akan menghasilkan 800 ton / hari. PERMASALAHAN TEHNOLOGI KJA
a) Pakan yang mahal
b) Kekurangan benih ikan c) Pemasaran hasil Produk d) Tata ruang atau tata letak KJA e) Penurunan kualitas perairan Pengelolaan Lingkungan Aquaculture di Waduk / Danau 1. Tata Ruang Perairan Lokasi memenuhi kriteria lingkungan untuk budidaya karena akan menentukan keberhasilan. Kualitas air pembatas. Penentuan luas areal budidaya dan jumlah KJA berdasarkan pada perhitungan ambang batas yang aman bagi penyuburan yang disebabkan oleh fosfor dari bahan yang terbuang dan limbah kotoran ikan. 2. Daya Dukung Perairan Daya Dukung Perairan : Tingkat produksi ikan maximum yang dapat dihasilkan dari perairan tersebut secara berkelanjutan. Tingkat produksi budidaya ikan dalam KJA berbanding terbalik dengan tingkat kesuburan perairan. Budidaya intensif dalam KJA menyebabkan limbah / kotoran ikan sisa pakan yang terbuang merangsang produktifitas perairan mempengaruhi KARAKTERISTIK BIOTIK dan ABIOTIK PERAIRAN Pada kondisi yang tidak berlebihan unsur hara (P dan H) merangsang pertumbuhan phytoplankton (algae) menyebabkan produktifitas perairan. Pada keadaan yang berlebihan akan menurunkan kualitas perairan dan dalam keadaan ekstrim kematian ikan dalam budidaya serta memicu timbulnya penyakit. Dalam perhitungan daya dukung digunakan beberapa uraian :
• Luas waduk adalah luas efektif (luas minimum)
pada waktu permukaan air mencapai titik terendah. • Ekosistem waduk dapat mentolelir 0,367 kg P2O5 (Fosfot) per Ha per hari tanpa menambah trofek levelnya. • Ikan diberi makan pakan buatan 3% dari berat biomas per hari. Budidaya Karamba Jaring Apung ( KJA ) di Waduk / Danau
Budidaya KJA biasanya dilakukan dalam waduk
dengan kedalaman lebih dari 40 m. Pada Kondisi ini terjadi :
1. Suhu Air dipermukaan lebih panas dari pada
air di dasar. 2. Sisa pakan dan kotoran ikan menumpuk di dasar / dibawah lokasi keramba. 3. Sisa pakan dan kotoran ikan menumpuk di dasar diuraikan oleh bakteri tetapi terisolasi di dasar. 4. Pada saat musim hujan, suku permukaan waduk turun drastis. Air dengan suhu rendah ini akan tenggelamke dasar waduk dan air dasar yang lebih panas ke permukaan. UP WELLING. 5. Pada saat up welling, air dasar yang mengandung kotoran ikan meracuni ikan dalam keramba secara mendadak. 6. Peristiwa ini disebut KERACUNAN atau INTOKSIKASI dan kebanyakan ikan mati lemas dalam jumlah banyak. 7. Penanggulangan keracunan atau intoksikasi sulit dicegah.
Budidaya KJA usaha pembesaran ikan pada
keramba yang terbatas dan efektif namun mengambil (keuntungan maupun kerugian) dari luas total alami waduk atau danau. Keuntungan budidaya ikan dalam sistim KJA
1. Persediaan O2 hampir tidak terbatas untuk
mendukung kehidupan ikan 2. Budidaya bisa dilakukan sangat intensif dalam luasan terbatas. 3. Pemberian pakan lebih efisien (ikan berada dalam kelompok besar). 4. Bisa memanfaatkan bahan alami waduk 5. Mudah mengamati jika terjadi penyakit atau kematian. 6. Mudah mengamati pertumbuhan dan estimasi produksi. 7. Persiapan bahan relatif lebih mudah dan sederhana. 8. Panen ikan lebih efisien dan efektif. Kerugian budidaya ikan sistem KJA 1. Jika lingkungan waduk mengalami perubahan yang merugikan ikan. 2. Kesulitan transportasi ke tengah waduk. 3. Lahan budidaya milik umum / pemeritah. 4. Sisa pakan dan kotoran tidak bisa dibersihkan. PERBEDAAN WADUK DAN DANAU WADUK : 1. Mempunyai gas keliling yang panjang banyaknya lekukan. 2. Kedalaman relatif sedang 20 – 100 m. 3. Tebing landai dan curam. 4. Pengeluaran air lewat bawah. 5. Fluktuasi naik turunnya permukaan air tahunan (DERODON) tinggi (10 – 15m). DANAU :
1. Terjadi secara alami
2. Perairan relatif tenang 3. Kedalaman rata – rata lebih dari 100 m 4. Tebing curam dan gas keliling lebih sempit jika dibanding dengan waduk. 6. Permukaan air lewat permukaan unsur hara dapat dimanfaatkan oleh organisme. 7. Fluktuasi air (DERODON) kecil 1- 2 m. 8. Perairan jernih dan tenang cahaya matahari dapat menembus lebih dalam fotosintesis dapat maksimal. BERDASARKAN MORFOLOGI – berdasarkan luas permukaan air
1. Waduk sangat luas bila luas genangan >
100.000 Ha. 2. Waduk luas, luas genangan antara 1.000- <100.000 Ha. 3. Waduk sedang, luas genangan 1.000- <10.000Ha. 4. Waduk kecil, luas genangan antara 100- <1.000Ha. 5. Waduk sangat kecil, luas genangan 1-<100Ha. BERDASAR KEDALAMAN :
• Waduk dangkal bila rataan kedalaman < 15 M
• Waduk dalam, rataan kedalaman > 15 m BERDASARKAN FUNGSI DAN MORFOLOGI (LUAS DAN KEDALAMAN)
• Waduk lapangan luas < 20 Ha, kedalaman
minimal 5 m, fungsi penampungan air. • Waduk irigasi, luas 20 – 500 Ha, kedalaman 5- 30 m, fungsi mengairi sawah. • Waduk serbaguna, luas 7.500 Ha, kedalaman 30 – 100 m, fungsi bermacam – macam kepentingan. BERDASARKAN TINGKAT KEPENTINGAN WADUK • Perairan kurang subur (OLIGOTROPIK), umumnya perairan sangat dalam produktivitas primer 0 – 200 mg C/m3/hari dan jumlah phytoplankton < 2.000 individu/liter. • Perairan agak subur (MESOTROPIK) umumnya dangkal, produktivitas primer 200 – 750 mg C/m3/hari. Jumlah phytoplankton 2.000 – 15.000 individu / Liter. • Perairan Subur (EUTROPIK) umumnya relatif dangkal, produktivitas primer > 750 mg C/m3 /hari. Jumlah phytoplankton > 15.000 individu/Liter. OPTIMALISASI BUDIDAYA IKAN DALAM KJA DI WADUK DAN DANAU Tehnologi budidaya dalam KJA telah meningkatkan produksi ikan. Tujuan utama dari pengelolahan perikanan dari suatu perairan adalah meningkatkan produksi ikan dan memelihara produksi serta mengelola sumber daya perairan tersebut. Dengan kata lain : Pengelolaan budidaya KJA adalah suatu aspek pengelolaan terpadu satu ekosistem. OPTIMALISASI BUDIDAYA IKAN DALAM KJA
Kegunaan optimalisasi adalah untuk
mengoptimalakan pemanfaatan waduk dan danau yang digunakan untuk budidaya ikan dalam KJA sesuai dengan daya dukung. Cara Optimalisasi – Monitoring Kualitas Air untuk Aktifitas Budidaya Ikan dalam KJA
1. DO meter 6. Water Sample
2. PH meter 7. Spectrofotometer, 3. Sechi disk digunakan untuk 4. Termometer mengukur fosfat, amonium, nitrar dan 5. Net Plankton sulfat METODE MONITORING 1. Survai dengan straktifikasi contoh pengambilan air dengan kedalaman 0m, 2m, 4m, 8m dan dasar perairan. 2. Keragaan KJA 3. Kualitas air secara fisik, kimia dan biologis, pada musim kemarau, hujan dan peralihan serta aspek – aspek pendukung budidaya ikan di perairan waduk. KERAGAMAN KJA Tehnologi KJA telah berkembang di perairan waduk dan danau dengan ukuran KJA 7x7x3 M3. Pada ukuran tersebut ikan – ikan mempunyai kebiasaan mengelompok pada salah satu sisi KJA produksinya hanya 20 – 40 m3 dengan menambah padat penebaran ( STD ). Pakan yang terbuan mengakibatkan dampak negatif yaitu kualitas air menjadi jelek dan menyebabkan kematian ikan. MASALAH LINGKUNGAN Nutrien C, N dan P sebagai penyebab terjadinya eutropikasi namun kecepatan proses eutropikasi sangat di dukung oleh faktor lingkungan yang lain seperti cahaya, suhu dah pH. Air sebagai pelarut yang baik perairan mudah sekali mengalami perubahan kualitasnya akibat masuknya bahan – bahan pencemar seperti limbah rumah tangga, industri, sisa pupuk, sintetis dan pestisida. TANDA – TANDA PERAIRAN YANG MENGALAMI EUTRIFIKASI • Blooming Phytoplankton dan tanaman air Tumbuhan bisa tumbuh dengan cepat karena adanya unsur hara makro dan mikro, suhu dan cahaya serta pH yang mendukung. Unsur makro misalanya C, H, O, N, S, P, K, Ca dan Mg. Unsur Mikro Mn, Cu, Bo, Zn dan Fe. • Unsur – unsur yang tidak mutlak diperlukan untuk pertumbuhan tanaman ( Algae ) yaitu K, Na, Cl dan Si. • Dari Unsur C, N dan P sebagai kunci eutrofikasi terutama P keberadaannya dalam air sangat sedikit unsur pembatas. DEFINISI EUTROFIKASI 1. Eutrofikasi proses pengkayaan nutrien dari permukaan perairan karena meningkatnya kandungan Phospor dan Nitrogen. (Kouwe, 1979) menghasilkan pertumbuhan makrophyta dan algae. 2. Penyuburan perairan (eutrofikasi) diakibatkan limbah rumah tangga atau dometik maupun oleh pupuk sintetis yang masuk ke perairan menimbulkan terjadinya algae blooming maupun makro hidrophyta ( gulma air ). 3. Eutrofikasi dapat diartikan suatu proses yang berlebihan di suatu perairan dari permukaan sampai lapisan bawah atau suatu perairan yang kaya koleh nutrien karen aktifitas manusia ( Fogg et all, 1973). BEBERAPA PROBLEM ATAU MASALAH YANG TERJADI KARENA EUTROFIKASI 1. Turbiditas atau kekeruhan perairan sangat tinggi. 2. Menurunnya intensitas cahaya dalam air 3. Meningkatnya kandungan bahan organik dalam air 4. Menurunnya kandungan O2 pada malam hari 5. Tidak stabilnya pH perairan 6. Adanya gas – gas beracun seperti H2S dan NH3 Menyebabkan kematian biota – biota hewani seperti Zooplankton, Bentos maupun ikan yang hidup di perairan AKIBAT EUTROFIKASI TERHADAP IKAN