Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KELOMPOK III

HUBUNGAN ANTARA MANUSIA DAN PENGARUH PEMEHAMAN


DIRI TERHADAP KIP/K

Oleh :
1. Agustin Shintia Permatasari
2. Kesya Dora Mandowen
3. Lorensiana Samrau
4. Miftasyah Larasati Putri
5. Wilhelmina. Wutwensa

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAYAPURA
PROGRAM D-III KEBIDANAN JAYAPURA
TAHUN 2021
Hubungan Antar Manusia & Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP/K

Manusia adalah makhluk sosial. Ungkapan tersebut mengandung arti bahwa manusia
tidak dapat hidup sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan
manusia yang lain baik secara individu dengan individu, individu dengan kelompok atau
hubungan antar kelompok dengan kelompok yang lain. Ketika individu mencoba
berinteraksi dengan orang lain, maka individu tersebut melakukan hubungan interpersonal.
Secara kodrat, manusia adalah homo sapiens atau /makhluk berfikir dan homo socius atau
makluk sosial sehingga memerlukan hubungan dengan orang lain.
Hubungan Antar Manusia

 Hubungan antar manusia merupakan proses interaksi melibatkan perasaan, kata yang
diucapkan dalam komunikasi, mencerminkan perasaan dan sikap, proses penyesuaian
diri. Tujuan penggunaan hubungan antar manusia adalah memanfaatkan pengetahuan
tentang faktor sosial dan psikologi dalam penyesuaian diri manusia sedemikian rupa
sehingga penyesuaian diri ini terjadi dengan serasi dan selaras. Adapun faktor yang
terdapat dalam hubungan antar manusia terbagi atas faktor yang mendasari interaksi
sosial dan faktor yang menentukan interaksi sosial. Teknik hubungan antar manusia
terbagi dalam Tindakan Sosial, Kontak Sosial, dan komunikasi sosial.
Menumbuhkan Hubungan Antar Manusia
 Trust (rasa percaya) Trust mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh risiko (Gifin, 1967).
Ada tiga hal dalam menumbuhkan rasa percaya yaitu, menerima, empati, kejujuran.

 Sikap suportif Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi.
Seseorang yang memiliki sifat defensif adalah ketika dia memunculkan sikap tidak menerima,
tidak jujur, dan tidak empati.

 Open mindedness (sikap terbuka) Agar suatu komunikasi efektif selain dua hal di atas, sikap
terbuka dari klien dan bidan harus dimiliki sehingga akan muncul rasa saling pengertian dan
menghargai. Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme (tertutup) Hal ini harus kita hindarkan
untuk mencegah ketidakefektifan dari komunikasi.
Tujuan Hubungan Antar Manusia
a. Memanfaatkan pengetahuan tentang faktor sosial dan psikologis dalam penyesuaian diri manusia
sehingga terjadi keselarasan dan keserasian, dengan konflik seminimal mungkin.
b. Memenuhi kebutuhan antara individu yang satu dengan yang lain.
c. Memperoleh pengetahuan dan informasi baru
d. Menumbuhkan sikap kerjasama.
e. Menghilangkan sikap egois/paling benar.
Sifat Sifat Hubungan Antar Manusia
a. Mendalam, ada unsur ikhlas
b. Dialognya mendalam
c. Action Oriented/berorientasi pada tindakan
d. Aktif dan reaktif
e. Merubah sikap
f. Pendapat tanggapan
g. Perilaku bisa diamati

Syarat-syarat Hubungan Antar Manusia


a. Ada unsur simpati dan empati (diawali saling perhatian, interaksi/komunikasi)
b. Paham akan kebutuhan manusia
Pengaruh Pemahaman Diri Terhadap KIP/K

 Pentingnya pemahaman diri adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan banyak aspek, orang
dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-sosial-spritual yang
berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan berbagai karakteristik.
Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan, kesedihan dan
kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak
memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah,
maka apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang
dialaminya, maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan
terjadi sehingga memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil
sikap, dan ini bisa menghindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
 Bayangkan apabila bidan sendiri tidak memahami dirinya, dia tida tahu kelemahannya, dan tidak bisa
mengendalikan diri, misalkan bidan yang mudah marah, maka apabila dia mendapatkan pasien yang
memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya, maka bidan tidak akan mampu
mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga memperkeruh suasana. Lain
halnya jika bidan tersebut sudah memahami bahwa dirinya mudah marah, maka dia akan berusaha
untuk meredam kemarahannya dan pendapat klien akan di sikapi sebagai tukar pendapat semata. Bidan
yang kurang memahami diri sendiri kemungkinan akan sulit memahami apa yang di alami klien,
sehingga bidan tidak akan bisa berkomunikasi dengan baik, karena ada sikap tidak bisa menerima klien
apa adanya.
 Pentingnya pemahaman diri terhadap proses KIP/K adalah karena Bidan bekerja dengan melibatkan
banyak aspek, orang dan kondisi. Bidan perlu memahami bahwa setiap orang mempunyai bio- psiko-
sosial-spritual yang berbeda. Sehingga perlu pemahaman diri untuk menghadapi orang dengan
berbagai karakteristik. Bidan harus mampu memahami untuk bisa menghadapi kecemasan, kemarahan,
kesedihan dan kegembiraan klien. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan
ini bisa menghindarkan dari hal- hal yang tidak diinginkan. Bayangkan apabila Bidan sendiri tidak
memahami dirinya, dia tidak tahu bisa mengendalikan diri, misalnya Bidan yang mudah marah, maka
apabila dia mendapatkan pasien yang memberikan pendapat lain tentang keadaan yang dialaminya,
maka Bidan tidak akan mampu mengendalikan emosinya sehingga pertengkaran akan terjadi sehingga
memperkeruh suasana. Bidan harus mengetahui bagaimana dia harus mengambil sikap, dan ini bisa
menghindarkan dari hal – hal yang tidak diinginkan.
Sekian
dan
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai