Anda di halaman 1dari 41

AKUNTANSI SYARIAH

Pasar Modal Syariah, Asuransi Syariah


 Apa yang dimaksud dengan pasar modal
syariah?

 Pasar modal syariah merupakan kegiatan pasar modal


yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di
Pasar Modal.​
Apa Peran Pasar Modal Syariah​

 Pasar modal syariah memiliki 2 (dua) peran penting, yaitu:​

 Sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan untuk


pengembangan usahanya melalui penerbitan efek
syariah.
 Sebagai sarana investasi efek syariah bagi investor

 ​Pasar modal syariah bersifat universal, dapat dimanfaatkan


oleh siapapun tanpa melihat latarbelakang suku, agama,
dan ras tertentu.​
Apa Bedanya Pasar Modal Syariah Dengan
Pasar Modal Secara Umum?

 Pasar modal syariah merupakan bagian dari


Industri Pasar Modal Indonesia.
 Secara umum, kegiatan pasar modal syariah
sejalan dengan pasar modal pada umumnya.
 Namun demikian, terdapat beberapa karakteristik
khusus pasar modal syariah bahwa produk dan
mekanisme transaksi tidak boleh bertentangan
dengan prinsip syariah di pasar modal.​
Apakah Kegiatan Pasar Modal Syariah Halal?

 Halal, Karena pada dasarnya kegiatan pasar modal


yang merupakan kegiatan penyertaan modal dan atau jual
beli efek (saham, sukuk), termasuk dalam kelompok
muamalah, sehingga transaksi dalam pasar modal
diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut syariah.
 Kegiatan muamalah yang dilarang adalah kegiatan spekulasi
dan manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur gharar,
riba, maisir, risywah, maksiat, dan kedzhaliman.
Konsep Dasar Pasar Modal Syariah

 Dalam melakukan muamalah, manusia diberi keleluasaan


untuk melakukan kegiatan namun wajib memperhatikan
hal-hal yang dilarang.
 Kegiatan pasar modal termasuk dalam kelompok
muamalah, sehingga transaksi dalam pasar modal
diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut
syariah.
 Kegiatan muamalah yang dilarang adalah kegiatan
spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung
unsur gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan
kedzhaliman.
Pelaksanaan transaksi yang dilarang pada Efek Syariah

 a). Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu


 b). Ba’I Al Ma’doum, yaitu melakukan penjualan efek Syariah yang belum dimiliki
(short selling)
c). Insider Trading, yaitu menggunakan informasi “orang dalam” dari perusahaan
emiten untuk memperoleh keuntungan atas transaksi yang dilakukan
d). Menimbulkan informasi yang menyesatkan
e). Margin Trading, melakukan transaksi atas efek Syariah dengan fasilitas pinjaman
berbasis bunga atas kewajiban penyelesian pembelian efek Syariah tersebut
f). Corner, Adalah sejenis manipulasi pasar dalam bentuk menguasai pasokan saham
yang beredar dipasar sehingga pelakuknya dapat menentukan harga saham dibursa,
dengan adanya corner ini, harga saham dapat direkayasa dengan cara melakukan
transaksi fiktif atau semu
 g). Window Dressing, Merupakan praktek tertentu dalam laporan keuangan yang
didesain untuk menyajikan kondisi keuangan yang lebih baik daripada keadaan yang
sebenarnya. Tindakan ini merupakan penipuan, yang berat dan ringannya tergantung
dari tingkat dan jenis perkara yang dilakukan. Hal ini dilakukan dalam salah satu upaya
meningkatkan harga saham
Sumber Hukum Syariah

1). Al-Quran
QS. 2 : 275 :….dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba….
QS. 2 : 278-279 : “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan
(meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan rasulNya
akan memerangimu dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),
Maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)
dianiaya”.
QS. 4 : 29 : “ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”
2). As-Sunah,
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak
boleh pula membahayakan orang lain” (HR. Ibnu
Majah dari ‘Ubadah bin Shamit)
“Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada
padamu” (HR. Al Khomsah dari Hukaim bin Hizam)
“Rasulullah SAW melarang jual beli yang
mengandung gharar” (HR. Muslim dari Abu
Hurairah).
Produk dan Layanan Apa Saja yang Ada di Pasar
Modal Syariah?

 Produk pasar modal syariah adalah efek


syariah.
 Efek syariah merupakan efek yang tidak
bertententangan dengan prinsip syariah di
pasar modal.
Efek Syariah Terdiri Atas :​

 Efek syariah berupa saham syariah


 Sukuk
 Reksa Dana Syariah
 Efek Beragun Aset Syariah (EBA Syariah)
 Dana Investasi Real Estat Syariah (DIRE Syariah)
 Efek syariah lainnya.
Sedangkan Layanan Pasar Modal Syariah,
Antara Lain :​

 Ahli Syariah Pasar Modal


 Manajer Investasi Syariah
 Unit Pengelolaan Investasi Syariah
 Pihak Penerbit Daftar Efek Syariah
 Sharia Online Trading System
 Bank Kustodian yang memberikan jasa kustodian syariah
 Wali Amanat yang memberikan jasa dalam penerbitan sukuk
 Sistem Online Trading Syariah
 Bank Kustodian yang memberikan jasa kustodian syariah
 Wali Amanat yang memberikan jasa dalam penerbitan sukuk
Apakah yang dimaksud dengan DES?

 Daftar Efek Syariah (DES) adalah kumpulan efek


yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
di pasar modal, yang ditetapkan oleh OJK atau
pihak yang mendapat persetujuan dari OJK
sebagai Pihak Penerbit DES.
Siapa sajakah pihak yang dapat menerbitkan DES
selain OJK?​

 Pihak yang dapat menerbitkan Daftar Efek Syariah


selain OJK (Pihak Penerbit DES), adalah pihak
yang telah mendapatkan persetujuan dari OJK
untuk menerbitkan DES yang berisi efek syariah
yang tercatat di Bursa Efek luar negeri.​
Pihak yang dapat menjadi Pihak
Penerbit DES yaitu :

 Pihak yang mendapat persetujuan dari OJK untuk


menerbitkan DES
 Manajer Investasi Syariah
 Manajer Investasi yang memiliki Unit Pengelolaan
Investasi Syariah​
Perbedaan JII dan ISSI
Pada tahun 2011, keluarnya fatwa No.80/DSN-MUI/III/2011
tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme
Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek
pada Mei Bursa Efek Indonesia (BEI) juga meluncurkan indeks
baru, yakni Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Keberadaan
ISSI ini melengkapi indeks syariah yang telah ada sebelumnya,
yakni Jakarta Islamic Index (JII).
Perbedaan utama dari JII dan ISSI adalah pada jumlah
konstituen saham yang menjadi acuannya. Kalau JII memiliki
30 saham syariah yang paling likuid sebagai konstituennya,
sementara jumlah saham ISSI saat ini mencapai 221 saham
syariah. Jumlah saham tersebut bisa berubah karena setiap
enam bulan sekali akan ditinjau kembali oleh Bapepam- LK.
Proses Screening (Penyaringan) Dalam Penentuan
Daftar Efek Syariah (DES)

Screening Pertama Screening Kedua


 Kegiatan ussahanya tidak  1). Total utang yang berbasis bunga
bertentangan dengan prinsip-prinsip dibandingkan dengan total ekuitas
syariah tidak lebih dari 82%
 1). Perjudian dan permainan yang  2). Utang berbasis bunga dibandingkan
tergolong judi atau perdagangan yang dengan total ekuitas tidak lebih dari
dilarang, 45% : 55%
 2). Menyelenggarakan jasa keuangan  3). Total pendapatan bunga dan
yang menerapkan konsep ribawi, jual pendapatan tidak halal lainnya
beli risiko yang mengandung gharar dibandingkan dengan total pendapatan
dan atau maisir, tidak lebih dari 10%.
 3). Memproduksi, mendistribusikan,
memperdagangkan atau menyediakan :
barang dan atau jasa yang haram baik
karena zatnya atau bukan karena
Pengertian Asuransi Syariah

Sesuai PSKS, Asuransi Syariah adalah system


menyeluruh yang pesertanya mendonasikan
(Mentabaru’kan ) Sebagian atau seluruh kontribusinya
yang digunakan untuk membayar klaim atas resiko
tertentu akaibat musibah pada jiwa, badan atau benda
yang dialami oleh peserta yang berak. Donasi tersebut
merupakan donasi dengan syarat tertentu dan
merupakan milik peserta secara kolektif, bukan
merupakan pendapatan entitas pengelola.
Prinsip Dasar Asuransi Syariah
Prinsip dasar dalam asuransi Syariah adalah
saling tolong menolong (ta’awuni) dan saling
menanggung (takaful) antara sesama
peserta asuransi
Pembayaran dari Peserta
Asuransi Syariah
Pembayaran dari peserta Asuransi Syariah
dapat meliputi kontribusi, atau kontribusi
dan investasi
Dana Tabarru’
Dana Tabarru’ dibentuk dari donasi, dan akumulasi
cadangan surplus underwriting dana tabarru’ yang
didistribusikan Kembali ke dana tabarru’.
Hasil investasi dana tabarru’ seluruhnya menjadi
penambah dana tabarru’, atau sebagian menjadi
penambah dana tabarru’ dan sebagian lainnya
untuk peserta dan/atau entitas pengelola sesuai
dengan akad yang disepakati
Pembayaran Manfaat
Asuransi Syariah
Pembayaran manfaat asuransi/klaim berasal dari
dana peserta kolektif (dana tabarru’) dimana risiko
ditanggung secara bersama antar peserta asuransi
Akad yang digunakan dalam
Asuransi Syariah sesuai PSAKS
Akad yang digunakan dalam asuransi Syariah
adalah akad tabarru’ dan akad tijari
Akad tabarru digunakan diantara para peserta,
sedangkan akad tijari digunakan antara peserta
dengan entitas pengelola
Perjanjian (Akad) Asuransi Syariah

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI akad dalam asuransi


syariah terdapat 4 jenis akad yaitu :
akad tabarru’,
akad tijarah,
akad wakalah bil Ujrah, dan
akad mudharabah musytarakah,
1. Akad Tabarru’ (Hibah / Tolong Menolong)
• Peserta Asuransi memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain
yang terkena musibah, sedangkan perusahaan asuransi sebagai pengelola dana hibah.
2. Akad Tijarah (Mudharabah)
• Dalam akad ini perusahaan asuransi sebagai mudharib (Pengelola), dan peserta
sebagai shahibul mal (Pemegang Polis). Premi dari akad ini dapat diinvestasikan dan
hasil keuntungan atas investasi tersebut dibagi-hasilkan kepada para pesertanya.
3. Akad Wakalah bil Ujrah
• Akad ini memberikan kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk mengelola
dana peserta dengan imbalan pemberian ujrah (fee). Perusahaan asuransi sebagai
wakil dapat menginvestasikan premi yang diberikan, namun tidak berhak memperoleh
bagian dari hasil investasi.
4. Akad Mudharabah Musytarakah
• Akad ini merupakan pengembangan dari akad mudharabah, dimana perusahaan
asuransi sebagai mudharib dan juga menyertakan dananya dalam investasi bersama
dana peserta. Bagi hasil investasi dibagikan antara perusahaan asuransi dan peserta
sesuai nisbah yang disepakati sesuai dengan porsi dana masing-masing.
Produk Asuransi Syariah

 Saat ini sudah sangat beragam produk dari asuransi syariah, berikut ini produk
asuransi syariah yang beredar pada umumnya :
 1. Asuransi Jiwa Syariah
• Perusahaan asuransi akan memberikan manfaat berupa uang pertanggungan
kepada ahli waris apabila peserta asuransi meninggal dunia.
 2. Asuransi Pendidikan Syariah
• Dengan asuransi ini dana pendidikan akan telah disepakati akan diberikan
kepada penerima hibah (Anak) sesuai dengan jenjang pendidikan. Ahli waris
juga tetap akan mendapatkan manfaat dana pendidikan apabila peserta
asuransi meninggal dunia.
 3. Asuransi Kesehatan Syariah
• Asuransi yang akan memberikan santunan atau penggantian jika peserta
asuransi sakit, atau kecelakaan.
4. Asuransi dengan Investasi (unit link) Syariah
• Produk yang memberikan manfaat asuransi dan manfaat hasil investasi. Sebagian
premi yang dibayar dalam investasi ini dialokasikan untuk dana tabarru’ dan sebagian
dialokasikan sebagai investasi peserta.
5. Asuransi Kerugian Syariah
• Asuransi yang memberikan ganti rugi kepada tertanggung atas kerugian harta benda
yang dipertanggungjawabkan.
6. Asuransi Syariah Berkelompok
• Asuransi ini dirancang khusus untuk peserta kumpulan seperti perusahaan,
organisasi, maupun komunitas. Dengan jumlah peserta yang lebih banyak asuransi ini
lebih murah bila dibandingakan dengan asuransi syariah individu.
7. Asuransi Haji dan Umroh
• Asuransi ini memberikan perlindungan finansial bagi jama’ah haji/umroh atas musibah
yang terjadi selama menjalankan ibadah haji/umroh. Khusus asuransi haji telah diatur
melalui fatwa MUI nomor 39/DSN-MUI/X/2002 tentang asuransi haji agar para jamaah
mendapatkan ketenangan selama menjalankan ibadah haji.
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional
Sumber Hukum

 Al-Quran : QS. Al Maidah 2 : “Dan tolong-menolonglah kamu


dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

 Al-Quran : QS. Annisa 9 : “Dan hendaklah takut kepada Allah


orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang
mereka anak-anak yang lemah yang mereka khawatir
terhadap mereka.”

 As-Sunah : HR Muslim dari Abu Hurairah : “Barang siapa


melepaskan dari seorang muslim suatu kesulitan di dunia,
Allah akan melepaskan kesulitan darinya pada hari kiamat.”
Transaksi sesuai PSAKS
Transaksi asuransi Syariah adalah transaksi yang terkait
dengan kontribusi peserta, alokasi surplus atau defisit
underwriting, penyisihan teknis, dan cadangan dana tabarru’
Transaksi asuransi Syariah lazimnya dilakukan oleh entitas
asuransi Syariah.
Entitas asuransi Syariah yang dimaksud adalah
sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku
Entitas Syariah terdiri dari, antara lain, asuransi umum
Syariah, asuransi jiwa Syariah, reasuransi Syariah, dan unit
usaha dari entitas asuransi dan reasuransi konvensional
Rekapitulasi Perbedaan
Asuransi Syariah dan Konvensional
Substansi Asuransi Syariah Asuransi Konvensional

 Pengertian  Asuransi Syariah adalah suatu  Asuransi konvensional adalah pemindahan


pengaturan pengelolaan resiko yang pngalihan resiko dari tertanggung kepada
memenuhi ketentuan syariah, tolong penanggung atau istilahnya transfer risk.
menolong secara mutual yang
melibatkan peserta dan operator.

 Konsep Dasar  Asuransi Syariah, merupakan  Asuransi Konvensional, adalah perjanjian dua
sekumpulan orang yang saling pihak atau lebih, disini pihak penanggung
membantu, saling menjamin, dan mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
bekerja sama dengan cara sama- menerima premi asuransi untuk memberikan
sama mengeluarkan dana tabarru penggantian kepada tertanggung bila terjadi
sebagai dana kebajikan yang klaim.
dipergunakan untuk membantu jika
salah seorang terkena musibah.
Substansi Asuransi Syariah Asuransi Konvensional
 Misi  Asuransi syariah, selain mempunyai  Asuransi konvensional, memiliki misi
misi ekonomi juga memiliki misi ekonomi dan misi sosial tanspa
akidah yaitu akidah islam, berdasarkan salah satu agama.
sumbernya adalah Alquran dan
hadist Nabi Muhammad SAW, misi
ibadah dalam bentuk ta’awun dan
misi pemberdayaan umat.
 Asal-Usul   Asuransi syariah, sudah dikenal  Asuransi konvensional, dimulai dari
sejak zaman Rasullah yang dikenal masyarakat Babilonia 4.000 – 3.000
dengan sistem Al-Aqilah, suatu SM yang dikenal dengan Perjanjian
kebiasaan suku Arab sebelum islam Hammurabi, kemudian tahun 1668 M
datang yang kemudian disahkan oleh di Coffe House London berdirilah
Rasulullah sebagai hukum islam, Lloyd of London yang merupakan cikal
dibuat oleh Rasulullah dalam bentuk bakal asuransi konvensional.
konstitusi pertama didunia, yang
disebut Konstitusi Madinah.
 Akad  Asuransi syariah akadnya terdiri  Asuransi konvensional menggunakan
atas akad tabarru dan akad tijarah akad jual beli atau akad mu’awadhah
yaitu modhorabah, wakalah, syirkah, dan akad gharar.
wadiah, dan lain-lain.   
Substansi Asuransi Syariah Asuransi Konvensional
 Jaminan atau Resiko  Asuransi syariah menggunakan  Asuransi konvensional menggunakan
konsep sharing risk yaitu proses konsep transfer risk, yaitu transfer
saling menanggung atara satu peserta resiko dari tertanggung kepada
dan peserta lain yang dikenal dengan penanggung.
ta’awun.

 Pengelolaan Dana.  Asuransi syariah tidak mengenal  Asuransi konvensional dalam hal
adanya dana hangus, karena produk pengelolaan dana tidak terjadi
yang mengandung unsur saving (life) pemisahan dana yang berakibat pada
pada asuransi syariah dipisahkan atas terjadinya dana bangus (produk saving
dana tabarru (derma) dan dana life).
tabungan (peserta) sehingga tidak  
mengenal adanya dana hangus. Term
insurance (life) dan general insurance
bersifat tabarru.

 Kepemilikan Dana.  Asuransi syariah, yakni dana yang  Asuransi konvensional, Bahwa dana
terkumpul dari peserta pada yang terkumpul dari premi peserta
perusahaan asuransi syariah merupakan hak perusahaan. Dengan
merupakan milik peserta (shahibul demikian perusahaan bebas
mal) sedangka perusahaan hanya menggunakan dan menginvestasikan
sebagai pemegang amanah dana tersebut kemanapun.
(mudharib) untuk mengelola dana.
Substansi Asuransi Syariah Asuransi Konvensional
 Unsur Premi.  Asuransi syariah, unsur premi yang  Asuransi konvensional, dalam hal
terkandung dalam asuransi syariah unsur premi terdiri atas tabel
terdiri dari atas unsur tabarru dan mortalita, bunga teknik, dan biaya-
unsur tabungan yang terhindar dari biaya asuransi.
unsur riba. Tabarru dihitung
berdasarkan tabel mortalita tanpa
menggunakan perhitungan bunga
teknik.

 Sumber Pembayaran  Asuransi syariah, sumber  Asuransi konvensional, sumber


Klaim. pembayaran klaim pada asuransi pembayaran klaim pada asuransi
syariah diperoleh dari rekening konvensional berasal dari rekening
pangsa pasar, peserta saling perusahaan terhadap tertanggung
menanggung jika salah satu peserta murni bisnis dan tidak ada nuansa
mendapat musibah. spritual.
Substansi Asuransi Syariah Asuransi Konvensional
 Keuntungan/Profit.  Asuransi syariah, keuntungan yang diperoleh  Asuransi konvensional, keuntungan yang
perusahaan asuransi syariah berasal dari surplus diperoleh perusahaan asuransi konvensional
underwring, komisi reasuransi, dan hasil investasi. yang berasal dari hasil surplus underwriting,
Seluruhnya bukan menjadi milik perusahaan, tetapi komisi asuransi, dan hasil investasi menjadi
ada bagi hasil dengan sesama peserta milik perusahaan sepenuhnya.
(mudharabah).  Pada asuransi konvensional, keuntungan
 Keuntungan yang didapat atau nisbah didasarkan sudah dapat ditentukan terlebih dahulu atas
atas hasil usaha yang diperoleh sehingga besaran dasar perhitungan suku bunga yang telah
yang akan diperoleh perusahaan dan peserta sangat ditetapkan dimuka.
berfluktuasi bergantung pada hasil kegiatan bisnis  Apapun hasil resiko yang terjadi dari dari
yang sedang dijalankan. kegiatan bisnis yang dijalankan, salah satu
 Semakin besar keuntungan yang didapat semakin pihak tetap akan mendapatkan hasil sesuai
besar pula pendapatan bagi hasil yang diterima dengan besaran bunga yang telah ditetapkan.
kedua belah pihak.  Pada sistem ini tidak dikenal istilah bagi rugi
 Bahkan bisa saja terjadi hasil kegiatan bisnis yang jika salah satu pihak mengalami kegagalan
dijalankan mengalami kerugian sehingga peserta dalam kegiatan bisnis. Sistem bunga atau
dan perusahaan akan menanggung kerugian riba biasa diterapkan pada asuransi
tersebut sesuai dengan porsinya masing-masing, konvensional.
dan sistem ini dikenal dengan nama mudhorabah.

Anda mungkin juga menyukai