Anda di halaman 1dari 29

SEORANG LAKI-LAKI USIA 71 TAHUN DENGAN

KELUHAN
SULIT BUANG AIR KECIL

Oleh
dr. Britya Maulidka Intar Luvilla
PEMBIMBING : dr. Megawati
DPJP : dr. Mintardi, Sp.B
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.D

Umur : 71 th

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Petani

Alamat : Kubangwungu, Brebes

Masuk RS : 14/6/2021

Tgl Periksa : 14/6/2021


ANAMNESIS
•Keluhan Utama
Sulit Buang Air Kecil
•RPS :

Pasien datang dengan keluhan sulit buang air kecil 1 minggu SMRS. Mual (-), muntah (-), nyeri
(-), demam (-). Buang air kecil sedikit-sedikit, tidak puas saat buang air kecil, kencing keluar darah
(-), nyeri sekitar saluran kencing.

Keluhan sudah dirasakan kambuh-kambuhan 1 tahun terakhir, membaik saat mendapat obat dari
dokter, namun akan kambuh saat obat habis, akhirnya pasien memutuskan untuk datang berobat ke
RSUD Brebes.
RPD

Keluhan serupa : satu tahun terakhir, kambuh-kambuhan

Riwayat penyakit hipertensi : ada

Riwayat penyakit DM : tidak ada

Riwayat konsusmsi obat-obatan : tidak ada

RPK
HT (-) DM (-) Riwayat penyakit serupa (-)
RPSosEk
Pasien bermata pencaharian sebagai petani. Pasien memiliki kebiasaan sedikit minum air putih. Pasien tinggal
bersama istri dan kedua anaknya yang sudah berkeluarga. Penghasilan per bulan kurang lebih Rp. 5.000.000,00.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan Pemeriksaan Kepala
Kesadaran : GCS E:4 V:5 M:6 Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-),edema
palpebra (-/-), reflex cahaya (+/+) normal, pupil bulat
Tanda Vital: isokor
Tekanan Darah : 130/80 mmHg Hidung: Sekret (-)
Nadi : 110 x/m Mulut : Bibir sianosis (-), lidah sianosis (-)
Suhu : 36.5 oC Leher : deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)
RR : 20 x/m
VAS :4
Berat Badan : 55 Kg
Pemeriksaan Dada Pemeriksaan Abdomen
Paru Inspeksi : Datar
Inspeksi : Dada simetris (+), retraksi dinding dada (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : fremitus ka=ki
Perkusi : Timpani
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Palpasi : Nyeri tekan suprapubic (+), nyeri ketok (-)
Auskultasi : Vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Ekstremitas

Jantung
Ekstremitas
Inspeksi : ictus cordis (-) superior
Ekstremitas inferior

Palpasi : ictus cordis teraba di linea midclavicularis sinistra Dextra Sinistra Dextra Sinistra
ICS 5 ke lateral, kuat angkat Edema - - - -

Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru Sianosis - - - -

Akral hangat + + + +
Auskultasi :S1>s2, murmur (-), gallop (-)
PEMERIKSAAN LAB DARAH KIMIA KLINIK    
Hasil  
Pemeriksaan 14/6/2021 Nilai normal
Ureum 30.00 mg/dL 10.00-50.00 mg/dL

HEMATOLOGI     Creatinin 1.6 mg/dL ( H ) 0.60 – 1.10 mg/dL


Hemoglobin 14.5 g/dL ( H ) 11-14 g/dL
Hematokrit 45.5 40-48 %
IMUNOLOGI    
Leukosit 5.34 x 10^3 4.5 – 12.5 x 10^3 HbsAg Kualitatif NEGATIF NEGATIF

Trombosit 132000 150000-400000 Anti HIV NON REAKTIF NON REAKTIF

ELEKTROLIT    
Eritrosit 5.17 x 10^6 4.-0-5.50 x 10^6
Natrium 139.43 mmol/L 135 – 147 mmol/L
MCV 88 fL 78-95 fL Kalium 3.75 mmol / L 5.5 – 5.0 mmol/ L
MCH 28 pg 27-31 pg
MCHC 31.9 g/dL ( L ) 32-37 g/dL Chlorida 108, 48 mmol / L 95 – 105 mmol / L
HITUNG JENIS     Calsium Ion 0.89 mmol / L 1.0 – 1.15 mmol / L

Neutrofil 65.0 % 50-70 % KOAGULASI    


Limfosit 23.0 % ( L ) 25-50 % Waktu Pembekuan 4.0 menit 2.0 – 6.0 menit
Monosit 8.1 % ( H ) 1-6 (CT)
Eosinofil 3.2 % 1-4
Basofil 0.7 0-1 Waktu Perdarahan 2.0 menit 1.0 – 6.0 menit
(BT)
GDS 100 g/dL 70-115
RADIOLOGI ( USG ABDOMEN
10/6/2021)
KESAN :

1. Vesicolithiasis ( ukuran 1,74 x 1.23 cm )

2.Hepar/GB/Lien/Pankreas/Ren
bilateral/prostat tak tampak kelainan
Diagnosis
Vesicolithiasis
TATALAKSANA
Open vesikolitotomi / section acta  

Infus Aserin / Frutolit 1 : 1 gtt 30

Inj Ranitidin 2 x 1 amp

Inj Ketorolac 2 x 1 amp

Inj Ceftriaxon 2 x 1 amp


LAPORAN OPERASI
a. Pukul 10.45 WIB operasi dimulai
b. Pasien dalam spinal anestesi, posisi
terlentang
c. Dilakukan aseptic antiseptic dengan betadine
d. Lapangan operasi dipersempit dengan duc a. Buli dibuka ditemukan batu 1 buah diameter
steril 1.5 cm
e. Dilakukan insisi poanenstile, suprapubic b. Batu diambil dilanjutkan repair buli
sepanjang 7 cm
c. Pasang kateter no 18
f. Insisi lapis demi lapis sampai ekstra
d. Luka operasi ditutup lapis demi lapis sampai
peritoneal
kulit
e. Operasi selesai pukul 12.15
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam

Ad sanationam : bonam

Ad functionam : ad bonam
FOLLOW UP
FOLLOW UP PASIEN

104 102

20 20

0 0
6/15/2021 6/16/2021

Nadi Suhu RR
FOLLOW UP ( 15 / 6 / 2021 )
S : Nyeri bekas operasi (+), BAK (+) dengan DC, BAK warna
A : Vesikolithiasis
kemerahan (-)

O: P:

Keadaan umum: tampak sakit ringan Infus Aserin / Frutolit 1 : 1 gtt 30

Kesadaran: compos mentis. Inj Ranitidin 2 x 1 amp

Tanda vital :
Inj Ketorolac 2 x 1 amp

- HR (Nadi) : 95x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup


Inj Ceftriaxon 2 x 1 amp
- Tekanan darah : 135 / 90 mmhg
Rencana Rawat Jalan (16/6/2021)
- RR (Laju Nafas) : 20x/menit

- Suhu : 36.5oC
FOLLOW UP ( 16 / 6 / 2021 )
S : Nyeri bekas operasi (+), BAK (+) dengan DC, BAK warna
A : Vesikolithiasis
kemerahan (-)

O: P:

Keadaan umum: tampak sakit ringan Infus Aserin / Frutolit 1 : 1 gtt 30

Kesadaran: compos mentis. Inj Ranitidin 2 x 1 amp

Tanda vital :
Inj Ketorolac 2 x 1 amp

- HR (Nadi) : 100x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup


Inj Ceftriaxon 2 x 1 amp
- Tekanan darah : 130/ 80 mmhg
Rawat Jalan
- RR (Laju Nafas) : 20x/menit

- Suhu : 36.6oC
TINJAUAN PUSTAKA
BATU SALURAN KEMIH

Adanya batu (kalkuli) dalam tractus urinarius (ginjal hingga uretra)


Epidemiologi
Risiko pembentukan batu sepanjang hidup (life time risk) berkisar 5 – 12 %. Kejadian pada laki-

laki lebih sering dibandingan perempuan ( 3 : 1 ). Puncak insidensi antara decade keempat dan

kelima.
Etiologi dan Patogenesis
a. Supersaturasi urine ( kekurangan zat inhibitor dan kelebihan zat promoter pembentukan batu )
Mengakibatkan terjadinya kristalisasi
Kristal keluar bersama urin atau menetap di ginjal -> bertambah besar dan beragregasi -> terbentuk batu

b. Proses Infeksi
Bakteri Proteus sp, Klebsiella sp.
c. Genetik
Sistinuria
d. Kelainan Anatomis
Ureteropelvic junction obstruction (UPJO), Horshoe kidney, caliceal diverticula, medullary sponge kidney
FAKTOR RISIKO
 Riwayat batu saluran kemih
Diet protein dan tinggi garam
Dehidrasi (peningkatan 2 kali lipat )
Obesitas, diabetes, dan sindrom metabolic ( peningkatan 2 kali lipat )
Iklim panas
Riwayat keluarga
Medikasi (antasida : mengandung kalsium, carbonic anhydrase inh) obat mengandung sodium dan kalsium, vitamin
C dan D, inhibitor protease, efedrin, guaifenesin, triamterene, sulfadiazine (peningkatan kadar urine akan kalsium,
asam urat, natrium dan oksalat)
GEJALA DAN TANDA
Anamnesis : tanpa keluhan, nyeri menjalar di pinggang ke lipat paha ipsilateral, kolik, dysuria, hematuria, frekuensi/ urgensi,
retensio urin, anuria, demam, mual, muntah, tanda tanda gagal ginjal.
Pemeriksaan Fisik :
• Hipertensi
• Febris
• Anemia
• Syok
• Sudut kostovertebra : nyeri tekan, nyeri ketok, pembesaran ginjal
• Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuh
• Genitalia eksterna : teraba batu pada uretra
• Colok dubur : palpasi bimanual teraba batu pada buli
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Darah
Urinalisis
Pencitraan Rutin
- Foto Polos Abdomen ( BNO )
- Ultrasonografi
- IVP
- CT Urografi Nonkontras
Analisa Batu
KLASIFIKASI
Batu Non Infeksi Kalsium oksalat
Kalsium fosfat termasuk brusit dan karbonat apatit
Asam urat
Batu Infeksi Amonium magnesium fosfat
Karbonat apatit
Amonium urat
Penyebab Genetik Sistin
Xantin
2,8 dihydriksiadenin
Batu akibat obat-obatan Allopurinol
Amoxicillin/ ampicillin
Ceftriaxon
Quinolones
Ephedrine
Indinavir
Mg trisilicate
Suphonamides, triamterene, zonisamide.
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, tanda dan pemeriksaan
penunjang
TATALAKSANA
Penanganan Awal:
Simptomatik : hidrasi (kristaloid), analgetic (ketorolac 30 mg iv dosis inisial dilanjutkan 3-4 x 15 mg selama 3
hari dan atau morphine sulfat 6 x 1-5 mg iv (jika perlu), antiemetic (ondansetron 3 x 4 mg iv jika perlu. Jika
tidak ada perubahan dilakukan drainase atau pengeluaran batu.

Batu < 5 mm dapat keluar secara spontan dan dapat dilakukan manajemen observative pada pasien tanpa
komplikasi (infeksi, nyeri refrakter, atau penurunan fungsi ginjal.
Batu > 5 mm dilakukan manajemen aktif dengan extracorporeal shockwave lithotripsy (ESWL),
utererorenoskopi (URS), percutaneous nephrostotripsy (PNL), dan bedah terbuka

Terapi konservatif atau terapi ekspulsi medikamentosa (TEM) memfasilitasi pengeluaran batu denga alfa
inhibitor atau calcium channel bloker -> TEM untuk batu < 5mm dengan tamsulosin 1 x 0.4 mg, alfuzosin 1 x
10 mg, atau silodosin 2 x 4 mg selama 4 – 6 minggu.
PENCEGAHAN
1.Asupan caiiran dengan target diuresis setidaknya 2
liter/ hari
2.Peningkatan asupan buah sitrus
3.Asupan kalsium normal (1.000 – 1.200 mg/ hari)
4.Diet tinggi serat
5.Menurunkan konsumsi protein hewani dan garam
KOMPLIKASI
1. Infeksi saluran kemih
2.Gagal ginjal
3.Sepsis
4.Cedera ureter
5.Perdarahan salurah kemih
KRITERIA RUJUKAN
PROGNOSIS
Setelah diagnosis dan penanganan awal, kasus Rekurensi nefrolitiasis sebesar 50% dalam 5
batu saluran kemih dirujuk ke spesialis urologi tahun dan 80% dalam 10 tahun
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Ahli Urologi Indonesia. PPK batu saluran kemih. Jakarta : IAUI; 2007
Antonelli J, Maalouf N. nephrolithiasis. BMJ Publishing Group Ltd; 2017
Pearle MS, Goldfarb DS, Assimos DG, Curhan G, Denuciocca CJ, Mtiaga BR, et al. medical management of
kidney stone : AUA Guideline. Maryland. AUA education and research, Inc; 2014
Turk C, Petrik A, Sarica K, Seitz C, Skolarikos A, Straub M, et al EAU guideline on diagnosis and conservative
management of urolithiasis. EAU. 2016; 69:468-74
Pearle MS, Antonelli JA, Lotan Y. Urinary lithiasis: etiology, epidemiology and pathogenesis. Dalam : Wein AJ,
Mavoussi LR, Partin AW, Peters CA, penyunting Campbell-walsh urology. Edisi ke 11. Philadelphia : Elsevier.
2016
Ikatan Ahli Urologi Indonesia. Pedoman pelayanan berdasar tingkat pelayanan kesehatan bidang urologi. Jakarta
: IAUI; 2015

Anda mungkin juga menyukai