Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

TN.N DENGAN DIAGNOSA MEDIK CLOSE


FRAKTUR DI RUANG RPU 3 RUMAH SAKIT SMC
SAMARINDA
Kelompok 1
Ari Priyono P 2003003
Anita Sartika P 2003039
Astri Niruana. P P 2003004
Ayu Puspita P 2003005
Bahtari P 2003006
Clara Agustina M.S P 2003007
A. LATAR BELAKANG
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh, kebanyakan fraktur terjadi akibat trauma atau
kecelakaan dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik itu beruba trauma langsung maupun
trauma tidak langsung ( Sjamsuhidayat& Jong, 2005) .
Fraktur merupakan salah satu cedera yang paling sering terjadi di Indonesia, disebebkan oleh karena
kecelakaan lalu linah atau jatuh dari ketinggian, tetapi yang paling banyak terjadi fraktur disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas. Dampak dari fraktur yang akan ditimbulakan selain terjadinya kematian dapat juga
menimbulkan dampak lain yaitu terjadinya trauma kepala, dan kecacatan. Tinggi nya angka kecelakaan
menyebabkan angka terjadinya fraktur tinggi, dan salah satu fraktur paling sering adalah fraktur femur, yang
termasuk dalam kelompok tigas besar kasus fraktur yang disebabkan karena benturan dengan tenaa yang
tinggi (kuat) seperti kecelakaan sepeda motor atau mobil (Oktavia,2010).
Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung
(kecelakaan lalu lintas,jatuh dari ketinggian). Patah pada bagian ini dapat menimbulkan perdarahan yang
cukup banyak, mengakibatkan penderita jatuh dalam syok. Penatalaksanaan fraktur femur ini adalah reduksi
fraktur yakni mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan rotasi anatomis. Reduksi femur terbagi
menjadi reduksi tertutup, traksi dan reduksi terbuka.
DEFINISI
Fraktur femur adalah hilangnya kontinuitas tulang paha tanpa atau disertai adanya kerusakan
jaringan lunak (otot, kulit, jaringan saraf, dan pembuluh darah). Fraktur femur disebut terbuka
apabila terdapat hubungan langsung antara tulang dengan udara luar. Kondisi ini secara umum
disebabkan oleh trauma langsung pada paha.
ETIOLOGI

Menurut Rendy M Clevo,2012 penyebab fraktur femur yaitu :


a. Trauma atau tenaga fisik
b. Fraktur patologis terjadi pada tulang karena adanya kelainan atau penyakit yang
menyebabkan kelemahan pada tulang (infeksi, tumor, kelainan bawaan) dan dapat terjadi
secara spontan atau akibat trauma ringan
c. Fraktur stress terjadi adanya stress yang kecil dan berulang-ulang pada daerah tulang yang
menopang berat badan. Fraktur stress jarang sekali ditemukann pada anggota gerak atas.
d. Osteoforosis
KLASIFIKASI
a. Fraktur tertutup (closed), bila tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.
b. Fraktur terbuka (open), bila terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar
karena adanya perlukaan kulit.
MANIFESTASI KLINIK

Tanda dan gejala menurut Jutowiyono, Sugeng 2010:


1. Tidak dapat menggunakan anggta gerak
2. Nyeri pembengkakan
3. Terdapat trauma seperti (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, penganiayaan, tertimpa
benda berat, kecelakaan kerja)
4. Gangguan pada anggota gerak
5. Deformitas
6. Kelainan gerak
7. Krepitasi atau datang dengan gejala-gejala yang lain
8. Udem : muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam jaringan yang
berdekatan dengan fraktur
9. Kehilangan sensasi (mati rasa mungkin terjadi dari rusaknya saraf atau perdarahan)
KOMPLIKASI DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Komplikasi yang dapat terjadi adalah kerusakan arteri, infeksi, syok, cedera pembuluh darah.
Komplikasi lanjut berupa Mal union dan Non union.

Menurut Doenges dalam Jitowiyono (2010). Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada
klien fraktur, diantaranya;
1. Pemeriksaan rontgen : menentukan lokasi, luasnya fraktur
2. Scan tulang, scan CT/MRI : memperlihatkan fraktur, juga dapat dignakan untuk
mengindentifikasi kerusakan jaringan lunak
3. Arteriogram : dilakukan bila kerusakan vaskuler dicurigai
4. Hitung darah lengkap : HT mungkin meningkat (Hemokonsentrasi) atau menurun
(perdarahan bermakna pada sisi fraktur) perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ
jauh pada trauma multiple
5. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, tranfusi multiple, atau
cidera hati. Golongan darah, dilakukan sebagai persiapan tranfusi darah jika ada kehilangan
darah yang bermakna akibat cedera atau tindakan pembedahan.
PENATALAKSANAAN MEDIS

a. Penatalaksanaan kedaruratan Segera setelah cedera, pasien berada dalam keadaan bingung,
tidak menyadari adanya fraktur, dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah. Maka
bila dicurigai adanya fraktur, penting untuk mengimobilisasi bagian tubuh segera sebelum
pasien dipindahkan. Bila pasien yang mengalami cedera harus dipindahkan dari kendaraan
sebelum dapat dilakukan pembidaian, ektremitas harus disangga diatas dan dibawah
tempat patah untuk mencegah gerakan rotasi dan angulasi
b. Prinsip penanganan fraktur Prinsip penanganan fraktur meliputi reduksi, imobilisasi, dan
pengambilan fungsi dan kekuatan normal dengan rehabilitasi.
1) Reduksi fraktur Reduksi fraktur (setting tulang) berarti mengembalikan fragmen tulang
pada kesejajarannya dan rotasi anatomis
2) Imobilisasi fraktur
3) Mempertahankan dan mengembalikan fungsi
PENGKAJIAN
Identitas diri klien
Pasien laki-laki atas nama Tn. N usia 36 tahun, masuk RS tanggal 8 Agustus 2021 dengan diagnosa
medis Close Fraktur Femur Dextra. Pasien datang ke IGD dengan keluhan kaki kanan sakit setelah
jatuh dari motor sekitar jam 23.00 Wita. Sesuai advice pasien dijadwalkan untuk dilakukan
tindakan Orif. II. Riwayat penyakit
Keluhan utama saat masuk RS
Pasien mengeluh nyeri kaki kanan setelah terjatuh dari motor.
Riwayat penyakit sekarang
P : Pasien mengtakan nyeri dan bengkak pada kaki kanan, nyeri bertambah saat bergerak
Q : Nyeri dirasakan seperti disayat-sayat
R : Nyeri dirasakan dikaki kanan
S : Skala nyeri 8 (nyeri berat)
T : Nyeri berlangsung terus menerus
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan riwayat operasi jari karena jatuh tahun 2011. Pasien tidak memiliki alergi
terhadap obat-obatan ataupun makanan.
Diagnosa medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang telah dilakukan:
a. Diagnosa Medis : Close Faktur Femur Dextra
b. Pemeriksaan penunjang :
 Foto rontgen femur
 Foto Femur AP/Lateral
Kesan : Fraktur pada os femur dextra proximal, ada agulasi
 Foto Pelvis AP/Lateral
Kesan : Fraktur intertrochanter pada os femur dextra, ada pergeseran dan angulasi fragment fraktur
 Laboratorium
Pengkajian saat ini
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan pengetahuan tentang penyakit/perawatan Pasien mengatakan sebelumnya pernah
jatuh tapi tidak sampai separah saat ini.
b. Pola nutrisi/metabolic Program diit RS:Pasien makan diit MB Intake makanan:Pasien makan 3xsehari Intake
cairan:Pasien minum air putih 1-1,5 L/hari
c. Pola eliminasi
 Buang air besar Pasien belum BAB sejak hari minggu
 Buang air kecil Pasien BAK menggunakan pispot, sehari 5-7x.
Pola aktifitas dan latihan:
Pola tidur dan istirahat Di rumah :
Pasien tidur malam jam 23.00-06.00, Siang pasien jarang tidur siang Di RS : Pasien lebih banyak tidur
tetapi sering terbangun saat kaki terasa nyeri.
Pola persepsual
Pasien menggunakan kacamata minus. Pasien tidak ada masalah pendengaran, pengecap, sensasi.
Pola persepsi diri
Pasien berharap agar segera sembuh dan tidak ada gangguan berjalan.
Pola seksualitas dan reproduksi
Tidak ada masalah dengan pola seksualitas dan reproduksi
Pola peran hubungan
Pasien lebih sering berkomunikasi dengan istri.
Pola managemen koping-stess
Pasien saat ini belum bekerja karena ada pengurangan karyawan
Sistem nilai dan keyakinan
Pasien sholat 5 waktu, mengikuti acara keagamaan di masjid
Pemeriksaan Fisik
TD: 110/70 mm/H P: 19x/m N: 87 x/m S: 36,5oC BB/TB : 73 kg/ 170 cm
1. Kepala Pertumbuhan rambut merata, tidak ada lesi pada kulit kepala, kepala bersih, tidak ada
benjolan pada area kepala, tekstur rambut halus , dan tidak ditemukan nyeri tekan.
2. Mata dan Telinga (Penglihatan dan pendengaran) Klien tidak menggunakan kacamata, sklera tidak
ikterik, pupilisokor, konjungtiva merah muda, tidak ada peradangan pada matatidak ada benjolan ,
lesi, ataupun nyeri tekan
3. Pendengaran Struktur simetris, tidak ada serumen, tidak ada penggunaan alatbantupendengarantidak
teraba benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
4. Hidung Hidung simetris, tidak ada lesi, defiasi septum tidak ada, epistaksis tidak adatidak ada
benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
5. Mulut/Gigi/Lidah Tidak ada kelainanbentuk, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada
perdarahan gusi, tidak ada cyanosis
6. Leher Bentuk simetris Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada benjolan pada leher
7. Dada Pasien napas spontan tanpa O2, sesak, cyanosis, retraksi tidak ada RR : 20x/i. Pergerkan dinding
dada normal, bentuk normal chest, bentuk dada simetris, tidak ada pektus eksavatum, tidak ada pektus
karinatum, tidak ada barel chest. Pengembangan dinding dada simetris antara kiri dan kanan, tidak ada
efusi ataupun tumor. Buanyi napas vesikular.
8. Kardiovaskular Paien tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan hipertensi,tidak ada lesi, warna kulit
kemerahan, CRT < 2 detik, tidak ada ictus kordis Nyeri dada dan benjolan tidak ada . Irama jantung
regular, frekuensi : 87x/menit, bunyi jantung normal, tidak terdengan bunyi jantung tambahan
9. Neurologis KU : sedang, Kes : Compos mentis, GCS : 15, nyeri kepala dan kejang tidak ada. Pupil
isokor 2/2, refleks cahaya +, bicara normal.
10. Integumen Warna kulit kemerahan, Integritas kulit utuh, turgor kulit elastis dan lembab. Tidak ada
lesi, ataupun benjilan
11. Abdomen Abdomen supel, bising usus 11x/i, tidak ada nyeri tekan, lukas bekas operasi ataupun
benjolan.
12. Muskuloskeletal Klien bedrest ditempat tidur, pergerakan terbatas , kaki kanan terpasang bidai dan
dibalut dengan elastis verban. Terdapat close fraktur femur dextra, bengkak dan tersa nyeri yang
berlangsung terus menerus.
13. Seksualitas Sebelum sakit klien tidak ada masalah dengan seksualitas, sejak sakit pasin tidak mampu
dalam melakukan seksualitas karena keterbatasan fisik. Pasien tidak ada pembesaran prostat.
PROGRAM TERAPI
ANALISA DATA
RENCANA KEPERAWATAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai