Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

• Kolik renal adalah nyeri yang disebabkan oleh obstruksi akut diginjal,
pelvis renal atau ureter oleh batu.
• Nyeri ini timbul akibat peregangan, hiperperistaltik, dan spasme otot
polos pada system pelviokalis ginjal dan ureter sebagai usaha dalam
mengatasi obstruksi.
• Istilah kolik mengacu pada sifat nyeri yang hilang timbul
(intermittent) dan bergelombang secara terus-menerus.
DEFINISI
• Kolik ginjal merupakan jenis rasa nyeri berat yang terjadi akibat batu kemih
pada saluran kemih.
• Nyeri dirasakan pada daerah sudut kostovertebra yang dapat menjalar ke
dinding depan abdomen, region inguinal, hingga ke daerah genitalia.
• Batu (kalkuli) saluran kemih (urolitiasis) adalah adanya batu didalam traktus
urinarius.
• Dimana komposisi batu yang terbentuk terdiri atas salah satu atau campuran
dari asam urat, kalsium oklasat, kalsium fosfat, sistin, struvit, atau xantin.
EPIDEMIOLOGI

• Suatu penyakit urutan ke tiga terbanyak dibidang urologi setelah ISK


dan BPH.
• Di seluruh dunia rata-rata 1-12% penduduk.
• Dinegara berkembang sering dijumpai batu pada vesika urinary. Pada
negara maju dijumpai batu saluran kemih bagian atas.
• Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita (3 : 1). Pada usia yang
beresiko tinggi yaitu usia antara 20 dan 40 tahun
ETIOLOGI
• Gangguan aliran urin (urin statis)
• Gangguan metabolic
• Infeksi saluran kemih
• Dehidrasi
• Idiopatik
FAKTOR
RESIKO
FAKTOR INTRINSIK FAKTOR EKSTRINSIK
• Herediter • Geografi  stone Belt (sabuk batu)
• Umur  paling sering usia 30-50 tahun • Iklim dan temperature  iklim tropis,
• Jenis kelamin  laki-laki : perempuan (3:1) pegunungan atau padang pasir
• Etnis  afrika dan amerika • Asupan air  kurangnya asupan air dan tingginya
kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi
• Diet  tinggi purin, oksalat dan kalsium
• Pekerjaan  banyak duduk/ kurang aktivitas
• Obat-obatan
PATOFISIOLO
GI

• Fenomena pertama adalah supersaturasi urin oleh konstituen pembentuk batu, termasuk
kalsium, oksalat dan asam urat. Kristal atau benda asing dapat bertindak sebagai matriks
kalkuli, dimana ion dari pembentuk Kristal super jenuh membentuk struktur Kristal
makroskopis. Kalkuli yang terbentuk menimbulkan gejala saat trauma ureter saat menunju
vesika urinaria.

• Fenomena kedua adalah pembentukan klakuli kalsium oksalat dengan adanya


pengendapan bahan kalkuli matriks kalsium dipapila renalis. Kalsium fosfat mengendap di
membrane dasar dari loop of henle yang tipis, mengikis ke interstitium dan kemudian
terakumulasi diruang subepitel papilla renalis. Matriks batu, kalsium fosfat dan kalsium
oksalat secara bertahap diendapkan untuk membentuk kalkulus pada traktus urinarius
KOMPOSISI BATU
BATU KALSIUM  paling banyak dijumpai 70-80%, terdiri dari kalsium oksalat, kalsium fosfat, campuran.
Ciri-ciri pada batu tersebut yaitu lunak atau keras, warna kuning atau coklat, sering berbentuk staghorn
dan laminated. Terlihat jelas dengan BNO gambaran radiopaque.

FAKTOR TERJADINYA BATU KALSIUM


Hiperkalsiuria Kadar kalsium urin > 250 – 300mg/hari Penyebab adanya gangguan pada
absorbsi, renal, resorptif
Hiperokluria Ekskresi oksalat urine >45gr/hari Gangguan usus, konsumsi oksalat berlebih
Hiperurikosuria Kadar asam urat dalam urine > 850 Konsumsi purin tinggi
mg/24jam
Hipositraturia Penyakit RTA (renal tubular asidosis)
Pemakaian diuretic golongan thiazide jangka lama
Hipomagnesuria Penyakit inflamasi usus (inflammatory bowel disease)
KOMPOSISI
BATU

• BATU STRUVIT/BATU INFEKSI  terbentuknya batu disebabkan


oleh adanya infeksi saluran kemih oleh mikroorganisme pemecah
urea seperti Enterobakter, Klebsiella, Stafilokokus, Pseudomonas
• BATU ASAM URAT  terjadi pada penderita gout, diet tinggi
protein, peminum alcohol,obesitas.
• BATU SISTIN  terjadi akibat kelainan absorpsi sistin dimukosa
usus. Ciri-ciri batu yaitu licin, kuning coklat, multiple dan bilateral,
cepat membesar.
• BATU XANTHIN  terjadi akibat defisiensi enzim xanthin oksidase
• BATU SIKLAT  terjadi akibat pengunaan antasida berlebihan atau
jangka panjang
KLASIFIKASI BATU
(berdasarkan posisi)
• Batu Ginjal ( Nefrolithiasis)
Manifestasi klinis :
 Nyeri kolik akibat spasme otot polos pelvis renalis
Nyeri non-kolik akibat peregangan kapsul ginjal
Hematuria diakibatkan trauma mukosa oleh batu
Demam yang diakibatkan infeksi
Pemeriksaan fisik :
Nyeri ketok CVA
Balotement (+)
KLASIFIKASI BATU
Batu Ureter (Ureterolithiasis)  batu yang terbentuk
didalam system kaliks ginjal yang turun ke ureter.
Manifestasi klinis:
 Nyeri kolik pada pinggang disebabkan
peningkatan intralumen gerakan peristaltic ureter
yang dilalui batu
 Hematuria disebabkan trauma pada mukosa
saluran kemih oleh batu
 Mual
 Nyeri alih
 Retensi urin yang didahului nyeri
KLASIFIKASI BATU
BATU BULI-BULI (CHYSTOLITHIASIS)
Terjadi pada pasien yang gangguan miksi dan terdapatnya benda
asing dibuli.

Manifestasi klinis:
 Sulit BAK saat batu menutupi spingter
 Rentensi urin, menjadi lancer saat
berubah posisi badan
 Hematuria
 Adanya pasir saat berkemih
 Perasaan kurang puas saat
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN URIN
• Leukositoria, hematuria, Kristal pembentuk
batu
• Bakteriuri (nitrit)
• Kultur urin

PEMERIKSAAN DARAH
• Hemoglobin
• Leukosit
• Ureum & kreatinin
• Asam urat
PENCITRAAN
• Foto polos/x-ray BNO abdomen  untuk melihat batu

BNO POLOS NORMAL NEFROLITIASIS


Intervenous Pielography (IVP) menilai anatomi dan
fungsi ginjal dalam deteksi batu semi opak/non opak
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENCITRAAN
• Ultrasonografi (USG)  mendeteksi lokasi
dan perubahan pada batu ureteral vesical
junction
• CT Urografi tanpa kontras  unutk evaluasi
batu pada ginjal dan saluran kemih yang
disebabkan batu asam urat
TATALAKSANA
• Mengurangi nyeri
• Mengobati infeksi
• Mencegah pembentukan batu berulang-ulang

Indikasi operasi jika :


• Sudah terjadi stasis/bednungan
• Letak dan besarnya batu, jika pelvis dengan
bendungan positif segera dilakukan operasi
• Terapi konservatif / terapi ekspulsif medikamentosa
 Pada ukuran batu < 5 mm batu keluar spontan.
 Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretic dengan target diuresis 2 liter/hari
 α-blocker seperti nifedipin, tamsulosin
 NSAID dalam mengurangi nyeri
 Antibiotik pada jenis batu infeksi pemecah urea

• Pembedahan
Dengan indikasi :
- pengobatan konservatif tidak berhasil
- pada saat follow up  batu bertambah besar
- perdarahan
- Infeksi yang berulang-ulang
- obstruksi total
Jenis pembedahan
 Pyelolithotomi  batu di keluarkan melalui insisi pada pyelum.
 Nephrolithotomi batu dikeluarkan dengan insisi pada ginjal misalnya pada calyx
minor
 Partial nephrectomy  jika batu sukar dikeluarkan pada kista ginjal
 Neprectomi  pada batu staghorn yang sulit dikeluarkan dengan infeksi berat

• Minimal invasif merupakan terapi ginal tanpa pembedahan dengan resiko ringan yang
sudah sering dilakukan yaitu :
 Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy (ESWL)
 Pecutaneous Nephro-lithotripsy-lithotomi (PCNL)
 Ureterorenoscopy (URS)
PENCEGAHAN
Angka kekambuhan rata-rata 7% per tahun atau kurang lebih 50% dalam 10 tahun
berdasarkan jenis batu
Your Text Your Text Your Text
Your Text

Menghindari Pemberian
dehidrasi Diet Aktivitas medikamentosa
dengan minum harian yang
cukup dan cukup
produksi urin dengan
2-3 L/hari bergerak

Anda mungkin juga menyukai