Drainase Kelompok 6 Terbaru
Drainase Kelompok 6 Terbaru
AIR, POMPA,
DAN
PERENCANAA
N DRAINASE
Team Presentation
ILHAM NUR AZIZI SAKA SURYA ABDI Safira Indah RICKY FAJAR AYU LUTVIANI
NIM L Cahyani SAPUTRA NIM
181910301130 NIM NIM NIM 181910301040
181910301090 181910301062 181910301144
3
Bangunan air adalah bangunan
yang digunakan untuk
Apa itu memanfaatkan dan
mengendalikan air di sungai
Bangunan maupun danau.
Bentuk dan ukuran bangunan
Air? tergantung kebutuhan,
kapasitas maksimum sungai,
dana pembangunan dan sifat
hidrolik sungai. 4
BENDUNG
“
▸ Bangunan melintang sungai yang
berfungsi mempertinggi elevasi air
dan membelokkan air agar dapat
mengalir ke saluran dan masuk ke
sawah untuk keperluan irigasi.
Adanya bendung akan membentuk
genangan pada hulu bangunan,
selain itu bendung juga dapat
berfungsi sebagai penghalang
banjir.
5
BAGIAN-BAGIAN BANGUNAN
BENDUNG
6
TUBUH BENDUNG
▸ Tubuh bendungan merupakan
struktur utama dari sebuah
bendungan dimana bagian ini
berfungsi untuk menahan aliran
air dan menaikkan level muka air
dari elevasi awal. Bagian ini
biasanya dibangun menggunakan
bahan seperti urugan tanah,
pasangan batu kali dan beton
yang dibuat dengan melintangi
7
sungai.
INTAKE
▸ Suatu bangunan pada
bendung yang berfungsi
sebagai penyadap aliran
sungai, mengatur
pemasukan air dan
sedimen serta
menghindarkan
sedimen dasar sungai
dan sampah masuk ke
intake
8
PEMBILAS
▸ Bangunan pembilas adalah bangunan yang berfungsi
untuk mencegah bahan sedimen kasar kedalam saluran
irigasi. Bangunan pembilas ini terletak tepat disebelah
hilir pintu pengambilan.
9
KANTONG LUMPUR
▸ Kantong lumpur berfungsi untuk
menangkap sedimen berupa lumpur
yang terbawa masuk melewati
intake dari sungai dan biasanya
ditempatkan persis di sebelah hilir
pengambilan. Bahan yang telah
mengendap di dalam kantong
kemudian dibersihkan secara
berkala. Pembersihan ini biasanya
dilakukan dengan menggunakan
aliran air yang deras untuk
menghanyutkan bahan endapan
tersebut kembali ke sungai
10
BANGUNAN PELENGKAP
▸ Bangunan pelengkap adalah
bangunan yang dibuat
sebagai sarana pendukung
saluran irigasi.
Pengukuran debit dan muka air di
sungai maupun di saluran
Rumah untuk opreasi pintu
jembatan di atas bendung, agar
seluruh bagian bangunan utama
mudah di jangkau, atau agar
bagian-bagian itu terbuka untuk
umum
11
BENDUNGAN
▸ Bendungan adalah bangunan yang berupa urugan
tanah, urugan batu, beton, dan atau pasangan batu
yang dibangun selain untuk menahan dan
menampung air, atau menampung lumpur
sehingga terbentuk waduk. Bendungan berfungsi
sebagai penangkap air dan menyimpannya di
musim hujan waktu air sungai mengalir dalam
jumlah besar dan yang melebihi kebutuhan baik
untuk keperluan. Bendungan digunakan untuk
keperluan irigasi, air minum industri, tempat
rekreasi, tempat penampungan limbah, cadangan
air minum, pengendali banjir, perikanan,
pariwisata dan olahraga air. 12
BAGIAN-BAGIAN
BENDUNGAN
Badan bendungan KANAL
tubuh bendungan yang berfungsi Digunakan untuk menampung
sebagai penghalang air. limpahan air ketika curah
Bendungan umumnya memiliki hujan tinggi.
tujuan untuk menahan air,
sedangkan struktur lain seperti
pintu air atau tanggul digunakan
untuk mengelola atau mencegah
aliran air ke dalam daerah tanah
yang spesifik. Kekuatan air
memberikan listrik yang disimpan
dalam pompa air dan ini
dimanfaatkan untuk menyediakan Pondasi
listrik bagi jutaan konsumen.
Pondasi bagian dari bendungan yang berfungsi
untuk menjaga kokohnya bendungan.
13
POMPA
14
Pompa
Pengertian dan macam - macam
Sumber: Markas Besar Angkatan Laut Sekolah Tinggi Teknologi. 2017. Bahan Ajar Pompa. Juni. Surabaya: Jawa Timur.
Klasifikasi Pompa
1.Pompa Perpindahan positif
▸ Pompa Recryprocating
▸ Pompa Rotary
Sumber: Markas Besar Angkatan Laut Sekolah Tinggi Teknologi. 2017. Bahan Ajar Pompa. Juni.
Surabaya: Jawa Timur.
16
2. Pompa Dinamik
▸Pompa pengaruh khusus
▸Pompa Aksial
▸Pompa Sentrifugal
17
▸ Pompa Perpindahan Positif
“
Pompa perpindahan positif bekerja dengan cara memberikan gaya tertentu pada volume
fluida tetap dari sisi inlet menuju ke sisi outlet pompa.
Kelebihan dari pengguanaan pompa jenis ini adalah dapat menghasilkan power density (gaya
persatuan berat) yang lebih berat dan memberikan perpindahan fluida yang tetap atau stabil di
setiap putarannya.
Secara general pompa perpindahan positif dibagi menjadi dua yaitu jenis pompa rotary dan
jenis reciprocating
Sumber: Pratomo, M. A. 2015. Analisa Performa Efisiensi Boiler Feed Pump Turbine Unit 1 PLTU Jawa Timur Tanjung
Awar-Awar Tuban. Tugas Akhir. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
18
Pompa Rotary
“
Pompa rotary ini memindahkan fluida kerja melalui mekanisme
rotary dengan jalan menimbulkan efek vakum sehingga dapat
menghisap fluida kerja dari sisi inlet, dan memindahkannya ke sisi
outlet
. Sumber: Pratomo, M. A. 2015. Analisa Performa Efisiensi Boiler Feed Pump Turbine Unit 1 PLTU Jawa Timur
Tanjung Awar-Awar Tuban. Tugas Akhir. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Pompa Reciprocasting
“
Pompa ini menggunakan piston yang bergerak maju mundur sebagai komponen kerjanya, serta
mengarahkan aliran fluida kerja hanya pada satu arah dengan check valve.
Check valve digunakan untuk mengatur arah aliran fluida sehingga akan terjadi proses pemompaan
yang seimbang
Sumber: Pratomo, M. A. 2015. Analisa Performa Efisiensi Boiler Feed Pump Turbine Unit 1 PLTU Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban.
Tugas Akhir. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Pompa Dinamik
Pompa Dinamik ini beroperasi dengan menghasilkan kecepatan fluida tinggi dan
mengkonversi kecepatan menjadi tekanan melalui perubahan penampang aliran
fluida.
Jenis pompa ini biasanya juga memiliki efisiensi yang lebih rendah dari pada tipe
pompa perpindahan positif, tetapi memiliki biaya yang rendah untuk perawatannya.
Pompa dinamik terbagi menjadi beberapa macam yaitu pompa sentrifugal, pompa
aksial dan pompa spesial efek atau pompa pengaruh khusus.
Sumber: Pratomo, M. A. 2015. Analisa Performa Efisiensi Boiler Feed Pump Turbine Unit 1 PLTU Jawa Timur
Tanjung Awar-Awar Tuban. Tugas Akhir. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
21
Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal tersusun atas sebuah impeller dan saluran
inlet ditengah-tengahnya.
Dengan desain ini maka pada saat impeller berputar,
fluidamengalir menuju casing disekitar impeller sebagai akibat
dari gaya sentrifugal.
Sumber: Pratomo, M. A. 2015. Analisa Performa Efisiensi Boiler Feed Pump Turbine Unit 1 PLTU Jawa Timur Tanjung
Awar-Awar Tuban. Tugas Akhir. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
23
Pompa Spesial Efek
“
Pompa ini sering digunakan untuk kebutuhan
industri.
Pompa yang termasuk dalam special effect pump yaitu
jet (eductor), gas Lift, hydraulic ram dan
elektromagnetic.
Pompa jet digunakan untuk mengkonversi energi tekanan
dari fluida bergerak menjadi energi gerak sehingga
menciptakan area bertekanan rendah, dan dapat
menghisap di sisi suction.
Sumber: Pratomo, M. A. 2015. Analisa Performa Efisiensi Boiler Feed Pump Turbine Unit 1 PLTU Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban. Tugas
Akhir. Semarang: Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Pompa Spesial Efek
Gas lift pump adalah sebuah cara untuk mengangkat fluida di
dalam sebuah kolom dengan jalan menginjeksikan suatu gas
tertentu yang menyebabkan turunnya berat hidrostatik dari
fluida tersebut sehingga reservoir dapat mengangkatnya ke
permukaan.
Pompa elektromagnetic adalah pompa yang menggerakan
fluida logam dengan jalan menggunakan gaya
elektromagnetic
Sumber: Pratomo, M. A. 2015. Analisa Performa Efisiensi Boiler Feed Pump Turbine Unit 1
PLTU Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban. Tugas Akhir. Semarang: Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro
25
PERENCANA
AN
DRAINASE
1. DRAINASE PERMUKAAN
Drainase permukaan dimaksudkan untuk menampung, mengalirkan dan kemudian
“
membuang air (hujan) dari permukaan jalan agar tidak merusak perkerasan jalan. Air
hujan yang tidak segera terbuang akan merusak lapis-lapis perkerasan jalan.
27
2.1.A Selokan Samping
Ada 2 jenis selokan samping yaitu:
- Selokan yang dilapisi (Lined side ditch)
- Selokan yang tidak dilapisi (Unlined side ditch)
Lined side ditch digunakan apabila kecepatan aliran air yang melaluinya akan
mengakibatkan tanah tergerus, sedangkan unlined side ditch digunakan apabila
kecepatan aliran air yang melaluinya tidak akan mengakibatkan selokan tanah
tergerus.
28
Kecepatan Aliran dan Kemiringan Selokan Samping
Material Selokan Kecepatan Aliran Air yang Kemiringan Selokan
Samping Diijinkan (m/detik) Sampimg %
Pasir Halus 0.45 0- 5
Lempung kepasiran 0.5 0- 5
Lanau aluvial 0.6 0 -5
Kerikil halus 0.75 0- 5
Lempung kokoh 0.75 5 ̶ 10
Lempung padat 1.1 5 ̶ 10
Kerikil kasar 1.2 5 ̶ 10
Batu - Batu besar 1.5 5 ̶ 10
Pasangan Batu 1.5 10
Beton 1.5 10
Beton bertulang 1.5 10
Tabel 1 : Kecepatan Aliran Air Yang Diijinkan Dan Kemiringan Selokan samping Berdasarkan Jenis
Material Selokan samping
29
DRAINASE PERMUKAAN
▸ Kemiringan selokan samping kurang lebih perlu direncanakan mengikuti vertical grade
dari trase jalan. Jika ternyata vertical grade dari trase jalan > 5% sedangkan material
badan jalan bukan dari lempung kokoh/lempung padat, maka selokan samping perlu
dibuat dari pasangan batu atau beton atau beton bertulang tergantung dari pertimbangan
desain
Penampang Melintang Selokan samping
• Penampang melintang selokan samping dipilih berdasarkan pertimbangan -
pertimbangan:
a. Kondisi tanah dasar
b. Kecepatan aliran
c. Dalam atau dangkalnya kedudukan air tanah.
30
DRAINASE PERMUKAAN
Return Period
Return Period adalah periode (tahun) dimana suatu hujan dengan jangka waktu dan intensitas tertentu
“
dianggap bisa terjadi. Kemungkinan terjadinya adalah ”satu kali” dalam batas periode (tahun) yang
ditetapkan. Penetapan return period sebenarnya tergantung pada pertimbangan faktor risiko yang perlu
diambil oleh perencana. Belum ada standar return period yang ditetapkan untuk perencanaan selokan
samping. Jika diambil referensi dari ”Guide to Hydro Meteorological Practice”, hubungan antara return
period dan faktor risiko adalah sebagai berikut:
Td = N (1/U - 0.5)
dimana Td = Return Period, dalam tahun
N = umur rencana jalan, dalam tahun
U = faktor risiko
31
2.1.B Gorong-gorong
Gorong-gorong adalah bangunan drainase yang berfungsi
“
untuk :
a. Memberi jalan kepada air yang mengalir dari parit atau
sungai kecil yang mengalir melintasi jalan.
b. Mengalirkan air yang telah terkumpul di dalam bak-bak
penampung selokan samping untuk dibuang keluar ke
tempat pembuangan.
32
Berikut adalah contoh penempatan gorong-gorong yang
berfungsi mengalirkan air dari saluran air yang memotong jalan :
Material untuk
gorong-gorong ada 2
(dua) macam, yaitu :
a. Beton tulang
b. b. Baja
33
Penampang Melintang Gorong-
gorong
34
Merencanakan Ujung-ujung Gorong-
gorong
35
Return Period
Jika gorong-gorong direncanakan dengan fungsi menampung dan membuang air hujan dari selokan
samping, maka return period yang digunakan adalah sama dengan return period yang digunakan untuk
“
perencanaan selokan samping dalam pekerjaan peningkatan jalan (= 10 tahun untuk jalan antar kota dan 15
tahun untuk jalan kota).
Bagaimana jika yang dihadapi adalah pekerjaan pemeliharaan berkala? Dalam hal ini tetap disarankan
return period yang diambil adalah 10 tahun untuk jalan antar kota dan 15 tahun untuk jalan kota dengan
pertimbangan bahwa ada siklus penanganan jalan menempatkan ruas jalan pada programprogram peningkatan,
pemeliharan rutin atau pemeliharaan berkala sesuai keputusan-keputusan planning – programming.
Dengan memilih return period 10 - 15 tahun (10 tahun untuk jalan antar kota dan 15 tahun untuk jalan
kota), berarti tidak diperlukan pembongkaran perkerasan jalan untuk mengganti gorong-gorong yang
sebelumnya direncanakan berdasarkan return period 5 – 8 tahun (5 tahun untuk jalan antar kota dan 8 tahun
untuk jalan kota) dengan gorong-gorong yang mampu menampung dan membuang debit aliran yang
diperhitungkan dengan return period 10 - 15 tahun.
36
“
Dengan memilih return period 10 - 15 tahun (10 tahun untuk jalan antar kota dan 15 tahun untuk
jalan kota), berarti tidak diperlukan pembongkaran perkerasan jalan untuk mengganti gorong-gorong
yang sebelumnya direncanakan berdasarkan return period 5 – 8 tahun (5 tahun untuk jalan antar kota
dan 8 tahun untuk jalan kota) dengan gorong-gorong yang mampu menampung dan membuang debit
aliran yang diperhitungkan dengan return period 10 - 15 tahun.
37
2.2 Mempercepat Pembuangan Air DarI
Permukaan Jalan
Selokan samping dan gorong-gorong direncanakan khusus untuk
menampung dan membuang air dari permukaan jalan. Upaya memfungsikan
secara maksimal bangunan drainase menjadi gagal apabila dihadapi kondisi
bahwa selokan samping dan gorong-gorong sudah siap berfungsi, akan tetapi
”air hujan” yang akan dibuang tidak secara cepat keluar dari permukaan
jalan. \
Oleh karena itu prinsip mendayagunakan hukum-hukum gravitasi untuk
perencanaan drainase harus tetap dijadikan acuan. Berikut ini adalah upaya-
upaya yang dilakukan berkaitan dengann pembuangan air dari permukaan
jalan. 38
2.2.1 Membuat Kemiringan
Melintang Pada Permukaan Jalan
Penampang normal pada permukaan jalan dibuat miring keluar dimulai
dari as jalan (disebut cross fall), dimaksudkan agar air hujan dapat segera
mengalir dan terbuang dari permukaan jalan. Air yang tertahan di
permukaan jalan kalau tidak segera terbuang keluar akan dimungkinkan
meresap ke dalam perkerasan jalan, menempati pori-pori yang ada pada
material perkerasan jalan.
Fungsi aspal sebagai perekat bisa terganggu, lapis perkerasan bisa rusak,
beban lalu lintas diatasnya akan semakin menambah rusaknya perkerasan
jalan yang terendam air.
39
2.2.2 Memberikan minimum grade
pada S curve
40
2.2.3 Membuat selokan pencegat
42
c. Run off (limpasan) dari daerah aliran, data ini diperlukan untuk menentukan
koefisien run off yang merupakan salah satu faktor atau besaran dalam menghitung
debit aliran.
d. Air tanah, yang dimaksudkan disini adalah tinggi muka air tanah, untuk bisa
mengambil pertimbangan apakah jalan yang akan dibuat memerlukan drainase
permukaan saja atau pada lokasi-lokasi tertentu perlu dibuat drainase bawah
permukaan atau bisa jadi diperlukan drainase untuk mengamankan lereng jalan
sebagai upaya menjaga stabilitas lereng di sebelah luar selokan samping agar tidak
runtuh menimpa jalan.
43
2.4 Bagan Alir Proses Perencanaan Drainase Permukaan
2.4.1 Bagan Alir Analisa Hidrologi Untuk Menentukan Debit Aliran
“
44
2.4.2 Bagan Alir Perhitungan Hidrolika Untuk Penetapan Dimensi
Selokan Samping
“
45
2.4.3 Bagan Alir Perhitungan Hidrolika Untuk Penetapan Dimensi
Gorong-gorong
“
46
Selokan Samping
Dimensi selokan samping F= Q / V
Dimana :
F = Luas penampang basah ( m² )
Q
= D e b i t air yang m e l a l u i selokan samping (m3 /det)
V= Kece patan Al i r a n ( m/det )
“
Tabel 1 . Kecepatan Aliran Air Yang Diijinkan Dan Kemiringan Selokan samping
Berdasarkan Jenis Material Selokan samping
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum. 2005. “Dasar dasar perencanaan Drainase jalan”.
Gorong - gorong
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam analisis hidrolika untuk perhitungan dimensi gorong-
gorong adalah sebagai berikut:
▸ Perencanaan Debit Aliran
▸ Elevasi Air Atas (Head Water Depth)
▸ Elevasi Air Atas (Tail Water)
▸ Kecepatan Aliran Pada Outlet (Outlet Velocity)
▸ Hidrolika Gorong-gorong “Entrance”
▸ Perhitungan flow pada gorong-gorong (culvert) harus dilakukan pada dua titik kontrol yaitu
inlet dan outletnya. Kedua titik kontrol ini bisa berperan sebagai penentu potensi flow yang
bisa dialirkan oleh struktur culvert tersebut.
“
- Air higroskopis, merupakan air yang melekat kuat pada
permukaan butir-butir tanah karena tenaga electro-chemical.
Air tersebut tidak dapat dikeluarkan dari butir-butir tanah
kecuali dengan pemanasan yang tinggi.
- Air kapiler, merupakan air yang tertahan dan bergerak dalam
tanah dengan tenaga kapiler dari rongga rongga tanah dan
gaya gravitasi. Air kapiler dapat naik dari permukaan air tanah
ke tanah dasar dan pondasi jalan dan akan menurunkan daya
dukung maupun kuat geser dari material-material tersebut.
- Air tanah grafitasi, merupakan air yang bebas mengalir ke
bawah melalui partikel tanah karena adanya gaya gravitasi
52
1. Pengaruh Air Tanah Terhadap
Daya Dukung Tanah Dasar
b. Gerakan air tanah
Air bergerak mengikuti hukum gravitasi yaitu menuju ke tempat
yang lebih rendah. Dalam perjalanan menuju ke tempat yang lebih
rendah mempunyai beberapa kemungkinan:
- Menguap.
- Meresap ke dalam tanah karena melewati tanah yang koefisien
permeabilitasnya memungkinkan bagi aliran air permukaan
untuk infiltrasi ke dalam tanah.
- Melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih rendah karena tidak
mempunyai kesempatan menguap atau merembes ke dalam tanah
karena melewati lapisan-lapisan tanah yang impermeabel, namun
setelah mencapai tempat yang lebih rendah juga mempunyai
kemungkinan menguap dan infiltrasi.
53
1. Pengaruh Air Tanah Terhadap
Daya Dukung Tanah Dasar
c. Daya Dukung Tanah Dasar
Jika kadar air pada tanah dasar naik sampai kadar
air optimum, maka nilai kerapatan kering maksimum
juga naik. Artinya daya dukung tanah dasar akan naik
seiring dengan kenaikan kadar air namun hal ini hanya
terjadi sampai pada kadar air optimum.
Jika kadar air tanah dasar tadi ditambah lagi
sehingga melebihi kadar air optimum, maka nilai
kerapatan kering maksimum akan turun, artinya daya
dukung tanah dasar akan semakin turun jika kadar air
yang ditambahkan semakin jauh melewati kadar air
optimum. 54
55
2. Memperkecil Pengaruh Air Infiltrasi
Terhadap Tanah Dasar
Sketsa di samping menggambarkan bahwa
sebagian dari air hujan akan mengakibatkan
terjadinya aliran permukaan A dan B, sebagian lagi
akan merembes (infiltrasi) ke dalam lapisan
perkerasan (aliran C) dan sebagian lagi menguap.
Debit yang berasal dari aliran air permukaan
akan ditampung oleh selokan samping dan gorong-
gorong dan kemudian dibuang keluar. Jika
perencanaan selokan samping dan gorong-gorong
memenuhi syarat-syarat teknis dan pemeliharannya
baik, maka aliran air permukaan akan cepat terbuang
keluar begitu hujan selesai
56
3. Sistem Drainase
Bawah Permukaan
Prinsip utama yang disarankan adalah menjaga agar
lapis perkerasan dan subgrade relatif tetap kering. Sketsa
di samping menggambarkan keadaan dimana permukaan
air tanah berada di bawah subbase. Air infiltrasi relatif
tidak sempat masuk ke dalam subbase, karena sesuai
dengan sifatnya yang ”high permable” open graded
dapat mengalirkan air kesamping, ditampung oleh
collector pipe.
Dari sini air dibuang melalui outlet pipe. Dengan
sistem demikian, air infiltrasi tidak akan sempat
tergenang dalam lapisan-lapisan perkerasan untuk jangka
waktu lama. Jadi perkerasan tidak akan berada dalam
kondisi jenuh dengan air 57
Thanks!
Any questions?
58