Anda di halaman 1dari 18

BAB IV

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS BERBASIS

KEARIFAN LOKAL

“Kearifan lokal merupakan nilai tradisi yang mempunyai


daya-guna untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai
kemapanan yang juga secara universal yang didamba-
dambakan oleh manusia”

Departemen Sosial RI

Di Indonesia, kearifan lokal itu tidak hanya berlaku


secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi
dapat dikatakan bersifat lintas budaya atau lintas etnik
sehingga membentuk nilai budaya yang bersifat
nasional”
A. Konsep Pemberdayaan Komunitas.
pemberdayaan komunitas merupakan
suatu proses pembangunan di mana
masyarakat berinisiatif untuk memulai
proses kegiatan sosial guna memperbaiki
situasi dan kondisi itu sendiri.

Pemberdayaan komunitas dapat terjalin


apabila ada partisipasi antar individu
dalam masyarakat.

Suatu pemberdayaan komunitas dapat


berhasil apabila ada partisipasi dari
masyarakat itu sendiri
1. Pengertian Komunitas.
Istilalah Community (komunitas) disebut juga masyarakat
setempat, diartikan sebagai sekelompok orang yang hidup
bersama pada lokasi yang sama sehingga mereka telah
berkembang menjadi sebuah “kelompok hidup” (group lives)
yang diikat oleh kesamaan kepentingan (commont interest)

2. Pengertian Pemberdayaan Komunitas.


Pemberdayaan komunitas dapat diartikan sebagai upaya
untuk memulihkan atau meningkatkan kemampuan suatu
komunitas untuk mampu berbuat sesuai dengan harkat dan
martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung
jawabnya selaku anggota masyarakat.
3. Prinsip Pemberdayaan Komunitas.
Pemberdayaan Komunitas dapat mencapai tujuannya apabila
memperhatikan prinsip-prinsip pemberdayaan :
a. Kesetaraan, pemberdayaan komunitas perlu memperhatikan
prinsip kesetaraan. Kesetaraan menunjukkan kedudukan sama
antara pemberdaya dan masyarakat yang diberdayakan.
b. Partisipasi, pemberdayaan komunitas perlu memperhatikan
partisipasi dari masyarakat. Masyarakat diberi kebebasan
memilih dan merumuskan kebutuhan dalam proses
pemberdayaan.
c. Keswadayaan, dalam kegiatan pemberdayaan komunitas perlu

sikap menghargai masyarakat dengan mengedepankan


kemampuan masyarakat, bukan hanya berupa pemberian
bantuan tanpa berusaha menumbuhkan kemampuan
kemandirian masyarakat.
d. Berkelanjutan, pemberdayaan masyarakat harusnya dapat
dilakukan secara berkelanjutan, artinya meskipun proses
pemberdayaan selesai,program pemberdayaan dapat
dilanjutkan dan dikelola masyarakat secara mandiri.
4. Unsur-Unsur Komunitas.
Menurut Soerjono Soekanto, unsur-unsur komunitas sebagai berikut :
a. Seperasaan,

unsur seperasaan timbul akibat seseorang berusaha


mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang
dalam komunitas. Keadaan tersebut menyebabkan munculnya
kedekatan antaranggota komunitas.

b. Sepenanggungan,
Sikap sepenganggungan dalam komunitas menunjukkan bahwa
setiap anggota kelompok menyadari peran masing-masing. Tujuan
komunitas menjadi tanggung jawab semua anggota komunitas.
Sebagai contoh, komunitas mahasiswa asal Pati di Yogyakarta.

c. Saling Memerlukan,
Anggota dalam komunitas memiliki hubungan erat sehingga
terdapat rasa ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan baik
fisik maupun nonfisik. Sebagai contoh, acara hajatan dalam
masyarakat tradisional dilakukan dengan bantuan dari tetangga.
Kondisi ini terjadi karena adanya tingkat solidaritas sosial yang
kuat dalam komunitas.
4. Tujuan Pemberdayaan Komunitas.

Menurut Emmy (2013) tujuan pemberdayaan


Komunitas adalah sebagai berikut :
a. Peningkatan standar hidup.
b. Meningkatkan percaya diri.
c. Peningkatan kebebasan setiap orang
5. Kelebihan Pemberdayaan Komunitas.
a. Memudahkan dalam berkoordinasi antar
individu.
b. Antarindividu dapat saling memberi
semangat dan motivasi.
c. Mampu meningktkan kesejahteraan dalam
jangka waktu yang panjang dan berkelanjutan.
d. Mampu meningkatkan dan memperbaiki
kehidupan masyarakat dengan kelompok
baik di bidang ekonomi dan soaial.
e. Penggunaan sumber-sumber daya alam dan
potensi yang ada lebih efektif dan efisien.
f. Proses pembangunan lebih demokratis dan
aspiratif karena melibatkan banyak orang.

an
6.Kekurangan Pemberdayaan Komunitas.

a. Antara satu orang dengan orang yang lain sering terjadi


perbedaan pendapat sehingga memunculkan konflik baru.
b. Tingkat partisipasi setiap individu berbeda-beda, sehingga
menghmbat pembangunan.
c. Tingkat sumber daya manusia berbeda-beda.
d. Keberhasilan pemberdayaan komunitas bergantung
individu
yang bergabung di dalamnya.
e. Kurangnya kemampuan masyarakat dalam berkreasi dan
kurangnya kapasitas secara kritis dan logis.
f. Kegiatan pemberdayaan selam ini hanya ditujukan pada
masyarakat lokal dan permasalahan sosial saja.
g.Ketergantungan sumber dana dari luar (Emmy, 2013)
7. Kendala dalam Pemberdayaan Komunitas.

a. Kurangnya komitmen dari masyarakat.


b. Kendala perilaku masyarakat.
c. Diversikasi pola kehidupan masyarakat.
d. Kurangnya monitoring dan data yang
berkualitas.
e. Indikator yang tidak tepat.
f. Kurangnya koordinasi.
g. Sistem administrasi yang terlalu
birokratis.
B. Konsep Kearifan Lokal.

Kearifan lokal merupakan salah satu warisan nenek


moyang kita dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam
perkembangannya, masyarakat melakukan adaptasi
terhadapa lingkungan dengan mengembangkansuatu
kearifan yang berwujud pengetahuan atau ide dan
peralatan yang dipadu dengan norma adat, nilai
budaya, serta aktivitas mengelola lingkungan guna
mencukupi kebutuhan hidupnya. Saat ini, banyak
kearifan lokal yang di jadikan panutan oleh
masyarakat sekitar.
1. Pengertian kearifan lokal.

a. S.Swarsi, menyatakan bahwa secara konseptual, kearifan


lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar
pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara, dan perilaku yang
melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai
yang dianggap baik dan benar sehingga dapat bertahan
dalam waktu yang lama, bahkan melembaga.

b. H. Quaritch Wales, menjelaskan bahwa local genius atau


kearifan lokal berarti kemampuan budaya setempat dalam
menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu
kedua kebudayaan itu berhubungan.
c. Abdul Syukur, Keraifan lokal merupakan sebuah usaha
manusia dengan menggunakan akal budinya untuk bertindak
dan bertingkah laku terhadap sesuatu atau peristiwa yang
terjadi dalam ruang tertentu.

d.Undang-undang No. 32 Tahun 2009, memberikan


pengertian tentang kearifan lokal, yaitu nilai-nilai luhur yang
berlaku dalam tata kehidupan masyarakat antara lain untuk
melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara lestari.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat di ambil kesimpulan


bahwa kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu
pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang
berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal
dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan
kebutuhan komunitas tersebut.
2. Ciri-ciri Kearifan Lokal.

Moendardjito, mengatakan bahwa unsur budaya derah


potensial sebagai lokal genius (kearifan lokal) karena telah
teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang.
Ciri-cirinya sebagai berikut :
a. Mampu bertahan terhadap budaya luar.
b. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur
budaya luar.
c. Mempunyai kemampuan mengintegrasikan ke dalam
budaya asli.
d. Mempunyai kemampuan mengendalikan.
e. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
3. Fungsi Kearifan Lokal.

Menurut Sirtha, kearifan lokal memiliki berbagai fungsi dan


makna sebagai berikut :
a. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber
daya alam.
b. Berfungsi untuk pengembangan sumber daya manusia.
c. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
d. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan
pantangan.
e. Bermakna sosial misalnya upacara integrasi
komunal/kerabat serta upacara daur pertanian.
f. Bermakna etika dan moral, yang terwujud dalam
upacara ngaben dan penyucian roh leluhur.
4. Bentuk Kearifan Lokal di Indonesia.
Terdapat pendapat lain yang mengklasifikasikan bentuk kearifan lokal
ke dalam dua aspek yaitu :
a. Berwujud Nyata (Tangible) yang meliputi :
1) Tekstual, beberapa jenis kearifan lokal contohnya sistem nilai,
tata
cara, dan aturan yang dituangkan dalam bentuk catatan tertulis.
Contoh yang dapat kita temui yaitu dalam kitab tradisional jawa
(primbon), kalender, dan naskah-naskah pada daun lontar.
2) Bangunan/Arsitektur, banyak bangunan tradisional yang
mencerminkan bentuk kearifan lokal yang terlihat dari bentuk,
ornamen, tata letak, interior, dan sebagainya.
3) Benda Cagar Budaya/Tradisional (karya seni), benda-benda
tradisional hasil karya masyarakat juga banyak menyimpan
kearifan loka, seperti patung, senjata, alat musik, dan tekstil.
b. Tidak berwujud (Intangible)

Selain bentukm kearifanlokal yang berwujud,


terdapat bentuk kearifan lokal yang tidak
berwujud. Contohnya petuah yang disampaikan
secara verbal dan seni suara berupa nyanyian,
pantun, cerita, yang sarat nilai-nalai ajaran
tradisonal. Melalui petuah atau bentuk kearifan
lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial
disaarampaikan secara oral/verbal dari dari
generasi ke generasi.
C. Pemberdayaan Komunitas Berbasis Kearifan Lokal.

1. Kearifan Lokal sebagai Tameng Arus Negatif Globalisasi

Beberapa hal yang dapat terjadiketika globalisasi dan

modernisasi mengikis kearifan lokal adalah :


a. Pergeseran pengertian manusia.
b. kebebasan yang terkekang.
c. obyektivitas manusia.
d. Mentalitas teknologi.
e. Krisis teknologi.
f. Pergeseran dan peniadaan nilai etika dan moral.

Anda mungkin juga menyukai