Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar
(dilatasi) Emosi (bingung dan takut) dapat mengakibatkan serangan akut Diet rendah natrium Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akan meningkatkan TIO Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien merasa nyaman dan mengurangi tekanan intraokular. Diyakini juga bahwa dengan posisi supinasi, lensa jatuh menjauh dari iris yang mengurangi blok pupil. Orang-orang yang berisiko tinggi untuk glaukoma akut bisa memilih untuk melakukan iridotomy sebelumnya. Pasien yang mempunyai riwayat serangan akut sebelumnya bisa melakukan prosedur ini untuk mencegah kekambuhan KOMPLIKASI Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekuler ( sinekia anterior) sehingga menimbulkan oklusi sudut bilik mata depan ireversibel yang dapat menyebabkan kebutaan permanen dalam 2-3 hari memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya. Sering terkadi kerusakan nervus optikus Glaukoma Anatomi dan fisiologi Sudut bilik mata depan terletak pada pertautan antara kornea perifer dan pangkal iris. Ciri-ciri utama garis ini adalah garis Schawalbe, anyaman trabekula (yang terletak di atas kanal schawlbe), dan taji slera (sclera spur). Pada bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan mata. Bila terdapat hambatan pengaliran cairan keluar mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata didalam bola mata sehingga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma. Aquous humour Tekanan intaraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan aqueous humor dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata Aqueous humor adalah suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Volumenya adalah sekitar 250 µL dan kecepatan pembentukannya yang memiliki variasi diurnal adalah 2,5 µL/mnt Aqueous humor diproduksi oleh corpus ciliare. Setelah masuk ke bilik mata belakang, aqueous humor mengalir melalui pupil ke bilik mata depan lalu ke anyaman trabekular di sudut bilik mata depan Glaukoma Glaukoma secara umum : suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang, biasanya disertai peningkatan tekanan intraokuler. Glaukoma absolut adalah stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata yang memberikan gangguan fungsi lanjut. Glaukoma absolut merupakan stadium terakhir pada glaukoma primer yang tidak diobati ataupun gagal dalam pemberian terapi. Epidemiologi Diseluruh dunia, glaukoma dianggap sebagai penyebab kebutaan yang tertinggi, 2% penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaukoma. Tiap tahun ada lebih dari 300.000 kasus glaukoma yang baru dan kira-kira 5400 orang menderita kebutaan. Diketahui bahwa angka kebutaan di Indonesia menduduki peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara. Patogenesis Keadaan normal : tekanan intraokular ditentukan oleh derajat produksi cairan mata oleh epitel badan siliar dan hambatan pengeluaran cairan mata dari bola mata. Pada glaukoma tekanan intraokular berperan penting oleh karena itu dinamika tekanannya diperlukan sekali. a. Aliran normal melalui anyaman trabekula (panah besar) dan rute uveasklera (panah kecil) dan anatomi yang berhubungan. Kebanyakan aliran humor aquos melewati anyaman trabekula. Setiap rute dialirkan ke sirkulasi vena mata. b. Pada glakuoma sudut tertutup : peningkatan aliran AH melalui pupiltekanan bilik posterior meningkat pupil terangkat ke posterior menekan trabecular meshwork c. Pada glaukoma sudut terbuka : blokade drainase AH melalui trabecular mengakibatkan penumpukan AH dan peningkatan TIO Klasifikasi Anatomi : sudut terbuka dan sudut tertutup Sudut terbuka atau yang lebih dikenal dengan Open Angle Glaucoma yakni glaukoma dengan sudut COA dalam umumnya terjadi secara kronis. Sudut tertutup yakni glaukoma yang terjadi pada mata dengan sudut COA dangkal, umumnya terjadi serangan akut pada glaukoma dengan sudut tertutup. Namun apabila tidak diobati berkembang menjadi glaukoma kronis Penyebabnya : primer, sekunder, dan tersier.
Glaukoma primer : glaukoma yang terjadi pada mata yang
sebelumnya tidak ditemukan kelainan/penyakit.
Glaukoma sekunder : didapatkan faktor penyebab atau faktor
resiko yang mendasari.
Glaukoma kongenital yakni glaukoma yang ditemukan pada
usia baru lahir sampai awal kanak-kanak. Dapat terjadi
akibat gangguan pertumbuhan struktur pada COA.
Glaukoma absolut : semua glaukoma dengan visus persepsi cahaya negatif. Dapat terjadi pada semua jenis glaukoma (primer-sekunder-kongenital dan sudut mata terbuka ataupun tertutup). Glaukoma akut dapat menyebabkan Glaukoma absolut terjadi akibat kerusakan papil nervus II tahap lanjut, kerusakan lapisan serat syaraf retina serta gangguan vaskularisasi pada serat-serat syaraf tersebut. Gejala prodromal Biasanya pasien mengeluh mata kabur sebentar pada satu mata mungkin mereka melihat pelangi disekitar lampu atau lilin. Kepalanya sakit sedikit disebelah mata , bola mata juga terasa nyeri disekitar inverse cabang nervus cranial V. Mual, muntah dan lemas, hal ini sering berhubungan denga nyeri. Penurunan visus secara cepat dan progresif, heperemis, fotofobia yang terjadi pada semua kasus. Apabila dalam fase ini kita dapat memeriksanya, yang kita dapatkan hiperemi perikorneal yang ringan, kornea agak suram karena edema, bilik mata depan agak dangkal, pupil sedikit melebar dan tekanan bola mata meninggi. Gejala kongestif Dalam anamnesis, keluarganya akan menceritakan bahwa sudah sekian hari penderita tidak bisa bangun, sakit kepala terus menerus, munta-muntah, nyeri dirasakan didalam dan disekitar mata. Penglihatan kabur sekali dan melihat pelangi disekitar lampu. Apabila mata diperiksa ditemukan kelopak mata bengkak, konjungtiva bulbi yang sangat hiperemik (kongestif), injeksi siliar dan kornea yang suram. Bilik mata depan dangkal dapat dibuktikan dengan memperhatikan bilik mata depan dari samping. Pupil tampak melebar, lonjong miring agak vertical atau midriasis yang hampir total. Reflex pupil lambat atau tidak ada. Manifestasi klinis glaukoma absolut Pada glaukoma absolut didapatkan manifestasi klinis glaukoma secara umum yang didapatkan adalah terdapat tanda- tanda glaukoma yakni kerusakan papil nervus II dengan predisposisi TIO tinggi dan terdapat penurunan visus. Yang berbeda dari glaukoma lain adalah pada penderita glaukoma absolut visusnya nol dan light perception negatif. Rasa pegal di sekitar mata dapat diakibatkan oleh peregangan pada dinding bola mata akibat TIO yang tinggi. Gejala-gejala dari POAG dan PACG seperti nyeri, mata merah, dan halo dapat ditemukan juga. Negative Light Perception Pada glaukoma absolut visusnya nol dan light perception negatif, hal ini disebabkan kerusakan total papil N.II Penyempitan lapang pandang
Penurunan visus akibat glaukoma dapat terjadi perlahan
maupun mendadak. Sudut Mata
Sudut mata pada pasien glaukoma absolut dapat dangkal atau
dalam, tergantung kelainan yang mendasari. Tekanan Intra Okular
Tekanan intraokular pada glaukoma absolut dapat tinggi atau
normal. Diagnosis Glaukoma akut Tonometri Tonometri adalah pengukuran tekanan intraocular. Instrument yang paling luas digunakan adalah tonometer aplanasi Goldmann, yang diletakkkan ke slitlamp dan mengukur daya yang diperlukan untuk meratakan daerah kornea tertentu. Rentang tekanan intra ocular normal 10 mmHg – 21 mmHg dan pada orang tua meningkat sampai 24 mmHg. Pada glaucoma sudut tertutup akut tekanan intraocular mencapai 60 mmHg – 80 mmHg. Gonioskopi Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edema kornea berkurang. Pada pemeriksaan gonioskopi akan menunjukkan adanya kontak perifer irido-korneal (Shaffer grade 0) Penilaian diskus optikus Diskus optikus normal memiliki cekungan di bagian tengahnya (depresi sentral) cawan fisiologik yang ukurannya tergantung pada jumlah relative serat penyusun nervus optikus terhadap ukuran lubang sclera yang lurus dilewati oleh serat-serat tersebut. Pada glaucoma akut terdapat pembesaran konsektrik cawan optic atau pencekungan (cupping) superior dan inferior dan disertai pembentukan taktik (notching) fokal di tepi diskus optikus dan tampak edema serta hiperemis. Pemeriksaan lapang pandang Gangguan lapang pandang pada glaucoma terutama mengenai 30 derajat lapangan pandang bagian sentral. Perubahan dini adalah semakin nyatanya titik buta. Diagnosis banding : 1 Iritis akut 2. Konjungtivitis akut Nyeri mata pada iris tidak Tidak ada nyeri atau sangat sehebat glaucoma akut sedikit Fotofobia lebih hebat Tidak ada perubahan tajam daripada glaucoma akut penglihatan Pupil kecil Ada secret mata Bilik mata depan tidak Hiperemi konjungtiva berat, terlalu dangkal atau normal tidak ada hiperemi Tekanan bola mata biasa perikordial atau rendah Tatalaksana medikamentosa 1. Supresi pembentukan aqueous humor Agen osmotic : Larutan timolol maleat 0,25% dan 0,5 % sekali setiap pagi. Jarang menimbulkan efek samping. Larutan Betaxolol 0,25% dan 0,5 % sekali setiap pagi Larutan Levobutolol 0,25% dan 0,5 % sekali setiap pagi Larutan Metipranolol 0,3 % sekali setiap pagi Larutan Carteolol 1 % dan 0,25 % sekali setiap pagi
Kontraindikasi utama pemakaian obat ini adalah penyakit
obstruksi jalan nafas kronik terutama asma dan defek hantaran jantung o Apraclonidine : Larutan 0,5% 3X1 Larutan 1% sebelum dan sesudah terapi laser o Brimonidine larutan 0,2% 2X1. Sebagai lini pertama namun sering menimbulkan reaksi alergi. o Dorzolamide hydrochloride larutan 2% dua atau tiga kali sehari.
Efek samping : rasa pahit sementara pada lidah dan
blefarokonjungtivitis alergi. Penghambat anhidrasi karbona sistemik. Asetazolamide yang paling banyak digunakan.
2. Fasilitasi aliran keluar aqueous humor Analog prostaglandin : Larutan bimatoprost 0,003% satu kali setiap malam Larutan trovoprost 0,004% satu kali setiap malam Larutan unoprostone 0,15% dua kali sehari Obat parasimpatomimetik :
Larutan Pilocarpine 0,5-6 % diteteskan hingga 4 kali atau dalam
bentuk gel yang 4% yang diberikan sebelum tidur. Sekarang jarang digunakan sejak ditemukan analog prostaglandin Larutan epinephrine 0,25-2 % diteteskan sekali atau dua kali sehari. 3. Penurunan volume vitreus Obat-obat hiperosmotik Glycerin oral 1 mL/kg BB dalam suatu larutan. Hati-hati pada diabetes.
4. Miotik, midriatik dan sikloplegik
Dilatasi pupil sangat penting dalam pengobatan penutupan sudut iris bombe karena sinekia posterior. Apabila penutupan sudut disebabkan pergeseran lensa ke anterior, digunakan siklopegik ( cyklopendolate dan atropine) untuk merelaksasikan otot siliaris sehingga apparatus zonular menjadi kencang dalam upaya menarik lensa kebelakang. Operasi Iridoplasti, iredektomi, dan iridiotomi perifer Blockade pupil pada sudut tertutup paling baik di atasi dengan membentuk saluran langsung antara bilik mata depan dan belakang sehingga tidak ada perbedaan tekanan diantara kedunya. Iredektomi paling baik dilakukan dengan laser YAG neodymium walaupun laser argon mungkin diperlukan pada iris berwarna gelap. Tindakan iredektomi perifer dilakukan bila iredektomi laser YAG tidak efektif. Iredektomi laser YAG menjadi suatu tindakan pencegahan apabila dikerjakan ada sudut sempit sebelum serangan penutupan sudut. Bedah drainase glaukoma Trabekulektomi : prosedur paling sering digunakan untuk memintas saluran-saluran drainase normal sehingga terbantuk akses langsung aqueous humor dari bilik mata depan ke jaringan supkonjungtiva dan orbita Penanaman selang silikon untuk membentuk saluran keluar permanen bagi aqueous humor adalah tindakan alternatif untuk mata yang tampaknya tidak berespon terhadap trabekulektomi . Tindakan siklodestruktif Kegagalan terapi medis dan bedah pada glaukoma lanjut dapat menjadi alasan untuk mempertimbangkan tindakan destruktif Corpus Ciliare dengan laser atau pembedahan untuk mengontrol tekanan ocular. Krioterapi, Diatermi, terapi laser YAG Neodynium Thermal mode atau laser dioda dapat digunakan untuk menghancurkan Corpus ciliare .Terapi biasanya diberikan dari luar melalui sclera, tetapi telah tersedia sistem aplikasi laser endoskopi. Komplikasi Glaukoma akut Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekuler ( sinekia anterior) sehinnga menimbulkan oklusi sudut bilik mata depan ireversibel yang dapat menyebabkan kebutaan permanen dalam 2-3 hari memerlukan tindakan bedah untuk memperbaikinya. Sering terkadi kerusakan nervus optikus.