Anda di halaman 1dari 33

Jurnal Reading

Proteinuria During Dengue


Fever In Children
Oleh:
Siska Eni Wijayanti
NIM: 1911901060
Informasi Jurnal
Abstrak
Peneliti Protein
an ini uria

Metode
Tujuan
bertuju dinilai
an mengg
untuk
unakan
mengiv
dipstik
estigasi
protein
dan
uria diukur
yang dengan
terjadi dengan
selama urine
penyaki protein
t :
dengue creatini
pada n ratio
anak (UPCR)
dan
pada
menilai
sampel
jika
penguk dari
uran pasien
pada rawat
parame inap
ter ini dengan
dapat infeksi
memba dengu
ntu e
petugas terkonf
dalam irmasi
manaje
dan
men
pada
klinis
pada kontrol
pasien. sehat.
Abstrak

Hasil


Hasil positif dengan disptik terdapat pada 42,9% pasien di rumah sakit dengan dengue dan 20,0% pada kontrol
sehat. UPCR meningkat selama fase kritis penyakit; memuncak satu minggu setelah onset demam dan menurun
ketika pasien sembuh. Pasien dengan tanda bahaya atau dengue yang parah lebih mungkin terjadi proteinuria
dideteksi dengan UPCR pada saat penerimaan di rumah sakit dibandingkan dengan pasien tanpa tanda bahaya.
Namun, sensitivitas marker ini terbatas hanya 16,1% pasien dengan tanda bahaya memiliki proteinuria.
Abstrak

Kesimpulan

Dipstik urin dan UPCR tidak terlihat sangat bernilai untuk


triase pasien pada saat konsultasi awal tetapi observasi
penurunan UPCR selama sakit mengindikasikan perubahan
menuju pemulihan.
Latar Belakang

Dengue adalah penyakit virus 3 Fase

mosquito-borne yang paling sering


Fase febris Fase kritis Fase pemulihan
terjadi di dunia. Mayoritas penyakit
ini asimptomatik atau penyakit
demam ringan, tetapi virus dengue
(DENV) juga dapat menyebabkan
penyakit yang mengancam jiwa.
Latar Belakang

• Manifestasi penyakit parah terjadi selama fase kritis dimulai sekitar hari ke 4
-7 setelah onset demam dan biasanya berakhir 48-72 jam.
• Manajemen klinis yang cepat berdasarkan terapi penggantian cairan
mengurangi morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan dengue
parah
Latar Belakang

Dibutuhkan pemeriksaan yang


Masalah untuk efektif dan murah untuk
manajemen klinis yang mengidentifikasi pasien yang
berisiko dan panduan triase dan
efektif pada dengue mengamati peningkatan urinary
adalah ketidakmampuan protein clearance yang disebabkan
oleh peningkatan permeabilitas
untuk memprediksi secara vaskular sistemik yang terjadi pada
akurat, pada tahap awal dengue parah, dan diusulkan
infeksi, dimana pasien pemeriksaan screening ekskresi urin
dapat mengindikasikan bentuk
mungkin berkembang parah dari dengue dan juga
menjadi bentuk parah panduan triase dan monitoring
pasien dengan suspek infeksi
dari penyakit. dengue.
Latar Belakang

Menginvestigasi adanya proteinuria selama penyakit dengue pada anak dengan strip urinalisis sederhana dan dengan protein : creatinin ratio dan menilai jika parameter ini dapat membantu
petugas untuk meningkatkan manajemen klinis pada kasus dengue

Tujuan
Metode

Total 241 urin diperoleh dari 108 pasien dengan


infeksi virus dengue (dengue virus infection [DVI])


terkonfirmasi laboratorium yang dipilih secara acak
diantara sampel yang terkumpul pada tahun 2013
Sampel klinis dalam penelitian Dengue Research Framework for
Resisting Epidemics in Europe (DENFREE). Selanjutnya
15 sampel dikumpulkan dari anak sehat untuk
kontrol sehat.
Metode


Proyek DENFREE telah disetujui oleh Canadian National Ethic Committee for
Health Research (otorisasi no. 063NECHR). Perwakilan anak resmi
menandatangani persetujuan tertulis sebelum pendaftaran pasien.
Metode
Adanya protein pada urin dikumpulkan pada saat pasien diterima di rumah sakit diperiksa menggunakan semi-quantitave mission urine dipstick . Hasil penilaian: tidak ada protein; 150 mg/L; 300 mg/L; 1000
mg/L; 3000 mg/L; dan 20.000 mg/L. UPCRs diukur dalam sampel yang dikumpulkan selama rawat inap menggunakan Cobas integra 400 plus analyzer. Proteinuria didefinisikan UPCR ≥ 45 mg/mmol.

Analisis Urin
Metode
Analisis Statistik
Uji statistik menggunakan STATA versi 11.0 (StataCorp, USA).
Perbedaan statistik antara kelompok kategori dideteksi menggunakan Fisher’s exact
test.
Kruskal-Wallis test dan Mann Whitney U Test digunakan untuk variabel independent
Wilcoxon Test digunakan untuk varibel dependen.
Korelasi diantara dua variabel dinilai dengan Spearman’s rank correlation test.
Generalized Additive Mixed Model (GAMM) digunakan untuk mengevaluasi faktor i
ndependent terkait dengan nilai UPCR dan dengan kejadian proteinuria.
Signifikansi ditetapkan pada p<0,050.
Hasil
Hasil
Deteksi protein dengan dipstik dalam spesimen urin yang terkumpul saat pendaftaran
Hasil
Proteinuria ditentukan oleh UPCR selama rawat inap
Hasil
Proteinuria ditentukan oleh UPCR selama rawat inap
Hasil
Faktor pemodelan terkait secara independen dengan nilai UPCR pada demam
dengue
Hasil
Hubungan antara serum protein
total dan UPCR
Tingkat serum protein
total dan UPCR dinilai
secara paralel pada 51 Pasien dengan
pasien dengue. konsentrasi Pasien
UPCR cenderung lebih t serum protein hipoproteinemia
normal
inggi pada pasien dengan
hipoproteinemia tetapi
perbedaannya tidak
signifikan (P = 0,096).
Hasil

Elektroforesis protein urin


Diskusi

• Peningkatan ekskresi protein urin pada pasien yang terinfeksi oleh DENV dianggap
sebagai tanda defek pada sel endotel vaskular dan kebocoran plasma terkait
dengan bentuk kompleks dengue dan dianggap sebagai penanda prognostik.

• Mekanisme yang mendasari hipotesis peningkatan ekskresi protein dalam urin


adalah bahwa selama DVI, glikokaliks dari sel endotel terganggu baik oleh aksi
langsung virus atau oleh antigen NS1 sehingga menyebabkan kebocoran plasma.
Diskusi

• Pada tingkat ginjal, perubahan lapisan glikokaliks yang melapisi glomerulus sel
endotel memungkinkan lewatnya makromolekul di dalam urin primer.

• Dalam kondisi normal, bagian ini dibatasi untuk menjaga konsentrasi albumin
intravaskular. Sebagai makromolekul tidak dapat diserap kembali oleh tubulus,
glomerulus proteinuria, terutama ditandai dengan kehadiran albumin dalam urin ter
akhir.
Diskusi

• Peneliti pertama kali menyelidiki keberadaan proteinuria dengan menggunakan


dipstick.

• Peneliti mengamati bahwa dipstick urin digunakan pada sampel yang dikumpulkan
pada saat konsultasi medis awal sebelum masuk ke rumah sakit bukanlah alat yang
dapat diandalkan untuk triase pasien dengue.
Diskusi

• Proporsi tes positif menggunakan dipstik pada kontrol (20%) dan pada dengue
WS- (38,1%) dan WS+ (32%) secara statistik tidak berbeda.
• Vasanwala et al. dan Lumpaopong et al. juga menilai nilai prognostik dipstick urin
dan menunjukkan bahwa tes cepat ini tidak dapat membedakan antara demam d
engue (DF) dan DHF.
• Dalam penelitian ini, perbandingan hasil dipstick dengan hasil UPCR m
enunjukkan bahwa hanya 43,5% dari pasien yang dites positif proteinuria de
ngan dipstick memiliki proteinuria yang signifikan dengan yang didefinisikan oleh
UPCR ≥ 45 mg / mmol .
Diskusi

• Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien dengan WS+ dan dengue parah lebih m
ungkin untuk mengalami peningkatan UPCR pada saat masuk di rumah sakit diba
ndingkan dengan pasien WS-.

• Namun, sensitivitas dari penanda ini terbatas karena hanya 16,1% dari pasien WS
+ memiliki proteinuria yang signifikan.
Diskusi

• Analisis multivariat peneliti mengenai UPCR selama berlangsungnya penyakit


menunjukkan bahwa rasio ini secara signifikan lebih tinggi pada 6-8 hari setelah t
imbulnya demam.

• Pengukuran UPCR tampaknya lebih bermanfaat untuk memantau pasien selama


perjalanan penyakit daripada sebagai penanda untuk triase pasien.

• Puncak UPCR terjadi pada akhir fase kritis penyakit dan penurunan rasio tampaknya
sesuai dengan awal fase pemulihan.
Diskusi

• Hipoproteinemia pada kasus dengue biasanya mengindikasikan kebocoran plasma

• Proteinuria yang signifikan lebih sering terjadi pada pasien dengan hipoproteinemia
tetapi UPCR ≥ 45 mg /mmol yang diamati hanya pada 38,1% pasien dengan h
ipoproteinemia

• Hasil ini menunjukkan bahwa kebocoran plasma tidak selalu menyebabkan


proteinuria

Pola yang kompatibel dengan proteinuria tubular, proteinuria glomerulus selektif dan proteinuria
glomerulus non-selektif, diamati pada 51,9%, 22,2% dan 14,8% dari sampel yang diuji oleh UPEP.
Diskusi

• Tiga kategori utama proteinuria dapat dibedakan dengan UPEP: proteinuria yang m
eluap (overflow proteinuria), proteinuria tubular dan proteinuria glomerular
• Proteinuria tubular = 51,9%
• Proteinuria glomerulus selektif (albumin) = 22,2%
• Proteinuria glomerulus non-selektif ( serum-like) = 14,8%
Diskusi
Keterbatasan Penelitian

• Jumlah pasien sedikit tanpa tanda-tanda peringatan karena spesimen klinis hanya
dikumpulkan dari anak-anak yang dirawat di rumah sakit dan bukan dari kasus rawat
jalan sehingga kurang terwakilinya bentuk penyakit dengue dan hal ini menjelaskan a
lasan peneliti tidak mengamati perbedaan dalam proteinuria antara pasien dengan at
au tanpa tanda-tanda peringatan.
• Tidak adanya pengukuran UPCR harian untuk setiap pasien
• Peneliti tidak dapat mengeksplorasi potensi faktor perancu seperti jumlah etiologi
proteinuria lainnya, termasuk infeksi virus primer
• Proteinuria diukur secara retrospektif dan fungsi ginjal tidak dinilai oleh dokter
Diskusi
Kesimpulan

• Penelitian ini menunjukkan bahwa ekskresi protein dalam urin


diperkirakan oleh UPCR, meningkat selama perjalanan penyakit d
engue mencapai tingkat maksimum kira-kira satu minggu setelah
timbulnya demam.
• Peneliti menemukan bahwa tidak ada urin dipstick atau pengukuran
UPCR berguna untuk triase pasien dengue waktu kunjungan
pertama ke rumah sakit.
Minat bersaing
Anne-Claire Andries saat ini adalah karyawan Biosynex dan karyawan Philippe Buchy vaksin GSK.
 
Ucapan Terima Kasih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada para pasien, perawat dan dokter yang berpartisipasi
dalam penelitian ini. Penelitian yang mengarah pada hasil ini telah menerima dana dari European
Union Seventh Framework Programme (FP7 / 2007/2011) berdasarkan Perjanjian Hibah n° 282
378

Lampiran A. Data tambahan


Data tambahan yang terkait dengan artikel ini dapat ditemukan, di versi online, di
http://dx.doi.org/10.1016/j.ijid.2016.12.022.
THANK YOU!
Minat bersaing
Anne-Claire Andries saat ini adalah karyawan Biosynex dan karyawan
Philippe Buchy vaksin GSK.
 
Ucapan Terima Kasih
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada para pasien, perawat dan
dokter yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian yang meng
arah pada hasil ini telah menerima dana dari European Union Seve
nth Framework Programme (FP7 / 2007/2011) berdasarkan Perjanjia
n Hibah n° 282 378.
 
Lampiran A. Data tambahan
Data tambahan yang terkait dengan artikel ini dapat ditemukan, di v

Anda mungkin juga menyukai