Anda di halaman 1dari 29

MILLENIUM DEVELOPMENT

GOALS(MDGs)

DAME EVALINA SIMANGUNSONG


PENGERTIAN MDGs

Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris


MDGs) adalah
- Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari
189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB)
- dijalankan pada September 2000,
- TDD Delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
- Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 201(tantangan utama dalam pembangunan dunia terurai
dalam Deklarasi Milenium)
- diadopsi oleh 189 negara serta ditandatangani oleh 147 kepala
pemerintahan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Milenium di New
York pada bulan September 2000
SEJARAH MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS
Deklarasi itu berdasarkan pendekatan yang inklusif, dan
berpijak pada perhatian bagi pemenuhan hak-hak dasar manusia
(basic human need).
Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium
Development Goals (MDG).
- mulai dari mengurangi kemiskinan
- kelaparan
- menuntaskan tingkat pendidikan dasar
- mempromosikan kesamaan gender
- mengurangi kematian anak dan ibu,
- mengatasi HIV/AIDS dan berbagai penyakit lainnya,
- serta memastikan kelestarian lingkungan hidup dan
- membentuk kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan.
Perkembangan Millenium Development Goals (MDGs) di Indonesia

1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan

Target 1: Menurunkan proporsi penduduk


yang hidup di bawah garis kemiskinan menjadi
setengahnya antara 1990-2015

Menggunakan garis kemiskinan nasional,


angka kemiskinan Indonesia pada 1990 adalah
15,1%. Dasar penghitungan berubah pada 1996,
sehingga sebenarnya data setelah itu tidak bisa
begitu saja dibandingkan dengan data-data dari
tahun-tahun sebelumnya. Seandainya kita
menggunakan dasar penghitungan saat ini, angka
pada 1990 akan sedikit lebih tinggi dari 15,1%.
Badan Pusat Statistik atau BPS
mencatat angka kemiskinan pada
September 2019 mencapai 9,22
persen. Angka ini turun 0,19 persen
poin terhadap Maret 2019 dan
menurun 0,44 persen poin terhadap
September 2018. Sementara jumlah
penduduk miskin pada September
2019 tercatat 24,79 juta orang.
Untuk mengetahuinya, BPS melakukan survei sosial ekonomi nasional
(Susenas) terhadap sampel rumah tangga. Pada 2007, sekitar 37,2 juta
penduduk Indonesia berada di bawah garis kemiskinan. Namun itu
merupakan jumlah nasional. Situasinya berbedabeda, dari satu daerah ke
daerah lain. Hidup di perkotaan, misalnya, umumnya membutuhkan biaya
yang lebih tinggi dibandingkan di perdesaan.
Pada 2007, angka kemiskinan nasional adalah 16,6%, atau terdapat
sekitar 37,2 juta penduduk miskin. Berdasarkan angka tersebut, artinya
pencapaian MDGs kita tidak mengalami kemajuan berarti. Untuk
kemiskinan, target yang dipatok adalah 7,5% berdasarkan separuh angka
kemiskinan tahun 1990 yang berjumlah 15,1%. Sebenarnya, kondisi saat
ini bahkan lebih parah.
Target 2: Menurunkan proporsi penduduk yang menderita
kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990 dan 2015.

Indikator pertama adalah prevalensi anak


usia di bawah lima tahun (balita) dengan berat
badan kurang. Angka saat ini adalah 28% dan
nampaknya akan meningkat. Dengan angka ini,
jelas kita tidak (akan) mencapai target.
Indikator kedua adalah proporsi penduduk yang
mengkonsumsi kebutuhan minimum per-
harinya. Dengan menggunakan perhitungan
FAO, tampaknya Indonesia masih berada di
jalur yang benar untuk mencapai target MDGs
ini.
Pencapaian tujuan MDG yang pertama tahun 2015 hanya akan
dapat dilakukan dengan keikutsertaan dan kerjasama seluruh
pemangku kepentingan di setiap kabupaten dan kota. Masyarakat
miskin di Indonesia memerkukan akses yang lebih baik untuk
mendapatkan makanan, air bersih, pelayanan kesehatan dasar dan
pendidikan. Masyarakat miskin juga membutuhkan jalan dan
infrastruktur lain untuk mendukung aktivitas ekonomi, dan
membuka akses pasar untuk menjual produksi mereka. Tingkat
pendapatan masyarakat miskin di Indonesia akan meningkat
dengan peningkatan kesempatan kerja dan pengembangan usaha.
Target 3: Memastikan bahwa pada 2015 semua anak di
manapun, laki-laki maupun perempuan, akan bisa
menyelesaikan pendidikan dasar secara penuh

Terdapat dua indikator yang relevan. Pertama, untuk tingkat


partisipasi di sekolah dasar, Indonesia telah mencapai angka
94,7%. Berdasarkan kondisi ini, kita dapat mencapai target 100%
pada 2015. Indikator kedua berkaitan dengan kelulusan, yaitu
proporsi anak yang memulai kelas 1 dan berhasil mencapai kelas
5 sekolah dasar. Untuk Indonesia, proporsi tahun 2004/2005
adalah 82%. Namun, sekolah dasar berjenjang hingga kelas enam.
Karena itu, untuk Indonesia lebih pas melihat pencapaian hingga
kelas enam. Jumlahnya adalah 77% dengan kecenderungan terus
meningkat. Artinya, kita bisa mencapai target yang ditetapkan.
Data kelulusan yang digunakan dalam laporan ini berasal dari
Departemen Pendidikan Nasional berdasarkan data pendaftaran
sekolah. Berbeda dengan Susenas (2004), yang menghitung angka
yang jauh lebih besar, yaitu Indikator ketiga untuk tujuan ini
adalah angka melek huruf penduduk usia 15-24 tahun.
Target 3: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan dasar dan lanjutan,
lebih baik pada 2005, dan di semua jenjang pendidikan paling lambat tahun 2015

Indonesia telah mencapai banyak kemajuan dalam


mengatasi persoalan kesenjangan antara laki-laki
dan perempuan. Program Wajib belajar 9 tahun
telah membawa dampak positif dalam pengurangan
kesenjagan dalam dunia pendidikan

Masih terdapat cukup banyak kesenjangan dan


anggapan yang salah dalam konteks peranan dan
gender di masyarakat. Persepsi yang salah ini hampir
terjadi di semua aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan
(kesempatan dan kesetaraan imbalan) hingga
keterwakilan di bidang politik.
Selain program gender di bidang pendidikan, upaya juga dilakukan untuk meningkatkan kesempatan
bagi perempuan untuk bekerja di sektor non-pertanian dan kesetaraan imbalan. Aspek pemberdayaan
perempuan merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan ketiga MDGs, termasuk juga
peningkatan keterwakilan perempuan dalam aspek politik.
Samb. Target 3: 

Dalam banyak hal, perempuan di Indonesia telah


mencapai kemajuan pesat, meskipun, masih cukup jauh dari
pencapaian kesetaraan gender. Data tujuan ketiga MDGs
menunjukkan hal tersebut dengan cukup jelas. Tujuan ini
memiliki tiga target. Pertama, menyangkut pendidikan.
Untuk hal ini, nampaknya kita cukup berhasil. Namun,
terkait target kedua dan ketiga, yaitu lapangan pekerjaan dan
keterwakilan dalam parlemen, kesempatan yang dimiliki
perempuan Indonesia masih kurang.
Target 4: Menurunkan angka kematian balita sebesar dua
pertiganya antara 1990 dan 2015.

Karena itu, indikator utama tujuan ini adalah


angka kematian anak di bawah lima tahun (balita).
Target MDGs adalah untuk mengurangi dua pertiga
angka tahun 1990. Saat itu, jumlahnya 97 kematian
per 1.000 kelahiran hidup. Target saat ini adalah 32
kematian per 1.000 kelahiran hidup. Dengan
demikian, Indonesia cukup berhasil. Indikator
kedua adalah proporsi anak usia satu tahun yang
mendapat imunisasi campak. Angka ini telah
meningkat,menjadi 71,6% untuk bayi dan 82,2%
untuk anak dibawah 23 bulan pada 2006, namun
perlu lebih ditingkatkan lagi.
Program Nasional Anak Indonesia
menjadikan issu kematian bayi dan
balita sebagai salah satu bagian
terpenting. Program tersebut
merupakan bagian dari Visi Anak
Indonesia 2015, sebuah gerakan
yang melibatkan seluruh
komponen masyarakat, dari mulai
pemerintah, sektor swasta hingga
akademisi dan masyarakat sipil.
Bersama-sama, kelompok ini
berusaha meningkatkan kualitas
kesehatan dan kesejaheraan Bayi
dan Balita.
5.Meningkatkan kesehatan ibu

Resiko kematian ibu karena propses melahirkan di Indonesia


adalah 1 kematian dalam setiap 65 kelahiran. Setiap tahun
diperkirakan terjadi 20.000 kematian ibu karena komplikasi
sewaktu melahirkan dan selama kehamilan. Tingkat
Kematian Ibu dihitung berdasarkan jumlah kematian setiap
100.000 kelahiran. Penyebab utama kematian ibu di
Indonesia adalah haemorrhage, eclampsia yang menyebabkan
tekanan darah tinggi sewaktu kehamilan, komplikasi karena
aborsi, infeksi dan komplikasi sewaktu melahirkan.
Meskipun Indonesia belum memiliki sistem pendataan yang
baik untuk mendapatkan infromasi mengenai AKI, para ahli
memperkirakan bahwa AKI pada tahun 1992 di Indonesia
adalah 425 Lebih dari satu dekade kemudian, angkanya
berubah menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup.
Yang sangat diperlukan oleh Ibu adalah peningkatan akses
terhadap pelayanan kesehatan berualitas untuk ibu dan anak,
terutama selama dan segera setelah kelahiran. Selain peningkatan
pelayanan kesehatan, perlu juga diadakan perubahan perilaku
masyarakat yang paling rentan terhadap kematian ibu. Hal ini
termasuk peningkatan pengetahuan keluarga mengenai status
kesehatan dan nurtisi, serta pemberitahuan mengenai jangkauan
dan macam pelayanan yang dapat mereka pergunakan. Pemerintah
juga perlu untuk meningkatkan sistem pemantauan untuk
mencapai tujuan MDG ke 5.
6. 6. Memerangi HIV/AIDS, Malaria Dan Penyakit Lain

Tujuan keenam dalam MDGs menangani berbagai penyakit menular


paling berbahaya. Pada urutan teratas adalah Human Immunodeficiency
Virus (HIV), yaitu virus penyebab Acquired Immuno Deficiency Syndrome
(AIDS) – terutama karena penyakit ini dapat membawa dampak yang
menghancurkan, bukan hanya terhadap kesehatan masyarakat namun juga
terhadap negara secara keseluruhan. Indonesia beruntung bahwa HIV belum
mencapai kondisi seperti yang terjadi di Afrika dan beberapa negara Asia
Tenggara. Jumlah penduduk Indonesia yang hidup dengan virus HIV
diperkirakan antara 172.000 dan 219.000, sebagian besar adalah laki-laki.
Jumlah itu merupakan 0,1% dari jumlah penduduk. Menurut Komisi
Penanggulangan AIDS Nasional (KPA), sejak 1987 sampai Maret 2007,
tercatat 8.988 kasus AIDS – 1.994 di antaranya telah meninggal.
Prevalensi HIV– Para pengguna napza
jarum suntik 2003: Jawa Barat, 43%.
Prevalensi saat ini adalah 0,1% di
PSK perempuan 2003: Jakarta, 6%;
tingkat nasional namun pada saat
Tanah Papua 17%. PSK laki-laki 2004:
ini tidak ada indikasi bahwa kita
Jakarta, 4%. Narapidana 2003: Jakarta,
telah menghentikan laju
20%. Tes – Melakukan tes selama 12
penyebaran HIV dan AIDS. Meskipun
bulan terakhir dan mengetahui
demikian, kita semestinya bisa
hasilnya, 2004-2005: PSK perempuan,
melakukannya. Hampir semua data
15%; pelanggan pekerja seks, 3%;
yang ada berikut ini, terkait dengan
pengguna napza jarum suntik 18%;
kelompok-kelompok berisiko tinggi.
laki-laki yang berhubungan seks
dengan lakilaki, 15%.
Target 6: Menghentikan dan mulai membalikkan kecenderungan persebaran
malaria dan penyakit-penyakit utama lainnya pada 2015

Upaya pemerintah untuk memerangi HIV/AIDS dilaksanakan oleh Komisi


Nasional Pemnanggulangan AIDS (KPA), sebuah badan nasional yang dibentuk untuk
mendukung pelaksanaan kampanye danpemberian informasi yang benar mengenai
HIV/AIDS, penyebarannya dan apa saja yang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk
menghindari dan melindungi diri mereka dari tertular penyakit tersebut. KPA juga
membentuk masyarakat untuk mengerti bagaimana hidup bersama ODHA dan untuk
tetap hidup secara produktif. Upaya peningkatan pemantauan dan peningkatan fasilitas
kesehatan dan perawatan untuk ODHA juga perlu dilakukan. Setiap warga negara dapat
membantu menghentikan penyebaran HIV dengan mengurangi resiko penularan
dengan melakukan praktek seksual yang aman dan menggunakan kondom secara
teratur. Kampanye mengenai Roll Back Malaria dan DOTS juga termasuk usaha yang
secara periodik dilakukan untuk memerangi Malaria dan TBC.
7. Menjamin kelestarian lingkungan

Pembangunan di Indonesia telah banyak mengorbankan lingkungan


alam. Kita menebang pohon, merusak lahan, membanjiri sungai-sungai
dan jalur air serta atmosfer dengan lebih banyak polutan. Tujuan MDGs
ketujuh adalah untuk menghalangi kerusakan ini. Pertama, tujuan ini
menelaah seberapa besar wilayah kita yang tertutup oleh pohon. Ini
penting bagi Indonesia karena kita memiliki sejumlah hutan yang
paling kaya dan paling beragam di dunia. Namun tidak untuk jangka
waktu yang terlalu lama lagi.

Berdasarkan data terahir yang tersedia, akses masyrakat secara umum


terhadap fasilitas sanitasi adalah 68%. Akan tetapi, tampaknya sanitasi
tidak menjadi prioritas utama pembangunan, baik di tingkat nasional,
regional, badan legislative maupun sektor swasta. Hal ini tampat dari
relatif kecilnya anggaran yang disediakan untuk sanitasi.
Target 7: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke dalam
kebijakan dan program negaraserta mengakhiri kerusakan sumberdaya alam

Indikator pertama adalah proporsi lahan berupa


tutupan hutan. Berdasar citra satelit, jumlahnya sekitar
49,9%, atau bahkan mungkin sudah lebih rendah dari
angka tersebut. Namun citra Landsat merupakan citra
satelit dengan resolusi rendah dan mungkin tidak
terlalu sesuai untuk melacak perubahan. Indikator lain
adalah rasio kawasan lindung untuk mempertahankan
keragaman hayati. Pada 2006 rasio tersebut adalah
29,5% meskipun sebagian dari jumlah tersebut telah
dirambah.
Samb. Target 7…..

Pada tahun 2006, 52,1% penduduk memiliki akses


terhadap air minum yang aman dan kita hampir berhasil
untuk mencapai target 67%. Untuk sanitasi kita
nampaknya telah melampaui target 65%, karena telah
mencapai cakupan sebesar 69.3%, meskipun banyak dari
pencapaian ini berkualitas rendah
Sambg target 7…..

Meskipun 84% rumah tangga telah memiliki hak penguasaan yang


aman, baik dengan memiliki ataupun menyewa, namun jumlah
komunitas kumuh yang memiliki akses terbatas pada layanan dan
keamanan semakin meningkat.
Akses dan ketersediaan informasi mengenai sumberdaya alam dan
lingkungan merupakan aspek yang perlu ditingkatkan. Program yang
seperti ini dapat membantu memperkaya pengetahuan dan wawasan
kelompok masyarakat yang hidup di daerah perdesaan dan daerah terpencil
mengenai pentingnya perlindungan terhadap lingkungan. Hal ini juga perlu
disandingkan dengan promosi mengenai kesehatan dan kebersihan,
sehingga masyarakat akan lebih mengerti petingnya air bersih dan dapat
berpartisipasi aktif menjaga dan merawat fasilitas air bersih yang ada.
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (develop a global
partnership for development)
Tujuan MDGs terakhir ini, terkait dengan kerjasama
internasional, yaitu menelaah isu-isu seperti perdagangan,
bantuan dan utang internasional. Namun, dalam kenyataan,
sebagian besar target dan indikator ditujukan untuk negara-negara
maju agar membantu negara-negara termiskin dalam mencapai
tujuan-tujuan MDGs lainnya.

Dengan menandatangani Deklarasi Milenium, Pemerintah Indonesia


berkomitmen untuk menempatkan MDG menjadi referensi penting dalam
pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
menggunakan MDG sebagai bahan acuan dalam pembangunan, mulai dari
tahap perencanaan seperti yang dinyatakan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) sampai tahap implementasi. MDG
bahkan telah menjadi dasar perumusan Strategi Penanggulangan Kemiskinan
di tingkat nasional dan daerah.
SDGS (Sustainable Development Goals)
 17 tujuan dengan 169 capaian yang terukur dan tenggat yang telah
ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk
kemaslahatan manusia dan planet bumi.
 dicanangkan bersama oleh negara-negara lintas pemerintahan pada
resolusi PBB yang diterbitkan pada 21 Oktober 2015 sebagai ambisi
pembangunan bersama hingga tahun 2030
 Untuk mengubah tuntutan ini menjadi aksi nyata, para pemimpin
dunia bertemu pada 25 September 2015, di Markas PBB di New York
untuk memulai Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Pada bulan Agustus 2015, 193 negara menyepakati 17 tujuan berikut ini:
Tujuan 1 - Tanpa kemiskinan 
Pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat
Tujuan 2 - Tanpa kelaparan 
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian
yang berkelanjutan
Tujuan 3 - Kehidupan sehat dan sejahtera 
Menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan untuk semua usia.
Tujuan 4 - Pendidikan berkualitas 
Memastikan pendidikan berkualitas yang layak dan inklusif serta mendorong kesempatan belajar seumur
hidup bagi semua orang
Tujuan 5 - Kesetaraan gender 
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan
Tujuan 6 - Air bersih dan sanitasi layak 
Menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua
Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau 
Memastikan akses pada energi yang terjangkau, bisa diandalkan, berkelanjutan dan modern untuk semua
Tujuan 8 - Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi 
Mempromosikan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif, lapangan pekerjaan dan pekerjaan
yang layak untuk semua.
Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur 
Membangun infrastruktur kuat, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan dan mendorong inovasi.
Sambg……
Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan 
Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara-negara.
Tujuan 11 - Kota dan komunitas berkelanjutan 
Membuat perkotaan menjadi inklusif, aman, kuat, dan berkelanjutan
Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab 
Memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan
Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim 
Mengambil langkah penting untuk melawan perubahan iklim dan dampaknya
Tujuan 14 - Ekosistem laut 
Pelindungan dan penggunaan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan
Tujuan 15 - Ekosistem daratan 
Mengelola hutan secara berkelanjutan, melawan perubahan lahan menjadi gurun,
menghentikan dan merehabilitasi kerusakan lahan, menghentikan kepunahan
keanekaragaman hayati.
Tujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh 
Mendorong masyarakat adil, damai, dan inklusif
Tujuan 17 - Kemitraan untuk mencapai tujuan 
Menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai