Anda di halaman 1dari 34

Curriculum Vitae

• Pendidikan
– Dokter umum– FK.UNPAD 1972
– Spesialis Anak– FKUI 1983
– Doktor– FKUI 1996
– Professor– FKUI 2000
• Organisasi
– Ketua of Indonesian Technical Advisory Group on
Immunization (ITAGI)
– President of International Society of Tropical
Prof Dr dr Sri Rezeki S Pediatrics (ISTP)
Hadinegoro Sp.A(K) – Anggota KOMNAS PP KIPI
– Anggota Satgas Imunisasi IDAI
Departemen Ilmu – Board member of Asian Society of Pediatric Infectious
Kesehatan Anak FKUI-
RSCM Disease (ASPID)
– Member of Asia Dengue Voice and Action(ADVA)
Webinar Persiapan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia

PENGEMBANGAN VAKSIN COVID 19


Indonesia Technical Advisory Group on
Immunization (ITAGI)

Jakarta, 24 November-4 Desember 2020


Topik bahasan

• Tujuan vaksinasi
• Jenis platform vaksin Covid-19
• Uji klinis vaksin Covid-19
• Percepatan pengembangan vaksin
• Regulasi Perijinan Vaksin dan keamanan
• Rangkuman
Mereka yang berjasa dalam Vaksinasi

Jonas Salk & Albert Sabin

Edward Jenner
Louis Pasteur
• Produk biologis yang dapat
menghasilkan imunitas
Vaksin spesifik untuk penyakit
tertentu

• Pemberian vaksin ke dalam


tubuh untuk menghasilkan
Vaksinasi imunitas spesifik untuk
penyakit tertentu

• Proses yang menyebabkan


seseorang menjadi imun
Imunisasi sehingga tercegah dari
penyakit melalui vaksinasi
Istilah vaksinasi dan imunisasi sering dipakai secara bergantian . 
Mengapa Vaksinasi Penting (WHO, 2020)
Vaksin dapat mencegah penyakit infeksi. Contoh
Individu PD3I: BCG, DTP, Polio, Measles, Hepatitis B, Hib, PCV,
Influenza , Dengue, dll.

Ketika masyarakat telah diimunisasi untuk


mencegah suatu penyakit, maka penyebaran
Komunitas
penyakit tersebut akan terhambat. Disebut “herd” =
“indirect “ terjadi Kekebalan Komunitas

Ketika masyarakat telah mempunyai kekebalan,


Herd maka secara tidak langsung mencegah sebagian
immunity masyarakat yang tidak diimunisasi seperti bayi muda
dan orang yang menderita defisiensi imun.
Keberhasilan Program Imunisasi

Eradikasi Kasus polio tidak Eliminasi


penyakit cacar ditemukan sejak Maternal
(variola) pada tahun 2006 Neonatal
tahun 1980 Tetanus
 Imunisasi  Sertifikasi
cacar di stop Bebas Polio pada
27  Mei 2016
Maret 2014
Infeksi versus Vaksinasi
Sembuh, meninggal,
Penyebab penyakit Penyakit disabilitas

Respons sembuh
imun
infeksi meninggal

disabilitas
imun
memori

Antigen vaksin Sehat Imunitas, kekebalan


Respons
imun
imunisasi

imun
memori
Tujuan Vaksinasi
Melindungi seseorang terhadap
penyakit tertentu (intermediate goal, tujuan antara)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit (final goal, tujuan akhir)


Upaya Mencapai Tujuan Akhir (Final Goal)
Kajian
epidemiologi
Penguatan surveilans

Perbaikan mutu Pemantauan


& keamanan perjalanan
vaksin penyakit
Imunogenisitas &
reaktogenisitas

Perbaikan Keberhasilan
pengelolaan program
vaksin imunisasi
Cakupan >80%
Konsep Herd Immunity
Herd Immunity atau kekebalan komunitas,
jika sebagian besar komunitas (≥ 80%) telah kebal, maka
sebagian kecil (20%) yang belum punya kekebalan ikut
terlindung

Alami: Penyebaran penyakit


1 Hepatitis A sebelum ada vaksinnya

2 Vaksinasi: variola, polio, tetanus neonatorum


Jenis vaksin
Bacteria Virus

• Campak • OPV
• BCG • Mumps •
Live YF
• Tifoid oral • Rubella •
vaccine Dengue
• Varisela • JE
• Rotavirus

• Difteria • Meningo • Influenza • Rabies


Inactive • Tetanus • Pneumo • IPV • Hep A
vaccine • Pertussis • Hib • Covid19 • Hep B
• Kolera • Tifoid
Komposisi
Antigens Vaksin

Adjuvant(s) Preservative(s)

Buffers

Stabilizer(s) Excipient(s)

 Meningkatkan respons imun


 Membuat vaksin lebih stabil
 Mencegah infeksi
Tujuan Imunisasi
Covid-19 1. Menurunkan
kesakitan &
kematian akibat
Covid-19

2. Mencapai kekebalan
kelompok (herd immunity)
untuk mencegah dan
melindungi kesehatan
masyarakat

3. Melindungi dan memperkuat sistem


kesehatan secara menyeluruh

4. Menjaga produktifitas dan


meminimalkan dampak sosial dan
ekonomi
10 January 2020:
Para pakar
menemukan
genome dari
coronavirus COVID-
19, merupakan
langkah awal
penemuan vaksin Calon antigen
• spike protein, nukleokapsid, genom RNA
Classical platform Next-generation platform
Whole inactivated virus Viral vector

Live attenuated virus DNA

Protein subunit RNA

Virus like particle APC

Van Riel, de Wit E. Next-generation vaccine platform for Covid-19. Nat Mater 2020;19:810-2
VACCINE DEVELOPMENT — Mechanism of action for types of vaccines

Vaccine from whole virus


• Virus hidup Attenuated live virus Inactivated dead virus

dilemahkan
(attenuated live
virus) atau virus
mati/inaktifasi
(inactivated dead
virus) sehingga tidak
lagi menyebabkan
penyakit

Note:
This illustration shows
injectable vaccines. Some
vaccines in this category are
administered orally Source: https://www.nature.com
/articles/d41586-020-01221-y
VACCINE DEVELOPMENT — Mechanism of action for types of vaccines

Protein-based vaccines
• Protein virus diekstrak Protein sub-units or virus-like particles
(hidup atau inaktifasi), Protein sub-units OR Virus-like particles
dimurnikan, dan
disuntikkan sebagai
vaksin
• Pada coronavirus,
pada umumnya yang
dipergunakan adalah
spike protein
• Untuk virus-like
particles mempunyai
cara bekerja yang
sama dengan protein
sub-unit

Source: https://www.nature.com
/articles/d41586-020-01221-y
VACCINE DEVELOPMENT — Mechanism of action for types of vaccines

Viral vector vaccines


Replicating vector or non-replicating viral vector
• Gen dari protein
pathogen diinsersikan Replicating vector Non-replicating viral vector

pada virus lain yang


dapat menginfeksi
seseorang tanpa
menyebabkan penyakit
• Virus yang aman ini
bekerja sebagai
‘platform’ atau ‘vector’
untuk menyampaikan
kepada protein untuk
merangsang terjadinya
respons imun
• Sebagian dapat
bereplikasi dan
sebagian tidak
Source: https://www.nature.com
/articles/d41586-020-01221-y
VACCINE DEVELOPMENT — Mechanism of action for types of vaccines

Nucleic acid vaccines


DNA vaccine or RNA vaccine
• Asam nukleat dilakukan DNA vaccine RNA vaccine

koding berlaku sebagai


antigen kemudian
disuntikkan
• DNA plasmid: masuk ke
dalam inti sel, ditranslasi
kan pada mRNA sebagai
ekspresi protein
• Pada mRNA adapt
langsung disuntikkan
segera (tidak diperlukan
translasi) namun kurang
stabil dibandingkan dengan
DNA
• Merupakan teknologi baru,
belum pernah ada vaksin
untuk manusia
Source: https://www.nature.com
/articles/d41586-020-01221-y
VACCINE DEVELOPMENT

Imunogen dalam pengembangan vaksin virus


Platform Kekuatan Kelemahan Contoh

Whole Merangsang respons Kontraindikasi unt ibu Campak, rubella,


inactivated virus imun seperti infeksi hamil & defisiensi imun gondongan, Yellow
alami fever
Protein subunit Efek samping lebih kecil Imunogenisitas lebih Influenza
daripada whole virus rendah, pembuatan
lebih rumit
Recombinant Tidak perlu Imunogenisitas lebih Hepatitis B
memperbanyak virus rendah, mahal
Replicating Pembuatan lebih cepat Infeksi dari virus vektor Ebola
Non-replicating akan mengurangi kadar Covid19
vector virus antibodi

Nucleic acid Imunitas seluler kuat Titer antibodi relatif Pengembangan


Pembuatan cepat endah vaksin Covid19
VACCINE DEVELOPMENT

Vaksin COVID-19, uji klinis fase III


10 CANIDATE VACCINES IN VACCINE LOCATION OF PHASE III
PHASE III CLINICAL EVALUATION PLATFORM STUDIES
Brazil, Indonesia, Turkey,
Sinovac Inactivated virus
Bangladesh
Wuhan Institute of Biological
Inactivated virus United Arab Emirates
Products / Sinopharm
Beijing Institute of Biological
Inactivated virus China
Products / Sinopharm
University of Oxford / AstraZeneca Viral vector * USA, UK
CanSino Biological Inc. /
Viral vector * Pakistan
Beijing Institute of Biotechnology
Gamaleya Research Institute Viral vector Russia
Janssen Pharmaceutical USA, Brazil, Colombia, Peru,
Viral vector
Companies Mexico, Philippines, South Africa
Novavax Protein subunit UK
Moderna / NIAID RNA USA
BioNTech / Fosun Pharma / Pfizer RNA USA, Argentina, Brazil

https://www.who.int/publications/m/item/draft-landscape-of-covid-19-candidate-vaccines * Single dose schedule


Pengembangan vaksin saat Pandemi
Percepatan pengembangan vaksin Covid-19

Dasar percepatan Tujuan vaksinasi


Perlu perhatian
“Public Health
Crisis” Menurunkan kematian, Memerlukan
mengurangi penularan, pengawasan
(WHO,Maret
mempercepat tercapai ketat dengan
2020
herd immunity, regulasi khusus
Presiden, memperbaiki (Emergency Use
Bencana non- ekonomi/sosial Aothorization)
alam)
Tahapan Uji Klinis Vaksin

Uji Klinis Keterangan


Pre klinis Dilakukan tes vaksin pada hewan coba untuk menilai efikasi dan
keamanan termasuk studi provokasi (challenge studies)

Fase I Dilakukan pada sukarelawan dewasa sehat dalam jumlah kecil untuk
menilai keamanan vaksin

Fase II Vaksin diberikan pada sukarelawan kelompok khusus (misalnya umur


tertentu) dalam jumlah lebih besar untuk menilai imunogenisitas

Fase III Vaksin diberikan pada ribuan sukarelawan untuk menilai efikasi dan
keamanan vaksin. Pada umumnya dilakukan multisenter

Fase IV Dilakukan pemantauan KIPI pada vaksin yang telah dipergunakan


secara luas (post marketing surveillance=PMS)
Percepatan pengembangan vaksin Covid-19
Regulasi Perijinan Vaksin dan Keamanan

• Dalam percepatan pengembangan vaksin di masa pandemi, semua


tahapan uji klinis harus tetap dilalui untuk mendapat perizinan dari
BPOM

• Mengingat uji klinis fase III belum selesai dan data efikasi belum
ada, maka diharuskan memenuhi persyaratan yang telah diberikan
oleh badan internasional serta badan regulator di negara setempat

• Hal tersebut diperlukan untuk menjamin keamanan, manfaat dan


mutu vaksin
Emergency Use Listing (EUL)
• Suatu prosedur yang dikeluarkan oleh WHO untuk
menilai suatu vaksin yang belum terdaftar, obat, atau
alat diagnostik in vitro, selama “public health
emergencies” dengan tujuan produk tersebut
dibutuhkan oleh masyarakat.

• EUL hanya dipakai selama “public health emergencies”


Saat produk belum teregistrasi (masih dalam
pengembangan), WHO akan menilai kualitas,
keamanan dan efikasi dari data selama pengembangan
dengan memperhatikan ‘risk-benefit’.
https://www.who.int/news-room/q-a-detail/coronavirus-disease-use-of-emergency-use-listing-procedure-forvaccines-a
gainst-covid-19
WHO = World Health Organization
Jika dalam preliminari data belum didapatkan data efikasi vaksin maka WHO
merekomendasikan data imunogenisitas dapat dipergunakan sebagai
‘surgate’ untuk memprediksi efikasi vaksin

US-FDA = United State-Food of Drug Administration)


Dalam situasi ancaman kesehatan, ketidaklengkapan data dapat diterima.
Conditional approval dapat disetujui walaupun data preklinik dan
pharmaceutical tidak komprehensif. Pemeriksaan dilakukan dengan penilaian
kasus per kasus.

EMA = European Medicine Agency


Difahami bahwa dalam produk yang diajukan untuk mendapat EUA mempunyai
data yang tidak lengkap. Untuk mengatasi hal tersebut FDA memberikan
rekomendasi berdasarkan risk-benefit profile, case by case
Kriteria persetujuan BPOM untuk
Emergency Use Authorization (EUA)
2
1 Obat/vaksin yang akan diedarkan telah
Telah ada ketetapan kondisi darurat
terbukti secara ilmiah memiliki aspek
kesehatan oleh pemerintah
keamanan dan khasiat yang memadai
(Bencana non-alam) berdasarkan data klinis dan non klinis

3 4
Obat/vaksin yang akan diedarkan
Obat/vaksin yang akan diedarkan memiliki manfaat yang lebih besar dari
memiliki data mutu yang memenuhi risikonya (risk benefit analysis)
standar yang berlaku dan diproduksi di berdasarkan kajian data klinis dan non
sarana yang memenuhi CPOB klinis

5
Belum ada alternatif pengobatan atau tata laksana yang memadai dan
disetujui untuk pengobatan penyakit pada kondisi kedaruratan
kesehatan masyarakat
Motto Vaksin Merah-Putih
• Virus berasal dari Indonesia
• Dikembangkan oleh peneliti Indonesia
• Diproduksi oleh produsenvaksin di Indonesia
• Dipersembahkan untuk masyarakat Indonesia
Saat vaksin Covid-19 telah tersedia
Protokol Kesehatan tidak boleh ditinggalkan
Rangkuman
• Diperlukan pengertian mengenai vaksin & vaksinasi serta
pengembangannya untuk mengetahui manfaatnya.
• Pengembangan vaksin Covid-19 diperlukan untuk
menurunkan angka kematian, mengurangi penularan, dan
mempercepat tercapainya kekebalan komunitas
• Dalam percepatan pengembangan vaksin Covid-19
diperlukan pengawasan yang ketat sesuai pedoman
internasional (WHO, FDA, EMA) dan regulatori BPOM
• Vaksin Covid-19 merah putih menjadi harapan
pengembangan vaksin di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai