Pemberian obat mata memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi karena struktur
dan fungsi mata yang khas.
Dalam bentuk sediaan oftalmik, bioavailabilitas yang rendah disebabkan oleh
produksi air mata, absorpsi yang rendah, waktu tinggal pendek, dan permeabilitas
epitel kornea yang rendah.
Eliminasi prekornea ini yang menjadi masalah terbesar dalam pemberian obat mata.
FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA BIOAVAILABILITAS
FAKTOR FISIKOKIMIA FAKTOR FISIOLOGIS
Ukuran partikel Drainase larutan yang diteteskan
Berat molekul Volume tetesan
Konsentrasi Pengenceran obat oleh pergantian air mata
Kelarutan Ikatan protein
Lipofilisitas Metabolisme enzimatik
Koefisien partisi Absorpsi non produktif
Konstanta ionisasi Faktor membrane
pH Blood retinal barrier
Blood aqueous layer
Kornea
Tear film
Transport aktif ion
FAKTOR FISIKAKIMIA
UKURAN PARTIKEL
Konsentrasi, bentuk, ukuran partikel saling berinteraksi dan menentukan
potensi iritasi partikel tersuspensi.
Iritasi memicu efek lakrimasi dan mengedipkan mata.
Suspensi komersial diformulasi untuk mengandung partikel dengan ukuran
mendekati sferis dengan ukuran < 10 µm.
BERAT MOLEKUL
Senyawa dengan berat molekul > 500 Da penetrasi buruk, karena difusi
pasif tidak terjadi.
Senyawa dengan berat molekul < 500 Da dapa berdifusi melewati
membrane.
Senyawa hidrofobik permeabilitas transkorneal tidak terkait oleh berat
molekulnya namun kelarutan dalam lipid.
Senyawa hidrofil permeabilitasnya terkait berat molekul.
KONSENTRASI & OSMOLARITAS
Larutan hipertonik akan menimbulkan ketidaknyamanan dan lakrimasi
sehingga meningkatkan kecepatan hilangnya obat.
Larutan hipotonik tidak kurang dari 100 mOsm masih bias diterima oleh
mata.
KOEFISIEN PARTISI
Koefisien partisi menentukan efisiensi penembusan korneal.
Senyawa hidrofil (log koefisien partisi < 0) epitel menjadi
menjadi barrier yang resisten terhadap penetrasi.
Jika senyawa lipofilik (log koefisien partisi 1.6-2.5) stroma
menjadi barrier utama.
Untuk senyawa dengan log koefisien partisi 0-1.6, stroma
dan endothelial memiliki resistensi terhadap penetrasi yang
sama dengan epitel.
KONSTANTA IONISASI
Derajat ionisasi menentukan jumlah difusi menembus membrane.
Bentuk terion memiliki kelarutan lipid yang rendah, ukuran molekularnya
besar maka akan sulit menembus kornea untuk menghasilkan efek terapi.
Fraksi terion dan tidak terion dapat diperhitungkan menggunakan
persamaan Handerson-hasellbach.
LIPOFILISITAS & KELARUTAN
Semakin meningkat lipofilisitas semakin mudah menembus kornea.
Semakin meningkat kelarutan akan meningkatkan absorpsi melalui
peningkatan gradien konsentrasi antara film air mata dengan epitel
kornea.
PH
SEDIAAN MUKOADESIF/BIOADESIF
Berinteraksi dengan mucin atau komponen epitel sehingga tertahan lebih lama
di cul de sac sehingga meningkatkan interaksi dengan kornea untuk absorpsi.
Mukoadesif system dapat berupa larutan polimer atau suspensi mikropartikel.
COLLAGEN SHIELDS
Berbentuk seperti lensa kontak, dimanfaatkan untuk pengganti film air mata
dan drug delivery.
SIKLODEKSTRIN (carrier hidrofilik
untuk membawa obat yang kurang larut
agar berada dalam bentuk larutan)
MICRONEEDLE (menghantarkan obat
ke bagian posterior mata (non invasive)
dan anterior mata)
MIKROEMULSI
Sistem mikroemulsi w/o memiliki daya
sebar dan wetting yang baik, serta
memiliki efek sustained release.
Kationik surfaktan menurunkan sudut
kontak dan memfasilitasi penyebaran
yang lebih baik.
TIPE MATRIK