Anda di halaman 1dari 112

KOSMETIK YANG AMAN

Peranan ahli kulit estetik tidak terlepas


dari :
1. Pengetahuan kosmetika,
2. Aspek formulasi,
3. Anatomi dan fisiologi kulit, maupun
4. Penetrasi bahan melewati kulit,
5. Prinsip dasar kimia dan proses
kimiawi yang terjadi.
PENGETAHUAN KOSMETIK
Kosmetika
• Definisi kosmetika menurut Federal Food And
Cosmetic Act (1958) sesuai dengan definisi
dalam peraturan menteri kesehatan RI No.
220/Men Kes/Per/IX/76. Kosmetika adalah
bahan atau campuran bahan untuk di gosokkan,
di lekatkan, di tuangkan, di percikkan atau di
semprotkan pada, di masukkan dalam, di
pergunakan dalam badan manusia dengan
maksud untuk membersihkan, memelihara,
manambah daya tarik dan mengubah rupa dan
tidak termasuk golongan obat. Zat tersebut tidak
boleh mengganggu faal kulit atau kesehatan
tubuh secara keseluruhan.
Kosmetologi (Jellinex) : ilmu pengetahuan
yang mempelajari hukum-hukum kimia,
fisika, biologi dan microbiologi ttng
pembuatan, penyimpanan dan
penggunaan bahan kosmetik.
Basic Content Cosmetic
• (1) vehiculum
• (2) active ingredient
• (3)stabilizer : emulsifier (lanolin,gliserin)
preservatif(AB,AO)
adhesive(zink,mg stearat)
PH adjuster
(4) complement : fragrance,colour,propelant
(6) Thickener
(7) Chellating agent / adhesive
Tujuan Pemakaian Kosmetik
a. Mempertahankan kondisi kulit dan melindungi
kulit dari faktor yang merusak
b. Mengubah penampilan agar lebih menarik
c. Menambah daya tarik dengan keharuman
kulit
d. Menolong penderita yang mempunyai
penyakit kulit agar penampilannya dapat
diterima secara sosial
Kegunaan Kosmetik untuk
Kesehatan dan Kecantikan
a. Kosmetik pemeliharaan dan perawatan kulit
- mencegah timbulnya kelainan kulit
- mempertahankan keadaan kulit yang baik agar
tidak berubah menjadi buruk
b. Kosmetik rias atau dekoratif
- memperbaiki penampilan
c. Kosmetik wangi-wangian (parfum)
- menambah daya tarik penampilan dan menutupi
bau badan yang kurang sedap
Aplikasi Kosmetik
Untuk perawatan kulit
a. Memahaami maksud dan tujuan perawatan
- tujuan perawatan bermacam-macam
- tata cara berbeda
b. Melihat kondisi kulit dan jenis dari kulit
- kondisi kulit  ditentukan oleh usia
- jenis kulit : normal, kering, berminyak, kombinasi
- tata cara perawatan sendiri
c. Memilih kosmetik yang cocok
- jenis kosmetik  sangat banyak
- perlu informasi, pengalaman, tuntunan
d. Melakukan perawatn dgn cara dan urutan yang baik dan
benar
- cara, tehnik, dan aplikasi  tidak selalu sama
Penggolongan kosmetika
• Peraturan mentri kesehatan RI 13 gol
Preparat bayi, mandi, mata, wangi-wangian, rambut,
pewarna rambut, make up, kebersihan mulut,kebersihan
badan, kuku, cukur, perawatan kulit, suntan & sunscreen

• NATER, YP & dkk higine tbh, rias,


wangi2an, proteksi.
KOSMETIK
(HENRI de NODEVILI 1260 – 1325)
Kosmetik untuk merias (decoration)
Kosmetik untuk pengobatan
kelainan patologi kulit
Pada tahun 1700 – 1900
Cosmetic decorative
Cosmetic treatment
Penggolongan menurut Peraturan Menteri Kesehatan R.I berdasarkan
kegunaan dan lokalosasi pemakaian pada tubuh, kosmetika di golongkan
menjadi 13 golongan :
Preparat untuk bayi : baby oil, bedak bayi, dll.
Preparat untuk mandi : minyak mandi, bath capsules, dll.
Preparat untuk mata : Maskara, eye shadow, dll.
Preparat wangi – wangian : Parfum, toilet water, dll.
Preparat untuk rambut : cat rambut, hair spray, pengeriting rambut, dll.
Preparat pewarna rambut : cat rambut, hair bleach, dll.
Preparat make up (kecuali mata) : pemerah bibir, pemerah pipi, bedak
muka, dll.
Preparat untuk kebersihan mulut : mouth washes, pasta gigi, breath
freshener, dll.
Preparat untuk kebersihan badan : deodoran, feminim hygiene spray, dll.
Preparat kuku : cat kuku, cream kuku, lotion kuku, dll.
Preparat cukur : sabun cukur, after shave lotion, dll.
preparat perawatan kulit : pembersih, pelembab, pelindung, dll.
Preparat untuk suntan dan sunscreen : suntan gel, sunscreen
foundation, sun block, dll.
Penggolongan Kosmetik
(Sub Bag Kosmetik Medik FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo)

1. Kosmetik pemeliharaan & perawatan kulit


(SKIN CARE)
2. Kosmetik rias (decorated cosmetic)

3. Kosmetika wangi-wangian
Kosmetik pemeliharan dan
perawatan
a. Pembersih (cleansing)

b. Pelembab (moisturizing)

c. Pelindung (protecting)

d. Penipis (thinning)
Kosmetik rias dan dekoratif

a. Rias wajah

b. Rias rambut

c. Rias kuku

d. Rias bibir

e. Rias mata
Kosmetik pewangi/parfum

a. Deodoran dan antiperspiran

b. Aftershave lotion

c. Parfum dan eau de tolilette


ISTILAH
kosmetika hipoalergik : kosmetika yang
didalamnya tidak mengandung zat-zat yg
dapat menyebabkan reaksi iritasi dan
reaksi sensitasi
Kosmetika tradisional : bahan dan diolah scr
tradisional
Semi tradisional : pengolahanya scr modern
dan dicampur zat kimia sintetik
Obat

• Bahan yang di kehendaki untuk di


gunakan dalam diagnosis, peredaan,
pengobatan, dan pencegahan
penyakit atau yang di kehendaki
untuk memberikan pengaruh pada
struktur maupun fungsi organ
Lubowe (1955) mengemukakan
istilah Cosmedics di susul oleh
Faust (1975) dengan istilah
Medicated Cosmetics untuk
bentuk gabungan dari
kosmetika dan obat.
Albert Kligman telah
mengusulkan suatu term baru
sebagai bentuk intermediet
tersebut yaitu cosmeceuticals.
Bentuk ini berada diantara obat
farmasi dan kosmetika.
Di Jepang kosmesetika tersebut
telah di perinci dengan
pengertian sebagai quasidrug
yang berarti mendekati
pengertian obat, mempunyai
khasiat yang nyata dan teruji,
serta beresiko rendah.
Kosmesetika
• Produk kosmetik yang mempunyai efek
farmasi yang dapat di gunakan pada kulit
normal atau dengan sedikit kelainan. Jadi
sebagai syarat adalah harus bermanfaat,
kelainan kulitnya harus ringan, resiko
sekecil mungkin.
• Oleh karenanya produk kosmesetika
seharusnya melalui uji manfaat dan uji
keamanan.
Kosmedik : kosmetika yang didalamnya di +
bahan bahan aktif tertentu sprt zat-zat anti
bakteri atau jasad reknik lainnya.
Kosmetik-kosmetikal-obat
Uraian Kosmetik Kosmesetikal Obat

Efek farmasetikal + + +

Efek pada - + +
penyakit kulit

Efek pada - + +
kelainan kulit
minor

Efek samping - + +
FORMULASI
• W/ O
• O/ W
Dry skin formulation Ingredients choice criteria:
- Slow down the TEWL (Transepidermal water loss) by
using occlusive emollients in the oily phase (squalane,
beeswax, triglycerides, essential fatty acids, silicones..) -
Reenforce or reconstitute the NMF (Natural moisturizing
factor) with adequate additives (sodium lactate, sodium
PCA)
- Bring humectancy with hygroscopic components (urea,
allantoin, polyols, hyaluronic acid..)
Enhance aesthetic As indicated above, aesthetic
enhancers may be added: eg- pearlescent pigments,
texturing agents, soft-feeling agents like silicone
elastomers. The aim is to obtain a product which is sense-
awakening !
ABSORBSI/PENETRASI
BAHAN MELALUI KULIT
Absorpsi dan penetrasi dari bahan – bahan yang
di gunakan secara topikal dapat terjadi melalui 3
cara:
• Melalui seluruh permukaan stratum
korneum yang utuh yang merupakan 99,7
% dari permukaan kulit (transepidermal
resorption).
• Melalui folikel rambut yang merupakan 0,2
% dari permukaan kulit (transfollikular
resorption).
• Melalui saluran kelenjar keringat,
merupakan 0,04 % dari permukaan kulit.
Faktor yang mempengaruhi
absorpsi dan penetrasi
• BAHAN
• Sifat fisika dan kimia (fisikokimia) dari
bahan – bahan tersebut.
• Sifat dasar preparat
• KLIENT
• Cara aplikasi pada kulit
• Sifat – sifat dari kulit.
LINGKUNGAN
Liposomes help protect and transport performances ingridients
into the epidermis
Faktor yang berperan pada absorbsi kosmetik
juga berperan pada timbulnya efek samping
Faktor kosmetik Faktor kulit
- Lama pemakaian - Daerah kulit
- pH : basa, asam, - Kulit yang luka
netral - Luas pemakaian
- Konsentrasi - Umur pemakai
- Macam pelarut

Faktor lingkungan
- Sinar matahari
- temperatur
Faktor yang Meningkatkan
Ketidak Amanan Kosmetik
1. Intensitas kontak ke kulit
makin lama kontak kekulit (stay on)  makin
besar ES dibandingkan (rinse off)
2. Lokasi aplikasi : sekitar mata  sensitif
3. pH kosmetik : basa/asam kuat ES >>
4. Ingredient volatile : air, aerosol, etanol 
konsentrasi bahan aktif lebih tinggi.
Si pemakai kosmetika:
a. Cara pemakaian yang salah.
Menggosok keras pada permukaan kulit.
b. Kondisi kulit yang tidak normal.
c. Usia penderita.
d. Jenis kelamin.
e. Keturunan – Riwayat atopi.
Menghindari penggunaan bahan yang
menimbulkan toksisitas.
Komponen yang digunakan tidak melebihi
batas konsentrasi yang ditetapkan.
Mencantumkan komponen yang digunakan.
Memberikan tanda peringatan bila kosmetika
mengandung komponen yang dapat
menimbulkan efek samping
Mencantumkan batas kadaluwarsa
Melakukan tes sensitisasi
Pencegahan Efek Samping

1. Baca label kosmetik & ikuti aturan/cara


pakai yang tertera
2. Uji kosmetik baru yang dipakai
3. Cuci dan bilas tangan dgn bersih sebelum
menggunakan kosmetik
4. Gunakan kosmetik secara lembut pada
permukaan kulit
5. Simpan kosmetik yang baik
Pemakaian kosmetika penyebab

Kelainan yang timbul

Pengobatan:
Dermatitis  steroid oral/ topical.
Jerawat  Sulfur, resorcin, atau antibiotika.
Hiperpigmentasi  Hidroquinon topikal.
1
Menghentikan semua kosmetik yang
dipakai hingga bebas dari reaksi kulit
akibat kosmetik
Gunakan kembali kosmetika beserta
aplikatornya satu persatu
Kosmetik yang dicurigai dicoba pada
urutan terakhir
Bila timbul reaksi, hentikan
 tidak digunakan lagi
Dicoba lagi gunakan kosmetika yang lain.
2

Diuji dengan masing-masing


SULIT DILAKUKAN
komponen secara terpisah

SEDIAAN JADI

Produsen tidak mencantumkan komponen.


Penggunaan kosmetika yang berbeda-beda.
Kosmetika terdiri dari beberapa macam komponen.
Tidak diketahui konsentrasi yg tepat untuk uji  perlu pelarutan bertahap

Mengoleskan 2-3 kali sehari selama 2 hari


3
(Open Test) berturut-turut pada lengan bagian bawah.
Kesimpulan
1. Kosmetik perawatan kulit umumnya aman

2. Kosmetik dekoratif terutama untuk rambut


dan parfum tidak begitu aman

3. Efek samping kosmetik dipengaruhi oleh


berbagai faktor, terutama oleh karena
kesalahan pemakaian (misuse) dan
permakaian yang berlebihan (abuse)
FARMAKOLOGI
FARMAKOLOGI BAHAN
AKTIF KOSMETIK ACNE,
ANTI AGING, DIPEGMINTASI
ANTIACNE
• 5 prinsip patofisiologis acne
Tujuan perawatan kulit pada
akne

1.Mengurangi produksi lemak kulit


2. mengurangi obstruksi duktus
pilosebaseus
3.Mencegah bakteri masuk kedalam
folikel sebaseus
4. mengusahakan berkurangnya
peradangan
DEFINISI SKIN CARE

Preserving the integrity of the


stratum corneum while removing
sebum dan soiling dan
maintaining adequate
moisturisation
Tujuan
perawatan
kulit

Menghilangkan sebum TANPA


menghilangkan lipid barrier
kulit
PEMBERSIH KULIT

• Menghilangkan sel-sel mati


• menghilangkan kelebihan
TUJUAN minyak, keringat, kotoran , &
kosmetik

• sabun
• detergen sintesis (syndet) /

BAHAN cleanser bar, soapless soap,


dermatological bar
• susu pembersih
SABUN
Pembersih tertua, bahan dasar air & surfactant
( surface active substace)

Reaksi antara lemak dan alkali


Fatty acid salt dengan kemampuan detergent
Non ionic surfactan
Alkyl poly (ethylene oxide)
copolymers of poly (ethilene oxide),
poly ( propylene oxide )
poxamer/poloxamin
alkyl polyglucosides include : octyl
glucoside, decyl maltoside, Fatty
alcohol : cetyl alcohol, oleyl alcohol,
cocamide MEA, cocamide DEA,
polysorbates : tween 20tm, and
tween 80tm
ASTRINGEN
/toner/refresher
DISINFEKSI

MENGHILANGKAN
SISA MINYAK

MEMBANTU
KESEIMBANGAN
KEASAMAN KULIT
ALKOHOL

GARAM ALUMINIUM

LANoliN
KANDUNGAN
ASTRINGEN
WHITZ HAZEL

CAMPHORA

ALANTOIN
ASTRINGEN

Hati-hati astringen
Dapat dipakai Pd. Akne dengan
dengan kandungan
sesudah cleansing inflamasi sedang &
alkohol tinggi
sebelum berat timblu rasa
penggunaan tersengat /
Kulit kering
moistorizer terbakar
berlebihan
Product kosmetika yang cocok untuk pasien akne, rosasea,
atau kulit sensitif harus memenuhi beberapa kriteria ,
yaitu :

1. Volatile vehicle (light weight alcohols) dan bahan penyebab stimulasi kulit (
mentol , kampora ) , termasuk vasodilatation , harus didemilinasi atau
dikurangi.
2. solvents, yang meningkatkan penetrasi kulit ( proylene glycol, ethanol)
harus dihindari. Jika diperlukan bahan higher glycols (polyethylene glycols)
yang tidak menembus stratum korneum dan dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan penetrans harus dipilih.
3. surfactants, yang sering digunakan untuk pembersih atau emulsifer, harus
dipilih dengan hati-hati. Anionic surfactants (sodium lauryl sulfate) adalah
bahan irritan kuat karena kemampuannya berpenetrasi ke stratum
korneum,mengikat protein, menginduksi kerusakan stratum korneum,
dan meningkatkan penetrasi substansi lain (antimikroba) sedang dan
nonionic surfactants memiliki daya penetrasi rendah. Meskipun demikian
nonionic surfactants dapat berubah rerata biosintesis, komposisi, dan
kandungan epidermal phospholipids.
Penipis kulit / exfoliants

Sabunnya
Bahan peling Masker pesto lumpur
mengandung butiran2
superfisial (elay)
(scrubbing grains)
Tidak memakai Mengurangi iritasi
pelembab setiap akibat pemakaian obat
hari anti akne

Pelembab kulit

Sebaiknya hanya
Sediaan oil free & non
tempat tertentu yang
komedogenik
kering
Pelindung kulit
Perlindungan kulit

Perlindung kimia :
Perlu pelindungan tabir surya yang tidak
Sinar matahari dapat
fisik : payung, topi berminyak&non
memperparah akne
lebar komedogenik
Kosmetik
dekoratif/rias

Tata rias Bahan tidak


secukupnya mengandung
minyak
Bahan Kosmetika Rias Komedogenik

1. Lanolin & derivatnya bedak padat


2. Petrolatum minyak rambut, maskara
3. Zat warna D & C Red dyes Pemerah Pipi
4. Asam oleat Pelembut Janggut
Dasar kriteria pemilihan kosmetik pada
pasien dengan kulit sensitif (akne dan/atau
rosasea)
• Jika memungkinkan, kosmetik harus dipilih berupa sediaan krim atau losio
• Semua kosmetik harus mudah dibersihkan dengan air, bukan kosmetik
waterproof
• Kosmetik lama harus segera dibuang dan digunakan produk yang masih baru
• Eyeliner dan mascara harus dipilih warna hitam
• Dipilih kosmetik eyeliner dan eyebrow dalam bentuk pensil
• Eye shadows sebaiknya dipilih warna light earth toner, seperti coklat, krim.
Deep colors, seperti biru, ungu, dan hijau, sebaiknya dihindari.
• Pilih kosmetik dengan microfine zinc oxide atau micronized titanium dioxide dan
tanpa bahan kimia tabir surya (para amiobenzic acid [PABA], esters,
methoxycinnamtes)
• jika memungkinkan pilih product dengan kandungan tidak lebih dari sepuluh.
• Hindari nail polishes
• facial foundations harus bentuk krim/powder atau bentuk cair , based on
silicone (cyclomethicone , dimethicone).
BAHAN – BAHAN KOSMESEUTICAL YANG SERING
DIGUNAKAN DIBAGI BERDASARKAN KATEGORI

1. Vitamin : vitamin A (asam retinoat), vitamin B (niasinamid, pantenol), vitamin C (L-


Asam askorbat), vitamin E (a-tokoferol), koenzim Q-10 (ubikuinon,idebenon),
niasinamid (nikotinamid).
2. antioksidan : α-lipoic acid (ALA) , dimetilaminoetanol (DMAE), superoksid
dismutase (SOD) , katalase, glutation,oligomeric proanthocyanidins (OPC)
3. Asam hidroksi : asam alfa hidroksi (asam glicolat , asam laktat, asam malat),
asam beta hidroksi (asam salisilat), asam poli hidroksi (glukonolakton, asam
laktobionik).
4. Faktor2 pertumbuhan : epidermal growth factor(EGF) , transforming growth factor
(TGF) , kinetin(N-6 furfuryladenine)
5. Peptida :mikrokolagen pentapeptida,copper peptida,keratin,elastin.
6. Glicosaminoglikans: asam hialuronat.
7. Botanikal : soy , ginkgo biloba,aloevera,french maritime pine bark tree
(pignogenol), alantoin ,senna, tamarin, coffe plant,coffe berry,white and green tea,
saw palmetto, gatu cola, licorine (licochalcone A glabridin), mik thistle (silymarin)
KOSMESEUTICAL BOTANICAL DIBAGI ATAS 3
KATEGORI
KATEGORI BOTANICA KLASIFIKASI KOSMESEUTICAL AKTIF
L KIMIA
1. Antioksidan Soy Flavonoid Genistein,daidzein
Curcumin Polifenol Tetrahidrokurkumin
Sillymarin Flavonoid Silybin,silydianin,silychristine
pycnogenol Fenol,asam Fenolat(taxifolin,catechin,
fenelot procyanmidins),asam fenolat
(p-hidroksibenzoik,
protocatechui,gallic,
vanillic,p-couric,caffein,asam
ferulat)
2. Anti Ginkgo Polifenol Ginkgolides,bilobalides
-inflamatori biloba Flavonoid Quercetin,kaempferol,
sciadopitysin,ginkgetin,isogin
kgetin

Green tea polifenol Epigallocatechin-3-gallate


Kosmetikal anti akne
RETINOID
Molekul dgn aktivitas biologik vit A
Turunan B caroten
Sistemik : acne, psoriasis, limfoma kutaneus sel T (FDA
apr), iktiosis, prurigo multiforme kronik, liken sklerosus
& atrofikus, keratosis aktinik.
Klasifikasi
Generasi 1 : Retinol, retinal, Tretinoin, Isotretinoin,
Alitretinoi
Generasi 2 : Etretinate, Actretin
Generasi 3 : Tazarotene, Bezarotene
Retinoic Acid
It is worth mentioning here that despite
chemically being the form of vitamin A directly
used by the cells,it is the most irritant form and
usually procedure only on prescription from a
physician in the form of tretinoin.
The side effects of topically applied retinoic
acid can includes redness, irritation, and
flaking, and while impressive result have been
achieved, client compliance is usually low with
expectations not always met. The greatest
side effects of needling are redness and
flaking. Therefore, the temptation to use
retinoic acid with rooling because of cost and
availablillity should be weighed againt the side
effects and should be avoided in patients with
reactive, high risk skin.
Vitamin A And other funcionts
Retinyl palmitate has also been
shown to exhibit a sun protection
factors of #20. Preventing
sunburn, erythema, and the
formation of ROS (Reactive
oxygen species) free radicals.
Beta carotene
(Nutrition)

Retinol
(Transported)

Retinyl palmitate
(Cell receptor)

Retinol
(Mitochondria)

Retinoic Acid
(Cell nucleus)
Kosmetikal anti akne
TRETINOIN (all-trans-retinoic acid)
Merupakan retinoid sintetik topikal generasi 1
Indikasi untuk acne dan anti aging
Mekanisme kerja
1. Seluler (epidermis dan dermis)
- mitosis>, folikel sel, perlekatan sel <, komedo <
- Regulasi mitosis keratinosit
- GAG> interseluler
- Melanogenesis <
- Vasodilatasi pem.drh
- angiogenesis
Kosmetikal anti akne
2. Molukuler (sitoplasma dan nukleus)
Sitoplasama sel nukleus sel
Retinoic diikat oleh Celluler aktivasi Retinoic
Acid retinoic acid acid mengatur sel
Binding protein receptor
(CRABP) (RAR)

Dosis & cara pakai


- Tretinoin 0,01-0,1% bntk krim, gel, solusio
- Oleskan malam agar me< fotodegradasi
- Kombinasi dgn fotoproteksi
- Lama terapi bbrp bln – 1 thn
- Maintenance 1-3x seminggu
Kosmetikal anti akne
Efek Samping
• Retinoid Dermatitis; kering, eritema, deskuamasi,
panas, nyeri, edema, krusta, lepuh, terutama kulit
sensitif
• fotosensitif, sunburn
• hipo / hiperpigmentasi
• dermatitis kontak alergika
• belumterbukti aman pada wanita hamil

Interaksi
• Bahan Pengelupas : sulfur, salisilat , resorcinol
• Bahan iritasi : benzoil peroksida
• kosmetik : sabun abrasif, produk alkohol
Kosmetikal anti akne
AZELIC ACID
¤ produk hasil metabolisme yeast Pityrosporum avale
¤ manfaat untuk akne & dipegmentasi
¤ mekanisme kerja
- anti bakteri (pit.acne & staph epidermidis)
- me<mikrokomedo
- anti inflamasi
- me< aktivitas melanosit dgn menghambat tirosinase
¤ kadar 20%, 6 bln
¤ ES : iritasi namun < tretinoin
Rekomendasi Perawatan Kulit Untuk
Mengurangi Flushing

1. Bersihkan Wajah dengan air lukewarm, tidak terlalu


panas atau dingin.
2. Pilih pembersih wajah cair dengan bahan deterjen
sintetik ringan untuk membersihkan wajah. Oleskan
pembersih dengan tangan dan percikkan air ke wajah
hingga bersih. Jangan menggosok wajah.
3. Hindari penggunaan toner, astringents, produk
perawatan kulit lain tertinggal di wajah.
4. Hindari chemical exfoliants, seperti alpha hydroxy acids.
5. Pilih krim dan powers untuk perawatan kulit, hindari gel
dan thin lotions.
6. Lakukan perawatan kulit wajah seminimal mungkin.

7. Pilih krim tabir surya mengandung moisturizer untuk


penggunaan sehari-sehari dari bahan microfine zinc
oxide.
8. hindari coba-coba dengan produk perawatan kulit
Cosmeceuticals Anti Aging
Mekanisme Kerja
1. Eksfoliasi : lap korneum<, epidermis >
2. lap. Dermis >
a. keratinosit sitokin >, stimulasi fibroblast : mitosis, sitensis kolagen
b. stimulasi transforming Growth Factor B (TGF-B): ssel mast > &
dendrosit >
3. Moisturizer >
a. Ceramide lap.korneum >
b. Hyaluroniic acid >, glycosaminosglicans dermis >
4. Hiperpigmentasi <
a. Aktivitas tirosinase <, melanogenesis <
b. Epidermal turnover >
c. Penetrasi bleaching lain >
Cosmeceuticals Anti Aging
ALPHA HYDROXY ACID (AHA)
º sekelompok asam organik karboksilik yg larut dalam air
Klasifikasi
º monocarboxylic acid: glycolic acid (tebu), lactid acid
(susu), madelic acid (almond)
º dicarboxylic acid : tartaric acid (anggur), malic acid (apel)
º Tricarboxylic acids : citric acid (jeruk)
Indikasi
Kosentrasi rendah kulit kering
Kosentrasi tinggi ; keratosis aktinik, keratosis seboroik, anti
aging
Cosmeceuticals Anti Aging
5. Resistensi thd surfaktan >
Sekresi lamellar bodies>, barier function epidrmis >
6. Pertumbuhan tumor krn UV <
Enzime pertumbuhan krn UV <

Dosis & cara pakai


- Glycolic accid 4%, 8%, 12%, 15%, 25% bntk krim/gel aplikasi 1-2x/hr
- Glycolic acid 20%, 35%,50%, 70% bntk solution:
- Aplikasi 1x/1-2mgg. Perlu netralisasi

ES
Dosis rendah : (-)
Dosis medium : menyengat, eritema, terkelupas
Dosis tinggi : eritema difus, papul, vesikel, nekrosis, epidermolisis
Cosmeceuticals Anti Aging
ASAM SALISILAT
Termasuk β hydroxy acids yang larut di minyak
Kosentrassi >2% keratolitik
Indikasi untuk akne, anti aging

Mekanisme kerja
Epidermis: keratolisis stratum korneum

Efek Samping
Sbgi kosmetik metil salisilat 0,001-8% : aman
Salep metil salisilat dosis tinggi : salicylism
Cosmeceutical Depigmentasi
Hiperpigmentasi
Mekanisme kerjanya
1. Menghambat melanogenesis di melanosit
tyrosinase
Tyrosine DOPA > dopaquinone >
Dopachrome > melanin
2. Menghambat transfer melanin dari melanosit ke
keratonosit
3. Mempercepat degredasi melanin di keratosit
Cosmeceutical Depigmentasi
KOJIC ACID
жProduk dari jamur Aspergillus oryzae, proses fermentasi
pabrik sake
жDigunakan pada :
1. Kosmetik & makana sebagai pencegah perubahan warna
2. Ikan & buah sbg pencegah oksidasi
жMekanisme kerja :
1. Khelesi dgn Cu pd tirosinase, sbg penghambat lemah
2. Merusak dendrit melanosom pd pemakaian lama
3. Antibakteri & antifugal
жKadar 1-4%
Cosmeceutical Depigmentasi
ARBUTIN
Φ Macam
1. Beta arbutin = arbutoside hydroquinonβ D
glucopyranoside
Dari ektra tumbuhan bearberry
2. Alfa arbutin = 4 hydroxyphenyl α D glucopyranoside
Hasil biosintesis
Φ Manfaat untuk pemutih, α>β
Φ Mekanisme kerja dgn menghambat enzime tirosinase
Φ Kadar 0,2% - 2%
Cosmeceutical Depigmentasi
BIOAKTIF MEKANISME KERJA MANFAAT & KEAMANAN
Niacinamide Transfer melanosom< Pemutih lemah, iritan (-)
glabirdin Hambat tirosinase Pemutih lemah, iritan (-)
Ascorbic acid Reaksi dgn Cu pd Pemutih lemah, iritan (-)
tirosinase
aleosin Hambatan oksidasi DOPA Pemutih lemah,
Retinol Hambatan tirosinase Pemutih lemah, iritan (+)
lemah
Glycolic acid eksfoliasi Pemutih lemah, iritan (+)
sedang
Alfa Abutin Hambatan tirosinase Pemutih sedang, iritan (-)
Mulberry ext Hambatan tirosinase Pemutih sedang, iritan (+)
lemah
Kojic acid Hambatan tirosinase Pemutih sedang, iritan
(+)lemah alergen (+)
Azelic acid Hambatan tirosinase Pemutih sedang, iritan (+)
EFEK SAMPING
Konsep Kosmetika Saat Ini :
• Sesuatu yang dapat atau di harapkan dapat
mempunyai efek biologis.
• Sesuatu yang dapat di absorpsi kulit.
• Sesuatu yang dapat membantu mencegah
timbulnya penyakit.
• Sesuatu yang dapat mengandung zat aktif yang jg
di pakai dalam obat, tetapi dengan batasan tertentu.
• Sesuatu yang di harapkan tidak ada resiko
terhadap kesehatan pada penggunaan normal atau
tidak normal.
Kosmetika Yang Baik :

• Aman
• Bermutu
• Bermanfaat
• Dapat di terima
Kriteria Aman
• Tidak menimbulkan efek samping pada
kulit, rambut dan kuku, mata dan saluran
nafas.
• Tidak menimbulkan efek toksis.
• Tidak menimbulkan gangguan lingkungan.
Kosmetik yang Sering
Menimbulkan Efek Samping

Ditjen POM Departemen kesehatan RI


a.Kosmetik perawatan kulit
b.Kosmetik dekoratif
c.Cat rambut
Reaksi kontak alergi
Reaksi iritasi
Reksi fotosensitisasi
Jerawat
Urtikaria
Perubahan warna kulit, kuku dan rambut
Efek lokal lain (kerontokan rambut)
Efek sistemik
Efek Samping Penggunaan Kosmetik
Dermatitis kontak alergi pada deodorant
Dermatitis kontak alergi
Acne kosmetik
Fotosensitivitas
komedogenik aknegenik
Penyebab Sumbatan pd folikel Iritasi pd folikel
Klinis Komedo tertutup/terbuka Papul & Pustul
Awitan Beberapa minggu Beberapa saat setelah
setelah aplikasi Aplikasi
Penderita Orang yang Rentan Individual
Chart of common comedogenic ingridients
Common comedogenic Ingridients Highly comedogenic
(4-5/5 or 5/3)
• Acetylated Lanolin
• Coal Tar
• Cocoa Butter
• Coconut Oil
• Isopropyl Stearate
• Isopropyl linoleate
• Isopropyl myristate
• Isopropyl palmitate
• Isostearic acid
• Lanolic acid
• Linseed oil
• Myreth 3 Myristate
• Myristyl myristate
• Oleic Acid
• Oleth – 3
• Oleyl Alcohol
Chart of common comedogenic ingridients
Moderately comedogenic (3-4/5 or 2/3)
• Butyl stearate
• Decyl Oleate
• Grapeseed Oil
• Isostearyl Neopentanoate
• Lauric acid
• Mink Oil
• Most D&C red pigment
• Myristyl lactate
• Octyl palmitate
• Octyldodecanol
• Sorbitan Oleate
• Soybean oil
• Tocopherol
Chart of common comedogenic ingridients
Mildly Comedogenic (2-3/5 or 1/3)
• Avocado Oil
• Caprylic/capric Triglycerides
• Corn Oil
• Evening primrose oil
• Glyceryl stearate
• Hexylene Glycol
• Lanolin
• Lanolin alcohol
• Lauryl alcohol
• Mineral Oil
• Olive Oil
• Peanut Oil
• Sesame Oil
• Safflower
• Stearic acid
• Sunflower Oil
Chart of common comedogenic ingridients
Noncomedogenic

- Alantoin - Kaolin
- Behenic acid - Lecithin
- Butylene Glycol - Octyldodecyl Stearate
- Carbomer - Octyldodecyl Stearoyl Stearate
- Castor Oil - Octinoxate
- Cetyl Palmitate - Octisalate
- Cholestrol - Oxybenzone
- Sodium hyaluronate - Sorbitol
- Sodium PCA - Soya sterol
- Squalane
- Tridecyl Trimellitate
- Tridecyl stearate
- Cyclomethione - Panthenol - Water
- Cyclopentasiloxane - Petrolatum - Zinc Oxide
- Dimethicone - Phenyl Trimethicone - Zinc stearate
- Glycerin - Polysorbates
- Iron Oxides - Propylene Glycol
- Isopropyl Alcohol - Propylene Glycol Dicaprate / Dicaprylate
- Jojoba Oil - SD Alcohol

Anda mungkin juga menyukai