DAN
HIPERTENSI
By : Farmasi A Kelompok Ganjil
350
300
Prevalensi Diabetes di
seluruh dunia ( juta )
300
250 221
200
150
150
100
2000 2010 2025
DM Tipe 1
DM Tipe 2
DM Tipe lain-lain
DM GESTASIONAL
DM Tipe 1
• Kurang dari 5-10% dari keseluruhan populasi penderita diabetes.
• DM tipe 1 dikenal dengan istilah Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM).
• Gangguan produksi insulin pada DM Tipe 1 umumnya terjadi karena kerusakan sel-sel β pul
au Langerhans yang disebabkan oleh reaksi otoimun
• Penyebab lain, diantaranya virus Cocksakie, Rubella, CMVirus, Herpes, dan lain sebagain
ya.
• Ada beberapa tipe otoantibodi yang dihubungkan dengan DM Tipe 1, antara lain ICCA (Islet
Cell Cytoplasmic Antibodies), ICSA (Islet cell surface antibodies), dan antibodi terhadap GA
D (glutamic acid decarboxylase).
• Defisiensi insulin menyebabkan gangguan metabolisme yang menyertai DM Tipe 1.
• Fungsi sel-sel α kelenjar pankreas pada penderita DM Tipe 1 juga menjadi tidak normal
sehingga ditemukan sekresi glukagon yang berlebihan oleh sel-sel α pulau Langerhans.
• Manifestasi : ketoasidosis diabetik apabila tidak mendapat terapi insulin.
DM Tipe 2
• Penderita DM Tipe 2 mencapai 90-95% dari keseluruhan populasi
penderita diabetes.
• DM tipe 2 dikenal juga dengan istilah Non Insulin Dependent Diabetes Mellit
us (NIDDM). Disebabkan oleh resistensi insulin dan defisiensi insulin relatif.
• Faktor lingkungan antara lain obesitas, diet tinggi lemak dan rendah serat,
serta kurang gerak badan juga merupakan faktor penyebab DM tipe 2
• “RESISTENSI INSULIN” disebabkan karena sel-sel sasaran insulin gagal atau
tak mampu merespon insulin secara normal.
catatan :
# Gula darah sewaktu diambil sewaktu-waktu tanpa memperhatikan kapan
asupan kalori atau waktu makan terakhir.
# Gula darah puasa diartikan pasien tidak mendapatkan asupan kalori
atau makanan sedikitnya 8 jam.
Kriteria Diagnosa DM
DIAGNOSIS DM
1. Kriteria diagnosis DM apabila terdapat gejala 3P & penurunan
tanpa sebab ditambah satu dari :
– GDA ≥ 200 mg/dl
– GDP ≥ 126 mg/dl
– Tes toleransi Glucosa Oral (TTGO) di dpt hasil kadar gula darah
2 jam ≥ 200 mg/dl sesudah pemberian glucosa 75 gram
Alogaritma
Diagnosis DM
Evaluasi Medis Berkala
• Pemeriksaan GDP & GD2PP (Glukosa Darah 2 jam Post
Prandial) sesuai kebutuhan
• Pemeriksaan A1C dilakukan setiap (3-6) bulan
• Setiap 1 (satu) tahun dilakukan pemeriksaan:
– Jasmani lengkap
– Mikroalbuminuria
– Kreatinin
– Kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserida
– EKG
– Foto thorax
– Funduskopi
Pemeriksaan DM
Pmx Lab
Dx Pemantauan
Akut Kronik
KAD
Koma
KHONK
Mikro Makro
(Ketoacidosis
Hipoglikemia
diabetic) vaskuler vaskuler
(Koma
Hiperosmoler
Non Ketotik)
Retinopati, Jantung,
Neuropati, Hipertensi,
Nefropati Hiperlipid
KOMPLIKASI DM AKUT
1. HIPOGLIKEMIA
Akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein,
karbohidrat dan lemak
Hyperglycaemic non-ketotic
Feature Diabetic Ketoacidosis (KAD) coma
(KHONK)
Diabetic history Known type I or new diabetic Mild or new type II diabetes
Karena penyakit-penyakit jantung sangat besar risikonya pada penderita diabetes, maka
dilakukan pencegahan dengan pengendalian tekanan darah, kadar kolesterol dan lipid da
rah. Penderita diabetes sebaiknya selalu menjaga tekanan darahnya tidak lebih dari 130/
80 mm Hg
2. KOMPLIKASI MIKROVASKULAR
ORAL ANTIDIABETES
ORAL ANTIDIABETES
Insulin a. Sulfonilurea
Secretagogue b. meglitinide
Biguanides
Thiazolidin
dion
A-Glukokinase
Inhibitor
1. Insulin Secretagogue
a. Sulfonilurea
1. Glimepiride
Aspek Informasi Obat Pustaka
Komposisi Glimepiride MIMS ED 11 hal 279
Indikasi
sebagai obat tambahan untuk diet dan latihan pada penderita DM tipe 2 yang mana
A TO Z
hieprglikemia nya tidak dapat di control dengan diet dan olahraga saja.
MIMS ED 11 hal 279
berikan segera sebelum makan utama pertama pada hwaktu yang sama. Dosis awal 1-2
A TO Z
Dosis mg 1x/hri. Pemeliharaaan 1-4mg 1x/hri. Maks: 8 mg 1x/hri.
MIMS ED 11 hal 279
A TO Z
Kontraindikasi ketoasidosis diabetic dengan atau tanpa disertai koma.
MIMS ED 11 hal 279
Muntah, nyeri lambung, diare, pruritus, eritema, urtikaria, erupsi yang menyerupai ruam
Efek Samping morbili atau amkulopapular, hiponatremia, gangguan pengelihatan atau pengelihatan A TO Z
kabur. Leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastic, MIMS ED 11 hal 279
pansitopenia.
potensiasi dengan B-bloker, bezafibrat, biguanid, klofibrat, fenfluramin, MAOI,
mikonazol, salisilat, pentoksifillin (dosis tinggi) fenilbutazon, feniramidol,
kloramfenikol, fosfamid, sulfinpyrazon, sulfonamide,tetrasiklin. Efek diperingan dengan
Interaksi obat kortikosteroid, diuretic gestagen, estrogen, derivate fenotiazid, asam nikotinat, hormone A TO Z
tiroid, simpatomimetik, ketergantungan laksatif. MIMS ED 11 hal 279
pasien dengan gangguan fungsi ginjal, lemah fisik atau malnutrisi. Insufisiensi adrenal,
A TO Z
hipofisis, atau hati. Lansia. Pasien yang mendapat B-bloker atau simpatolitik lain. Hamil,
Perhatian MIMS ED 11 hal 279
laktasi. Anak.
2. Glyburide
Aspek Informasi Obat Pustaka
A TO Z
Komposisi Glyburide
Indikasi Tambahan diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin-dependent (tipe II) yang
hiperglikemia tidak dapat dikontrol dengan diet saja; dalam kombinasi dengan metformin ketika diet dan glyburide atau diet A TO Z
dan metformin saja tidak menghasilkan kontrol glikemik yang memadai.
Hipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disertai dengan ketoasidosis dengan atau tanpa koma; Terapi tunggal
Kontraindikasi diabetes mellitus tergantung insulin (tipe I); diabetes yang disebabkan oleh (saat) kehamilan. A TO Z
Efek Samping dapat mengalami peningkatan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang diobati dengan diet saja. SSP:
Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria; morbiliformis atau makulopapular letusan; Reaksi
lichenoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. GI: Mual, kepenuhan epigastrium; mulas. GU: diuresis ringan; ringan sampai sedang
A TO Z
ketinggian di BUN dan kreatinin. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia aplastik; agranulositosis; anemia hemolitik;
pansitopenia; porfiria hati. HEPA: ikterus kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. META: Hipoglikemia. LAIN: Disulfiram
seperti reaksi; kelemahan; paresthesia; kelelahan; malaise.
Perhatian Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). Androgen, kloramfenikol, clofibrate,
dicumarol, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium, metildopa, inhibitor monoamine
oxidase, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon, sulfonamid, antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: Dapat meningkatkan
A TO Z
efek hipoglikemik. Beta-blocker, cholestyramine, diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, alkalinizers kemih: Dapat
menurunkan efek hipoglikemik. Ciprofloxacin: Kemungkinan interaksi antara glyburide dan ciprofloxacin telah dilaporkan,
mengakibatkan potensiasi aksi hipoglikemik.
3. Glipizide
Aspek InformasiObat Pustaka
Glipizide A TO Z
Komposisi
Tambahan untuk diet untuk menurunkan glukosa darah pada pasien dengan diabetes mellitus non-insulin-
A TO Z
Indikasi dependent (tipe II) yang hiperglikemia tidak dapat dikontrol oleh diet saja.
PO 5 mg / hari 30 menit sebelum sarapan. Dosis harus disesuaikan secara bertahap 2,5-5 mg / hari
berdasarkan respon glukosa darah. Dosis terbagi dapat diberikan (maksimum 15 mg (single dose) ;
A TO Z
Dosis maksimum dosis harian total 40 mg). PASIEN LANSIA DENGAN ATAU LIVER PENYAKIT: PO 2,5 mg / hari
awalnya.
Hipersensitif terhadap sulfonilurea; diabetes yang disebabkan oleh ketoasidosis, dengan atau tanpa koma;
A TO Z
Kontraindikasi Terapi tunggal tergantung insulin (tipe I) diabetes melitus; diabetes disebabkan oleh kehamilan.
EfekSamping CV: Dapat telah meningkatkan risiko kematian kardiovaskular bila dibandingkan dengan pasien yang
diobati dengan diet saja. SSP: Pusing; vertigo. Derm: reaksi kulit alergi; eksim; pruritus; eritema; urtikaria;
morbiliformis atau makulopapular letusan; Reaksi lichenoid; fotosensitifitas. EENT: Tinnitus. Gangguan GI
(misalnya, mual, kepenuhan epigastrium, mulas);: GI diare. GU: diuresis ringan; BUN tinggi dan kreatinin. A TO Z
HEPA: ikterus kolestatik; hasil tes fungsi hati yang tinggi. HEMA: Leukopenia; trombositopenia; anemia
aplastik; agranulositosis; anemia hemolitik; pansitopenia; porfiria hati. META: Hipoglikemia. LAIN:
Disulfiram seperti reaksi; kelemahan; paresthesia; kelelahan; malaise.
Perhatian Alkohol: Menghasilkan reaksi disulfiram (kemerahan pada wajah, sakit kepala, sesak napas). Androgen,
kloramfenikol, clofibrate, fenfluramine, flukonazol, gemfibrozil, antagonis histamin H2, garam magnesium,
metildopa, monoamine oxidase, antikoagulan oral, fenilbutazon, probenecid, salisilat, sulfinpirazon,
sulfonamid, antidepresan trisiklik, Acidifier kemih: efek hipoglikemik dapat ditingkatkan. Betablockers,
A TO Z
cholestyramine, diazoxide, hydantoins, rifampin, diuretik thiazide, alkalinizers kemih: Dapat menurunkan
efek hipoglikemik. Makanan: Penyerapan tertunda ketika diminum bersamaan dengan makanan. Berikan
4. Glibenclamid
Aspek e InformasiObat Pustaka
Martindale 36 ed hal
Glibenclamide
Komposisi 440, 460, 461
ISO ed 45 hal 264
Indikasi NIDDM; terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olahraga dan Martindale 36 ed hal
pengobatan awal dengan suatu sulfonylurea atau metformin tidak 440, 460, 461
menghasilkan control glikemik yang cukup ISO ed 45 hal 264
Martindale 36 ed hal
awal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan
Dosis 440, 460, 461
interval 1 minggu. Maks : 15 mg/hari.
ISO ed 45 hal 264
IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, Martindale 36 ed hal
Kontraindika
trauma, gangrene), kerusakan fungsi hati & adrenokortikal, kerusakan 440, 460, 461
si
ginjal berat, kehamilan, laktasi. ISO ed 45 hal 264
Martindale 36 ed hal
sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus,
440, 460, 461
perubahan dari system hemopoitik.
ISO ed 45 hal 264
EfekSamping
B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate
kumarin, fenfluramin, MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilramidol, Martindale 36 ed hal
fosfamid, salisilat, sulfinpirazon, tetrasiklin. Laksatif, kortikosteroid, asam 440, 460, 461
Perhatian nikotinat dosis tinggi, estrogen, gestagen, derivate fenotiazin, saluretik, ISO ed 45 hal 264
obat simpatomimetik, hormone tiroid
5. Candiabet
Aspek InformasiObat Pustaka
awal 5mg/ hari. Harus ditingkatkan secara bertahap 2.5 mg dengan interval 1
Dosis ISO ed 45 hal 264
minggu. Maks : 15 mg/hari.
IDDM, diabetes, koma, ketoasidosis, DM dengan komplikasi (demam, trauma,
Kontraindikasi ISO ed 45 hal 264
gangrene), kerusakan fungsi hati & adrenokortikal, kerusakan ginjal berat,
kehamilan, laktasi.
Efek Samping sensitisasi kulit, gangguan GI, leukopenia, intoleransi alkohol & icterus, perubahan
ISO ed 45 hal 264
dari system hemopoitik.
Perhatian B- blocker, bezafibrat, biguanid, kloramfenikol, klofibrat, derivate kumarin, fenfluramin,
MAOI, pentoksifilin, fenilbutazon, fenilramidol, fosfamid, salisilat, sulfinpirazon,
ISO ed 45 hal 264
tetrasiklin. Laksatif, kortikosteroid, asam nikotinat dosis tinggi, estrogen, gestagen,
derivate fenotiazin, saluretik, obat simpatomimetik, hormone tiroid
6. Gliklazide
Komposisi Gliklazide pustaka
respon; sampai 160mgsebagai dosis tunggal, dengan sarapan; dosis yang lebih
tinggidibagi; max. 320mgsetiap hari
Kontraindikasi tidakbolehdigunakanpadapasien diabetes mellitus tipe 1. Padapasienketoasidosis, Martindale 36 th
ruamkulitdanpruritis.
Interaksi klorpropamiddantolbutamid. Efekhipoglikemikmeningkatdenganadanya inhibitor ACE, Martindale 36 th
alkohol, allopurinol, beberapaanalgesik(terutama azapropazone, fenilbutazon, edition hal 461
Sistolik Diastolik
ETIOLOGI
Hipertensi primer (essensial)
• > 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial (hipertensi prime
r).
• Hipertensi primer ini tidak dapat disembuhkan tetapi dapat di kontrol.
• Disebabkan oleh faktor genetik.
• Adanya mutasi-mutasi genetik yang merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan ni
tric oxide, ekskresi aldosteron, steroid adrenal, dan angiotensinogen.
Hipertensi sekunder
• < 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit komorbid atau oba
t-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah.
• Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit
renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering.
• Apabila penyebab sekunder dapat diidentifikasi, maka dengan menghentikan obat
yang bersangkutan atau mengobati/mengoreksi kondisi komorbid yang menyertai
nya sudah merupakan tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder.
Berdasarkan bentuk hipertensi, yaitu
hipertensi diastolic, campuran, dan sistolik.
• Ketika terjadi penurunan TD, saraf simpatik merangsang kelenjar adrenal untuk me
release epinephrine dan norepinephrine. NE bekerja pada reseptor alfa tetapi juml
ahnya lebih sedikit dibanding Epi. Sedangkan Epi bekerja langsung pada jantung.
Peningkatan β1 akan menyebabkan peningkatan Cardiac Output sehingga jantung
berdenyut lebih cepat. Peningkatan α1 akan menyebabkan peningkatan TD melalui
peningkatan resistensi peripheral. Pada akhirnya akan terjadi peningkatan tekanan
darah.
• Kontrol darah oleh ginjal adalah apabila tekanan darah turun maka ginjal akan me
nurunkan ekskresi garam natrium dan air, ginjal mengeluarkan enzim renin yang a
kan mengubah angiotensinogen menjadi AT I. Oleh ACE diubah menjadi AT II yan
g menyebabkan vasokonstriksi arteriol, menstimulai saraf simpatik dan menyebabk
an pelepasan hormon aldosterone dan antiduretik yang menyebabkan ginjal meret
ensi air dan natrium. Sebaliknya ketika tekanan darah naik, maka ginjal akan meni
ngkatkan ekskresi air dan garam.
OBAT-OBAT ANTIHIPERTENSI
OBAT-OBAT HIPERTENSI
• A ACE-1 / ARB / 1-BLOCKER
• B BETA-BLOCKER
• C Ca-ANTAGONIS, centralling agent
• D DIURETIC
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Calcium-channel blockers
Antihipertensi Diuretik
1. Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Dosing: Pediatric DIH
Hypertension: Oral: Children 6-16 years: Initial: 1.3
mg/kg once daily (maximum: 40 mg/day); dose may be
increased to achieve desired effect; doses >2.7 mg/kg
(maximum: 160 mg) have not been studied. Dosing:
Renal Impairment Children: Use is not recommended if
Clcr <30 mL/minute. Adults: No dosage adjustment
necessary if Clcr >10 mL/minute
LANJUTAN .....
ARB
Efek samping Sakit kepala, pusing, lemah, Sinusitis; pharyngitis; rhinitis. GI: Abdominal pain;
diarrhea; nausea. HEMATOLOGIC: Neutropenia. METABOLIC: Hyperkalemia.
RESPIRATORY: Cough. OTHER: Fatigue; viral infection; edema; arthralgia.
perhatian
Category D (second and third trimester); Category C (first trimester).
Cara pengguanaan
Sehari sekali (tiap 24 jam) sebelum atau sesudah makan
Cara Dosis awal diberikan saat mau tidur untuk menghindari terjadinya A to z
pengguanaan sycope(Syncope
merupakan suatu mekanisme tubuh dalam mengantisipasi perubahan
suplai darah keotak dan biasanya terjadi secara mendadak dan
sebentar atau kehilangan kesadaran dan kekuatan posturaltubuh serta
kemampuan untuk berdiri karena pengurangan aliran darah ke otak.
Pingsan, "blacking out",atau
syncope juga bisa diartikan sebagai kehilangan kesadaran sementara
yang diikuti oleh kembalinyakesiagaan penuh)
dosis ditingkatkan perlahan, biasanya tiap 2 minggu, diberikan saat
mau tidur
Hipertensi : oral 12,5 mg sehari dua kali, bila perlu dapat ditingkatkan setelah 2- (Martindale ed 36
4 minggu. Ketika terapi awal dengan ACE inhibitor, dosis pertama seharusnya p.1240)
diberikan saat bedtime. Dosis 6,25 mg sehari dua kali direkomendasikan jika
captopril diberikan kepada pasien yang menggunakan diuretic, jika
memungkinkan diuretic seharusnya dihentikan selama 2 atau 3 hari sebelum
meminum captopril. Dosis untuk maintenance adalah 25 – 50 mg sehari dua kali
dan tidak boleh lebih dari 50 mg sehari tiga kali.
Efeksamping Takikardia, berat badan turun , stomatitis, acidosis, kemerahan, photo sensitive. (BNF ed. 57 p.102)
Efek samping yang sering adalah batuk kering, hilangnya rasa (kadang-kadang
juga pencium) dan exanthema.
Perhatian Kehamilan katagori D, di sekresi dalam asi,Angioedema: Gunakan dengan sangat A TO Z DRUG
hati-hati pada pasien dengan angioedema herediter FACTS
interaksi Dg obat diuretika meningkatkan efek sampingnya, dg beta bloker menimbulkan A TO Z DRUG
adisi (OOP) FACTS
Lanjutan Captopril...
:
3. Antihipertensi Beta Blocker
interaksi A to z
perhatian
Pregnancy: Category C. Lactation: Excreted in breast milk in small A to z
amounts
Pada orang tua : resiko terjadi hipotensi
Cara Sebelum atau sesudah makan, A to z
pengguanaan Tappering obat 7 -14 hari
Jangan kunyah dan gerus tablet
penyimpanan Suhu ruang, jauhkan dari paparan cahaya langsung dan kelembaban A to z
5. Antihipertensi Diuretik
Penjelasan:
• Diuretik bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga terjadi penurunan volu
me darah yang berakibat pada penurunan cardiac aoutput dan TD.
• Diuretik kuat (Furosemid, Torsemid, Bumetanid, As.etakrinat) bekerja di Lengkung Henle deng
an cara menghambat Co transport Na+, K+, Cl- dan menghambat absorpsi air dan elektrolit. Diure
tik kuat jarang digunakan untuk pasien hipertensi kecuali dengan gagal ginjal.
• Tiazid sebagai obat tunggal hipertensi ringan sampai sedang. Tiazid dapat menyebabkan hipergli
kemia pada pasien DM.
Acetazolamide
• Mekanisme : Menghambat enzim karbonat anhidrase, menguran
gi laju pembentukan aqueous humor dan dengan demikian menu
runkan TIO; menghasilkan efek diuretik; menghambat konduksi sa
raf di otak. (A to Z drug fact)
• Farmakokinetik : acetazolamide cepat diserap disaluran pencerna
an dengan konsentrasi puncak plasma sekitar 2 jam setelah diberi
kan oral. Memiliki waktu paruh 3 sampai 6 jam. Sel darah merah
pada korteks ginjal terikat pada protein plasma. Diekskresikan dal
am urin. (martindale 36 th edition page 1875)
• Merupakan inhibitor karbonat anhydrase dengan aktivitas diuretic
lemah.
Komposisi
Indikasi Terapi ajuvan glaucoma kronis dan glaucoma sekunder, glaucoma akut, pencegahan atau A to Z drug fact
berkurangnya gejala yang berhubungan dengan mountain sickness akut, terapi tambahan, edema
yang disebabkan oleh CHF atau edema akibat obat, epilepsi centrencephalic (misalnya, petit mal,
kejang umum).
Dosis Epilepsy, dewasa dan anak : 8-30 mg/kg sehari dalam dosis terbagi, rentang maksimal 375-1000 mg A to Z drug fact
sehari.
Chronic simple glaucoma : dewasa peroral 250 mg-1g/hari,
Diuresis in CHF : dewasa peroral diberikan dosis pada umumnya 250-375 mg (5-10 mg/hari)
Acute Mountain Sickness: dewasa peroral 500-1000 mg/hari dalam dosis terbagi
Kontraindikasi Hipersensitif terhadap sulfonamida lain; natrium atau kalium serum tingkat depresi, penyakit hati, A to Z drug fact
kegagalan kelenjar suprarenal, asidosis hiperkloremik, obstruksi paru berat, peningkatan asidosis,
sirosis, tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai antikonvulsan atau untuk pengobatan edema yang
disebabkan oleh CHF atau edema akibat obat.
Efek samping malaise, kelelahan, depresi, kesenanga, sakit kepala, kehilangan berat badan, dan gangguan martindale 36 th
pencernaan, Mengantuk dan parestesia melibatkan mati rasa dan kesemutan wajah, asidosis, edition page 1875
ketidakseimbangan elektrolit termasuk hiponatremia dan hipokalemia. kristaluria, batu ginjal, dan kolik
ginjal; lesi ginjal, reaksi alergi pada kulit, demam, rasa haus, pusing, ataksia, lekas marah,
kebingungan, mengurangi libido, hematuria, glikosuria, gagal ginjal,
Interaksi Penggunaan acetazolamide dengan aspirin dapat mengakibatkan asidosis berat dan peningkatan martindale 36 th
toksisitas SSP. rendering acetazolamide basa dapat mengurangi ekskresi urin, dapat meningkatkan edition page 1875
obat amfetamines, efedrin, dan quinidine.
- Primidone : dapat menurunkan primidone
- Quinidine : kadar serum quinidine dapat meningkat
- Salisilat : dapat menyebabkan akumulasi acetazolamide dan terjadi toksisitas, termasuk depresi A to Z drug fact
SSP dan asidosis metabolic.
- Antasida. Sodium bicarbonatetherapy meningkatkan risiko pembentukan kalkulus ginjal pada
pasien yang memakai acetazolamide
- Acetazolamide dapat meningkatkan konsentrasi serum carbamazepine
-
Methazolamide
Interaksi
Perhatian Kehamilan: Kategori C. Laktasi: belum ditentukan. Dosis A to Z drug fact
meningkat: Meningkatkan dosis tidak meningkatkan diuresis tetapi
dapat meningkatkan rasa kantuk dan parestesia. Kondisi paru:
Gunakan obstruksi paru dan emfisema dapat memperburuk atau
memicu asidosis.
Manitol
Indikasi memperlancar diuresis dan ekskresi material toksik [ISO VOL
dalam urin, mengurangi TIK, dan TIO yang tinggi 47: 248]
Kontraindik kongesti atau edema paru; pendarahan intrakranial [ISO VOL
asi kecuali selama prosedur kraniotomi, gagal jantung 47: 248]
kongestif, edema metabolik dengan fragilitas kapiler
abnormal; gagal ginjal.
Efek gangguan keseinbangan cairan tubuh ddan elekttrolit, [ISO VOL
samping gg saluran cerna, rasa haus; sakit kepala, pusing, 47: 248]
menggigil demam; takikardi, nyeri dada; hiponatremia;
dehidrasi; penglihatan kabur; urtikaria; hipotensi atau
hipertensi.
Perhatian jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor [ISO VOL
kondisi cairan tubuh dan elektrolit. 47: 248]
Perhatian :
Ibu Hamil kategori D
Amiloride HCl
Indikasi Pengobatan pada CHF atau hipertensi (dikombinasikan A to z drug facts
dengan tiazid atau loop diuretic) dan dapat menginduksi-
diuretik hipokalemi.
Penggunaan Diminum saat sedang makan agar tidak mengganggu GIT DIH
Dosis Dewasa; oral; 5-10 mg sehari A to Z drug Fact
Induksi-litium: 10-20 mg sehari
Cysctic fibrosis: dilarutkan dalam 0,3% saline dan dilepaskan
oleh nebulizer
Oedema: 5 -10 mg sehari, 2.5 mg sehari sekali jika pasien sudah
menggunakan diuretic lain atau antihipertesi Martindale hal.1210
Aksi Meningkatkan ekskresi natrium dan menurunkan ekskresi Martindale hal.1210
potasium
Efek samping Hiprkalemi terutama pada geriatric, pusing dan penglihatan Martindale hal.1210, A to z drug
kabur
Kontraindikasi Serum potassium > 5.5 mEq/L; suplemen potassium; kerusakan A to z drug
fungsi ginjal: spironolakton or terapi triamterene
Pasien DM
DIH
Perhatian Tidak diberikan pada pasien DM A to Z, martindale
Interaksi Suplemen potassium atau potesium-diuetik; dapat meningkatkan resiko Martindale hal.1210
hiperkalemi
ACE inhibitors, angiotensin II receptor antagonists, dan trilostane:
Triamteran
Aksi Mengganggu reabsorbsi natriumpada tubulus distal, meningkatkan A to Z drug
ekskresi sodium dan air dan menurunkan ekskresi potasium
Indikasi DIH
Diberikan sendiri atau dikombinasi dengan diuretic lain pad pengobatan
edema dan hipertensi, menurunkan ekskresi potassium yang disebabkan oleh
diuretic kaliuretik
Dosis Edema: PO antara 150-240 mg sehari 2x Martindale hal.1418
Oedema (tdk boleh diberikan >300 mg)
Jika diberikan bersamaan dengan diuretic yang lain, dosisnya 50 mg sehari
Penggunaan Diminum setelah sarapan dan makan siang Martindale hal.1418
Kontra indikasi Hipersensitivitas triamterene atau komponenya, pasien yang menerima diuretic DIH
hemat kalium, anuria, penyakit hati;hiperkalemi, penyakit ginjal, hamil
Efek samping Meningkatkan keasaman urin, dan dyscrasis darah, phtosensitivitas (peka Martindale 1417
cahaya)
Perhatian Hamil: kategori B DIH, A to Z
DM: gula darah dpt meningkat
Jangan diberikan suplemen potassium, garam yang mengandung potasium
Interaksi ACE inhibitordan Potassium dan garamnya : dapat meningkatkan level kalium A to Z
Indometacin: dapat mempercepat progresi gagal ginjal akut
ASSESMENT
Pasien DM