangan jangka Panjang, membuat cash flow,


mengeluarkan invoice, memonitor pembayaran dan penagiihan.
Lanjutan..
• “Manusia akan terlihat watak aslinya kalau sudah berurusan
dengan uang”

• Law Firm yang tidak disiplin soal keuangan dengan mudahnya


mencampuradukkan kekayaan kantor dengan kekayaan pribadi
partner atau partner terus menerus memodali kantor yang tidak
juga dapat untung.
Bangun TRUST dulu, jangan lihat Value nya
dulu. Kalau Trust sudah terbangun nanti value
akan mengikuti sendiri;

Pengelolaan Harus jelas Pembagian Tugas antara Partner,


Kantor & Lawyer maupun staff sebagai tim handling.
Pelayanan
Klien Document Management. Dengan menyimpan
dokumen dengan rapih, mengirimkan laporan
perkembangan perkara kepada klien, sebisa
mungkin meminimalisir fotocopy (go green)
• Pelayanan kepada klien yang menjadi penting
untuk menentukan apkah dikemudian hari
kita akan mendapat pekerjaan lagi dari klien
tersebut;
• Pentingnya company profile bagi calon klien
untuk melihat personil dan spesifikasi kasus-
Lanjutan kasus yang pernah ditangani
Pelayanan • Tidak jarang Klien justru Iklan berjalan bagi
Klien kantor advokat.
• Bangun komunikasi yang efektif dengan Klien,
misalnya responsif dalam menjawab email,
atau pesan WA dari Klien;
• Memberikan progress report kepada klien
• Minta feedback dari klien
Teknologi

Aspek teknologi sangat penting bagi kantor hukum dan dapat


meningkatkan kualitas, efisiensi dan pelayanan kepada klien

Keperluan akan Website dan Media Sosial untuk membangun


trust dan memberikan informasi kepada calon klien

Internet / Wifi Kantor dan Aplikasi seperti Zoom sangat


penting dalam mendukung persidangan secara online (e-
court) termasuk meeting dengan calon klien/klien secara
online.
Perekrutan

Pada tahap awal menjadi penting perekrutan ini, misalnya untuk


karyawan bagian admin, keuangan dan IT, termasuk lawyer senior
associate atau junior associate atau yang mau magang.

Merekrut seseorang haruslah sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan


nilai-nilai kantor hukum dan peran meraka di kantor;

Perlu diadakan tes bagi seseorang yang akan di rekrut


FAKTOR-FAKTOR UTAMA DALAM MENDIRIKAN
KANTOR HUKUM
Menurut Prof. Dr. Felix Oentong Soebagjo, S.H, LL.M dalam tulisannya Strategi Marketing dan Hubungannya dengan Klien atau Calon Klien, dimana
berdasarkan pengamatan sepintas, dalam memasarkan jasa kantor hukum ada beberapa hal yang barangkali menjadi permasalahan atau kendala, yaitu
sebagai berikut:
1. Adanya larangan beriklan. Advokat tidaklah sama seperti para pengusaha atau pedagang. Mereka tidak boleh beriklan dan mempromosikan diri melalui
media massa, dengan demikian sebagai advokat kita memilki keterbatasan. Namun untuk menyiasatinya, seorang advokat dapat mempromosikan diri
misalnya melalui sponsorship suatu kegiatan tertentu, masuk dalam phone directory di buku alamat TELKOM, masuk legal directory yang ada, melalui
website dan upaya-upaya lain sejenis.
2. Masalah koneksi bisnis. Koneksi bisnis ini bisa meliputi keluarga, alumni, relasi pertemanan, keanggotaan dalam suatu asosiasi, kegiatan sosial, kegiatan
seminar, strata sosial atau partai. Dalam memasarkan kantor hukum, menjadi suatu masalah juga bila kita tidak memiliki koneksi bisnis. Koneksi bisnis ini
sangat penting, karena dari situlah kadang-kadang diperoleh “pekerjaan” yang akan dapat menghidupi kantor hukum dan tentunya juga para advokat dan staf
itu sendiri sebagai pribadi.
STRUKTUR UMUM MANAJEMEN KANTOR
HUKUM
STRUKTUR
Pada struktur ini pendiri juga sekaligus merangkap sebagai managing partner dari
kantor hukum yang bersangkutan, dalam praktiknya untuk memantapkan
Pendiri/Managing Director kedudukannya dalam kantor tersebut sebagai pendiri, maka puncak karir dari
pengacara yang bekerja dikantor hukumnya hanya mencapai pada tingkatan senior
associate.
Senior Associate(s)

Associates

Junior Associate(s)

Paralegal
Bangunlah Kantor Advokat dan
Diri Saudara sendiri sebagai
Advokat yang Profesional,
Berintelektual dan Berintegritas
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai