Anda di halaman 1dari 30

PPI SAAT PEMULASARAAN JENAZAH

PASIEN COVID-19

TIM POKJA PPI KEMENKES

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


TOPIK

1. Transmisi infeksi dari jenazah pasien Covid-19

2. Penanganan jenazah di ruang perawatan sebelum dipindah ke kamar jen


azah

3. PPI pada prosedur tanpa otopsi

4. PPI pada prosedur dengan otopsi

5. Memandikan jenazah

6. Pemindahan jenazah

7. Pemakaman

8. Penanganan limbah infeksius


TRANSMISI INFEKSI DARI JENAZAH PASIEN COVID-19

• Penularan SARS-CoV-2 (virus penyebab COVID-19) terjadi saat ada kontak erat

dengan pasien (dengan jarak sekitar 1,5 m) melalui droplet yang dihasikan saa

t berbicara, bersin atau batuk dan melalui kontak.

• Cara penularan tersebut tidak menjadi fokus perhatian saat melakukan

prosedur pemulasaraan jenazah dimana penularan dapat terjadi saat pet

ugas menyentuh tubuh pasien atau objek yang mengandung virus, lalu petug

as menyentuh mulut, hidung atau mata mereka.


TRANSMISI INFEKSI DARI JENAZAH PASIEN COVID-19

• CDC dan OSHA merekomendasikan penerapan kombinasi kewaspadaan stan


dar, kewaspadaan kontak dan kewaspadaan airborne, serta penggun
aan pelindung mata (misal kaca mata goggles atau face shiled) untuk melind
ungi petugas pemulasaraan jenazah dari paparan virus SARS-CoV-2.

• Rekomendasi tersebut bertujuan untuk mengantisipasi potensi pa


paran virus dengan konsentrasi yang yang sangat tinggi (misal jumlah
partikel virus di dalam tubuh) saat terjadi kematian dan sumber p
aparan bagi petugas yang melakukan proses otopsi
PENANGANAN JENAZAH DI RUANG PERAWATAN
SEBELUM DIPINDAH KE KAMAR JENAZAH

1.Tindakan swab nasofaring atau penga

mbilan sampel lainnya bila diperlukan, dil

akukan oleh petugas yang ditunjuk di rua

ng perawatan sebelum jenazah dijemput

oleh petugas kamar jenazah.

2.Jenazah ditutup/disumpal lubang hidung

dan mulut menggunakan kapas, hingga

dipastikan tidak ada cairan yang keluar.


PENANGANAN JENAZAH DI RUANG PERAWATAN
SEBELUM DIPINDAH KE KAMAR JENAZAH

3. Bila ada luka akibat tindakan medis, maka dilakukan penutupan d

engan plester kedap air.

4. Petugas kamar jenazah yang akan menjemput jenazah, membawa :

•Alat pelindung diri (APD) berupa: masker bedah, goggle/kaca mata pe

lindung, apron plastik, dan sarung tangan non steril.

•Kantong jenazah. Bila tidak tersedia kantong jenazah, disiapkan plastik

pembungkus.

•Brankar jenazah dengan tutup yang dapat dikunci


PPI PADA PROSEDUR TANPA OTOPSI

Engineering Control :

• Tidak diperlukan ruangan bertekanan negatif, karena prosedur nasal swab pada je

nazah tidak akan memicu batuk atau bersin. Petugas harus mengikuti prosedur kewaspa

daan standar.

Rekomendasi jenis APD yang harus digunakan :

• Sarung tangan non steril (nitrile, latex atau sarung tangan karet)

• Jika ada risiko yang menyebabkan terjadinya luka pada kulit, kenakan sarung tangan r

umah tangga di luar sarung tangan nitril.

• Kenakan gown panjang bukaan belakang dan tahan air.

• Kenakan masker dan pelindung wajah


PPI PADA PROSEDUR DENGAN OTOPSI

• Harus selalu menerapkan prosedur kewaspadaan standar, kewaspadaan ko

ntak, kewaspadaan airborne dan menggunakan pelindung mata (kaca

mata goggles atau face shields).


• Prosedur yang menghasilkan aerosol (misalnya pengeboran atau gergaji tul

ang) harus dihindari. Sebagai alternatif dapat menggunakan semacam guntin

g untuk memotong. Jika terpaksa menggunakan alat pengebor atau gergaji tul

ang maka harus memasang vakum untuk menampung aerosol.


• Petugas yang memotong 1 orang saja dalam 1 waktu.

• Batasi jumlah orang yang bekerja saat otopsi.


PPI PADA PROSEDUR DENGAN OTOPSI
• Batasi jumlah orang yang bertugas di pemulasaraan je

nazah.

• Gunakan biosafety cabinet untuk memeriksa spe

simen yang kecil dan juga gunakan peralatan lain un

tuk mencegah tranmisi infeksi.

• Hati-hati saat memakai peralatan yang tajam atau ja

rum, dan segera buang setelah terkontaminasi di wad

ah anti bocor, tahan terhadap benda tajam, berlabel

dan tertutup rapat.

• Selalu mengisi logbook yang mencakup nama, tan

ggal, jenis aktivitas yang dilakukan.


ENGINEERING CONTROL UNTUK PROSEDUR OTOPSI

• Otopsi dilakukan di ruang yang memenuhi standar Airborne

Infection Isolation Rooms (AIIRs), dengan kriteria sebagai berikut :

– Bertekanan negatif

– Sirkulasi udara minimal 6 ACH untuk bangunan lama dan 12 ACH

untuk bangunan baru atau pasca renovasi.

– Mempunyai exhaust fan yang langsung mengarah ke luar setelah

melalui high efficiency particulate aerosol (HEPA) filter.


ENGINEERING CONTROL UNTUK PROSEDUR OTOPSI

• Pintu ruang otopsi harus selalu dalam kondisi tertutup.


• Jika tidak terdapat AIIRs, maka harus dipastikan bahwa ruangan tersebut me
miliki tekanan negatif.
• Tempatkan HEPA portable untuk membantu filtrasi udara.
• Gunakan kontrol udara lokal (misal laminar air flow) untuk melindungi pe
tugas dari paparan aerosol.
• Jika tidak memungkinkan menggunakan AIIRs maka prosedur harus
dilakukan di tempat yang paling aman dan terlindungi.
• Udara dari AIIRs tidak boleh di resirkulasi ke seluruh bangunan tetapi h
arus langsung dibuang ke udara luar yang jauh dari lalu lalang orang
APD SAAT MELAKUKAN PROSEDUR OTOPSI
• Sarung tangan (dobel) yang dilapisi dengan sarung tangan yang tahan goresan

benda tajam, gown bukaan belakang yang tahan air, apron tahan air, goggles

atau face shield.

• Respirator yang telah tersertifikasi NIOSH (misal masker N95 atau yang lebih

tinggi)

• Powered, air-purifying respirators (PAPRs) dengan HEPA filters dapat

meningkatkan kenyamanan dan keamanan petugas saat melakukan prosedur.

otopsi yang lebih besar.

• Surgical scrubs, shoe covers, dan surgical cap harus dikenakan saat melakukan p
rosedur rutin. Perhatikan cara melepas APD yang benar agar tidak mengkontam

inasi diri sendiri. Lepaskan APD sebelum keluar ruangan atau lepas di anteroom
MEMANDIKAN JENAZAH
• Hanya boleh dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dalam pencegahan i

nfeksi, dan dilakukan dengan mengenakan APD standar.

• Memandikan jenazah hanya dilakukan setelah tindakan desinfeksi.

• Setelah jenazah dimandikan dan dikafankan/diberi pakaian, jenazah dimasu

kkan ke dalam kantong jenazah atau dibungkus dengan plastik dan diikat rapat.

• Bila diperlukan peti jenazah, maka dilakukan cara berikut :

• jenazah dimasukkan ke dalam peti jenazah dan ditutup rapat; pinggiran peti diseg

el dengan sealant/silikon; dan dipaku/disekrup sebanyak 4-6 titik dengan jarak

masing-masing 20 cm. Peti jenazah yang terbuat dari kayu. harus kuat, rapat, da

n ketebalan peti minimal 3 cm


DESINFEKSI JENAZAH
• Desinfeksi jenazah dilakukan oleh tenaga yang mem

iliki kompetensi untuk itu, yaitu: dokter spesi

alis forensik dan medikolegal dan teknisi forens

ik dengan menggunakan APD lengkap:

a)  Shoe cover atau sepatu boots.

b)  Apron. Apron gaun lebih diutamakan.

c)  Masker N-95.

d)  Penutup kepala atau head cap.

e)  Goggle atau faceshield.

f)  Sarung tangan non steril


DESINFEKSI JENAZAH

• Bahan desinfeksi jenazah dengan penyakit

menular menggunakan larutan form

aldehyde 10% atau lebih dengan papara

n minimal 30 menit dengan teknik intraarter

ial (bila memungkinkan), intrakavitas

dan permukaan saluran pernapasan.

• Atau klorin dengan pengenceran 1:9 atau. 1:1

0 untuk teknik intrakavitas dan permu

kaan saluran nafas


PEMINDAHAN JENAZAH
• Saat memindahkan jenazah dari bangsal ke kamar jenazah petugas harus
tetap memakai masker bedah.
• Saat memindahkan jenazah, misal saat hendak memasukkan ke dalam
kantong jenazah, petugas harus mengikuti prosedur kewaspadaan stand
ar termasuk mengenakan APD tambahan jika terdapat risiko percikan.
Kantong jenazah yang digunakan harus sesuai standar (standarnya sama
dengan yang digunakan untuk jenazah non Covid-19).
• Pastikan pada jenazah tidak terdapat benda yang dapat menyebabkan
terjadinya robekan (misal cincin, perhiasan atau alat medis). Kekuatan k
antong jenazah harus disesuaikan dengan berat badan jenazah.
PEMINDAHAN JENAZAH
• Setelah selesai memasukkan jenazah ke dalam kantong jenazah, lakukan desinfeksi pa

da bagian luar kantong menggunakan desinfektan yang telah direkomendasikan untuk

SARS-CoV-2. Petugas harus memakai sarung tangan saat menyentuh dan mengang

kat kantong jenazah.

• Persiapan pemakaman dapat dilakukan sesuai prosedur rutin untuk kasus non Covid-19.

Petugas memkai gown dan sarung tangan.

• Beberapa hal penting lain hindari tindakan yang tidak perlu yang dapat memicu peng

eluaran udara dari paru-paru, lakukan pembersihan seluruh permukaan lingkungan dan

peralatan.
PEMAKAMAN

Pemakaman jenazah dilakukan segera mungkin dengan melibatkan pihak RS dan di

nas pertamanan.

Pelayat yang menghadiri pemakaman tetap menjaga jarak sehingga jarak aman

Penguburan dapat dilakukan di pemakaman umum

Penguburan beberapa jenazah dalam satu liang kubur dibolehkan pada kondisi darur

at.

Pemakaman dapat dihadiri oleh keluarga dekat dengan tetap memperhatikan physic

al distancing dengan jarak minimal 2 meter, maupun kewaspadaan. standar. Se

tiap individu pelayat/ keluarga yang menunjukkan gejala COVID-19 tidak boleh hadi

r
PEMAKAMAN
 Jenazah yang menggunakan peti, harus
dipastikan peti tersebut telah ditutu
p dengan erat.
 Penguburan jenazah dengan cara
memasukkan jenazah bersama peti
kedalam liang kubur tanpa harus
membuka peti, plastik dan kain kafa
n
 Petugas pemakaman harus menggunak
an APD standar terdiri dari masker
bedah dan sarung tangan tebal.
APD yang telah digunakan merupakan
limbah medis yang harus dilakukan
pengelolaan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS
• Kenakan gown panjang tahan air.

• Kenakan respirator (misal N95) jika akan memb

ersihkan ruangan dalam waktu kurang dari 14 jam sejak di

pakai atau apabila waktu tunggu pembersihan tidak

dapat dipenuhi.

• Kenakan APD tambahan yang diperlukan sesuai denga

n risiko paparan bahan berbahaya saat pembersiha

n dan paparan desinfektan.

• Jika APD terbatas, dan pembersihan harus dilakukan sebel

um waktu tunggu maka disarankan pembersiha

n dilakukan sekaligus oleh petugas yang melakukan otopsi


PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS

• Gunakan jenis desinfektan yang telah d


irekomendasikan untuk SARS-CoV-2 :
– Bersihkan permukaan terlebih dahulu.
– Perhatikan petunjuk keamanaan
pemakaian desinfektan.
– Hindari tindakan yang memicu
percikan dan memicu pembentukan
aerosol (misalnya penggunaan
kompresor).
– Proses pembersihan harus dimonitor dan
di evaluasi secara berkala untu meyakinkan
bahwa telah dilakukan sesuai
PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS

• Kontaminan dalam jumlah banyak dan limbah cair harus dibersihkan dengan

cara menyerapnya (misal dengan handuk) oleh petugas otopsi dengan mengen

akan APD yang sesuai dan selanjutnya dibuang dengan cara sebagai berikut :

– Gunakan jepit atau alat bantu lain yang dapat meminimalkan kontak pet

ugas dengan limbah cair tersebut.

– Area yang terkena limbah cair infeksius tersebut harus diberi desinfektan set

elah absorban diambil. Selanjutnya dibersihkan lagi dengan desinfektan.

– Limbah cair infeksius dalam jumlah sedikit cukup disiram saja dan tidak mem

erlukan prosedur khusus.


PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS

• Bersihkan dan sterilkan dengan autoklaf segala peralatan yang da


pat dipakai ulang. Hati-hati dengan adanya objek yang tajam.
• Linen yang akan di laundry dilepas di ruang otopsi (atau jika ada
dilepas di anteroom) dan dimasukkan ke dalam plastik yang tidak bo
cor, diikat dan tidak boleh dibuka lagi. Setelah itu dikirim ke unit l
aundry sesuai prosedur.
• Cuci item yang tidak di laundry (misal apron) dengan detergent, bil
as dengan air, didekontaminasi dengan desinfektan dan kerin
gkan.
PENANGANAN LIMBAH INFEKSIUS

• Kenakan sarung tangan dan usap kamera, telepon,

keyboard computer dll di ruang otopsi dengan. d

esinfektan. Jika akan dikeluarkan dari ruang otopsi

harus dilakukan pembersihan secara menyeluruh d

engan desinfektan yang sesuai.

• Jika pembersihan sudah selesai dan APD sudah d

ilepas, segera lakukan hand hygine dengan sabun d

an air mengalir atau dengan hand rub berbasis. alk

ohol. Pastikan terdapat fasilitas hand hygiene di are

a tersebut (misal di dekat tempat melepas APD).


REFERENSI
• United States Department of Labor (2020). Covid-19 control and prevention : Postm

ortem workers and employers. Occupational safety and Health Administration. Washington.

• Centers for Disease Control and Preventions (2020). Healthcare workers : Collection and Su

bmission of Post mortem Specimens from Deceased Persons with known or Suspected Co

vid-19.U.S Department of Health and Human Services.

• British Columbia Centre for Disease Control (2020). Safe Handling of Bodies of Deceas

ed Persons with Suspected or Confirmed COVID-19: Interim Guidance. British Columbia Min

istry of Health.

• Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Pencegahan dan Pengendalian Covid-

19. Revisi ke-5. Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai