Penatalaksanaan • Farmakoterapi: antipsikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2
a. Antipsikotik golongan 1 (APG-1)
Disebut sebagai antipsikotik tipikal Mekanisme kerja: Sebagai Dopamine Receptor Antagonist. APG-1 memblokade Dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di system limbik dan system ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala positif. Efek lainnya: APF-1 potensi rendah (contoh: chlorpromazine) lebih bersifat sedasi sehingga lebih efektif untuk pasien yang lebih agitatif Penatalaksanaan • Farmakoterapi: antipsikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2
a. Antipsikotik golongan 1 (APG-1)
Penggolongan obat APG-1: 1. Golongan Phenotiazine a. Rantai aliphatic chlorpromazine (Drug Interaction Handbook Application Edisi Ke-17, 2009) • Indikasi chlorpromazine yaitu kontrol mania, pengobatan skizofrenia, kontrol mual dan muntah, menghilangkan kegelisahan dan kekhawatiran sebelum operasi, porfiria intermiten akut, tambahan dalam pengobatan tetanus, cegukan yang sulit diatasi, perilaku agresif dan / atau eksplosif eksplosif pada anak usia 1-12 tahun dan dalam pengobatan jangka pendek anak hiperaktif. Penatalaksanaan • Farmakoterapi: antipsikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2
a. Antipsikotik golongan 1 (APG-1)
Penggolongan obat APG-1: 1. Golongan Phenotiazine a. Rantai aliphatic chlorpromazine (Drug Interaction Handbook Application Edisi Ke-17, 2009) • Kontraindikasi chlorpromazine yaitu hipersensitivitas terhadap klorpromazin atau komponen apa pun dari formulasi (reaktivitas silang antara fenotiazin dapat terjadi), depresi SSP parah, koma Penatalaksanaan • Farmakoterapi: antipsikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2
a. Antipsikotik golongan 1 (APG-1)
Penggolongan obat APG-1: 1. Golongan Phenotiazine a. Rantai aliphatic chlorpromazine (Drug Interaction Handbook Application Edisi Ke-17, 2009) • Mekanisme kerja chlorpromazine yaitu menghambat reseptor dopaminergik mesolimbik postinaptik di otak, menunjukkan efek blok alpha-adrenergik yang kuat dan menekan pelepasan hormon hipotalamus dan hipofisis. Chlorpromazine diyakini menekan sistem pengaktifan retikuler, sehingga mempengaruhi metabolisme basal, suhu tubuh, terjaga, tonus vasomotor, dan emesis. Penatalaksanaan • Farmakoterapi: antipsikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2
a. Antipsikotik golongan 1 (APG-1)
Penggolongan obat APG-1: 2. Golongan Butyrophenon: haloperidol • Mekanisme memblokade reseptor dopamin pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (Dopamin D2 reseptor antagonists). Penatalaksanaan • Farmakoterapi: antipsikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2
a. Antipsikotik golongan 2 (APG-2)
Antipsikotik atipikal Obat APG-2 dapat mengontrol gejala positif dan negative (lebih baik dari pada APG-1 dan efek samping minimal) Mekanisme: Sebagai Serotonine – Dopamine Receptor Antagonist (SDA). Obat ini berafinitas terhadap “Dopamine D2 Receptors” dan “Serotonin 5HT2 Receptors”, sehingga bermanfaat untuk gejala positif dan negatif Penatalaksanaan • Farmakoterapi: antipsikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2
a. Antipsikotik golongan 2 (APG-2)
Antipsikotik atipikal Penggolongan obat: 1. Golongan Benzisoxazole: Risperidone (Drug Interaction Handbook Application Edisi Ke- 17, 2009) drug of choice • Indikasi risperidone yaitu pengobatan skizofrenia; pengobatan mania akut atau episode campuran yang berhubungan dengan gangguan bipolar I (seperti monoterapi pada anak- anak atau orang dewasa, atau dalam kombinasi dengan lithium atau valproate pada orang dewasa), pengobatan iritabilitas / agresi yang terkait dengan gangguan autistik. Penatalaksanaan • Farmakoterapi: antipsikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2
a. Antipsikotik golongan 2 (APG-2)
Antipsikotik atipikal Penggolongan obat: 1. Golongan Benzisoxazole: Risperidone (Drug Interaction Handbook Application Edisi Ke-17, 2009) • Kontraindikasi risperidone yaitu hipersensitif terhadap risperidon atau komponen apa pun dari formulasi. Penatalaksanaan • Farmakoterapi: antipsikotik generasi 1 dan antipsikotik generasi 2
a. Antipsikotik golongan 2 (APG-2)
Antipsikotik atipikal Penggolongan obat: 1. Golongan Benzisoxazole: Risperidone (Drug Interaction Handbook Application Edisi Ke-17, 2009) • Mekanisme kerja risperidone yaitu aktivitas antagonis serotonin-dopamin campuran yang berikatan dengan reseptor 5-HT2 di SSP dan di pinggiran dengan afinitas yang sangat tinggi; berikatan dengan reseptor dopamin-D2 dengan afinitas lebih rendah. Afinitas pengikatan pada reseptor dopamin-D2 20 kali lebih rendah dari afinitas 5-HT2. Penambahan antagonisme serotonin ke antagonisme dopamin (mekanisme neuroleptik klasik) dianggap meningkatkan gejala negatif psikosis dan mengurangi timbulnya efek samping ekstrapiramidal. Reseptor alfa1, alfa2 adrenergik, dan histaminergik juga bertentangan dengan afinitas tinggi. Risperidone memiliki afinitas rendah hingga sedang untuk reseptor 5-HT1C, 5-HT1D, dan 5-HT1A, afinitas lemah untuk D1 dan tidak ada afinitas untuk reseptor muskarinik atau beta1 dan beta2. Obat anti depresan mekanisme • Menghambat reuptake aminergic neurotransmitter • Menghambat penghancuran oleh enzim monoamine oxidase
Sehingga
• Peningkatan jumlah aminergic transmitter pada sinaps neuron SSP
• Antidepresan Trisiklik (TCA) • Mekanisme kerjanya menghambat pengambilan kembali amin biogenik spt E, Serotonin dan dopamin didalam otak, Tidak lagi digunakan sebagai obat lini pertama, karena efek sampingnya • Efek samping yang sering efek kolinergik seperti mulut kering, sembelit, penglihatan kabur, pusing, takikardi, ingatan menurun, dan retensi urin. • Obat – obat yang termasuk a.l : Amitripilin, Clomipramine, Doxepin, Imipramine, Desipiramine, Nortriptyline. • Kontraindikasi : Miokard Infark, aritmia (terutama blok jantung), mania. Penggunaan bersamaan dengan MAOI • Antidepresan Tetrasiklik • Mirtazapin adalah satu – satunya obat antidepresan golongan tetrasiklik. • Mekanisme kerjanya sebagai antagonis pada presinaptic α2 – adrenergic autoreseptor dan heteroreseptor, sehingga meningkatkan aktivitas nonadrenergik dan seratonergik. • Bermanfaat untuk pasien depresi dengan gangguan tidur dan kekurangan berat badan. • Efek samping yang ditimbulkan berupa mulut kering, peningkatan berat badan, dan konstipasi. • Obat – obat yang termasuk golongan Tetrasiklik a.l : Maproptilin, Mianserin, Amoxapine • Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) • Batas keamanan lebar • Meningkatkan serotonin ekstraseluler • Diterima sebagai obat lini pertama. • Mekanisme kerjanya menghambat pengambilan serotonin yang telah disekresikan dalam sinap (gap antar neuron) • Obat antidepresan yang termasuk dalam golongan SSRI al : Citalopram, Escitalopram, Fluoxetine, Fluvoxamine, Paroxetine, dan Sertraline. • Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) • Fluoxetine merupakan antidepresan yang memiliki waktu paro yang lebih panjang, sehingga fluoxetine dapat digunakan satu kali sehari. Efek samping yang ditimbulkan Antidepresan SSRI yaitu gejala gastrointestinal (mual, muntah, dan diare), disfungsi sexsual pada pria dan wanita, pusing, dan gangguan tidur