Anda di halaman 1dari 38

EPILEPSI DAN STATUS

EPILEPTIKUS
DR. LINA EKA DEWI SP.S, M.BIOMED
SENIN, 11-01-2021
definisi

 Suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang lebih
dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi
 Epileptic Seizure adalah manifestasi klinik yang disebabkan oleh aktivitas
listrik otak yang abnormal dan berlebihan dari sekelompok neuron.
 Sindrom epilepsi (epilepsy syndrome) adalah kumpulan gejala dan tanda
klinik yang unik untuk suatu epilepsi; mencakup lebih dari sekedar
bangkitan tetapi juga etiologi, anatomi, faktor presipitasi, usia awitan
(onset), berat dan kronisitas, siklus diurnal dan sirkadian, serta prognosis
Definisi menurut ILAE 2014

 Epilepsi adalah penyakit otak yang digambarkan dengan berbagai kondisi :


1. Setidaknya dua kejadian kejang tidak terprovokasi (penyebab valid
lainnya) yang dialami dengan jeda > 24 jam
2. Satu kali bangkitan dan adanya kemungkinan kejang berulang yang tinggi
atau resiko berulang sebanyak minimal 60% setelah dua kali episode
kejang, dan kejadiannya berlangsung sd 10 tahun kedepan
3. Diagnosis dari suatu sindrom epilepsi
Epidemiologi
 Menyerang penduduk dunia
 Di Indonesia epilepsi disebut juga ayan, sawan, celeng, mati ayam
 Sering dikira akibat kekuatan gaib, kesurupan, kutukan
 Angka kejadian epilepsi di negara maju 50 per 100.000 penduduk per
tahun
 Diperkirakan jumlah kasus baru di Indonesia sebanyak 250.000 kasus /
tahun
 2013 2288 kasus (penelitian selama 6 bulan) 487 kasus baru
 Masih ada stigma tidak berobat, lebih memilih dukun
OLD CLASSIFICATION EPILEPSY

TAK
KEJANG UMUM KEJANG PARSIAL TERGOLONGKAN
• Kejang Absans  Simple partial seizure
(parsial sederhana) 
• Kejang Mioklonik
motorik, sensorik,
• Kejang Tonik otonom, psikis
• Kejang klonik  Complex partial seizure
• Kejang Tonik klonik (parsial kompleks) 
gangguan kesadaran
• Kejang atonik
 Secondarily generalized
seizures (kejang sekunder)
KLASIFIKASI EPILEPSI MENURUT ILAE
2017
ETIOLOGI

1.Struktural  menggunakan CT scan atau MRI


2. Genetik  Childhood Absence Epilepsy (CAE), Juvenile Absance
Epilepsy(JAE)
3. Infeksi  intracranial infection
4. Metabolik  penting ditemukan untuk terapi spesifik
5. Imun  gangguan imun disertai radang SSP
6. tidak diketahui
PATOFISIOLOGI

1. Kelainan sistem transport ion membran segala sesuatu yang merubah


sistem transport atau kanal ion K+ dan ion Na+ (ion Na+ berlebihan di dalam
sel)
2. Kelainan pada media penghambat (neurotransmitter inhibisi) 
ketidakmampuan memproduksi GABA yang cukup (GABA ↓)
3. Peningkatan media pemacu (neurotransmitter eksitasi penyebab kejang) 
Glutamat, aspartat, NMDA, AMPA reseptor
4. Luka atau infeksi pada otak
5. 5. Kerusakan karena faktor genetik atau cedera otak
GAMBARAN KLINIS
Absence seizure / Petit mal

 Gangguan kesadaran mendadak,


beberapa detik (2-15 DETIK)
 Selama serangan kegiatan motorik
berhenti, pasien diam tanpa reaksi
 Pemulihan kesadaran segera
terjadi tanpa perasaan bingung
COMPLEX ABSENCE SEIZURE/ABSENCE
ATYPICAL

 LEBIH LAMA SERANGANNYA


 Biasanya ada automatisme. Automatisme adalah tindakan sama, tanpa
tujuan yang berulang-ulang. Seperti memutar-mutar pena, membuka
kancing, dll
 Bisa bersamaan dg manifestasi kejang mioklonik seperti kedutan pada
kelopak mata (palpebra), bibir bergerak-gerak, mengecap- ngecap;
manifestasi otonom : keringatan, terkencing-kencing.
 Sering pada anak-anak yang retardasi mental ( disebut Lennox Gastaut
syndrome)
GAMBARAN KLINIS-2
Kejang To n i k Klonik / Grand maL

 Dapat didahului jeritan, sentakan atau mioklonik


 Pasien kehilangan kesadaran, jatuh, kaku (fase tonik), diikuti kejang pada kedua
lengan dan tungkai (fase klonik), mulut berbusa
 Selesai serangan pasien tampak flaksid (lemas), tampak bingung KEMUDIAN
TERTIDUR
GAMBARAN KLINIS KE-3

KEJANG MIOKLONIK KEJANG TONIK


 Kejang atau kontraksi berulang yang  Gambaran klinis berupa kekakuan /
mendadak, kontraksi pada otot
 Sesaat (<100 mili second) pada otot atau  Bisa berlangsung dari beberapa menit -
beberapa/kelompok otot tertentu saja beberapa jam
GAMBARAN KLINIS KE-4

KEJANG KLONIK SERANGAN ATONIK


 Gambaran klinis berupa kejang / gerakan  Tonus otot menghilang
tak terkendali yang berulang  Pasien menjadi lemah, lunglai dan
 Meliputi kelompok-kelompok otot yang terjatuh
banyak
GAMBARAN KLINIS-5
Kejang Parsial Sederhana

 Tidak ada perubahan kesadaran


 Serangan dimulai dari tangan, kaki, dan muka kemudian menyebar
 Kepala mungkin berpaling ke daerah/ arah yang terkena kejang.
 Bisa pula yang terkena adalah sensorik berupa semutan atau baal
GAMBARAN KLINIS-6
Kejang Parsial Kompleks

 Gangguan Kesadaran
 Serangan fokal/parsial, sering diikuti automatisme spt mengunyah, menelan dan kegiatan
motoric lain yang tak bertujuan
GAMBARAN KLINIS-7
Kejang Umum Sekunder (Secondarily
generalized Seizure)
 Dari serangan parsial sederhana
atau kompleks, dalam waktu
singkat menjadi serangan umum
 Bangkitan umum biasanya bersifat
kejang tonik klonik
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologis
3. Pemeriksaan penunjang : - EEG
- Brain imaging : CT Scan, MRI
4. Pemeriksaan laboratorium :
- Hematologi : awal terapi, beberapa bulan
kemudian, diulang BILA dijumpai gejala klinis dan rutin 1 x setahun
- Kadar OAE (obat anti epilepsi) : untuk melihat target level setelah
tercapai steady state, monitor kepatuhan pasien, toksisitas atau interaksi obat
PRINSIP PENGOBATAN EPILEPSI (PERDOSSI 2019)
 Tujuan utama terapi : tercapainya kualitas hidup yang optimal sesuai dengan perjalanan penyakit dan
disabilitas fisik maupun mental yang dimilikinya.
 PRINSIP TERAPI :
1. OAE diberikan dengan beberapa kondisi seperti :
• Diagnosis sudah dipastikan
• Minimum 2 bangkitan dalam setahun
• Sudah mendapat penjelasan tentang terapi dan kemungkinan efek samping
• Pencetus bangkitan dapat dihindari
2. Terapi dimulai dengan monoterapi, dan sesuai dengan jenis bangkitan dan
jenis sindrom epilepsi
3. Dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampai tercapai dosis efektif
4. Bila dengan penggunaan dosis maksimum OAE tidak dapat mengontrol bangkitan, ditambahkan OAE kedua.
OAE pertama harus diturunkan perlahan setelah OAE kedua mencapai dosis terapi
PRINSIP TERAPI (LANJUTAN)
5. Penambahan OAE ketiga baru dilakukan setelah terbukti bangkitan tidak dapat diatasi dengan penggunaan
dosis maksimal kedua OAE pertama
6. Penyandang bangkitan tunggal (single seizure) diajurkan mendapat terapi bila resiko kekambuhan tinggi,
seperti :
• fokus epilepsi jelas pada EEG
• ditemukan brain lesion pada CT Scan atau MRI otak
• pemeriksaan neurologik ditemukan kelainan otak
• riwayat epilepsi pada saudara kandung
• riwayat bangkitan simtomatik
• sindrom epilepsi (seperti Juvenile Myoclonic Epilepsy)
• Riwayat trauma kepala, stroke atau infeksi SSP
• Bangkitan pertama berupa status epileptikus
7. Efek samping OAE harus dimonitor
PEMILIHAN OAE
 PASIEN
• Bentuk bangkitan
• Usia
• Jeniskelamin
• Sindrome epilepsy
• Urgensi
• Etiologi
• Kepatuhan
 OAE : Spektrum, titrasi, eliminasi, keamanan, interaksi obat, efek
samping, dosis, dan HARGA
PEMILIHAN OAE SESUAI JENIS
EPILEPSI
MEKANISME KERJA OAE
DOSIS DAN EFEK SAMPING OAE
INDIKASI OAE
 Epilepsi dikatakan resolved (sembuh) apabila :
Sudah bebas dari bangkitan kejang selama 10 tahun terakhir, tanpa pengobatan obat anti kejang
selama 5 tahun terakhir.
 Pengobatan OAE dapat dihentikan tanpa kekambuhan pada 60% pasien. Penghentian OAE
dilakukan dengan cara :
Disetujui dengan pasien dan keluarganya setelah minimal 3 tahun bebas
bangkitan
Gambaran EEG normal
Dilakukan bertahap, umumnya 25% dari dosis semula setiap bulan dalam jangka
WAKTU 3-6 BULAN
Bila menggunakan lebih dari ! OAE, PENGHENTIAN dimulai dari OAE yang bukan paling
utama
TERAPI EPILEPSI REFRAKTER

 Definisi epilepsi refrakter : epilepsi dengan bangkitan berulang, meski telah dicapai
kadar terapi OAE dalam satu tahun terakhir setelah awitan. (prevalensi sekitar 25-
30% pasien).
 Penanganan :
1.Terapi bedah (reseksi epileptogenic zone di otak)
2.Stimulasi nervus vagus
3.Modifikasi tingkah laku
4.Relaksasi
5.Mengurangi dosis OAE
6.Kombinasi OAE
ASPEK SOSIAL DAN MEDIKOLEGAL

 Stigma dan Kualitas hidup


• Masalah dalam pekerjaan
• Hobi, Olahraga, traveling
• Pernikahan

 Aspek Medikolegal
• mengemudi
• Surat Keterangan dari dokter ahli
STATUS EPILEPTIKUS

 KEGAWATDARURATAN DI BIDANG NEUROLOGI


 DEFINISI :
- Bangkitan epileptic terus menerus selama 30 menit atau lebih
- Dua atau lebih bangkitan epileptic tanpa perbaikan kesadaran diantara
kejang
Etiologi SE

 Idiopatik  Status epileptikus


 Simptomatik  status Konvulsivus
PRINSIP TATALAKSANA SE

 TERMINASI BANGKITAN EPILEPTIK


 ATASI KOMPLIKASI
 CEGAH REKURENSI
 TEGAKKAN DAN ATASI ETIOLOGI
TERMINASI SE (Epilepsia, 2011)
PRINSIP PEMILIHAN OBAT
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN

Anda mungkin juga menyukai