KEUANGAN NEGARA
1. Obyek
2. Subyek
3. Proses
4. Tujuan
PRESIDEN
sebagai
CEO
MENTERI/ MENTERI
PIMPINAN LEMBAGA KEUANGAN
Sebagai Sebagai
COO CFO
Pokok Bahasan:
Perbedaan Struktur dan Penganggaran
antara Sebelum dan Sesudah UU Nomor
17 Tahun 2003
Struktur APBN
Struktur APBD
No Sebelum Sesudah
UU Nomor 17 Tahun 2003 UU Nomor 17 Tahun 2003
1 Anggaran belanja dual-budgeting Anggaran belanja unified
budgeting
2 Traditional budgeting / line-item Performance-based budgeting
budgeting
3 Penuangan rencana Pengeluaran jangka menengah
pembangunan dalam suatu (Medium Term Expenditure
dokumen perencanaan nasional Framework)
lima tahunan (Repelita)
4 Prinsip APBN/APBD adalah Anggaran surplus/defisit
Anggaran berimbang dinamis
5 Format dan struktur APBN/APBD : I-Account
T-Account
Pokok Bahasan:
Prinsip-Prinsip Umum dalam Setiap
Tahapan Siklus APBN/APBD
Siklus APBN
Siklus APBD
Pemeriksaan BPK atas
Pertanggungjawaban Pelaksanaan
Anggaran
Penerimaan:
(UU no. 17/2003)
- Pajak
- Non pajak
- Hibah Pemeriksaan
pengelolaan keuangan
negara (UU no. 15/2004)
Proposal
anggaran
Umpan balik
Penyimpanan
Uang Negara (UU
no. 1/2004)
S IKLUS AP BN/AP BD
P a ling
P e me riks a a n la mba t 2 bl
Ole h s tlh
me ne rima
BP K La p Ke u
P e me -
P e me - DP R/ P e me - P e me - Rinta h P e me -
Rinta h DP RD Rinta h Rinta h & DP R/ Rinta h
DP RD
P a ling P a ling
Mula i
la mba t 2 bl 12 bl, Akhir S blm TA la mba t 6 bl
mid Me i s blm TA, s tlh TA
J a n-De s J uli be ra khir
s blm TA Akhir Okt be ra khir
1.Penyusunan Anggaran
APBN/APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun
pendapatan negara (Pasal 12 Ayat (1) UU Nomor 17 Tahun 2003)
Penyusunan Rancangan APBN/APBD (RAPBN/RAPBD)
berpedoman kepada rencana kerja Pemerintah dalam rangka
mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.
Upaya memperbaiki proses penganggaran di sektor publik adalah
penerapan anggaran berbasis prestasi kerja.
Perkembangan dinamis dalam penyelenggaraan pemerintahan
membutuhkan sistem perencanaan fiskal yang terdiri dari sistem
penyusunan anggaran tahunan yang dilaksanakan sesuai dengan
kerangka pengeluaran jangka menengah (medium term
expenditure framework) sebagaimana dilaksanakan di
kebanyakan negara maju
2. Penetapan APBN
Pemerintah pusat mengajukan RUU APBN disertai nota keuangan dan
dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada bulan Agustus tahun
sebelumnya. DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan
jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam RUU APBN. Pengambilan
keputusan oleh DPR mengenai RUU APBN dilakukan selambat-lambatnya
2 bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
6. Pertanggungjawaban APBN
Laporan keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi:
a. Laporan Realisasi APBN
b. Neraca
c. Laporan Arus Kas, dan
d. Catatan atas Laporan Keuangan
yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan
badan lainnya.
2. Penetapan APBD
a. Penyampaian dan Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah
(Raperda) tentang APBD
b. Persetujuan Raperda tentang APBD
c. Evaluasi Raperda tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah
tentang Penjabaran RAPBD
d. Penetapan Perda tentang APBD dan Peraturan Kepala Daerah
tentang Penjabaran APBD
6. Pertanggungjawaban APBD
a. Pertanggungjawaban di tingkat SKPD
b. Pertanggungjawaban di tingkat PPKD
c. Pertanggungjawaban di tingkat Kepala Daerah
Input-Output Model
Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah
Pusat Daerah
PAD
Dana Perimbangan
Pinjaman Daerah
Penerimaan Lain-lain
Alokasi
Pelaksanaan
Desentralisasi
Pokok Bahasan:
Kedudukan BUMN dalam Keuangan
Negara menurut UU Nomor 17 Tahun
2003 dan UU Nomor 19 Tahun 2003
Dinamika yang Berkembang mengenai
Kedudukan BUMN dalam Keuangan
Negara